Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

METODOLOGI KRITIK SANAD Al-HAFIZH IBNU HAJAR Amin Iskandar
Jurnal Studi Hadis Nusantara Vol 1, No 2 (2019): DESEMBER
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/jshn.v1i2.5751

Abstract

AbstrakSanad adalah rantai penutur atau silsilah para rawi Hadis yang dijadikan sandaran oleh pentakhrij Hadis dalam mengemukakan suatu matan Hadis. Untuk memahami bagaimana seorang perawi diterima atau ditolak periwayatannya, maka dibutuhkan Ilmu jarh wa ta’dil. Ulama jarh wa ta’dil seperti Ibnu Hatim al-Razi, al-Sakhawi, al-Dzahabi, al-Harawi dan Ibnu Hajar, masing-masing mempunyai metodologi tersendiri dalam menyimpulkan bahwa seorang perawi ditolak atau diterima periwayatannya. Tulisan ini akan membahas tentang metodologi kritik sanad Ibnu Hajar. Oleh karena itu, setidaknya ada dua hal yang perlu dilakukan, yaitu meneliti metodologinya secara umum, dalam hal ini kita akan melihat metodologi Ibnu Hajar dalam penyusunan kitab Taqrib al-Tahdzib. Kemudian kita akan melihat metodologi Ibnu Hajar dalam menyimpulkan penilaian terhadap seorang rawi, dengan mempelajari beberapa kasus. Kata kunci: Sanad, Jarh wa Ta’dil, Rawi 
Analisis Dan Kritik Pada Pandangan Joseph Schacht Terhadap Hadis Dan Hukum Islam Amin Iskandar; Dwi Umardani
Jurnal Studi Hadis Nusantara Vol 2, No 1 (2020): JUNE 2020
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/jshn.v2i1.6741

Abstract

Joseph Schacht ialah seorang orientalis yang sangat terkenal dalam kajian hukum Islam. Definisi sunnah menurut pandangan Schacht sebagai konsepsi Arab kuno yang berlaku kembali sebagai salah satu pusat pemikiran dalam Islam. Schacht menilai lebih berarti pada praktek ideal dari komunitas setempat atau doktrin yang muncul ke permukaan. Menurut Schacht hukum Islam bukan sebagai seperangkat norma yang diwahyukan, tetapi sebagai fenomena historis yang berhubungan erat dengan realitas sosial. Schacht juga menyimpulkan bahwa sebagian besar hukum Islam, termasuk sumber-sumbernya, merupakan akibat dari sebuah proses perkembangan historis. Schacht berpendapat bahwa pada awal abad kedua hijriah merupakan era di mana, hukum Islam memiliki titik tolak, yang terus berkembang hingga periode tulis menulis. Gagasan Schacht ini mendapatkan kritik dari berbagai kalangan, baik dari kalangan sarjana muslim maupun sarjana non muslim.Kata Kunci: Sunah, Hukum Islam, SkeptismeAbstract: Joseph Schacht is an orientalist who looks at the sources of the Muslims with the critical power and skepticism. Schacht defines sunnah as conceptions of ancient Arabic which apply to the centers of Islamic thought. He considers that sunnah is more meaningful as the ideal practice of the local community or as the doctrine that came to the surface. He thinks that Islamic law is not a set of norms that were revealed, but as a historical phenomenon that is closely related to social reality. Schacht concludes that the majority of Islamic laws, including its sources, are the result of historical development process. He also asserts his opinion that only in the early second century Hijriyyah Islamic law had a starting point and developed. His view reaps some criticism from many circles both the orientalists as well as Muslim scholars, and influences to modern scholars. Keywords: Sunnah, Islamic Law, Skepticism
Metodologi Kritik Dan Pendekatan Dalam Memahami Hadis Komarudin Soleh; Amin Iskandar
Jurnal Studi Hadis Nusantara Vol 2, No 2 (2020): DESEMBER 2020
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/jshn.v2i2.7651

