Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS PEMANFAATAN VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING BERDASARKAN PENDEKATAN TEORI HEALTH BELIEFE MODEL PADA LELAKI SUKA LELAKI DAN WARIA DI KABUPATEN CIAMIS Euis Teti; Hilman Mulyana
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 1, No 1 (2017): JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v1i1.1

Abstract

Kurangnya kesadaran dalam memanfaatkan VCT dan kurangnya pemahaman tentang HIV/AIDS akan mengakibatkan sulitnya mendeteksi kasus HIV/AIDS dan mengatasi penyebarannya.  Berbagai upaya telah dilakukan di kabupaten Ciamis dalam rangka mengatasi penyebaran maupun penularan penyakit HIV/AIDS. Namun capaian VCT masih kurang terutama pada kelompok resiko tinggi HIV/AIDS yaitu LSL dan waria. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis factor pemanfaatan VCT berdasarkan pendekatan teori Health Beliefe Model di Kabupaten Ciamis. Jenis penelitian ini adalah analitik korelasi dengan rancangan case control. Tujuh puluh responden dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan metode deskriptif korelasi menggunakan uji chi square. Hasil dari penelitian menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi kerentanan (p value 0,3), persepsi keseriusan (p value 0,3), persepsi manfaat (p value 1), persepsi hambatan (p value 0,3), isyarat tindakan (p value 1), dan upaya diri sendiri (p value 1), dengan pemanfaatan VCT. Penggunaan teori HBM dalam menganalisis pemanfaatan VCT pada LSL dan Waria di kabupaten Ciamis tidak menunjukan hasil yang bermakna. Diperlukan kajian menggunakan pendekatan teori yang lain khususnya yang memfokuskan pada faktor external pemanfaatan VCT di Kabupaten Ciamis. Meskipun demikian, penelitian ini menunjukan persepsi yang masih rendah pada LSL dan waria di Kabupaten Ciamis tentang pemanfaatan VCT sehingga diperlukan edukasi/startegi/upaya-upaya untuk meningkatkannya.Kata kunci : HBM, HIV/AIDS, VCT
(INTELLEGENCE QUOTIENT) ANAK USIA SEKOLAH DASAR : A LITERATUR REVIEW Hilman Mulyana; Fitriani Mardiana Hidayat; Risda Hidayanti
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Vol 9 No 1 (2021): Januari-Juni 2021
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36973/jkih.v9i1.307

Abstract

Stunting is a nutritional problem in the world or globally that has an impact on children's growth and development, one of which is the intellectual intelligence of children, which affects the level of intelligence possessed by children and can cause a decrease in the level of productivity in the future. This review literature study aims to see and analyze the impact of stunting on intellectual intelligence (Intelligence Quotient) of elementary school-age children. Keywords: Stunting, intellectual intelligence, school-age children. The method used in this research is a literature review taken from national and international journals related to stunting and intellectual intelligence. Sources of searching for journals through several databases, namely Google Scholar, Pubmed, Science Direct, and IJSR within a period of 10 years (2010 to 2020), obtained search results for 15 journals that were reviewed. The results of research from 15 journals, 12 journals showed the impact of stunting on children's intellectual intelligence after elementary school and 3 journals showed no impact on the intellectual intelligence of elementary school-aged children. The conclusion of the researchers found that nutritional status and stunting have a relationship with cognitive development and intellectual intelligence (IQ) of elementary school-age children, and stunting has a negative impact on children's intellectual intelligence, children's cognitive development, and student learning achievement. Suggestions in this study are that families can fulfill and improve nutrition in children to prevent malnutrition and stunting, conduct consultations with nurses regarding monitoring growth and development in children so as to achieve optimal growth and development.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMANFAATAN LAYANAN CST (CARE, SUPPORT, AND TREATMENT) ODHA DI KOTA TASIKMALAYA Hilman Mulyana; Euis Teti Hayati; Ismi Rosalinda
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol 15, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.523 KB) | DOI: 10.37058/jkki.v15i2.1256

