Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Sosialisasi Penggunaaan Kantong Tatakura untuk Mengurangi Masalah Limbah Padat Rumah Tangga Kamaliah Kamaliah; Nani Apriyani; Sari Marlina
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2017): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.285 KB) | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v2i2.59

Abstract

Household solid waste produced by households can be processed into compost by using takakura sacs. The purpose of this activity is to give information to the community in Kelurahan Kalampangan about the using of Takakura sacs in making compost from household solid waste. The implementation of this activity carried out by delivery information and demonstration methods. The activity was held on Wednesday, January 20, 2016, from 13:30 to 17:00 pm. The event began with the opening, the delivery of materials using the media leaflet followed by questions and answers. The material presented was a way of making a starter to facilitate the decay of household solid waste and the using of Takakura sacs to make compost. This activity was successfully implemented because of the positive response and enthusiasm from the women of farmer group in Kelurahan Kalampangan.
Peran Kearifan Lokal Bahuma Batahutn terhadap Kondisi Lingkungan Masyarakat Suku Dayak Rida Respati; Muhammad Azhari; Sari Marlina
Anterior Jurnal Vol 17 No 1 (2017): Anterior Jurnal
Publisher : ​Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.026 KB) | DOI: 10.33084/anterior.v17i1.25

Abstract

The environment that continues to experience quality degradation caused by human activities in fulfilling the necessities of life such as the fulfillment of food and board clothing requires that human beings have to sacrifice what is around it for that matter. The role of government and society is very important in maintaining environmental sustainability. For example by optimizing the role of local wisdom owned by the public like Bahuma Batahutn. Bahuma Batahutn is one way of environmental management wisely, owned by the Dayak people. This type of research is a type of qualitative research using ethnographic methods and research data obtained by using data collection techniques in the form of literature review, observation, and interviews related to local wisdom.
Dampak Kebakaran Lahan Dan Hutan Terhadap Kesehatan Perempuan Di Kabupaten Pulang Pisau Sari Marlina; Bambang Supriyono Lautt; Aswin Usup; Revi Sunaryati
EnviroScienteae Vol 16, No 3 (2020): EnviroScienteae Volume 16 Nomor 3, November 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/es.v16i3.9684

Abstract

Forest and land fires are a source of air pollution in Pulang Pisau District. This incident has caused various impacts on women's lives, one of which is a decrease in the level of health. The research objective was to determine the impact of forest and land fires on women's health and the role of women in dealing with forest and land fires. This research was conducted in Pulang Pisau District, Central Kalimantan Province. Sources of data used are primary and secondary data collection. Data analysis in this research was conducted descriptively. Based on the results of the study, it shows an increase in the number of ispa cases followed by the intensity level of the number of forest and land fire incidents. One of the beneficiaries of the forest and land fire incidents are women, children and the elderly. The role and involvement of women so far is only to help prepare foodstuffs and participate in extinguishing fires when forest and land fires occur, but there is still a lack of women's involvement in making prevention and socialization efforts related to the impact of forest and land fires.
Identifikasi Pendangkalan Sungai Kahayan Akibat Sedimen Sari Marlina; Novrianti Novrianti
Media Ilmiah Teknik Sipil Vol 7 No 1 (2018): Media Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.285 KB) | DOI: 10.33084/mits.v7i1.683

Abstract

The population growth rate continues to increase directly proportional to the rate of environmental damage. This is due to the increasing need for clothing, food, and shelter. Or primary needs and secondary needs. For example, the impact of floating houses on pollution of the Kahayan River in the City of Palangka Raya, Central Kalimantan. One example of the impact that will be caused is river siltation, river water pollution, and the generation of garbage around the river. The purpose of this study was to identify the silting of the Kahayan River due to sedimentation and to determine the crossing of the Kahayan River in the study area. The research location was in the Kahayan Palangkaraya Tugu Soekarno River Catchment Area to Ropi Ropi. In the sedimentation calculation using USLE modification (MUSLE) has calculated the results of the increase in sediment in the river. The Kahayan River has an area of 81,648 km2, a length of 600 km, a width of 500m, its depth reaches 7 m and empties into three regencies between the cities of Palangkaraya, Kabupaten Gunung Mas, and Kabupaten Pulang Pisau. From the calculation of flood discharge, the peak discharge (Qp) is 0.0105 km². Prediction of Sedimentation Rate using the MUSLE Method of each Protection Forest = 0, Sebangau National Park = 901, Tourist Park = 73, Forest Park = 112, Tetat Production Forest = 3.422
Tata Air dan Kerentanan Lingkungan Lahan Gambut Sari Marlina
Media Ilmiah Teknik Lingkungan (MITL) Vol 2 No 2 (2017): Media Ilmiah Teknik Lingkungan
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.837 KB) | DOI: 10.33084/mitl.v2i2.125

