Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PERAWAT ETNIS BUGIS DI SULAWESI SELATAN Sidin, Indahwaty; Rivai, Fridawaty; Bulu, Rifa?ah Mahmudah
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 4 No 1 (2020): HIGEIA: January 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v4i1.33681

Abstract

Abstrak Memahami budaya/etnik karyawan dalam organisasi adalah langkah efektif dalam mengelolah organisasi. Suku Bangsa To Ugi (Suku Bugis) adalah suku bangsa terbesar di kawasan Sulawesi Selatan dan menyebar di beberapa pulau di Indonesia, yang sangat menjunjung tinggi hubungan persaudaraan atau persahabatan atas kesadaran kesatuan etnis sehingga dengan nilai budaya yang sama seperti karakter yang teguh (getteng), kerja keras (matinulu) serta menjunjung tinggi kesatuan (assidengeng) akan mempengaruhi tingkat kedekatan, komunikasi dan kinerja yang akan berdampak pada tingkat OCB yang lebih baik. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran OCB perawat etnis Bugis. Jenis penelitan ini adalah penelitian observational analitic  dengan sampel berjumlah 300 orang yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling pada enam rumah sakit di Sulawesi-Selatan. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS dan dilakukan analisis univariat. Hasil penelitian diperoleh bahwa 184 responden (61,3%) perawat suku Bugis memiliki tingkat OCB yang tinggi.  Nilai budaya siri na passe  dari suku Bugis terefleksi dalam komitmen perawat untuk memiliki OCB yang tinggi. Kata kunci : Suku Bugis, organizational citizenship behavior.   Abstract Understanding the culture / ethnicity of employees in organizations is an effective step in managing organization. To Ugi Tribe (Bugis Tribe) is the largest ethnic group in the South Sulawesi region, they spread to several islands in Indonesia, they uphold  fraternity or friendship over the awareness of ethnic unity so they have the same cultural values ??as a firm character (getteng), hard work (matinulu) and upholding unity (assidengeng) that will affect the level of closeness, communication and performance on a better OCB level. The research conducted aims to find out the OCB frame of Bugis ethnic nurses. This type of research is an observational analytic study with a sample of 300 people selected using a purposive sampling technique at six hospitals in South Sulawesi. Data was analyzed using SPSS and univariate analysis was performed. The results obtained that 184 respondents (61,3%) have a high OCB level. The cultural value of siri na passe from the Bugis tribe is reflected in the commitment of nurses to have high OCB. Keyword: Bugis tribe, organizational citizenship behavior.  
Organizational Citizenship Behavior Perawat Etnis Bugis di Sulawesi Selatan Sidin, Indahwaty; Rivai, Fridawaty; Bulu, Rifa’ah Mahmudah
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 4 No 1 (2020): HIGEIA: January 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v4i1.33681

Abstract

Abstrak Memahami budaya/etnik karyawan dalam organisasi adalah langkah efektif dalam mengelolah organisasi. Suku Bangsa To Ugi (Suku Bugis) adalah suku bangsa terbesar di kawasan Sulawesi Selatan dan menyebar di beberapa pulau di Indonesia, yang sangat menjunjung tinggi hubungan persaudaraan atau persahabatan atas kesadaran kesatuan etnis sehingga dengan nilai budaya yang sama seperti karakter yang teguh (getteng), kerja keras (matinulu) serta menjunjung tinggi kesatuan (assidengeng) akan mempengaruhi tingkat kedekatan, komunikasi dan kinerja yang akan berdampak pada tingkat OCB yang lebih baik. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran OCB perawat etnis Bugis. Jenis penelitan ini adalah penelitian observational analitic dengan sampel berjumlah 300 orang yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling pada enam rumah sakit di Sulawesi-Selatan. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS dan dilakukan analisis univariat. Hasil penelitian diperoleh bahwa 184 responden (61,3%) perawat suku Bugis memiliki tingkat OCB yang tinggi. Nilai budaya siri na passe dari suku Bugis terefleksi dalam komitmen perawat untuk memiliki OCB yang tinggi. Kata kunci : Suku Bugis, organizational citizenship behavior. Abstract Understanding the culture / ethnicity of employees in organizations is an effective step in managing organization. To Ugi Tribe (Bugis Tribe) is the largest ethnic group in the South Sulawesi region, they spread to several islands in Indonesia, they uphold fraternity or friendship over the awareness of ethnic unity so they have the same cultural values ​​as a firm character (getteng), hard work (matinulu) and upholding unity (assidengeng) that will affect the level of closeness, communication and performance on a better OCB level. The research conducted aims to find out the OCB frame of Bugis ethnic nurses. This type of research is an observational analytic study with a sample of 300 people selected using a purposive sampling technique at six hospitals in South Sulawesi. Data was analyzed using SPSS and univariate analysis was performed. The results obtained that 184 respondents (61,3%) have a high OCB level. The cultural value of siri na passe from the Bugis tribe is reflected in the commitment of nurses to have high OCB. Keyword: Bugis tribe, organizational citizenship behavior.
Maturity Level of Patient Safety Culture in Makassar City Hospital Syahrir Andi Pasinringi; Fridawaty Rivai; Irwandy; Siti Fatmala Rezeki
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 17 No. 2: JUNE 2021
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.215 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v17i2.13856