Abstract

Latar Belakang Indonesia adalah 1 dari 3 negara yang merupakan daerah infeksi HIV, sampai tahun 2017 terdapat 10.376 penderita HIV dan 673 penderita AIDS. Provinsi Jawa Barat menduduki posisi ke 4 dari 10 kasus HIV terbanyak, tahun 2017 terdapat 501 penderita HIV/AIDS dan sampai pada bulan Maret 2018 ODHA di Kota Tasikmalaya sudah sampai 522 orang, dari sekian banyak yang mengikuti program CST (Care, support, and Treatment) hanya 159 ODHA, padahal program tersebut membantu ODHA dan keluarga menyelesaikan permasalahan medis dan psikologis yang dihadapi, sehingga memerlukan dukungan keluarga yang berperan penting  baik dari segi kepatuhan pengobatan, motivasi hidup dan sejenisnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap layanan CST ODHA. Metode penelitian kuantitatif  dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah sebanyak 159 ODHA. Sample diambil secara random sampling sebanyak 45 ODHA. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar ODHA yang mendapatkan dukungan keluarga sebanyak 36 orang (80%) dan memanfaatan layanan CST dengan baik sebanyak 42 orang (93,9%). Kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan hasil uji Rank Spearman menunjukan ada hubungan yang signifikan antara hubungan dukungan keluarga dengan pemanfaatan layanan CST dengan p-value 0,034 0,05
GAMBARAN SELF EFFICACY PENDERITA HIPERTENSI DISALAH SATU PUSKESMAS DIKOTA BANDUNG Hilman Mulyana; Erna Irawan
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol 15, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.171 KB) | DOI: 10.37058/jkki.v15i1.988

Abstract

Prevalensi dan Insidensi penyakit hipertensi semakin meningkat. Prevalensi hipertensi di Jawa Barat sebesar 13 juta jiwa (29,4%) dan Penyakit hipertensi di Kota Bandung sebesar 1,2 juta jiwa (26%). Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik diatas 140 mmhg dan diastolic diatas 90 mmhg yang dikenal dengan silent killer yaitu dapat menyebabkan kematian akibat ancaman komplikasinya. Keyakinan akan perawatan dan perubahan gaya hidup yang disebut sel efficacy sangat diperlukan oleh pasien hipertensi.  Setiap pasien yang memiliki penyakit akan mempunyai fungsi fisik yang lebih baik apabila dalam dirinya memiliki keyakinan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran self efficacy pada penderita hipertensi disalah satu puskesmas Dikota Bandung. Desain penelitian ini adalah deskriptif yaitu hanya menggambarkan satu variabel. Sampel penelitian berjumlah 50 orang yang diambil berdaasarkan assidental sampling yaitu selama 2 minggu. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan, sebagian besar responden memiliki self efficacy yang tinggi (60%). Saran bagi pihak puskesmas adalah intervensi peningkatan self efficacy karena masih ada sekitas 40% yang memiliki self efficacy rendah.
HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PERAWATAN KAKI PADA PENDERITA DIABETES TIPE 2 Ade Iwan Mutiudin; Hilman Mulyana; Deni Wahyudi; Edi Gusdiana
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 13, No 2 (2022): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v13i2.1531

Abstract

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal yang memiliki komplikasi seperti neuropati. Komplikasi neuropati diabetik diabetik dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius seperti infeksi dan kematian jaringan di kaki, sehingga kaki perlu diamputasi, Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi neuopatik tersebut adalah perawatan kaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dan dukungan keluarga terhadap perilaku perawatan kaki pada penderita diabetes tipe 2. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan metode analitik dan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 97 orang yang diperoleh dengan teknik proportional random sampling. Data dikumpulkan mneggunakan kuesioner kemudian dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan efikasi diri pada penderita diabetes tipe 2 termasuk tinggi (53.6%). Dukungan keluarga termasuk baik (55.7%) dan perilaku perawatan kaki termasuk baik (59.8%). Terdapat hubungan efikasi diri dengan perilaku perawatan kaki (p value 0,000) dan terdapat hubungan dukungan keluarga dengan perilaku perawatan kaki (p value 0,002). Oleh karen itu perawat disarankan meningkatkan asuhan keperawatan pada penderita DM dan keluarga dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kaki.
Optimalisasi Kader Posyandu dalam Pemantauan Ibu Hamil Berisiko Eneng Daryanti; Hilman Mulyana; Maria Ulfah Jamil; Asep Mulyana
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 8 (2023): Volume 6 No 8 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i8.10413

