Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGOLAHAN AIR BERSIH DI MASJID RAUDHATUL ISLAMIYAH DESA JAWA TENGAH, KEC. SUI.AMBAWANG KAB. KUBU RAYA [WATER TREATMENT IN RAUDHATUL ISLAMIYAH MOSQUE JAWA TENGAH VILLAGE, SUI.AMBAWANG SUB DISTRICT, KUBU RAYA DISTRICT] Ulli Kadaria; Aini Sulastri
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol 4, No 3 (2020): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v4i3.2539

Abstract

Raudhatul Islamiyah Mosque which is located on Jl. Trans Kalimantan, Jawa Tengah Village, Sungai Ambawang District, Kubu Raya District is one of the mosques that had problem in fulfill the demand of clean water for flushing and daily activities. The water used comes from artesian well whose quality and quantity were inadequate. This had an impact on the damage to mosque facilities such as faucet because of rust and the bathtub turn brownish yellow. Besides flushing, activity in the form of mouthwash - gargle using water that was yellowish brown and smelly can potentially cause disease because of the presence of iron, organic matter, microbes, and others. Therefore it needed a water treatment that treats water quality so that it was safe to use. Water treatment was designed using aeration and shell sand filtration with a processing capacity of 1000 liters. The method used in this activity was the participatory method where the youth at the mosque participated in socialization and training activities, making water treatment plants, operation and maintenance water treatment equipment. In addition there was an operational standard manual to facilitate the operation and maintenance of the water treatment equipment.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Masjid Raudhatul Islamiyah yang terletak di Jl.Trans Kalimantan, Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya merupakan salah satu masjid yang memiliki permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih untuk wudhu dan aktivitas harian lainnya. Air yang digunakan berasal dari sumur bor yang kualitas dan kuantitasnya kurang memadai. Hal tersebut berdampak pada rusaknya fasilitas masjid berupa keran air wudhu karena karat dan beberapa fasilitas masjid salah satunya adalah bak kamar mandi menjadi berwarna kuning kecoklatan. Selain itu aktivitas wudhu berupa kumur – kumur menggunakan air yang berwarna kuning kecoklatan dan berbau dapat berpotensi mengakibatkan penyakit karena adanya kandungan besi, zat organik, mikroba, dan lainnya. Oleh sebab itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air yang mampu mengolah kualitas air sehingga aman untuk digunakan. Pengolahan air yang dirancang menggunakan proses aerasi dan filtrasi pasir kerang dengan kapasitas pengolahan sebesar 1000 liter. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan metode parsipatori dimana remaja masjid ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi dan pelatihan, pembuatan instalasi pengolahan air, operasional dan pemeliharaan alat pengolahan air. Selain itu terdapat buku panduan standar operasional untuk mempermudah operasional dan pemeliharaan alat.
Sosialisasi dan Pelatihan Pengolahan Air dengan Sistem Konvensional Lengkap di Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Ulli Kadaria; Isna Apriani
Al-Khidmah Vol 3, No 2 (2020): AL-KHIDMAH (Desember)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/al-khidmah.v3i2.2132