Abstract

The maturity of a patient safety culture is a step in developing a hospital patient safety culture. This research aims to determine the maturity level of patient safety culture in Makassar City hospitals. Furthermore, it is a quantitative study with a cross-sectional approach and was carried out at Public and Private Hospitals with the 2012 KARS Plenary level accreditation status in 2020. The purposive sampling method was used for the selection of the study locations and the selected hospital was the RSUD Haji Makassar, Hasanuddin University Hospital Makassar (belonging to the Ministry of Education and Culture), and Awal Bros Makassar Hospital (privately owned). The determination of the sample size was adjusted to the total number of employees of the hospital in which the research wasperformed, namely about 474 samples. The data collection tool contains a patient safety culture questionnaire based on the MaPSaF (Manchester Patient Safety Framework) instrument containing 5 levels of patient safety culture. The results showed that the maturity level of the patient safety culture in Makassar City hospital, the generative category was the largest choice, namely 391 respondents (82.5%) and the least in the reactive category was 1 respondent (0.2%). The three hospitals have maturity levels of patient safety in the generative category. It is hoped that the Makassar City hospital will be able to maintain the maturity of patient safety culture by paying attention to teamwork and responsibility by implementing a patient safety culture.
Hubungan Mutu Pelayanan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Fridawaty Rivai; Syalwinda Lestari; Khalid Shaleh
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 16 No. 1: MARET 2020
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.44 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v16i1.9068

Abstract

Making patients satisfaction as the main orientation is one of the characteristics of quality health service. This study aims to analyze patient satisfaction in relation with respondent characteristics and dimensions of service quality. This research was quantitative study with cross sectional approach on Ibnu Sina Hospital. Sample obtained were 242 people selected by consecutive sampling. Data obtained through the results of the distribution of questionnaires which were then analyzed using the Spearman correlation test. The dimensions of technical competence (p = 0.026), effectiveness, efficiency, service continuity, safety, and interpersonal relations with (p = 0.000) were dimensions that have significant relation. The dimensions of access to services (p = 0.177) and amenities (p = 0.516) were dimensions that have not a significant relation with patient satisfaction. There is a significant relationship in six of the eight dimensions of service quality. Suggestions for this study to improve the aspects of nurses' attitudes and skills, nurse awareness to identify patients, alacrity to patients, communication skills, especially nurses in conveying patient's condition to the doctor, and educate patient about risk accident at the hospital.
Determinan Infeksi Luka Operasi Pascabedah Sesar Fridawaty Rivai; Tjahjono Koentjoro; Adi Utarini
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8 No. 5 Desember 2013
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.344 KB) | DOI: 10.21109/kesmas.v8i5.390

