Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Menggugat Fanatisme Agama dalam Politik berdasarkan Konsep Politik Refleksif Armada Riyanto Naja, Adrianus; Riyanto, Armada
INDEPENDEN: Jurnal Politik Indonesia dan Global Vol 5, No 1 (2024): INDEPENDEN : Jurnal Politik Indonesia dan Global
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/independen.5.1.27-36

Abstract

Tulisan ini meletakan fokus dasar pada fenomena politik di Indonesia yang sering kali dikawinkan dengan agama. Agama secara terus-menerus dipakai oleh para politisi untuk mendapat dukungan dari masyarakat. Dalam hal ini agama dijadikan alat untuk memanipulasi dan mempropaganda masyarakat demi mendapat dukungan. Masyarakat Indonesia terkungkung dalam agama sehingga pada saat politisi mempropagandakan politik melalui agama dengan cepat masyarakat percaya dan mendukung politisi tersebut. Karena itu, masyarakat menjadi fanatik dengan politisi yang se-agama. Fanatisme agama dalam politik pun pada ujungnya akan menyulut pada konflik antar masyarakat. Untuk menangkal pengaruh fanatisme agama, penulis menyorotkan politik refleksif Armada Riyanto. Tulisan ini menggunakan metode kepustakaan dengan buku utamanya adalah berfilsafat Politik Armada Riyanto. Di samping sumber utama itu, penulis  mengkaji dan menganalisis buku lainnya yang sesuai dengan tema pembahasan penulis. Penulis menemukan bahwa politik pada prinsipnya harus refleksif. Politik refleksif memampukan masyarakat untuk menjadi pemilih rasional. Politik refleksif pun memudahkan masyarakat dalam membangun peradaban kemanusiaan.
REFLEKSI FILOSOFI TEOLOGIS TENTANG ALLAH SANG ADA DALAM METAFISIKA THOMAS AQUINAS Wendi Setiawan; Riyanto, Armada
Jurnal Humaniora Teknologi Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Humaniora Teknologi
Publisher : P3M Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/jht.v9i2.143

Abstract

Fokus dari artikel ini adalah refleksi filosofis yang didasari dengan pemikiran Thomas Aquinas mengenai Allah Sang Ada dalam metafisika. Untuk tujuannya adalah melihat bagaimana Allah yang dianggap sebagai Sang Ada dalam metafisika. Selain itu ditujukan pada refleksi pribadi tentang bagaimana manusia menyadari Allah dalam dirinya. Metode yang digunakan adalah studi pustaka yang menjelaskan pemikiran Thomas Aquinas tentang eksistensi Allah dan pemikiran para filsuf dengan keterkaitan serupa untuk pendasaran refleksi filosofi-teologis. Juga melihat dari apa yang didapatkan pribadi tentang metafisika. Dari kesemuanya itu diperolehlah suatu hasil dari penelitian ini adalah mampu menjelaskan bagaimana menjelaskan makna Allah itu Sang Ada dalam pemikiran Thomas Aquinas. Kemudian ditinjau juga dalam terang para filosof lain yang menjelaskan serupa. Akhirnya secara pribadi merefleksikan apa yang disampaikan oleh para pemikir tentang Allah itu sendiri.
HARMONI MANUSIA–AI: PERSPEKTIF HEIDEGGER TENTANG KODRAT AI DAN DAMPAK POSITIFNYA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA Pranoto, Tito; Riyanto, Armada; Jebaru Adon, Mathias
Jurnal Humaniora Teknologi Vol. 10 No. 1 (2024): Jurnal Humaniora Teknologi
Publisher : P3M Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/jht.v10i1.149

