Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Bios Logos

Efektifitas Daun Sirsak (Anona muricata L) dan Daun Gamal (Gliricidia sepium) dalam Pengendalian Hama Walang Sangit (Leptocorisa acuta T) pada Tanaman padi Effectiveness of Soursop Leaf (Anona muricata L) and Gliricidia Leaf (Gliricidia sepium) to Contr Lebang, Midy San; Taroreh, Dantje; Rimbing, Jimmy
JURNAL BIOS LOGOS Vol 6, No 2 (2016): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.6.2.2016.13792

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan menguji efektifitas ekstrak daun sirsak dan daun gamal sebagai pengendali hama walang sangit  pada tanaman padi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan yaitu jenis ekstrak dan konsentrasi ekstrak. Perlakuan 1 yaitu jenis ekstrak daun (A): sirsak (A1) dan gamal (A2), perlakuan 2 yaitu konsentrasi ekstrak (K): Kontrol (K0), 5% (K1), 10% (K2), 15% (K3), dan 20% (K4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak efektif terhadap mortalitas walang sangit tertinggi pada konsentrasi 20% (83%) dan yang terendah pada konsentrasi 0% (0 %). Ekstrak daun gamal juga efektif terhadap mortalitas walang sangit tertinggi pada konsentrasi 20% (74%) dan yang terendah pada konsentrasi 0% (0%). Waktu kematian pada hari pertama setelah aplikasi dengan rata-rata mortalitas tertinggi berada pada perlakuan ekstrak daun sirsak 20% (30%) dan daun gamal 20% (28%) dan terendah berada pada perlakuan ekstrak daun sirsak 0% (0%) dan daun gamal 0 % (0%). Kata kunci: daun gamal, daun sirsak, tanaman padi, walang sangit Abstract This study aimed to evaluate the effectiveness of soursop leaf extract and gliricidia leaves as pest control of walang rice (L. acuta) in the rice plants. This study used a completely randomized design (CRD) with 2 treatments, i.e. extract type and extract concentration. The treatment of extract type (A) were soursop (A1) and Gamal (A2), whereas the treatment  of extract concentration (K) were control (K0), 5% (K1), 10% (K2), 15% (K3), and 20% (K4). The results showed that the soursop leaf extract was effective to control sangit walang with the highest mortality was in the concentration of 20% (83%) and the lowest was in the concentration of 0% (0%). Gliricidia leaf extract was also effective to control sangit walang with the highest mortality in the concentration of 20% (74%) and the lowest was in the concentration of 0% (0%). The mortality time was on the first day of the application with the average highest mortality was in the treatment of 20% soursop leaf extract  (30%)and 20% gliricidia leaves (28%) respectively. The lowest mortality was in the treatment of 0% soursop leaf extract (0%) and 0% gliricidia leaves (0%).Keywords: gliricidia leaves, rice plant, soursop leaves, walang rice pest
Keanekaragaman dan Perbedaan Jenis Kupu-kupu (Ordo Lepidoptera) Berdasarkan Topografi pada Tiga Lokasi Hutan di Sulawesi Utara Diversity and Differences type of Butterfly species (Order Lepidoptera) based on the topography of the three forest location in Gosal, Lidyana Maya; Memah, Ventje; Rimbing, Jimmy
JURNAL BIOS LOGOS Vol 6, No 2 (2016): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.6.2.2016.13791

Abstract

Abstrak   Kupu-kupu merupakan salah satu bagian dari ekosistem yang fungsinya mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperkaya keanekaragaman hayati. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis kekayaan, kelimpahan, keanekaragaman dan kemerataan spesies di hutan Danowudu, Masarang dan Kawatak, juga membandingkan jenis kupu-kupu berdasarkan topografi pada ketiga lokasi hutan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di hutan Danowudu, Masarang dan Kawatak dan dilanjutkan di laboratorium dari bulan Maret-Juli 2016. Penelitian ini menggunakan metode transek dan rute dibuat sepanjang 1000 m untuk setiap transek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan, kekayaan dan keanekaragaman spesies kupu-kupu tertinggi di hutan Danowudu. Kemerataan spesies tertinggi di hutan Masarang. Spesies kupu-kupu yang hanya dapat ditemukan di hutan Danowudu (200-240 mdpl) terdiri dari 13 spesies. Spesies kupu-kupu yang hanya dapat ditemukan di hutan kawatak (827-938 mdpl) terdiri dari 7 spesies. Spesies kupu-kupu yang hanya dapat ditemukan di hutan Masarang (1084-1194 mdpl) terdiri dari 3 spesies. Kata kunci: keanekaragaman, kupu-kupu, Lepidoptera, Sulawesi Utara   Abstract   Butterfly is part of an ecosystem and has function to maintain ecosystem stability and enrich biodiversity. This research aimed to analyze the richness, abundance, diversity and evenness of species in Danowudu, Masarang and Kawatak forest as well as to compare the species of butterflies based on the topography of the three locations of the forest. This research was conducted in Danowudu, Masarang and Kawatak forest and the continued in the laboratory from March to July 2016. This study used a transect method and the route was made as long as 1000 m for each transect. The results showed that the highest abundance, richness and diversity of butterfly species were in Danowudu forest. The highest evenness of species was in the Masarang forest. Butterfly species that was only found in Danowudu forest (200-240 masl) consisted of 13 species. Butterfly species that was only found in Kawatak forest (827-938 masl) included 7 species. Butterfly species that was only found in Masarang forest (1084-1194 masl) comprised 3 species. Keywords: butterfly, diversity, Lepidoptera, North Sulawesi