Abstract

Ketersediaan air bersih di Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura (UNTAN) merupakan kebutuhan yang penting untuk mendukung kegiatan proses belajar mengajar. Air bersih digunakan untuk aktivitas MCK dan laboratorium seperti mencuci peralatan dan lainnya selama praktikum berlangsung. Di sekitar kampus terdapat dua buah sumur yang secara fisik kualitasnya berwarna kuning kecoklatan. Adanya potensi sumber air tersebut dapat diolah menjadi air bersih yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sir bersih di Jurusan Teknik Lingkungan. Selain untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuatan Instalasi Pengolahan Air (IPA) juga dimaksudkan untuk media pembelajaran mahasiswa karena salah satu fokus studi di Jurusan Teknik Lingkungan adalah terkait dengan pengolahan air. Pengolahan air dirancang dengan menggunakan pengolahan konvensional lengkap yang terdiri dari koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode parsipatori, dimana mahasiswa berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi, operasional dan pemeliharaan alat. Tingkat pemahaman mahasiswa diukur dengan melakukan pre-test dan post-test. Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa pengolahan air dengan menggunakan pengolahan konvensional lengkap mampu mengolah air sumur menjadi air bersih yang dapat digunakan untuk keperluan MCK dan laboratorium, hal ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari kuning kecoklatan menjadi bersih/jernih. Di sisi lain, tingkat pemahaman mahasiswa juga meningkat dengan adanya praktek secara langsung, bukan hanya sekedar teori di kelas.
Potensi Cangkang Telur Ayam sebagai Media Filter untuk Meningkatkan pH pada Pengolahan Air Gambut (The Potential of Chicken Eggshells as a Filter Media to Increase pH for Peat Water Treatment) Novianti Novianti; Laili Fitria; Ulli Kadaria
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 7, No 2 (2019): Juli 2019
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v7i2.37234

Abstract

Abstract The availability of clean water in peat areas is limited, for the color of the water in these areas are having some shade of dark brown, the content of organic matter is high, but has a level of acidity (pH), thus making the peat water not fit for consumption and a treatment is needed in advance to use the water suitable for daily use. Therefore, this study aims to analyze the ability of the filter media with a variety of chicken egg shell thickness of 20 cm, 30 cm and 40 cm to increases of pH level of peat water. The use of debit inlet in this matter is 8,3 x 10-3 m3/h and is repeated 2 times (Duplo) on trial. Peat water test results prior to the processing of pH is 4.63 and doesn’t fullfil the quality standard of PERMENKES (minister of health regulation) No. 32 of 2017. The best results were obtained for pH of 4.63 becomes 7.78 with 40.45% efficiency. Optimum results obtained at a thickness of 20 cm filter media has been able to increase pH become 7,31.Keywords: Peat water, Chicken Egg Shells, Filtration  Abstrak Ketersediaan air bersih menjadi terbatas pada wilayah dengan jenis tanah gambut yang memiliki air berwarna merah kecoklatan, kandungan zat organik yang tinggi, namun mempunyai derajat keasaman (pH) yang relatif rendah sehingga membuat air gambut tidak layak konsumsi dan diperlukan pengolahan sebelum menggunakan air tersebut. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan media filter cangkang telur ayam dengan variasi ketebalan 20 cm, 30 cm dan 40 cm dalam meningkatkan pH pada air gambut. Debit inlet yang digunakan yaitu 8,3 x 10-3 m3/jam. Dilakukan pengulangan sebanyak 2 kali (duplo) pada percobaan. Hasil uji air gambut sebelum pengolahan untuk pH sebesar 4,63 dan tidak memenuhi baku mutu PERMENKES No 32 Tahun 2017. Hasil terbaik yang diperoleh untuk pH 4,63 menjadi 7,78 dengan ketebalan 40 cm dengan efisiensi sebesar 40,45%. Hasil optimal diperoleh pada ketebalan media filter 20 cm telah dapat meningkatkan pH menjadi 7,31.Kata Kunci: Air Gambut, Cangkang Telur Ayam, Filtrasi
Study of Rainwater Potential as Raw Water Source for Campus Mosque at Engineering Faculty of Tanjungpura University Ulli Kadaria
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 19, No 3 (2022): November 2022
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/presipitasi.v19i3.477-486