Abstract

Tanah gambut memiliki penyebaran yang luas di Indonesia. Lahan-lahan dataran rendah di Palau pulau Sumatera, Kalimantan dan Irian umunnyatertutup oleh endapan gambut. Gambut adalah bahan organik setengah lapuk yangterakumulasi di permukaan tanah. Bahan ini bersifat sangat sarang dan koloidal,serta dapat menyerap air sampai dengan salu setengah kali dari berat keringnya.Gambut unumnya terakumulasi pada permukaan tanah yang tergenang atau sangatlembap. Kimia air gamhut dicirikan dengan pH yang rendah karena tingginyakandungan asam humat. Kandungan nutrisi tanah gambut untuk tunbuhan sangat ditentukan oleh kedalaman lapisan mineral yang mengatasinya. Lahan gambut sering dikeringkan unuuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan hunian. Pengeringanlahan gambut dengan drainase yang terlalu dalaim dapat mengakibaikan penurunanmuka lahan sebagai akibat pemampatan, oksidasi dan erosi. Gambut keringmerupakan bahan bakar yang baik, sehingga pengeringan lahan yang berlebihan dapat menyebabkan mudahnya terjadi kebakaran lahan dan hutan.
Pengelolaan Ekosistem Gambut Pasca Kebakaran Lahan Gambut di Provinsi Kalimantan Tengah Sari Marlina
Media Ilmiah Teknik Lingkungan (MITL) Vol 2 No 1 (2017): Media Ilmiah Teknik Lingkungan
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.405 KB) | DOI: 10.33084/mitl.v2i1.129

Abstract

Ekosistem gambut Indonesia, khususnya Kalimantan Tengah telah mengalami kerusakan yang masif akibat pemanfaatan yang melebihi daya dukung dan daya tampungnya, serta adanya kebakaran lahan. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa ekosistem gambut merupakan bagian penting dari lingkungan hidup yang harus dilindungi dan dikelola dengan baik.Oleh karena itu, pasca kebakaran lahan gambut di Kalimantan Tengah, perlu adanya pengelolaan ekosistem gambut tersebut. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah adanya penataan ulang ekosistem gambut, program pencegahan kerusakan ekosistem gambut, pemulihan, rehabilitasi dan restorasi ekosistem gambut. Perlu banyak peran aktif dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat dalam rangka pengelolaan lahan gambut agar tetap terjaga.
Arahan Fungsi Kawasan Hutan yang Optimal dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palangka Raya melalui Pendekatan Analisis Spasial Sari Marlina
Media Ilmiah Teknik Lingkungan (MITL) Vol 1 No 1 (2016): Media Ilmiah Teknik Lingkungan
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.74 KB) | DOI: 10.33084/mitl.v1i1.137

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji arahan fungsi dan menghasilkan peta yang berisi zonasi-zonasi fungsi kawasan hutan yang optimal di wilayah Kota Palangka Raya sesuai dengan kondisi eksisting melalui pendekatan analisis spasial dengan koordinasi kepada pemerintah daerah, swasta dan masyarakat terhadap kondisi lapangan dan dapat menghasilkan peta yang berisi zonasi-zonasi fungsi kawasan hutan optimal yang dapat menjadi salah satu referensi, arahan dan pertimbangan teknis untuk manajemen pemanfaatan sumberdaya lahan dan pengembangan wilayah dalam perencanaan tata ruang wilayah di Kota Palangka Raya. Metode penelitian dilakukan dengan tumpang susun peta kelerengan, jenis tanah dan curah hujan menggunakan analisis spasial sistem informasi geografis yang dilakukan dengan sistem skoring sehingga akan didapatkan zonasi-zonasi hasil kombinasi ketiga faktor tersebut. Zonasi-zonasi ini sekaligus merupakan jumlah nilai skoring yang telah diberikan pada ketiga faktor tersebut diatas. Hasil zonasi-zonasi ini kemudian dikelompokkan ke dalam jenis fungsi kawasan hutan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dan dikombinasikan dengan kondisi di lapangan. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa fungsi kawasan hutan yang optimal di Kota Palangka Raya dengan metode analisis spasial dan memperhatikan kondisi eksisting, yakni seluas 184.178 hektar atau 68,76 persen yang terbagi atas Taman Nasional Sebangau seluas 47.316 hektar atau 17,67 persen, Taman Wisata seluas 533 hektar atau 0,207 persen, Taman Hutan Raya seluas 1.137 hektar atau 0,42 persen, Hutan Produksi Tetap seluas 47.316 hektar atau 16,72 persen, Hutan Produksi Konversi seluas 90.401 hektar atau 33,75 persen. Arahan zonasi untuk penyusunan rencana tata ruang wilayah Kota Palangka Raya, adalah untuk kawasan lindung seluas 49.123 hektar atau 18,29 persen, kawasan budidaya kehutanan (KBK) seluas 135.192 hektar atau 50,47 persen dan kawasan budidaya non kehutanan (KBNK) atau Areal Penggunaan Lain (APL) seluas 83.673 hektar atau 31,24 persen.
Kajian Curah Hujan untuk Pemutahiran Tipe Iklim Beberapa Wilayah di Kalimantan Tengah Sari Marlina
Media Ilmiah Teknik Lingkungan (MITL) Vol 1 No 2 (2016): Media Ilmiah Teknik Lingkungan
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1498.929 KB) | DOI: 10.33084/mitl.v1i2.141