Abstract

Kecerdasan buatan (AI) memungkinkan mesin belajar dari pengalaman, menyesuaikan diri dengan masukan baru, dan melakukan tugas seperti manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dampak perkembangan kecerdasan buatan (AI) terhadap hubungan antara manusia dan teknologi. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memahami secara mendalam kodrat AI, khususnya dalam konteks pandangan filsafat Martin Heidegger, serta untuk mengidentifikasi dampak positif dan negatifnya dalam kehidupan manusia. Metode penelitian yang diterapkan dalam studi ini adalah deskriptif kualitatif dan studi literatur. Pendekatan deskriptif digunakan untuk menggambarkan fenomena hubungan manusia–AI, sementara pendekatan kualitatif mengeksplorasi secara mendalam pemikiran Heidegger tentang teknologi dan eksistensi manusia. Studi literatur dilakukan dengan merinci konsep–konsep Heidegger yang relevan dan kajian terkini tentang perkembangan AI. Penelitian ini menemukan bahwa manusia memiliki peran penting dalam membentuk kodrat AI. Kebijakan pembuat keputusan selama pengembangan AI akan menentukan bagaimana AI digunakan. Kemudian, AI dapat digunakan untuk menciptakan harmoni antara manusia dan teknologi. AI dapat membantu manusia melakukan pekerjaan dengan lebih efisien dan kreatif. Yang terakhir, AI juga dapat memiliki dampak eksistensial pada manusia. AI dapat membuat manusia merasa tergantikan atau kehilangan identitas. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perspektif Heidegger dapat membantu kita mengembangkan AI secara positif. Dengan memahami kodrat dan etika AI, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik untuk kehidupan manusia.
Menggali Konsep Filosofis Ritual Wu’u Lolo Masyarakat Lamaole-Lawomaku-Flores Timur dalam Perspektif “Being in the Other” menurut Heidegger Heribertus Ama Bugis; Riyanto, Armada
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol. 6 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v6i1.69706

Abstract

Fokus penelitian ini ialah mengkaji dan memahami konsep "being in the other" (berada dalam yang lain) Martin Heidegger dalam ritual Wu'u Lolo yang dilakukan oleh masyarakat Lamaholot di Indonesia Timur.  Martin Heidegger merupakan seorang filsuf terkenal dalam tradisi fenomenologi dan eksistensialisme mengembangkan pandangan filosofis yang menekankan pentingnya interaksi sosial dan konteks dalam membentuk pemahaman individu tentang eksistensi dan realitas. Dalam Ritual Wu'u Lolo, masyarakat Lamaholot terlibat dalam serangkaian upacara adat yang melibatkan interaksi sosial, pertukaran budaya, dan pemahaman kolektif tentang dunia spiritual mereka. Penelitian ini menggunakan kerangka konseptual Heidegger untuk menganalisis bagaimana peserta ritual "berada dalam yang lain" saat berpartisipasi dalam upacara ini, bagaimana pengalaman tersebut membentuk pemahaman mereka tentang eksistensi, dan bagaimana konsep ini berperan dalam mempertahankan dan memperkaya tradisi budaya masyarakat Lamaholot. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini ialah studi kepustakaan. Melalui analisis ini, penelitian ini bertujuan untuk membawa pemahaman filosofis Heidegger tentang "being in the other" ke dalam konteks budaya yang berbeda, menunjukkan relevansi dan aplikabilitas konsep tersebut dalam pemahaman eksistensi manusia di berbagai latar belakang budaya. Penelitian ini menemukan bahwa konsep Being in Other ditemukan melalui partisipasi masyarakat Lamalohot dalam ritual Wulu Lolo membuat mereka terhubung dengan orang lain, alam dan juga sang Pencipta.
Tradisi Cear Cumpe di Kampung Runtu: Ekspresi Eksistensi Manusia Menurut Soren Kierkegaard Jebar, Sirilus; Riyanto, Armada; Adon, Mathias Jebaru
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol. 6 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v6i1.71598

