Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PELATIHAN BAHASA INGGRIS DASAR KEPADA IBU-IBU USIA PRODUKTIF UNTUK MEMBANTU MENDAMPINGI ANAK DALAM PEBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI DI DESA SUKAMENAK KECAMATAN BANTARUJEG KABUPATEN MAJALENGKA Rahma Ilyas; Titin Kustini
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 3 (2021)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.366 KB) | DOI: 10.31949/jb.v2i3.1140

Abstract

Pandemi Covid-19 menyebabkan terjadinya model pembelajaran daring. untuk pelajaran bahasa Inggris, di mana sebagai bahasa asing konsep dan kosa katanya sama sekali asing bagi siswa, maka mereka cukup merasa sulit untuk memahaminya dari hanya sekedar penjelasan tertulis. Peran orang tua terutama ibu sebagai tempat bertanya menjadi sangat penting. Sayangnya, tak semua ibu-ibu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang bahasa inggris sehingga anak tidak mendapat penjelasan yang memadai tentang ini. hal tersebut tentu cukup menjadi hambatan dalam pembelajaran daring di masa pandemi ini. Program PKM ini bertujuan untuk memberikan pelatihan bahasa inggris dasar kepada ibu-ibu muda usia produktif agar mereak emmiliki pengetahuan yang cukup tentang bahasa inggris dasar sehingga bisa mendampingi anak-anaknya belajar daring. Metode pelaksanaan program ini menggunakan pendekatan diskusi dan training/secara luring dengan memperhatikan protokol kesehatan. Di akhir program ibu-ibu muda usia produktif bertambah pengetahuannya tentanng bahasa inggris dasar dan mampu mendampingi putra-putrinya dalam proses kegiatan belajar daring di masa pandemi ini.
TEACHER’S PERSPECTIVE : ENGLISH IN ELEMENTARY SCHOOL, IS IT NECESSARY OR NOT? titin kustini
Journal of English Language Learning Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jell.v5i2.3420

Abstract

The Covid 19 pandemic which requires online learning has caused learning difficulties for students at the junior high school level, especially in English subjects which they have only formally get because in elementary school there are no more English lessons. Especially in rural areas where students' insight is very limited and parents’ ability to assist their children in learning is also quite limited, it is become a big problem. English is really a new thing that they get, while with face-to-face learning, they lost opportunities to ask and discuss learning difficulties to their teacher. This study aims to find out how the perspective of elementary school teachers on English lessons, whether they consider it necessary or not if English is taught since elementary school related to a lot of students find difficulties to learn English in junior high school. 9 teachers participated in this research. They are spread evenly in various places in Majalengka district. Data were obtained through observation, questionnaires and interviews by google form and whatsapp and analyzed by qualitative. The results of the study finds that 100% of the teachers agreed English should taught in elementary schools. The obstacles might be faced if English is applied in elementary schools, 55,5 % said facilities and infrastructure, 22,2% said nothing and 11,1% students’ interest in learning english and 11,1% said that they don’t have English teacher. And their expectations are students able to speak in daily conversation (22,2%) and 77,8% hope students know basic english to make them easier in learning English at the next level.
English Presentation By Self-Reflection Approach Assisted By Indisch Learning Applications To Improve Speaking Skill Titin Kustini; Rani Dewi Kurniawati
WAHANA Vol 73 No 2 (2021): Wahana
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/wahana.v73i2.4260

Abstract

Penelitian ini melaporkan temuan penelitian aksi kelas pada presentasi bahasa Inggris menggunakan pendekatan refleksi diri pada semester keempat mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Majalengka. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa karena kurangnya kepercayaan diri dan kurangnya kesempatan untuk berbicara di depan umum menggunakan bahasa Inggris. Teknik Presentasi Bahasa Inggris dengan pendekatan Refleksi Diri dipilih dengan pertimbangan membiasakan siswa untuk berbicara bahasa Inggris di depan umum dan juga refleksi merupakan bagian penting dari pembelajaran sehingga memikirkannya dapat membantu mengidentifikasi kemungkinan perubahan. Model penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Taggart. Karena penelitian ini dilakukan selama pandemi, penelitian ini dibantu oleh aplikasi pembelajaran Indisch yang memungkinkan proses pembelajaran terjadi baik sesi langsung maupun memberikan akses ketersediaan sumber belajar. Instrumen yang digunakan adalah pertanyaan item (kuis), lembar observasi dan video. Temuan ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa pada siklus I dengan nilai rata-rata 64,24, sedangkan pada siklus II adalah 81,77 dengan peningkatan persentase dari pra-siklus ke siklus I sebesar 31,84%, dari siklus I hingga siklus II meningkat sebesar 45,92% dan dari pra siklus ke siklus II meningkat sebesar 77,76%. Sehingga teknik presentasi bahasa Inggris dengan pendekatan refleksi diri dibantu oleh aplikasi pembelajaran Indisch dapat meningkatkan kemampuan berbicara mahasiswa semester IV Fakultas Hukum Universitas Majalengka tahun akademik 2019/2020.
PENDEKATAN COMMUNICATIVE LANGUAGE TEACHING DALAM VIDEO PROJECT YOUTUBE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Titin Kustini
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 5 No. 1 (2019): June
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.043 KB) | DOI: 10.31949/educatio.v5i1.9