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tipe iklim baru pada beberapa wilayah di Kalimantan Tengah berdasarkan analisis menurut metode Schmidt–Ferguson serta menurut metode Oldeman. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2009 sampai bulan Agustus 2009.Penelitian ini menggunakan data time series unsur iklim Curah Hujan selama 20 tahun mulai periode tahun 1988 sampai 2007 meliputi wilayah Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Palangka Raya, Kapuas, Barito Selatan, Barito Utara dan Kabupaten Murung Raya di Provinsi Kalimantan Tengah.Hasil penelitian memberi informasi tipe iklim pada beberapa wilayah di Kalimantan Tengah berdasarkan metode Schmidt–Ferguson serta metode Oldeman. Dan dari ketujuh lokasi penelitian di wilayah Kalimantan Tengah diperoleh bahwa Kotamadya Palangka Raya dan Kapuas mengalami pergeseran dari tipe A menjadi tipe B
Evaluasi Pencegahan Bencana Kebakaran Lahan dan Hutan di Kab. Katingan Tahun 2016 Kamaliah Kamaliah; Muhammad Azhari; Sari Marlina
Media Ilmiah Teknik Lingkungan (MITL) Vol 3 No 1 (2018): Media Ilmiah Teknik Lingkungan
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.06 KB) | DOI: 10.33084/mitl.v3i1.637

Abstract

ABSTRAK. Bencana merupakan peristiwa yang tidak diinginkan yang sering terjadi baik karena kesengajaan manusia atau dari faktor lingkungan. Kejadian bencana perlu di evaluasi untuk mengetahui efektivitas dari pada bentuk kegiatan pencegahan bencana tersebut. Misalnya mengenai bencana kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten katingan pada Tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan peneliti merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dan teknik pengumpulan data dengan observasi langsung serta kajian dokumen atau literatur. Dari hasil penelitian menjelaskan bahwa bentuk evaluasi pencegahan bencana kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten katingan di tahun 2016 diantaranya seperti adanya penyediaan sarana dan prasarana antisipasi penanggulangan kebakaran lahan, kebun dan hutan. Seperti pembuatan sumur bor, peningkatan kualitas sumberdaya manusia yaitu dengan cara membentuk masyarakat peduli api, sosialisasi mengenai dampak yang akan ditimbulkan dari bencana kebakaran lahan, kebuh, dan hutan. Memberikan peringatan dini serta membertegas hukum bagi pelaku pembakaran lahan, kebun, dan hutan.
Air Tanah Dangkal Sebagai Sumber Air Bersih Kota Palangka Raya Sari Marlina
Media Ilmiah Teknik Lingkungan (MITL) Vol 3 No 1 (2018): Media Ilmiah Teknik Lingkungan
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.519 KB) | DOI: 10.33084/mitl.v3i1.639

Abstract

Akhir tahun 2004, PDAM Kota Palangkaraya baru mensuplai 26% kebutuhan air bersih penduduk kota. Untuk pemenuhan kebutuhan air rumah tangga sebagian besar pend uduk menggunakan air tanah dengan cara membuat sumur dengan kedalaman berkisar antara 12 sampai 30 m (dangkal). Untuk mengetahui karakteristik hidrokimia airtanah dangkal dalam hubungannya dengan tingkat risíko kemungkinan terjadinya pencemaran air tanah dangkal dari limbah rwnah tangga telah dilakukan pendataan geologi, pengalaman dan pengukuran sifaat fisik dan kimia air di lapangan dan analisis laboratorium. Akuifer air lanah dangkal di daerah telitian tersusun dari satuan pasir kuarsa bersifat lepas (unconsolidatedsand) berukuran sedang sampai sangat kasar. Terdapat tiga lapisanakuifer di daerah ini mulai kedaiaman 10 m dari permukaan tanah setempat sampaí kedalaman 70 m. Antara lapísan akuifer diselingi lapisan lempung atau kaolin yang sifamya nidat menerus. Sejauh parameter yang dianalisis dari beberapa contoh air secara umum menggambarkan bahwa kualitas air masih mementhi syarat sebagai bahan baku air rumah seperti dipersyaratkan dalam keputusan Menteri Kesehatan RI No.416 Tahun 1990. Namun demikian dari data ammonia yang terdeiekri di seluruh sumur yang disurvei dan ditemukannya bakteri koli pada sejumlah sumur (Uosawo, 2006) maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kontaminasi limbah rumah tangga pada air tanah dangkal. Bau kayu busuk dan kekeruhan (milky water) adalah persoalan lain yang perlu dicarikan solusinya agar air tanah aman digunakan sebagai air rumah tangga.