Abstract

Artikel ini mendiskusikan tentang metodologi kritik hadis dan ragam pendekatan dalam memahami hadis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan dan analisis isi terhadap bukubuku serta artikel-artikel yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Hadis sebagaimana telah dimaklumi terdiri atas dua unsur, yaitu sanad dan matan. Maka kritik hadis dilakukan terhadap kedua unsur tersebut. Kritik sanad dilakukan untuk menguji ketersambungan sanad, kualifikasi rawi, dan keterpeliharaanya dari adanya kontradiksi substantif dengan jalur sanad yang lain serta keterhindarannya dari ‘illat yang dapat membatalkan keshahihannya. Kritik matan dilakukan untuk menguji keterhindarannya dari kontradiksi, syadh, dan ‘illat. Setelah hadis secara ilmiah terbukti shahih, selanjutnya pengkajian hadis dilakukan pada aspek pemahaman. Secara garis besar pendekatan dalam memahami hadis terdiri dari dua bentuk pendekatan, yaitu pendekatan tekstual dan kontekstual.
HIKMAH DIBALIK PERJANJIAN HUDAIBIYAH Amin Iskandar
Jurnal Studi Hadis Nusantara Vol 1, No 1 (2019): JUNI
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/jshn.v1i1.5745

Abstract

AbstractStarting  from  muslims longing to  their homeland, Mecca, and they want to perform the pilgrimage in the Grand Mosque, as commanded by Allah. But their desires could not be done because of the prohibition of the Idolaters of Quraish. Then came the good news from the Prophet, he SAW in his dream that he entered safely the city of Mecca with his companions, entered the Grand Mosque of Masjidil Haram, took the key of Ka'bah, did tawaf and did umrah which partly shaved and some other just shorten their hair. On Monday early Dzulqa'dah in the year 6 Hijri, with the intention to do Umrah the Muslims of Medina towards Mecca, they were dressed in ihram and did not carry weapons except swords in the scabbard. But the idolaters of Quraish tried to hamper them from entering the city of Mecca. There was tension between the two sides ended with the peace talks, which became known as Hudaybiyah agreement. History has recorded that the agreement is a wise political result, influential on the future of Islam and the future of the entire Arab nation. AbstrakBerawal dari kerinduan kaum muslimin terhadap Masjidil Haram di kota Mekah dan  keinginan mereka  untuk menunaikan ibadah haji,  berthawaf di ka’bah, seperti yang Allah perintahkan kepada seluruh umat manusia. Namun  keinginan mereka belum bisa terlaksana karena adanya larangan dari kaum musyrikin Quraisy di Mekah.  Kemudian datanglah kabar gembira dari  dari Rasulullah SAW, bahwa Nabi SAW melihat dalam mimpinya beliau bersama para sahabat masuk ke dalam kota Mekah dengan aman, kemudian memasuki Masjidil Haram, mengambil kunci ka’bah, thawaf dan berumrah dimana sebagian mencukur rambutnya hingga habis dan sebagian lain hanya memendekkannya saja. Pada hari senin awal bulan Dzulqa’dah tahun ke  6 Hijriah, dengan niat untuk melaksanakan umrah berangkatlah rombongan kaum muslimin dari Madinah menuju Mekah, mereka berpakaian ihram dan tidak membawa senjata kecuali pedang dalam sarungnya.   Namun  dengan segala cara kaum musyrikin Quraisy  berusaha menghalangi kaum muslimin agar tidak masuk ke kota Mekah. Terjadilah ketegangan antara kedua belah pihak yang berakhir dengan perundingan damai.  yang kemudian dikenal dengan perjanjian Hudaibiyah. Sejarah mencatat bahwa isi perjanjian Hudaibiyah adalah suatu hasil politik yang bijaksana dan pandangan yang jauh, yang besar sekali pengaruhnya terhadap masa depan Islam dan masa depan seluruh bangsa Arab. Kata kunci: Hudaibiyah, Ali bin Abi Thalib, Suhail bin Amr,                  Quraisy
Ikrar Talak di Pengadilan Perspektif Ma’anil Hadis Amin Iskandar; Ahmad Zaeni
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 01 (2022): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/at.v7i01.2495