Abstract

Artikel ini berfokus untuk mendalami konsep ekspresi eksistensi manusia dengan merinci dan menganalisis ritual cear cumpe, sebuah tradisi unik di Kampung Runtu, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tradisi ini bertujuan untuk memberi nama kepada bayi yang baru lahir, dan biasanya dilakukan setelah bayi tersebut berumur tiga sampai tujuh hari. Pendekatan filosofis Kierkegaard digunakan sebagai landasan teoretis untuk memahami makna mendalam dari ekspresi keberadaan manusia melalui ritual ini. Tujuan utama artikel ini adalah mengungkap dan menganalisis bagaimana ritual cear cumpe menjadi bentuk ekspresi eksistensi manusia, serta menjelaskan relevansi pemikiran Kierkegaard dalam konteks tradisi ini. Artikel ini bertujuan untuk memperkaya pemahaman tentang keberadaan manusia dalam konteks budaya lokal, dan mengaitkannya dengan pemikiran filosofis. Penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data diperoleh melalui studi literatur baik buku, jurnal ataupun artikel yang terkait. Pendekatan filosofis Kierkegaard diterapkan untuk merinci elemen-elemen eksistensial yang terkandung dalam ritual ini. Penulis menemukan bahwa ritual cear cumpe bukan sekadar serangkaian tindakan formal, tetapi merupakan ekspresi mendalam dari eksistensi manusia. Ritual ini mencerminkan keberadaan individual dan kolektif, serta menggambarkan perjalanan spiritual dalam kerangka pemikiran Kierkegaard. Artikel ini menyoroti signifikansi ritual ini dalam memahami konsep eksistensi manusia di tengah kompleksitas budaya dan nilai lokal. Artikel ini memberikan kontribusi pada pemahaman lintas budaya tentang ekspresi eksistensi manusia. Implikasi praktis termasuk peningkatan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya dan pemikiran filosofis dalam konteks lokal. Selain itu, artikel ini dapat menjadi dasar untuk pelestarian dan pengembangan budaya lokal, sambil membuka ruang dialog antara tradisi lokal dan pemikiran global
The HUTAN DIBABAT MANUSIA MELARAT (Tinjauan Etika Relasionalitas Manusia Dayak dan Alam): Indonesia Rocky, Hermanto; Riyanto, Armada
Borneo Review Vol. 3 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52075/br.v3i1.220

Abstract

Karya tulis ini meletakkan fokus pada fenomena krisis penggundulan hutan yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia Dayak. Terminologi hutan di sini mengacu pada dinamika kesempurnaan hidup manusia Dayak dalam tinjauan etika relasionalitas manusia dan alam. Telaah ini ingin memberikan penjelasan mengenai pengelolaan hutan saat ini dan dampaknya bagi kehidupan manusia suku Dayak. Realita saat ini ditemukan bahwa ada oknum manusia yang tidak memiliki sikap bertanggung jawab dalam mengelola hutan. Manusia terlalu jauh menggunakan kebebasan individunya dengan cara yang tidak menunjukkan sikap etis terhadap hutan. Kebebasan dalam bertindak tersebut menunjukan sikap yang tidak ekologis terhadap lingkungan. Metodologi yang digunakan dalam studi ini yaitu kualitatif-deskriptif. Studi ini menemukan bahwa hutan Kalimantan sekarang memiliki tendensi pada kerusakan dan pengaruhnya yang sangat besar bagi kesempurnaan hidup manusia suku Dayak itu sendiri. Hanya ketika mencapai alam yang lestari dan indah manusia akan menjadi harmonis. Konsep relasi manusia dengan alam sangat relevan dengan hakikat kehidupan. Konsep relasi manusia dengan alam sangat relevan dengan hakikat kehidupan.
Positivisme Hukum dalam Mengatasi Konflik Hukum Perkawinan Beda Agama Kaesnube, Yohanes; Riyanto, Armada
Borneo Review Vol. 2 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52075/br.v2i2.221

Abstract

Abstract The focus of this study is that interfaith marriages often cause legal conflicts due to religious differences between husband and wife. This legal conflict can be related to various matters such as child custody, distribution of assets, and determination of the child's religion. This becomes complex because each religion has its own rules regarding marriage and family. The purpose of this scientific work is to find out how the legal view of legal positivism in interfaith marriages. Legal positivism is a legal view that emphasizes the importance of written legal rules as the only source of applicable law. In the context of interfaith marriages, legal positivism can play an important role in overcoming legal conflicts that arise. The method used in this scientific paper is a comparative study and literature. There are three findings from this study: First, legal positivism can help parties involved in interfaith marriages to understand the applicable legal rules. Second, legal positivism can help resolve legal conflicts through appropriate legal channels. Third, legal positivism can help ensure legal protection for parties involved in interfaith marriages.