Abstract

Mosques need water in sufficient quantities for ablution, usually the mosques use surface water from PDAM services and well water. Surface water and ground water have decreased in quantity and quality, so it is necessary to find alternative sources of water to meet the clean water demand. On the other hand, the potential for rainwater is neglected, rainwater that falls is left to flow. Pontianak is one of the cities crossed by the equator which has high rainfall, the method of harvesting rainwater is appropriate in the tropics. This research was located on campus mosque at Engineering Faculty of Tanjungpura University. The purpose of this study was to determine the water demand in mosque and identify the potential for rainwater to meet the clean water demand in mosque. The method used in this research is field survey to calculate the water demand and interview with the mosque management to obtain supporting data. Based on the calculation, the total of water demand in mosque is 60 m3/month or 2 m3/day, while the volume of rainwater in campus mosque at Engineering Faculty of Tanjungpura University is 61.258 m3/day, and the potential volume of rainwater each month can meet the clean water demand.
Pelatihan Komposting Remaja Masjid Raudhatul Islamiyah Kabupaten Kubu Raya Ulli Kadaria; Aini Sulastri; Winardi
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 7 No 4 (2022): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.206 KB) | DOI: 10.30653/002.202274.185

Abstract

COMPOSTING TRAINING FOR YOUTH AT RAUDHATUL ISLAMIYAH MOSQUE KUBU RAYA REGENCY. Youth of Raudhatul Islamiyah Mosque is one of the youth Muslim organizations who live in Central Java Village, Ambawang District, Kubu Raya Regency. Even though they are based on Islam, mosque youth are not only engaged in religious activities. Several activities have been carried out at that location and the participation of the youth of the mosque is very good, this is proven by the well-maintained tools that have been given and the routine activities that are carried out in mutual cooperation. In previous activities, community services were also carried out in the form of socializing the sorting of organic and inorganic waste and providing composting tools on a small scale, but the interest of mosque youth in processing waste, especially organic waste, needs to be facilitated. In this activity, socialization and training on composting were carried out, as well as the provision of composting equipment on a large scale. Mosque youth are actively involved in socialization and training activities. After the socialization, training, and mentoring activities, it is hoped that the youth of the mosque can develop the knowledge that has been obtained for a wider scope and can be applied in their respective neighborhoods so as to reduce the volume of organic waste.
Apu Wood (Pistia stratiotes) as Phytoremediation Agent of Screen-printing Wastewater Aini Sulastri; Ulli Kadaria; Jumiati Jumiati; Putranty Widha Nugraheni
Advances in Tropical Biodiversity and Environmental Sciences Vol 7 No 1 (2023): ATBES
Publisher : Institute for Research and Community Services Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ATBES.2023.v07.i01.p04

Abstract

Abstract. The screen-printing process produces wastewater like organic compounds that are difficult to degrade and heavy metals such as chromium, copper, manganese, and lead, which are toxic and can accumulate in the human body through the food chain. Phytoremediation is one method that utilizes plants' ability to reduce organic and inorganic pollutants, including heavy metals. Objective: This study aimed to describe the concentration of screen-printing waste that can be tolerated by apu wood plants and analyze the effectiveness of apu wood as a heavy metal remediator. Technology or Method: The method used in this research is a combination of filtration and phytoremediation using apu wood to reduce heavy metals such as Pb and Cr,6+ and a preliminary test of Pb and Cr6+ contained in the screen-printing wastewater was carried out. Results: Apu wood lives and thrives on screen-printing wastewater, with an average of 34 new individuals' tillers growth within 15 days. The propagation of apu wood in screen-printing wastewater produced total biomass with an average of 145 grams per reactor. The effectiveness of apu wood as a remediator of Pb was 13.65%, and accumulated in the leaves was 0.0911 mg/L. The accumulation of Cr6+ in the leaves was 0.6635 mg/L. The Cr6+ component in the waste during 15 days of treatment did not show a positive effect on metal removal because the higher chromium element oxidation reaction occurred in the wastewater during the research process. Keywords Apu wood; chromium (VI); filtration; phytoremediation.
Teknologi Tepat Guna Pengolahan Air Sungai Menjadi Air Bersih Andi Riski; Rizki Purnaini; Ulli Kadaria
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 11, No 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v11i2.65742