Abstract

Pemahaman klasik terhadap hadis-hadis Nabi saw mengenai jatuhnya talak tidak dapat menjamin kemaslahatan ketika dipraktekkan di masyarakat. Kondisi tersebut melatarbelakangi terjadinya dinamika Undang-Undang Perkawinan yang mengharuskan ikrar talak di Pengadilan. Penelitian ini mengkaji tentang ikrar talak di Pengadilan perspektif ma’anil hadis, Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode istiqro (induktif) dan muqaranah (komparatif), sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosio historis dan psikologis. Hasil penelitian ini adalah, pertama, pemahaman hadis-hadis tentang talak dengan perspektif sosio historis dan psikologis mengungkap nilai-nilai universal yang terkandung di dalamnya, yaitu nilai kebahagiaan dengan cara mempertahankan perkawinan dan nilai keadilan; kedua, Undang-Undang mengenai ikrar talak di Pengadilan memiliki urgensi dalam rangka mengawal nilai-nilai universal tersebut.
HADIS LARANGAN BERBICARA (AL-LAGHW) SAAT KHOTBAH JUMAT PERSPEKTIF TAKHRIJ DAN LEKSIKOLOGI ARAB Amin Iskandar; Rijal Mahdi
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 10, No.1 (2022): Juni
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/diyaafkar.v10i1.10216

Abstract

إن أداء فرائض الجمعة وشعائر دينية في يوم العيد الأسبوعي للمسلمين من المناسبات المهمة التي يهتم بها المسلمون في العالم الإسلامي عموما وفي إندونيسيا خصوصا. ولقد كثرت الشعائر التي يقوم بها المسلمون في المساجد الإندونيسية قبل صعود الإمام المنبر أو بعدها من ذكر الأذكار والأحاديث النبوية والصلاة والسلام على رسوله الأمين بأصوات جماعية جوهرية. وتهدف هذه الدراسة إلى تخريج الأحاديث النبوية التي تعني بمنع الكلام والحديث أثناء الخطبة يوم الجمعة. وكما أن الدراسة أيضا تحاول تسليط الضوء على معاني اللغو المنهي عنه أثناء الخطبة من منظور المعاني الواردة في المعاجم اللغوية. ولقد توصلت نتائج البحث إلى أن تذكير المصلين والحاضرين بالأحاديث المعنية بمنع الحديث والكلام أثناء الخطبة قبل صعود الإمام المنبر لا ينهى المصلين بالضرورة عن كف الأذى من إصدار الأصوات التي قد تزعج المصلين والحاضرين وبمن حولهم. وكما أشارت نتائج البحث بأن من يفقه معاني هذا الحديث فقط 69،4 % من المصلين ويصل عدد من لم يفقه هذا الحديث إلى 30،6 % من عدد عينات البحث رغم التكرار المتواصل. ولقد تبين من الاستطلاع بأن الأسباب تكمن في أن المصلين والحاضرين لا يفهمون معاني هذه الأحاديث النبوية التي تنهى المصلين من الحديث والكلام أثناء الخطبة، بالرغم من أن التذكير قد أصبح عادة متبعة منذ السنين الطويلة في معظم مساجد إندونيسياIbadah shalat Jumat dan segala ritual Jumatan merupakan hal yang krusial dalam masyarakat muslim Indonesia. Hal ini ditandai dengan banyaknya ritual Jumat yang diselenggarakan di berbagai masjid di Indonesia. Kajian ini bertujan untuk men-takhrij Hadis-Hadis Nabi yang berkaitan dengan larangan berbicara saat khutbah Jumat dilaksanakan. Selain itu, kajian juga bertujuan untuk menyingkap makna kata al-Laghw yang ada dalam Hadis-Hadis larangan dimaksud. Kajian ini menggunakan metode analisis deskriptif terhadap para perawi Hadis larangan berbicara saat khutbah Jumat dan analisis makna kata al-Laghw dalam leksikologi Arab. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ritual pembacaan Hadis-Hadis larangan sebelum khutbah Jumat dilaksanakan tidak serta merta dapat membendung suara yang kerap terjadi saat khutbah Jumat dilaksanakan. Terdapat 30,6 % dari jumlah responden yang belum memahami maksud Hadis dimaksud. Hanya sekitar 69.4% saja dari jumlah responden yang telah memahami Hadis larangan berbicara ini. Hal ini disebebkan oleh beberapa hal penting diantaranya adalah bahwa para jemaah dan mereka yang menghadiri shalat Jumat tidak semuanya mengerti terhadap larangan berbicara dalam hadis-Hadis yang dibacakan oleh bilal sebelum khatib menaiki mimbar.  
Kontroversi Paham Wahdatul Wujud Syekh Ahmad Mutamakkin (1645-1740) Muhammad Ali; Gumilar Irfanullah; Lukman Zain; Amin Iskandar; Nurkholidah Nurkholidah
Gunung Djati Conference Series Vol. 21 (2023): The 1st Nurjati Conference