Abstract

ABSTRAK Hasil pencapaian upaya kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan, dibandingkan sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. Melakukan skrining pada ibu hamil berisiko tinggi melalui upaya peningkatan pengtahuan kader posyandu untuk mendeteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah kerjasama dengan bidan puskesmas untuk mengadakan sosialisasi kepada kader untuk memantau ibu hamil, kemudian melakukan sosialisasi kepada kepala puskesmas, bidan koordinator, dan bidan kelurahan agar program inovasi ini dapat terus berjalan di Puskesmas Bantar. Bentuk dukungan kader terhadap program ini berupa pendataan dan lembar pemantauan faktor risiko yang harus di isi dengan kader lalu kader melaporkan kebidan kelurahan atau mengantar pasien ke puskesmas untuk diperiksa. Bentuk dukungan bidan yaitu ikut selalu memantau pada ibu dengan faktor resiko, jika kader melaporkan / menbawa pasien ke Puskesmas di sertakan juga stiker dngan tulisan “faktor risiko ibu hamil” itu di tempel di buku kia sehingga bidan sudah tau faktor risiko. Berdasarkan tabel 1 dapat diperoleh kesimpulan bahwa pengetahuan kader posyandu tentang pemantauan ibu hamil berisiko pada pre test ada pada kategori kurang yaitu 23 orang (75%), sedangkan pada post test kategori terbanyak adalah pengetahuan baik yaitu 26 orang (87,5%). Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupan upaya untuk menurunkan AKI/AKB melalui pemantauan pada ibu hamil yang beresiko tinggi oleh kader posyandu di wilayah PKM Bantar. Kader posyandu dalam melakukan kegiatannya berkoordinasi dengan  bidan kelurahan juga bidan puskesmas, memberikan edukasi dan inovasi berupa kegiatan optimalisasi kader posyandu dalam melalukan pemantauan ibu hamil berisiko melalui kegiatan pemaparan tentang faktor resiko ibu hamil dengan bahasa yang mudah dipahami  jika terdapat ibu hamil resiko maka kader mendata dan memantau serta melaporkan ke bidan kelurahan atau mengantar pasien ke puskesmas, diharapkan dengan adanya program ini angka kesakitan dan kematian ibu hamil yang beresiko bisa terdeteksi dari awal dan dapat tertangani dengan pengobatan Kata Kunci: Optimalisasi Kader Posyandu, Memantau, Ibu Hamil, Risiko Tinggi ABSTRACT The results of achieving health efforts for pregnant women can be assessed using K1 and K4 coverage indicators. K1 coverage is the number of pregnant women who have received antenatal care for the first time, compared to the target number of pregnant women in one work area within one year. While coverage of K4 is the number of pregnant women who have received standard antenatal care at least 4 times according to the recommended schedule, compared to the target of pregnant women in one work area at one year. This indicator shows access to services for pregnant women and the level of adherence of pregnant women in having their pregnancies checked by health workers. To screen high-risk pregnant women through efforts to increase the knowledge of posyandu cadres to detect high-risk pregnant women early. The method used in this activity was collaborating with the puskesmas midwives to conduct outreach to volunteers community to monitor pregnant women, then conducting outreach to the heads of the puskesmas, coordinating midwives, and village midwives so that this innovation program could continue at the Bantar Health Center. The form of cadre support for this program is in the form of data collection and risk factor monitoring sheets that must be filled in by the cadres and then the volunteers community report to the sub-district midwife or accompany the patient to the puskesmas for examination. The form of midwife support is to always monitor mothers with risk factors. If volunteers community report/bring patients to the Puskesmas, they also include a sticker with the words "risk factors for pregnant women" attached to the kia book so that midwives know the risk factors. Based on table 1, it can be concluded that the knowledge of posyandu volunteers community about monitoring pregnant women at risk in the pre-test was in the less category, namely 23 people (75%), while in the post-test, the highest category was good knowledge, namely 26 people (87.5%). This community service activity is an effort to reduce MMR/IMR through monitoring of pregnant women who are at high risk by posyandu cadres in the Bantar PKM area. Posyandu volunteers community in carrying out their activities coordinate with village midwives as well as puskesmas midwives, providing education and innovation in the form of optimizing posyandu volunteers community activities in monitoring pregnant women at risk through exposure activities about risk factors for pregnant women in language that is easy to understand. If there are pregnant women at risk, the cadres record and monitor and report to the sub-district midwife or accompany the patient to the puskesmas, it is hoped that with this program the morbidity and mortality of pregnant women who are at risk can be detected from the start and can be treated with medication Keywords: Optimizing Posyandu Volunteers Community, Monitoring, Pregnant Women, High Risk.