Abstract

Ketersediaan dan akses air bersih masih menjadi persoalan di Kalimantan Barat, salah satunya di Ponpes Al-Fatah, Desa Sungai Itik. Keperluan dalam sehari-hari Ponpes Al-Fatah menggunakan sumber air yang berasal dari air hujan dan air sungai untuk keperluan MCK, namun air hujan belum bisa memenuhi kebutuhan air bersih dari aspek kontinuitas, sedangkan air sungai dari aspek kualitas. Oleh karena itu diperlukan teknologi pengolahan air bersih tepat guna untuk mengolah air sungai menjadi air bersih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas air sungai didepan Ponpes Al-Fatah, dan merancang teknologi pengolahan air tepat guna berdasarkan kualitas air baku yang dimanfaatkan. Metode pengolahan air yang dipilih adalah unit pengolahan lengkap. Hasil Analisis kualitas air baku sungai didepan Ponpes Al-Fatah Desa Sungai Itik, pH 7,18, kekeruhan 6,89 NTU, warna 109 TCU, TDS 603 mg/l, suhu 36℃, dan total coliform 33 APM/100 ml. Pengolahan air dengan unit operasi dan proses yang sudah dirancang mampu mengolah air baku menjadi air bersih, nilai pH 6,8 mg/l, kekeruhan 1,8 NTU, warna 2 TCU, TDS 872 mg/l, suhu 30,6 ℃, dan total coliform sebesar 0 APM/100 ml. Pengolahan air dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas air sungai memenuhi standar Permenkes No.2/MENKES/2023.
Perbandingan Penggunaan Desinfektan Kalsium Hipoklorit (Ca(OCl)2) Dan Natrium Hipoklorit (NaOCl) Pada Air Olahan Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa Puji Wiranti; Ulli Kadaria; Herda Desmaiani
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 11, No 3 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v11i3.69870

Abstract

PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa selaku badan usaha milik daerah yang bergerak dibidangusaha penyedia air minum di kota Pontianak, PERUMDA harus memenuhi parameter yang telahditetapkan pemerintah yaitu PERMENKES Republik Indonesia No. 492/Menkes/SK/IV/2010tentang persyaratan kualitas air minum. Salah satu parameter yang ditetapkan dalam peraturantersebut adalah parameter mikrobiologi dengan indikator kandungan bakteri e.coli dalam air minumsebanyak 0 per 100 ml sampel. Adanya kandungan bakteri Escherichia coli dalam air minum dapatmenjadi penyebab water disease. Pemusnahan bakteri dapat dilakukan dengan desinfeksi.Desinfeksi merupakan penyempurnaan dalam pengolahan air minum berupa proses pemberiandesinfektan yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme pathogen. Kaporit dan natriumhipoklorit merupakan jenis desinfektan yang dapat digunakan untuk menyisihkan kandungan bakterie.coli didalam air. Namun, penggunaan kaporit yang berlebihan dapat menimbulkan sisa khlorberlebih yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Penelitian ini akan membandingkan efektifitas desinfektan kaporit dan natrium hipoklorit terhadap bakteri e.coli pada air pengolahan unit filtrasiIPA IV di PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa Pontianak. Menentukan kadar optimum desinfektan dilakukan percobaan jartest dengan dosis masing-masing 0,1;0,2;0,3;0,4;0,5;0,6 mg/Ldengan pengadukan kecepatan 40 rpm selama 5 menit. Dari percobaan diperoleh dosis optimum kaporit 0,5 mg/L dengan sisa khlor 0,74 mg/L dan penyisihan bakteri e.coli sebesar 94,%. Percobaanpada desinfektan natrium hipoklorit diperoleh dosis optimum 0,3 mg/L dengan sisa khlor 0,59 mg/L dan penyisihan bakteri e.coli sebesar 86,9%Kata Kunci: E.coli, Kaporit, Natrium Hipoklorit, Sisa Khlor
Pengolahan Air Limbah Kedai Kopi Dengan Menggunakan Grease Trap, Ekualisasi, Sarang Tawon Dan Filtrasi Jody Commando; Ulli Kadaria; Putranty Widha Nugraheni
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 11, No 3 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v11i3.69606