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wahdat al-Wujud (unity of being), contains the belief that humans can unite with God. The concept of one (al-wahid) and many (al-katsir), the Sufis started from the concept of Wahdat al-Wujud (unity of being), the philosophical basis for understanding God in His relationship with nature. This study aims to discuss the controversy over the Wahdatu Ideology of Shaykh Ahmad Mutamakkin. This study uses a qualitative approach by applying a descriptive-analytical method. The formal object of this research is the understanding of Wahdatul Wujud, while the material object is Syekh Ahmad Mutamakkin. The results and discussion in this study show that Syekh Ahmad Mutamakkin's Wahdatul Wujud Controversy cannot necessarily accuse him of being a heretic cleric. This study concludes that Sheikh Ahmad Mutamakkin is a great scholar who owns the book Arsy Al-Muwahidun, which contains teachings on aqidah, fiqh, and tasawuf.
Keislaman sebagai Pengampu Mental Spiritual yang terintegrasi dengan Moral Terapan Rizqi Alfarel; Bisri Bisri; Ihsan Sa’dudin; Amin Iskandar; Dedeh Nur Hamidah
Gunung Djati Conference Series Vol. 21 (2023): The 1st Nurjati Conference
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sudut Pandang Masyarakat Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya terhadap Pendakwah Perempuan Menurut Perspektif Hadis Mia Rahmayanti; Amin Iskandar; Fuad Nawawi; Dedeh Nur Hamidah; Andri Aziz Putra
Gunung Djati Conference Series Vol. 21 (2023): The 1st Nurjati Conference
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to discuss the point of view of the people of Cipatujah sub-district, Tasikmalaya district towards female preachers from a hadith perspective. This study uses a qualitative approach by applying the descriptive-analytical method. The results and discussion of this study indicate that the views of the Cipatujah community towards female preachers are in accordance with the perspective of the Sahih Bukhari hadith which is influenced by the customs or habits of the Cipatujah people who use the bandongan method when holding recitations in the community, so that the community can easily understand invitations to da'wah delivered by preachers, but the Cipatujah people's understanding of textual and contextual hadiths is very low because to be able to understand hadith textually and contextually is not only enough with the bandongan method in the recitation process.
HUBUNGAN PEMAHAMAN HADIS MENGHARGAI WAKTU TERHADAP DISIPLIN WAKTU Pausi Pausi; Ahmad Faqih Hasyim; Amin Iskandar
Jurnal Studi Hadis Nusantara Vol 5, No 1 (2023): JSHN VOL 5 NO 1 JUNI 2023
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/jshn.v5i1.15036

Abstract

Discipline is very important for any serious learner or learner of knowledge. Based on observations, implementing a disciplined lifestyle can be seen from the daily activities of the students, starting from the discipline of getting up in the morning, praying at the mosque on time, teaching and learning activities, and going to school. This study aims to determine whether the level of understanding of students affects their disciplinary actions at Al-Urwatul Wutsqo Islamic Boarding School. The research design is a social problem study based on hypothesis testing using a quantitative methodology. The population in this study were 11th grade Al- Urwatul Wutsqo Islamic Boarding School students who majored in MA as many as 30 people. Data collection techniques were carried out through interviews and questionnaires. Data analysis in this study used bivariate analysis and correlation analysis. The results showed that the understanding and knowledge of Al-urwatul Wutsqo Islamic Boarding School students on hadith respecting time is included in the moderate category which is at intervals (4-6) with a total of 13 people (43.3%). Discipline character at school is included in the medium and high categories. While the character of discipline when going to the mosque is included in the high category with a total percentage of 70% (27 people). Based on data analysis, it was found that there was a significant relationship between the understanding of hadith respecting time and the time discipline of students at the Al-Urwatul Wutsqo Indramayu Islamic Boarding School.