Abstract

Infeksi luka operasi (ILO) adalah bagian dari infeksi nosokomial dan merupakan masalah dalam pelayanan kesehatan, terjadi pada 2 - 5% dari 27 juta pasien yang dioperasi setiap tahun dan 25% dari jumlah infeksi terjadi di fasilitas pelayanan. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan usia, status gizi, jenis operasi, lama rawat prabedah, kadar Hb, transfusi darah, waktu pemberian antibiotik profilaksis, jenis anestesi, lama pembedahan serta lama rawat pascabedah dengan kejadian ILO pada pasien pascabedah sesar di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Rancangan desain penelitian studi observasional prospektif dilakukan dengan sampel 154 orang. Data diperoleh melalui observasi menggunakan daftar tilik sejak pasien masuk rumah sakit sampai 30 hari pascabedah. Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat dengan menggunakan uji kai kuadrat serta analisis multivariat dengan uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara waktu pemberian antibiotik profilaksis (OR = 1,16; 95% CI = 1,09 - 1,37), lama rawat prabedah (OR = 1,12; 95% CI = 1,02 - 1,24) dan lama rawat pascabedah (OR = 1,21; 95% CI = 1,04 - 1,39) dengan kejadian ILO. Faktor lainnya tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kejadian ILO. Hasil uji regresi logistik ganda menemukan lama rawat pascabedah merupakan faktor yang paling dominan terhadap kejadian ILO. Identifikasi faktor risiko ILO dapat bermanfaat untuk merencanakan upaya meminimalkan kejadian ILO pada pasien pascabedah sesar.Surgical site infection (SSI) is part of health care associated infection and remains a problem in hospital care. SSI occurs in 2 to 5% of the 27 million patients having surgery each year and 25% of infections occur in care facilities. This study aimed to relation various such as age, nutritional status, type of surgery, pre-operative length of stay, hemoglobin level, bloodtransfusions, timing of antibiotics prophylaxis, type of anesthesia, duration of operation and post-operative length of stay on the incidence of SSI post caesarean section at Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta. Prospective observation study was conducted in 154 sample. Data were obtained through observations using checklist since hospital admission up to 30 days post surgery. Data analysis included univariate, chi-square test and multiple logistic regression. The result showed that time of prophylactic antibiotics (OR = 1.16; 95% CI = 1.09 - 1.37), pre-operative length of stay (OR = 1.12; 95% CI = 1.02 - 1.24) and post-operative length of stay (OR = 1.21; 95% CI = 1.04 - 1.39) were risk factors for SSI. Other factors did not show significant associations with incidence of the SSI. The findings from multiple logistic regression showed post-operative length of stay in hospital as the most dominant factor for incidence of SSI. Identifying SSI risk factors can be used to plan efforts to minimize the occurrence of SSI in post-caesarean section patients.       
Faktor yang Berhubungan dengan Implementasi Keselamatan Pasien Di RSUD Ajjappannge Soppeng Tahun 2015 Fridawaty Rivai; A.Indahwaty Sidin; Ita Kartika
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 5, No 4 (2016)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.169 KB) | DOI: 10.22146/jkki.v5i4.30527