Abstract

Kedai Kopi merupakan salah satu bisnis yang sedang populer di berbagai daerah di Indonesia. Maraknya bisnis kedai kopi yang tersebar diberbagai daerah dapat menimbulkan pencemaran berupa limbah cair apabila tidak diolah dengan baik. Pelaku bisnis sering menganggap sepele terhadap pengolahan limbah tersebut, sehingga masih banyak kedai kopi yang belum memiliki pengolahan limbah. Kedai Kopi di Pontianak yang tidak memiliki pengolahan limbah cair adalah Barabiru, karena sisa air buangan di Barabiru langsung dibuang ke badan air. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas instalasi pengolahan air limbah berdasarkan parameter pH, TSS, BOD, COD dan minyak lemak dan untuk mengetahui anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Barabiru. Sampel air limbah diambil dengan cara sesaat, sedangkan debit air limbah dihitung berdasarkan pemakaian air bersih. Pengolahan yang digunakan yaitu bak grease trap, ekualisasi, sarang tawon dan filtrasi. Hasil uji kualitas awal menunjukan nilai pH 4,2, TSS 1472 mg/L, BOD 61 mg/L, COD 128 mg/L, dan minyak lemak 156 mg/L. Efektivitas penurunan dari setiap parameter setelah pengolahan, TSS 90 %, BOD 64 %, COD 55% dan minyak lemak 96%.
Studi Evaluasi Dan Perencanaan Eksisting Kinerja Proses Pengolahan Air Minum Instalasi Pengolahan Air Arang Limbung Perumda Air Minum Tirta Raya Kabupaten Kubu Raya Sauqiyah Aulia; Ulli Kadaria; Putranty Widha Nugraheni
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 11, No 3 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v11i3.69103

Abstract

Lokasi penelitian berada di IPA 3 Perumda Arang Limbung, Desa Arang Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Memiliki kapasitas 120 L/detik serta unit pengolahan pengolahan lengkap. Air baku menggunkan  air Sungai Kapuas dan hasil pengamatan didapatkan kerak dan lumut menempel di dinding bak yang bisa mempengaruhi kualitas dan kuantitas air. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas air baku dan air hasil olahan IPA 3 Arang Limbung apakah sesuai standar baku mutu serta memberikan rekomendasi optimalisasi IPA pada unit proses. Tahapan penelitian meliputi analisa kualitas air baku, evaluasi kondisi eksisting instalasi dan optimalisasi kinerja unit operasi dan proses pengolahan instalasi, analisa kualitas air produksi dan hasil optimalisasi unit instalasi. Kualitas air baku tidak sesuai baku mutu air kelas I PP RI No. 22 Tahun 2021 yaitu kekeruhan 42,237 NTU, warna 323,333. Kualitas air minum tidak sesuai dengan Kepmenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 yaitu warna 125 Pt.Co, dan pH 4,56. Upaya optimalisasi IPA 3 Arang Limbung yaitu, dilakukan penentuan dosis koagulan dengan percobaan jartest, mendesain ulang beberapa unit operasi instalasi antara lain, bak flokulasi yaitu P = 5 m, T = 5 m, bak sedimentasi P = 14 m, L = 6 m, bak filtrasi P = 8 m, L = 4 m, H = 5,5 m, dan menambah satu unit bak reservoir. Diharapkan dengan dilakukannya evaluasi pada IPA 3 Arang Limbung hasil air olahan sesuai dengan baku mutu Permenkes No.492 Tahun 2010 dan perencanaan unit instalasi pengolahan sesuai dengan SNI 6774-2008.