Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Communicare : Journal of Communication Studies

Efektifitas Strategi Komunikasi Politik Elit Muhammadiyah DIY dalam Pemenangan Pemilu DPD-RI Tahun 2014 Anang Masduki; Rendra Widyatama
Communicare : Journal of Communication Studies Vol. 5 No. 1 (2018): Communicare : Journal of Communication Studies
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Institut Bisnis dan Komunikasi LSPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37535/101005120181

Abstract

Muhammadiyah telah menempatkan anggotanya menjadi wakil di DPD-RI sejak tahun 2004. Pada pemilu tahun 2014, Muhammadiyah DIY kembali mengajukan kadernya sebagai wakil anggota DPD-RI, namun jumlah suara yang diperoleh cenderung turun. Keadaan tersebut membuat elit Muhammadiyah di tingkat PWM DIY perlu menyusun strategi agar tidak lagi terjadi penurunan suara. Dari hasil penelitian pertama, diperoleh beberapa kesimpulan; Pertama, di DIY terdapat persaingan identitas yaitu identitas budaya keraton, ormas Muhammadiyah, NU, dan non muslim, nasionalis, dan abangan. Kedua, terjadi maksimalisasi alat peraga. Ketiga, Muhammadiyah menonjolkan identitas budaya penggunaan peci, dan menggunakan tagline: muda dan cerdas, gesang prasojo, makaryo kagem Ngayogyokarto. Keempat, Muhammadiyah melakukan gerakan melalui pendekatan kultural dan structural, misalnya dengan mengirim sms ke seluruh pimpinan Muhammadiyah se DIY dan warga Muhammadiyah yang bekerja di amal usaha Muhammadiyah. Olehkarenanya, penelitian tersebut memerlukan kesinambungan untuk menganalis efektifitas setrategi komunikasi politik yang dilakukan elit Muhammadiyah DIY memenangkan kader Muhammadiyah saat mengajukan M. Afnan Hadikusumo dalam pemilihan anggota DPD-RI tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan strategi komuniikasi politik yang lebih baik dalam konteks pemilihan anggota DPD di masa mendatang, mengingat pemilu-pemilu yang akan datang lebih kompetitif. Penelitian ini akan dilakukan di DIY, dan merupakan penelitian kualitatif dengan penggalian data berupa wawancara mendalam. Adapun subjek penelitian adalah warga dan simpatisan Muhammadiyah. Metode analisis yang digunakan adalah analisis isi. Triangulasi dalam penelitian ini digunakan triangulasi metode dan triangulasi sumber. Adapun hasil penelitiannya adalah, bahwa strategi Komunikasi politik yang dilakukan oleh Tim sukses maupun Afnan sendiri sudah efektif namun masih perlu masifitas dan penajaman. Hal ini terbukti gagasan Afnan yang diusung berupa pendidikan dan kesehatan yang sejak kampanye digelorakan tidak disinggung dan disebut sebagai simbol atau identitas yang mencirikan kekhasan program dan arahan gagasan yang akan diusung Afnan jika terpilih anggota DPD RI.
Jangkauan Siaran Televisi Swasta di Indonesia: Sebuah Tinjauan Ekonomi-Politik Rendra Widyatama
Communicare : Journal of Communication Studies Vol. 7 No. 2 (2020): Communicare : Journal of Communication Studies
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Institut Bisnis dan Komunikasi LSPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37535/101007220206

Abstract

Di setiap negara di dunia, penyiaran TV menempati posisi yang sangat penting. Tiap pemerintahan mengendalikan bisnis penyiaran tersebut sesuai kepentingan politiknya sendiri. Di Indonesia, pemerintah mengatur industri penyiaran ini melalui Undang-Undang Penyiaran nomor 32 tahun 2002, dilengkapi dengan beberapa peraturan pemerintah. Berdasarkan peraturan tersebut, semua stasiun TV diwajibkan menyiarkan siarannya secara lokal, kecuali melalui siaran berjejaring. Tujuan peraturan ini, pemerintah ingin memunculkan keanekaragaman konten dan kepemilikan, sehingga dominasi dapat dihindari. Namun dalam prakteknya, sistem jaringan siaran menempatkan jaringan TV induk lebih dominan dibanding anggota jaringan sehingga beberapa stasiun TV mendominasi penyiaran di Indonesia. Artikel ini mengungkap stasiun TV yang mendominasi, berdasar studi literatur. Menurut analisa data, dari 671 stasiun TV komersial yang mengudara secara gratis, 14-stasiun TV swasta cenderung mendominasi dimana 8 perusahaan mengelola stasiun-stasiun TV besar tersebut. Kedelapan perusahaan ini terdiri dari MNC Group, EMTEK, Viva Media Asia, CT Corp. KKG, Media Indonesia, Rajawali Corp, dan Indigo Multimedia. Semua stasiun TV dominan berasal dari Jakarta, dan jangkauan siarannya sangat bervariasi di 22 hingga 32 provinsi di Indonesia. Cakupan siaran ini cenderung melanggar peraturan penyiaran. Pemerintah cenderung abai atas pelanggaran ini. Pemilik kedelapan perusahaan tersebut berasal dari kalangan pengusaha, jurnalis, praktisi televisi, dan politisi.