Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PERAN ATRIBUT SAFETY RIDING (JAKET KULIT, SARUNG TANGAN, DAN SEPATU) PADA PENGENDARA MOTOR TONG SETAN DI PERTUNJUKAN SEKATEN YOGYAKARTA Anwar Hidayat; Bayu Aji Suseno
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 14 No 2 (2015): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.292 KB)

Abstract

The existence of a melting pot Sekaten in Yogyakarta and all arena shows the main attraction. Performing Tong Satan attractions become one of the main attraction for spectators adrenaline aspect that carried on at the attraction. The problem is the motor driver of Tong Satan does not use a safety riding equipments such as leather gloves, leather jackets, boots and helmets, otherwise the attractions was a dangerous attraction. The aim of this study was to determine the safety aspect of bikers riding on Tong Satan relates to the needs of the show. Ethnographic approach used to obtain the depth of information on the show of Tong Satan. The phenomenon of using safety riding equipments that are not used by the riders because they prefer the interest of the audience who want a dangerous attraction. Symbolic interactionism occured between riders as show performer with the audience, where the dangerous attractions are shown without protective safety riding equipments (leather jackets, shoes, helmets, and gloves), the more boisterous spectators welcome.
Literasi Numerasi Anak Usia Dini dalam Pembelajaran Ragam Hias Papua Menggunakan Limbah Anorganik dan Teknik Khombow Retnoning Adji Widi Astuti; Bayu Aji Suseno; Putri Prabu Utami; Apedius Kegiye
DESKOVI : Art and Design Journal Vol 6, No 1 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v6i1.13111

Abstract

Literasi numerasi merupakan kemampuan untuk mengaplikasikan konsep dan keterampilan matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai ragam konteks kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mendasar numerasi anak usia dini melalui pembelajaran seni rupa dalam penerapan ragam hias tradisional Papua dengan motif Tifa Sentani menggunakan limbah anorganik (kaleng bekas) dan teknik lukis khombow. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menganalisis dan mengetahui kemampuan numerasi dalam pembelajaran ragam hias geometris yang diukur mencakup kecakapan logis-sistematis, kemampuan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan matematika yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah dan mengolah informasi kuantitatif dan spasial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya belajar visual menggunakan konsep dan pengetahuan numerasi (matematika) menjadi media alternatif untuk mengembangkan pembelajaran berbasis konteks kearifan lokal. Pembelajaran numerasi pada anak usia dini dalam menggambar ragam hias tradisional dapat mengintegrasikan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sehingga anak dapat memiliki kemandirian dalam memecahkan permasalahan untuk mengambil keputusan dan menyesuaikan diri secara konstruktif di lingkungan sosial.
Literasi Numerasi Anak Usia Dini dalam Pembelajaran Ragam Hias Papua Menggunakan Limbah Anorganik dan Teknik Khombow Retnoning Adji Widi Astuti; Bayu Aji Suseno; Putri Prabu Utami; Apedius Kegiye
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 6 No. 1 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v6i1.13111

Abstract

Literasi numerasi merupakan kemampuan untuk mengaplikasikan konsep dan keterampilan matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai ragam konteks kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mendasar numerasi anak usia dini melalui pembelajaran seni rupa dalam penerapan ragam hias tradisional Papua dengan motif Tifa Sentani menggunakan limbah anorganik (kaleng bekas) dan teknik lukis khombow. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menganalisis dan mengetahui kemampuan numerasi dalam pembelajaran ragam hias geometris yang diukur mencakup kecakapan logis-sistematis, kemampuan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan matematika yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah dan mengolah informasi kuantitatif dan spasial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya belajar visual menggunakan konsep dan pengetahuan numerasi (matematika) menjadi media alternatif untuk mengembangkan pembelajaran berbasis konteks kearifan lokal. Pembelajaran numerasi pada anak usia dini dalam menggambar ragam hias tradisional dapat mengintegrasikan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sehingga anak dapat memiliki kemandirian dalam memecahkan permasalahan untuk mengambil keputusan dan menyesuaikan diri secara konstruktif di lingkungan sosial.
High Heel Shoes Commodity Fethisis of Drag Queen Raminten Cabaret Artists Show Mirota Yogyakarta Putri Prabu Utami; Bayu Aji Suseno; Djuniwarti Djuniwarti; Sabri Gusmail
Journal of Feminism and Gender Studies Vol 4 No 1 (2024): Journal of Feminism and Gender Studies
Publisher : Pusat Studi Gender Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jfgs.v4i1.45548

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui muatan nilai fetisisme komoditas pada sepatu hak tinggi seniman drag queen dalam pertunjukkan cabaret show di Raminten 3 Mirota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, serta melakukan analisis data berdasarkan teori Marx tentang fetisisme komoditas. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa sepatu hak tinggi pemain drag queen memiliki use value untuk melindungi kaki dari resiko terjadinya cedera dan lecet (tergores) yang diakibatkan gesekan antara kulit dengan permukaan lantai pada panggung arena tertutup (indoor). High heels menjadi media konstruksi citra feminisme terhadap tubuh maskulin laki-laki pemain drag queen yang mengalami pergeseran (exchange value) dari fungsi status sosial menuju fungsi estetika yang bernilai ekonomi untuk membentuk identitas seksual menjadi seniman atau aktor profesional yang berpakaian seperti wanita untuk alasan hiburan (female impersonators). Sepatu hak tinggi menjadi penanda seksualitas dalam memanipulasi kesadaran pengguna (seniman drag queen) terhadap pemujaan suatu benda secara berlebihan (fetisisme) dengan mengerotisasi obyek benda mati untuk membentuk dorongan (gairah) atau kepuasan seksual.