Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN GULA ENAU DAN KEMASANNYA DALAMRANGKA MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI ENAU DI KABUPATEN TANAH DATAR Dwi Evaliza; Nurwanita Ekasari Putri; Mislaini R
Jurnal Pengabdian Warta Andalas Vol 24 No 3 (2017): Warta Pengabdian Andalas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan merupakan salah satu komodi unggulan bidang pertanian di Nagari Tarung-tarung. Hampir setiap keluarga mempunyai kolam untuk budidaya ikan, dengan luas ± 2 ha/ keluarga dan panen rata-rata ± 2 ton/lahan. Selama ini masyarakat pembudidaya ikan Nagari Tarung-tarung menjual ikan dalam keadaan mentah (ikan segar). Dalam pemasaran hasil panen, hal yang menjadi masalah utama bagi masyarakat yaitu saat umur panen ikan sudah layak tetapi harga jual ikan di pasaran turun, hal yang pasti terjadi yaitu masyarakat mengalami kerugian, bahkan hasil panen tidak mampu menutupi biaya produksi. Salah satu upaya untuk membantu memecahkan masalah yang dialami oleh masyarakat pembudidaya ikan di Nagari Tarung-tarung Kecamatan Rao adalah memvariasikan penjualan ikan segar dengan ikan olahan. Sementara pada proses penyimpan menerapkan cara-cara pengemasan yang unik, modern, tahan lama, dan higienis sehingga konsumen tertarik dengan ikan asap dan ikan olahan tersebut. Tujuan yang hendak dicapai pada kegiatan KKN-PPM: 1) Memperoleh metode pengolahan ikan segar menjadi produk olahan ikan (bakso, naugget, dan kerupuk); 2) Memperoleh metode pengemasan produk olahan ikan yang unik, modern, tahan lama, dan higienis; 3) Memperoleh produk olahan ikan (bakso, naugget, dan kerupuk) dalam kemasan yang siap untuk dipasarkan sehingga masyarakat memperoleh keuntungan dan dapat meningkatkan pendapatannya; dan 4) Terbentuknya sentra produk olahan ikan (bakso, naugget, dan kerupuk) yang berkelanjutan. Metode kegiatan yang akan diterapkan, dapat ditempuh melalui pendekatan pada masyarakat pembudidaya ikan untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi untuk pengembangan produk olahan ikan sehingga Program KKN-PPM yang akan diterapkan dapat diterima dengan baik. Kegiatan dilakukan dengan metode partisifatif dan aksi pada kelompok masyrakat sasaran. Jadi pelaksanaan program KKN-PPM dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat dan mahasiswa menjadi fasilitator. Metode yang akan dilakukan adalah penyuluhan, praktek pembuatan produk ikan olahan, penyuluhan, dan pendampingan. Kegiatan yang dilakukan meliputi: 1). Penerjunan mahasiswa ke lokasi KKN-PPM; 2). Lokakarya rencana program; 3). Penyuluhan, pelatihan, pendampingan, dan praktek pembuatan produk ikan olahan (bakso, nugget, dan kerupuk) pada kelompok sasaran; 4). Penyuluhan, pelatihan, pendampingan, dan praktek pengemasan produk ikan olahan pada kelompok sasaran. Kegiatan KKN-PPM ini diikuti oleh 30 orang mahasiswa yang berasal dari disiplin ilmu yang beragam. Kegiatan yang telah dilakukan adalah pembekalan, pelatihan, dan sosialisasi program kepada masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa peserta KKN-PPM bersama-sama dengan kelompok mitra adalah kelompok pembudidaya ikan Sejahtera Bersama dan perangkat nagari Tarung-tarung. Hasil yang telah dicapai pada kegiatan ini yaitu masyarakat telah memperoleh metode pengolahan dan pengemasan produk olahan ikan. Dari hasil uji-t berpasangan, secara statistik ada perbedaan yang bermakna antara rata-rata soft skill mahasiswa sebelum dengan sudah pelaksanaan kegiatan KKN-PPM, dengan nilai sig.(2-tailed) sebesar 0.000 < 0,05 level of significant (α).
Pelatihan Pemberdayaan Kelembagaan Petani Menuju Pengembangan Kewirausahaan Sosial bagi Gapoktan se-Kabupaten Solok Selatan Ferdhinal Asful; Dwi Evaliza; Rina Sari; Yonariza Yonariza; Ira Wahyuni Syarfi; Reflinaldon Reflinaldon; Syofyan Fairuzi
Warta Pengabdian Andalas Vol 23 No 1 (2016): Warta Pengabdian Andalas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelembagaan petani sebagai penggerak bagi pembangunan pertanian pada umumnya dan pengembangan agribisnis kreatif pada khususnya, ternyata masih belum mampu beradaptasi secara optimal dengan dinamika pembangunan pertanian. Sehingga peluang-peluang yang sebenarnya ada, baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya ekonomi produktif, ternyata belum mampu dimanfaatkan. Kondisi ini cenderung terjadi merata di organisasi atau lembaga petani, termasuk di Kabupaten Solok Selatan. Sebagai kabupaten yang kaya dengan potensi sumberdaya alam, maka sudah sewajarnyalah organisasi dan lembaga petani mampu beradaptasi dan memanfaatkan berbagai peluang secara kreatif dan inovatif. Muara dari semuanya adalah terwujudnya kemandirian petani. Kegiatan ini pada dasarnya memuat 3 (tiga) tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan memotivasi petani agar mampu berinisiatif dan melakukan inovasi dalam: (1) mengoptimalkan pemanfaatan berbagai peluang, (2) mengenali dan menata organisasi/ lembaga yang berorientasi kewirausahaan sosial, (3) tata administrasi dan manajemen organisasi petani, khususnya perencanaan keuangan/analisa finansial usaha, serta (4) melakukan pemasaran komoditi pertanian yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam kegiatan pelatihan di dalam dan luar ruangan ini adalah metode ceramah, tanya jawab, serta penerapan metode partisipasi yang terdiri dari : (1) metode RRA, (b) metode ZOPP, serta (c) metode FGD. Kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut: (1) tercapainya target jumlah peserta sejumlah 90 %, (2) Tercapainya target tingkat partisipasi penuh stakeholders sejumlah 90 %, (3) Tercapainya target pemahaman peserta terkait materi yang dipresentasikan sejumlah 80%, serta (4) Tercapainya target keterampilan peserta terkait materi pengabdian sejumlah 70%.
Financial Feasibility of Arabica Coffee Plantation Business Through Partnership Pattern in Solok Regency, West Sumatra Faidil Tanjung; Dwi Evaliza; Rafnel Azhari
International Journal of Agricultural Sciences Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/ijasc.6.2.64-74.2022

