Luh Made Ratnawati
Departemen Telinga, Hidung, Dan Tenggorokan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, RSUP Sanglah, Bali, Indonesia

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : E-Jurnal Medika Udayana

Hubungan derajat obstruksi hidung pada pasien deviasi septum dengan disfungsi tuba Eustachius Luh Made Ratnawati
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 3 (2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.316 KB)

Abstract

Latar belakang: Deviasi septum diduga sebagai salah satu predisposisi terjadinya disfungsi tubaEustachius, terutama di telinga ipsilateral pada sisi hidung yang tersumbat. Tujuan: Penelitian inibertujuan untuk mengetahui hubungan antara derajat obstruksi hidung pada pasien deviasi septumnasi dengan disfungsi tuba Eustachius. Metode: Diskriptif dan analitik pada penelitian yang kamilakukan di poliklinik THT-KL RSUP Sanglah Denpasar, diikuti 58 orang yang terbagi dalam kelompokdisfungsi tuba Eustachius sebanyak 29 responden dan kelompok fungsi tuba Eustachius normal sebesar29 responden. Hasil: Analisis penelitian didapatkan hubungan yang bermakna yaitu derajat obstruksihidung kanan pada pasien deviasi septum meningkatkan risiko kejadian 2,85 kali lebih tinggi denganterjadinya disfungsi tuba Eustachius kanan. Pada sisi kiri juga didapatkan hubungan yang bermakna yaituderajat obstruksi hidung kiri pada pasien deviasi septum meningkatkan risiko kejadian 2,17 kali lebihtinggi dengan dengan terjadinya disfungsi tuba Eustachius kiri. Pada derajat sumbatan hidung diketahuipada sisi kanan dan pada sisi kiri dengan hasil responden yang mengalami sumbatan hidung derajatberat secara bermakna meningkatkan risiko terjadinya disfungsi tuba Eustachius pada sisi yang samadengan nilai (p< 0,05). Kesimpulan: Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antaraderajat obstruksi hidung pada pasien deviasi septum yang meningkatkan risiko terjadinya disfungsi tubaEustachius pada sisi yang sama.
HUBUNGAN RINITIS AKUT DAN OTITIS MEDIA AKUT PADA ANAK USIA 0-12 TAHUN Made Agastia Wicaksana; Luh Made Ratnawati; Komang Andi Dwi Saputra
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 6 (2019): Vol 8 No 6 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.294 KB)

Abstract

Otitis Media Akut (OMA) adalah suatu infeksi yang diakibatkan karena disfungsi tuba Eustachius menyebabkan perkembangan bakteri pada telinga tengah. Rinitis akut adalah salah satu pencetus terjadinya OMA. OMA dengan rinitis akut juga merupakan salah satu infeksi tersering pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan rinitis akut dan otitis media akut pada anak usia 0-12 tahun. Penelitian bersifat analitik dengan menggunakan desain rancangan cross sectional yang dilaksanakan di poli THT RSUP Sanglah Denpasar. Data dalam penelitian diperoleh dari buku registrasi pasien poli THT RSUP Sanglah Denpasar dengan cara consecutive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan software komputer SPSS 16. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dari 63 subjek penelitian, didapatkan sebanyak 11 (17,5%) subjek penelitian positif rinitis akut dan 52 (82,5%) subjek penelitian negatif rinitis akut. Didapatkan sebanyak 15 (23,8%) subjek penelitian positif otitis media akut dan 48 (76,2%) subjek penelitian negatif otitis media akut. Simpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara rinitis akut dan otitis media akut pada anak usia 0-12 tahun. Kata kunci: Rinitis Akut, Otitis Media Akut, Anak
PENGARUH KEBIASAAN PENGGUNAAN ALAT PIRANTI DENGAR TERHADAP GANGGUAN PENDENGARAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Veren Febriana Claudya; Komang Andi Dwi Saputra; I Wayan Sucipta; Luh Made Ratnawati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 8 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mendengarkan materi perkuliahan atau mendengarkan musik melalui alat piranti dengar sudah menjadi gaya hidup mahasiswa. Namun ternyata kebiasaan ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran. Menurut The National Health and Nutrition Examination Survey America pada tahun 1988, tercatat 15% remaja mengalami masalah pada pendengaran dan melonjak menjadi 19,5% pada tahun 2000. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebiasaan penggunaan alat piranti dengar terhadap gangguan pendengaran pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Penelitian merupakan penelitian analitik korelasi dengan metode crosssectional menggunakan instrument berupa kuesioner untuk menilai kebiasaan penggunaan alat piranti dengar dan gangguan pendengaran terhadap 289 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Hasil pengujian Fisher’s Exact Test menunjukkan adanya pengaruh (p<0.05) antara kebiasaan penggunaan alat piranti dengar dengan gangguan pendengaran pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Kata Kunci: alat piranti dengar, gangguan pendengaran, mahasiswa, kebiasaan.