Abstract

ABSTRACTBackgroud: The incidence of nosocomical in Ajjappannge Soppeng hospital still high ie 2.4 %. Mortality rate of patient still high (1.2%), caused by 0.6% of drug administration error and the lack of use of protecequipment ADP. This indicates that the implementation of patient safety in RSUD Ajjappannge Soppeng.Objective: This study aims to determine factors related to the implementation of patients safety at RSUD Ajjappannge in 2015.Methods: This research is an observational with cross- sectional approach and using univariate and bivariate analysis with chi-square test ±=0.05. The population of the study was all inpatient nurses in Ajjappannge Soppeng Hospital. Sampling technique using exhaustive sampling where all the population being sampled by 137 nurses.Result: The result indicate that the implementation of patient safety include in good category (54,7%). The result also indicate that there is a relationship between leadership (p=0.015), communication (p=0.004) and supervision (p=0,000) with the implementation of patient safety by nurses. Meanwhile teamwork ( p=1) and safety culture variables have not significant relationship with the implementation of patient safety by nurses.Conclusions: The recommendations are hospital management should disseminate patient safety programs and hold a patient safety training to all hospital staffs. Keywords: Implementation of Patient Safety, Leadership, and Supervision ABSTRAKLatar belakang: Angka kejadian infeksi nosokomial di RSUD Ajjappannge Soppeng, masih tinggi yaitu sebesar 2,4%. Begitupula angka kematian pasien yaitu sebesar 1,2% yang disebabkan oleh 0,6% adanya kesalahan pemberian obat dan kurangnya penggunaan alat pelindung diri APD). Hal ini menunjukkan masih rendahnya implementasi keselamatan pasien di RSUD Ajjappannge Soppeng.Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan implementasi keselamatan pasien di instalasi rawat inap RSUD Ajjapangge Soppeng tahun 2015.Metode: Jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional study. Populasi yaitu seluruh perawat pelaksana di unit rawat inap RSUD Ajjappannge Soppeng berjumlah 137 perawat. Pengambilan sampel dengan teknik exhaustive sampling dengan besar sampel 137 perawat. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat, dengan uji chi square dengan ±=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi keselamatan pasien termasuk dalam kategori baik (54,7%).Hasil: Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan kepemimpinan (p=0,015), komunikasi (p=0,004) dan supervisi (p=0,000) dengan implementasi keselamatan pasien oleh perawat pelaksana. Untuk variabel kerjasama tim (p=1) dan budaya keselamatan (p=0,905) tidak memiliki hubungan dengan implementasi keselamatan pasien oleh perawat pelaksana. Kesimpulan: Peneliti menyarankan kepada pihak manajemen rumah sakit untuk mensosialisasikan program keselamatan pasien dan mengadakan pelatihan patient safety kepada seluruh staf rumah sakit.Kata kunci: Implementasi keselamatan pasien, Kepemimpinan, dan Supervisi
PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON Faysal Kastella; Fridawaty Rivai; Suriah Suriah
Molucca Medica VOLUME 11, NOMOR 1, APRIL 2018
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.807 KB) | DOI: 10.30598/molmed.2018.v11.i1.50

Abstract

Pendahuluan. Balanced scorecard merupakan metode yang dapat mengukur kinerja keberhasilan rumah sakit yang bukan keberhasilan finansial atau untuk mencapai tujuan jangka pendek saja tetapi mempertimbangkan aspek non finansial dan dapat menawarkan pemetaan strategis yang sistimatis dan komprehensif bagi rumah sakit. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kinerja dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard di instalasi gawat darurat RSUD Dr. M. Haulussy Ambon. Metode. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan sampel pelanggan sebanyak 147 responden dan sampel pegawai instalasi gawat darurat sebanyak 36 responden, sedangkan data kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam. Hasil. Hasil penelitian menggambarkan kinerja instalasi gawat darurat dari perspektif pelanggan dalam kondisi kurang sehat dengan total score 62,5%, dari perspektif keuangan dalam kondisi tidak sehat dengan total score 25%, sedangkan perspektif proses bisnis internal dalam kondisi kurang sehat dengan total score 60,7%, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam kondisi sangat sehat dengan total score 70%, untuk kinerja instalasi gawat darurat secara umum berada dalam kondisi kurang sehat dengan total score 58,02%, dimana rumah sakit lebih cenderung untuk berfokus pada aspek internal, orang dan non finansial. Kesimpulan. Kinerja instalasi gawat darurat dari perspektif pelanggan berada dalam kondisi kurang sehat, dari perspektif keuangan dalam kondisi tidak sehat, untuk perspektif proses bisnis internal berada dalam kondisi kurang sehat, serta dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam kondisi sangat sehat. Sedangkan kinerja instalasi gawat darurat secara keseluruhan berada dalam kondisi kurang sehat dan belum adanya keseimbangan baik antar perspektif maupun antar aspek-aspek keseimbangan (internal-eksternal, proses-orang dan keuangan-non keuangan).
PENGARUH FAKTOR ORGANISASI TERHADAP MATURITAS BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT A.M PARIKESIT TENGGARONG TAHUN 2017 Mauritz Silalahi; Fridawaty Rivai; Ridwan Amiruddin
Jurnal Kesehatan Masyarakat Maritim Vol. 1 No. 1: Januari 2018
Publisher : Public Health Faculty, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jkmm.v1i1.8692