Abstract

Motivasi belajar terkorelasi erat dengan peningkatan prestasi belajar bahasa Inggris. Karena pentingnya motivasi bagi peningkatan belajar siswa maka perlu terus dicari cara yang dirasakan tepat bagi siswa. Keaktifan siswa dalam menggunakan bahasa Inggris dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan Communicative Language Teaching (CLT). Tujuan dari CLT adalah pengajaran kompetensi berbahasa komunikatif. Di samping itu kemajuan ilmu pengetahuan khususnya internet dan teknologi informasi dalam hal ini media sosial termasuk Youtube yang telah menjadi bagian keseharian generasi muda sekarang ini, bisa menjadi alternatif cara meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bahasa Inggris. Penugasan membuat video project yang kemudian diupload ke Youtube diharapkan bisa meningkatkan motivasi siswa belajar bahasa Inggris dan sekaligus merangsang kreatifitas siswa agar tidak hanya menjadi penonton tetapi bisa memetik manfaat dari adanya Youtube. Manfaat pertama yang diharapkan adalah meningkatnya motivasi siswa untuk mempelajari bahasa Inggris ketika video mereka di Youtube ditonton oleh banyak viewers. Manfaat kedua adalah menumbuhkan jiwa wirausaha siswa dengan menjadikan Youtube sebagai salah satu alternatif yang bisa mendatangkan keuntungan ekonomis. Metode yang digunakan dalam peneliti ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan upaya untuk memperoleh data berupa deskripsi tentang hal-hal yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penugasan video project dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga meningkatkan prestasi belajar bahasa Inggris namun tidak mampu menjadi salah satu alternatif cara mendatangkan keuntungan ekonomis karena mereka menemui banyak hambatan dalam mencari jumlah viewers yang signifikan terkait kondisi mayoritas siswa yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah
RMD METHOD WITH COLLABORATIVE WRITING APPROACH TO INCREASING STUDENT’S ABILITY TO CREATE A BOOK Titin Kustini; Afief Fakhruddin
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 5 No. 2 (2019): December
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.424 KB) | DOI: 10.31949/educatio.v5i2.65

Abstract

Penelitian ini berlangsung di universitas/sekolah tinggi di Kabupaten Majalengka pada mahasiswa semester empat dengan berdasar pada asumsi bahwa kemampuanmenulis harus dikembangkan secara berkesinambungan sebagai salah satu upaya untuk menciptakan budaya literasi di kampus. Metode RMD merupakan pengembangan dari metode RCM yang telah berhasil meningkatkan kemampuan menulis pada siswa SD kelas tinggi. Penulis mencoba mengadaptasinya agar bisa diterapkan pada mahasiswa yang memiliki tingkat kemampuan lebih tinggi. Metode itu dilakukan dengan pendekatan Collaborative Writing untuk membuat pembelajaran writing menjadi lebih menyenangkan dan mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk membuat karangan yang layak publikasi. Data penelitian diperoleh dari beberapa cara, yakni melalui analisis dokumen, observasi, kuesioner dan wawancara. Hasil observasi awal, kemampuan menulis mahasiswa masih rendah, mereka sulit menemukan ide dan mengembangkan karangan sehingga perlu dicari metode dan pendekatan yang cocok untuk mengatasinya. Penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan metode RMD dikombinasikan dengan pendekatan collaborative writing bisa digunakan karena hal itu memberikan ide dan merangsang imajinasi dan kreatifitas mahasiswa sehingga mereka mampu mengembangkan karangan. Hasil penelitian ini membuktikan kemampuan menulis mahasiswa menigkat signifikan dengan menggunakan metode RMD yang dikombinasikan dengan collaborative writing sehingga mereka mampu membuat buku.
ASSISTANCE OF ENGLISH TEACHERS IN TOEIC TEST PREPARATION FOR 12TH CLASS STUDENTS WITH ONLINE LEARNING STRATEGIES Titin Kustini; Afief Fakhruddin Afief Fakhruddin
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 4 (2022)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.91 KB) | DOI: 10.31949/jb.v3i4.2861

