Baiq Muli Harisanti
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KERAGAMAN GENETIK TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) AKSESI UNGGUL HASIL PERSILANGAN BERBASIS RAPD (RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHIC DNA) Baiq Muli Harisanti
JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.372 KB) | DOI: 10.36312/jupe.v1i1.64

Abstract

The use of genetic diversity for the study of kinship between two individuals or two populations within a species is necessary documented. This study aimed to analyze the genetic diversity of Jatropha (Jatropha curcas L.) by using RAPD. This type of research is descriptive developmental research. This study was to analyze the genotypic diversity of crossbred various accessions of Jatropha (Jatropha curcas. L) with RAPD technique. The study population was the whole Jatropha (Jatropha curcas L.) accessions superior results of a cross contained in District Kalipare, Kediri. The sample in this study is jatropha (Jatropha curcas L.) the result of crossing the winning numbers covering 4 numbers of crossbred plants originating from Kalipare, East Java. Based on the analysis of kinship based RAPD embodied in dendogram of Jatropha (Jatropha curcas L.) crosses the superior results indicate that the accession to the elders SM 35 X SP 38 and SP 8 X SP 38 have smaller level of genetic similarity, namely 56 , 8% compared with the level of genetic similarity among accessions with elders SP HS 33 X 8 X 49 and SP 16 SP 76,3%. If traced the origin of the elders of each accession of crossbred, the accessions originating from different areas such as the SM 35 of Nusa Tenggara Barat and HS 49 from East Nusa Tenggara is also possible to have a genetic similarity with accessions from South Sulawesi, such as SP 8, SP 16, SP 33 and SP 38. the previous study (Salim, 2010) on the accession of the elder-accession states that accession HS 49 from NTT has a genetic similarity (89.6%) with the accession SP 38 from South Sulawesi, as well as the accession of NTB SM 35 with the accession SP 16 from South Sulawesi has a genetic similarity coefficient reached 92%.
WORKSHOP PENILAIAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH DI YAYASAN AL-AZHAR NW KAYANGAN Ika Nurani Dewi; Septiana Dwi Utami; Ismail Efendi; Baiq Muli Harisanti; Ita Chairun Nissa
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 4 (2019): November
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.393 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v2i4.1502

Abstract

Yayasan Al-Azhar NW Kayangan merupakan salah satu pondok pesantren di Kabupaten Lombok Barat yang telah menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun 2015. Pelaksanaan penilaian dalam Kurikulum 2013 secara eksplisit mengharuskan guru di sekolah melakukan penilaian menyeluruh di ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, sehingga dipandang memiliki kerumitan yang lebih dibandingkan dengan instrumen penilaian pada kurikulum sebelumnya. Melalui program pengabdian kepada masyarakat berupa kegiatan workshop penilaian kurikulum 2013 diharapkan dapat meningkatkan wawasan guru dalam mengembangkan instrumen penilaian K13 yang dinilai masih kurang. Adapun metode yang digunakan adalah Lesson Study meliputi  tahapan, 1) perencanaan (plan), 2) pelaksanaan (do), 3) refleksi (see). Kegiatan workshop melibatkan seluruh guru SMP dan SMA Islam Al Azhar NW Kayangan. Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa para peserta telah mampu memahami implementasi instrumen penilaian kurikulum 2013 dan berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan workshop. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase kehadiran peserta sebesar 82.85% dan jumlah peserta yang telah berhasil menyusun instrumen penilaian sebesar 86.20%. Peserta juga memberikan respon positif terhadap kegiatan workshop yang meliputi aspek perhatian, keterkaitan, kepercayaan, dan kepuasan masing-masing sebesar 90.32%, 72.11%, 82.22%, dan 87.67%. Dengan demikian, adanya kegiatan pengabdian berupa workshop penilaian kurikulum 2013 dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran K13, khususnya pada instrumen penilaian.