Erwin Haryono
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGUKURAN INFLASI INTI (CORE INFLATION) DI INDONESIA Endy Dwi Tjahjono; Akhis R. Hutabarat; Erwin Haryono; Fadjar Majardi; Bambang Pramono
Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol 2 No 4 (2000)
Publisher : Bank Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.819 KB) | DOI: 10.21098/bemp.v2i4.280

Abstract

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Bank Sentral yang baru No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia pada tanggal 17 Mei 1999, Bank Indonesia memasuki babak baru dalam menjalankan tugasnya. Babak baru tersebut, di antaranya, ditandai dengan diberikannya independensi pada Bank Indonesia dalam menetapkan target-target yang akan dicapai (goal independence) dan kebebasan dalam menggunakan berbagai piranti (instrumen) kebijakan dalam mencapai target tersebut (instrument independence).Di samping itu, sasaran pokok Bank Indonesia juga berubah dari multiple objectives menjadi lebih terfokus hanya kepada tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Dengan tugas yang lebih fokus tersebut maka tingkat keberhasilan Bank Indonesia dalam menjalankan misinya akan dapat lebih mudah diukur dan dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. Hal ini sangat berbeda dengan undang-undang yang lama, dimana BI dituntut untuk memenuhi beberapa target sekaligus, yakni mendorong pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, dan dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang pencapaiannya pada hakekatnya dapat saling bertolak belakang, terutama dalam jangka pendek. 
MEKANISME PENGENDALIAN MONETER DENGAN INFLASI SEBAGAI SASARAN TUNGGAL Erwin Haryono; Wahyu Agung Nugroho; Wahyu Pratomo
Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol 2 No 4 (2000)
Publisher : Bank Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2760.375 KB) | DOI: 10.21098/bemp.v2i4.282

Abstract

Sementara diskusi teoritis tentang mekanisme transmisi kebijakan moneter belum konklusif, studi ini menyarankan perumusan kebijakan moneter untuk mencapai sasaan tunggal inflasi berdasarkan transmisi suku bunga. Dalam hal ini, suku bunga jangka pendek berfungsi sebagai target operasional kebijakan moneter yang diharapkan dapat mempengaruhi agregat demand, untuk selanjutnya mempengaruhi pencapaian sasaran inflasi. Selain itu, perubahan suku bunga juga dapat melewati jalur nilai tukar dan ekspektasi masyarakat sebelum akhirnya mempengaruhi inflasi. Tidak seperti kerangka kebijakan moneter melalui jalur agregat moneter, kerangka ini tidak secara eksplisit memasukan fungsi intermediate target. Sebagai penggantinya, beragam information variables berfungsi sebagai indikator tekanan inflasi.Sebagai acuan bagi kebijakan moneter, yaitu bagaimana suku bunga jangka pendek harus disesuaikan untuk mencapai sasaran inflasi, disarankan penggunaan monetary policy rules yang dikembangkan dari Taylor rule dengan melakukan beberapa penyesuaian. Untuk hal ini, diperlukan penelitian tersendiri dengan mengakomodasi karakteristik yang relevan untuk kasus Indonesia. Namun, dengan terdapatnya unsur ketidakpastian dalam mekanisme transmisi, penggunaan policy rule tersebut tidak dimaksudkan untuk digunakan secara kaku (strict). Dalam hal ini, masih tersedia ruang bagi kebijakan yang bersifat discretionary, yaitu dengan melakukan assesment atas informasi yang diperoleh dari berbagai information variables.
OPERASI PENGENDALIAN MONETER YANG BERBASIS SUKU BUNGA DALAM MENCAPAI SASARAN INFLASI Doddy Zulverdi; Erwin Haryono; Wahyu Pratomo; Wahyu Agung Nugroho
Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol 3 No 3 (2000)
Publisher : Bank Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.28 KB) | DOI: 10.21098/bemp.v3i3.299

Abstract

Beberapa penelitian yang telah dilakukan di Bank Indonesia menyimpulkan bahwa strategi kebijakan moneter berbasis pengendalian uang beredar (quantity targeting) telah semakin sulit diandalkan karena merenggangnya hubungan antara besaran-besaran moneter (uang beredar) dengan variabel-variabel ekonomi riil. Perenggangan hubungan itu dipicu terutama oleh inovasi instrumen-instrumen keuangan dan pergerakan modal antarnegara yang sangat cepat. Kenyataan tersebut mendorong munculnya pemikiran untuk mengembangkan strategi kebijakan moneter berbasis pengendalian suku bunga (interest rate targeting).