Abstract

To improve the competence of vocational students, the Ministry of Education and Culture provides free TOEIC test facilities for vocational students through the SMK ENGLISH CHALLENGE program: FACILITATION OF INTERNATIONAL CERTIFICATION OF ENGLISH LANGUAGE CAPABILITIES WITH TOEIC FOR SMK STUDENTS. SMKN 1 Kadipaten is one of the schools in Majalengka Regency that utilizes facilities from the Ministry of Education and Culture. To improve students' competence in order to obtain satisfactory TOEIC scores, English teachers at SMKN 1 Kadipaten are committed to implementing various mentoring methods for test-taking students. However, the test faced at least two obstacles, namely, coincided with school holidays and also the implementation of field work experience program so that direct guidance through face-to-face became impossible. This is certainly a problem that requires a good solution. This PKM program aims to assist English teachers at SMKN 1 Kadipaten to find effective ways to increase the TOEIC scores achieved by students. The method of implementing this program is carried out with a Forum Group Discussion approach to English teachers and is applied to students by utilizing social media and the online meeting application, Google Meet. At the end of the program, students are able to prepare themselves optimally both from a technical point of view, motivation and knowledge of the TOEIC test.
Strategi Guru dalam Memotivasi Siswa Belajar Bahasa Inggris Online Lulu Khoerun Nisa; Rahma Ilyas; Titin Kustini
Journal of Language Education (JoLE) Vol 6 No 2 (2022): Journal of Language Education (JoLE)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (843.605 KB) | DOI: 10.54895/jole.v6i2.1553

Abstract

Abstract Motivation has a very important role in learning. This motivation leds to enthusiams in learning and can improve learning outcomes. This research aims to find out what are the media and strategies that teachers use to motivating students in learning English online. The second aims is to find out how the students involvement in learning English online. This research is descriptive qualitative research. The participants in this research are three of English teachers and three of 10th grade students in SMK PUI Majalengka. The data were collected by observation and interview. The result showed that teachers often using WhatsApp during learning English online. Then, the strategies used by teachers to students motivation for learning English online were reminding the study schedule, giving a games or quizz, giving more interesting materials, and giving Intermezzo. Besides, student involvement in online learning is quite good. Regarding the media used during online learning of English, two students stated that the students not satisfied using WhatsApp, and the students want to use Zoom. Meanwhile, one student stated that satisfied using WhatsApp, but the student want to use E-learning with added video features. However, WhatsApp received a positive response from students. Students stated that WhatsApp made it very easy for them to access materials anytime and anywhere.
Mapping The Readiness Of Students In Learning English Phase F Of The Independent Curriculum Titin Kustini
Buletin Ilmiah Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2023)
Publisher : Papanda Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56916/bip.v2i1.452

Abstract

The Independent Curriculum gives teachers the freedom to choose material but focuses on strengthening the ability to use English in six language skills, namely listening, speaking, reading, viewing, writing, and presenting in an integrated manner, in various types of texts. The minimum learning outcomes for these six English skills refer to the Common European Framework of Reference for Languages: Learning, Teaching, Assessment (CEFR) and equivalent to level B1. The material for giving sympathy and appreciation is one of the materials given in class 11 semester 3. Even though the context of giving sympathy and appreciation is a common thing that happens in everyday contexts, for students to express it in English is quite a high difficulty. This case study occurred in learning English in class 11 Software Engineering 2. 30 participants involved in this study. Only 3 students were able to make sentences expressing sympathy after being given instructions by the teacher, the rest experienced quite high difficulties and needed intensive guidance to be able to complete the task. The main obstacles are lack of vocabulary, lack of grammatical knowledge and low motivation in learning English.
Student’s Learning Strategies During Pandemic To Get A High Score On TOEIC Test Titin Kustini; Afief Fakhruddin
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 9 No. 4 (2023): October-December
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v9i4.6294

Abstract

TOEIC is one indicator for mastery of English language skills. SMKN 1 Kadipaten and SMKN 1 Majalengka are two vocational schools that get the opportunity for a free TOEIC test from Ministry of Education and Culture. This research was conducted to find out how students' learning strategies in the pandemic dealing with the TOEIC test to achieve high scores related to learning situations during the pandemic. The study was conducted on the12th grade students in two vocational schools. Data were obtained from the distribution of questionnaires to students in the two vocational schools, observations and interviews with English teachers. The most of them said they didn’t prepare specially for the test (61,9%). For learning strategy they used, just prepare by browse and look at TOEIC tutorial video (24,2%), discuss with a friend (11%), and 6,6% said they did the exercise from the sources that teacher shared. Only 1,6% who got guidance from teacher by WhatsApp chat, 4,9% by direct explanation, 0,5% by zoom/google meet. In conclusion, they used learning strategy by self-study. The lack of guidance from the teachers caused their TOEIC test score to be low. This is also correlated with their low awareness of the benefits of taking the TOEC test. They said did the test just for experience (51,9%). To improve test results in the future, it is very necessary to have more intensive guidance from teachers and also to growth motivation so that they have the purpose to get the best results.