Abstract

Keselamatan pasien di rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh kepemimpinan, komunikasi dan kerja tim terhadap maturitas budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit A.M Parikesit Tenggarong. Desain penelitian ini menggunakan rancangan survey analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit A.M Parikesit Tenggarong. Sampel penelitian ini sebanyak 175 responden yang merupakan staf di rumah sakit. Analisis data menggunakan uji regresi linear untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh kepemimpinan terhadap maturitas budaya keselamatan pasien (p=0.000). Ada pengaruh komunikasi terhadap maturitas budaya keselamatan pasien (p=0.000). Ada pengaruh kerja tim terhadap maturitas budaya keselamatan pasien (p=0.000). Tingkat maturitas budaya keselamatan pasien berada pada kategori proaktif.
PENGARUH PENGALAMAN PASIEN TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR Uleng Utari; Fridawaty Rivai; Nurshanty S Andi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Maritim Vol. 1 No. 2: Maret 2018
Publisher : Public Health Faculty, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jkmm.v1i2.8714

Abstract

Pengukuran kualitas pelayanan menggunakan indikator pengalaman pasien masih jarang di lakukan diIndonesia.Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Pengalaman Pasien terhadap Loyalitas Pasien diRSUD Haji Makassar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Rancangan yang digunakan adalahstudi observasional dengan desain cross sectional study. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancaramenggunakan kuesioner. Responden penelitian adalah pasien di instalasi rawat inap RSUD Haji Makassardengan jumlah sampel sebanyak 152 orang. Analisis data menggunakan regresi linear sederhana untuk melihatpengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan menggunakan uji regresi linear berganda untukmelihat variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkanbahwa ada pengaruh signifikan antara pengalaman pasien terhadap loyalitas pasien pada instalasi rawat inapRSUD Haji Makassar dengan (p value (0.001) < 0.05). Nilai p value bertuut-turut untuk dimensi komunikasiperawat, dimensi komunikasi dokter, dimensi responsif, dimensi kenyamanan fisik, dimensi kontrol terhadapnyeri, dimensi komunikasi tentang obat dan dimensi informasi kepulangan yaitu 0,014; 0,011; 0,003; 0,147;0,098; 0,001; dan 0,001. Dari hasil nilai Coeffisien Beta ternyata dimensi komunikasi tentang obat yangmempunyai nilai paling besar, yaitu 0,158. Disimpulkan bahwa bahwa pengalaman pasien berpengaruh terhadaployalitas pasien dan dimensi pengalaman pasien yang berpengaruh terhadap loyalitas pasien yaitu dimensikomunikasi perawat, komunikasi dokter, responsif, komunikasi tentang obat dan informasi kepulangan, danyang berpengaruh paling besar yaitu dimensi komunikasi tentang obat.
PENGARUH ROLE STRESS, SELF EFFICACY, ADAPTABILITY, TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM SIAGA RAMANIA SAMARINDA Muhammad Abduh; Fridawaty Rivai; Rahman Kadir
Jurnal Kesehatan Masyarakat Maritim Vol. 1 No. 2: Maret 2018
Publisher : Public Health Faculty, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jkmm.v1i2.8715

Abstract

Sumber daya manusia merupakan bagian terpenting dalam manajeman rumah sakit yang akan berdampak padapeningkatan kualitas pelayanan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh role stress,adaptability, self efficacy, terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit pupuk kaltim Siaga Ramania Samarinda.Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif, dengan pendekatan deskriptif korelasi dan desaincross sectional. Sampel penelitian ini adalah semua perawat di RS PKT Siaga Ramania Samarind yangberjumlah 60 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh role conflict terhadap kinerjaperawat (p=0,515) dan (r = -0,086). Adanya pengaruh role ambiguity terhadap kinerja perawat (p=0,001) dan (r= 0,403). Tidak ada pengaruh self efficacy terhadap kinerja perawat (p=0,343) dan ( r = -1,25). Adanya pengaruhadaptability terhadap kinerja perawat (p=0,001) dan (r = 0,625). Adaptability memiliki pengaruh yang lebih kuatterhadap kinerja perawat. Saran dalam penelitian ini bahwa manajemen Rumah Sakit PKT Siaga RamaniaSamarinda harus lebih memperhatikan role conflict pada perawat serta dapat meningkatkan pengetahuan,kemampuan self efficacy perawat.