Abstract

Lembah Gumanti District has the largest area of Arabica coffee in Solok Regency, with a production of 2588.8 tons in 2019. Some problems farmers face in developing Arabika coffee farming include a lack of knowledge of cultivation techniques and low selling price of coffee (cherry) beans at the farm gate. The Solok Radjo Cooperative emerged to solve farmers' problems and is willing to help develop Arabica coffee plantations in partnership. This study aims to: (1) describe the implementation of partnerships in Arabica coffee farming and (2) analyze the feasibility of arabica coffee farming with partnership pattern. A survey method was used involving 40 sample farmers selected using simple random sampling. Data analysis was carried out qualitatively to determine the implementation and benefits obtained by the partnering parties (farmers and Solok Radjo Cooperative). Quantitative analysis is intended to determine the financial feasibility of developing Arabica coffee with a partnership pattern. In the partnership system, the Solok Radjo Cooperative provides farmers assistance to use superior seeds, socialization of Arabica coffee cultivation and harvesting techniques, and willingness to buy coffee beans (cherry) from farmers with higher prices than local collectors. The benefit obtained by the Solok Radjo Cooperative is the guaranteed supply of Arabica coffee production with better quality. Arabica coffee plantation business through this partnership is feasible with a Net BC ratio of 2.43.
Household Food Security of Cocoa Farmers (Theobroma Cacao L) on Former Coal Mine Land in Sawahlunto City Faidil Tanjung; Dwi Evaliza; Cyntya Veralina; Mizi Sasrido
Journal of Social Research Vol. 2 No. 2 (2023): Journal of Social Research
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55324/josr.v2i2.597

Abstract

An overview of the food security vulnerability of cocoa farmer households on former mining lands is able to provide recommendations in efforts to increase the income that can support the welfare of farmer households and increase regional farmer food security. The purpose of this study was to determine the amount of cocoa farmer household income and cocoa farmer household expenditure and the level of food security of cocoa farmer households in ex-mining areas in Talawi District, Sawahlunto City. With a sample of 39 respondents selected by simple random sampling and data analysis using a quantitative approach. This study shows the results that the average household income of respondents is IDR 3,082,821 per month. Whereas for the average respondent household food expenditure is Rp.1,426,282.05 or 59.94% of total household expenditure, the respondent's household non-food expenditure is Rp.953,384.62 or 40.06% of total household expenditure ladder. Judging from the proportion of household expenditure to total expenditure, the results show that the level of household food security is 23.08% of households are food secure and 76.92% of households are food insecure. Households should improve food expenditure patterns by paying attention to and diversifying the amount and type of food they will consume.