Erna Irawan
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat Kecemasan Menjelang Bebas (Studi Kasus: Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung Erna Irawan; Mery Tania; Muhammad Zaenal Arifin
Jurnal Keperawatan BSI Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.597 KB)

Abstract

Pada Anak didik pemasyarakatan (Andikpas) yang akan bebas di lembaga pembinaan akan lebih rentan mengalami kecemasan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah kurangnya dukungan sosial. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat kecemasan anak menjelang bebas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung. Jenis penelitian ini deskriptif dengan korelasi. Sampel dalam penelitian ini adalah Anak didik pemasyarakatan dengan usia 12-18 tahun sesuai dengan UU No 12 tahun 1995 yang berjumlah 50 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Selanjutnya data di analisa univariat menggunakan persentase dan analisa bivariat menggunakan rumus spearman. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden (56%) dukungan sosial sedang. Sementara itu sebagian besar responden (54%) tingkat kecemasan dalam kategori sedang. Hubungan dukungan sosial dengan tingkat kecemasan menjelang bebas dengan p-value 0,000 <0,05 yang artinya terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat kecemasan. Diharapkan kepada Andikpas untuk dapat memanfaatkan adanya dukungan sosial dari orang-orang di sekitar. Andikpas dapat melakukan penyesuaian diri melalui dukungan sosial yang diberikan dari keluarga, pegawai di Lembaga Pemasyarakatan, maupun teman-teman sesama narapidana. Sehingga setelah keluar dari penjara, narapidana diharapkan dapat bersosialisasi kepada masyarakat sekitar.
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Babakan Sari Erna Irawan; Hudzaifah Al Fatih; Faishal
Jurnal Keperawatan BSI Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.28 KB)

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Diabetes mellitus tipe 2 merupakan suatu penyakit kronik yang tidak dapat disembuhkan secara total yang berakibat pada Health Related Quality of Life (HRQOL). Penderita diabetes mellitus tipe 2 memiliki resiko penurunan kualitas hidup sebanyak 6,75 kali yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor . Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2. Metode : Jenis penelitian menggunakan metode kuantitatif desain penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. Data diolah menggunakan SPSS dengan analisis univariat dengan persentase, analisis bivariat, dan analisis multivariat, menggunakan Uji Spearman Rank dan Regresi Logistik. Hasil : Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin (0,032<0,05), lama menderita (0,000<0,05), pengetahuan (0,000<0,05), kecemasan (0,000<0,05), stres (0,000<0,05), dukungan keluarga (0,000<0,05), dan self-care (0,000<0,05) dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus, sedangkan untuk variabel usia (0,376>0,05), pendidikan (0,558>0,05), komplikasi (0,925>0,05), dan depresi (0,392>0,05) tidak berhubungan signifikan dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe II. Simpulan : Terdapat hubungan antara jenis kelamin, lama menderita, pengetahuan, kecemasan, stres, dukungan keluarga, dan self-care (0,000<0,05) dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus dan tidak terdapat hubungan antara usia, pendidikan, komplikasi, dan depresi dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe II. Serta faktor yang paling mempengaruhi kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe II adalah faktor lama menderita Saran : Diharapkan agar dilakukan pendidikan kesehatan mengenai diabetes mellitus, pentingnya dukungan keluarga, manajeman cemas dan stres, serta menjaga pentingnya pola hidup sehat sehingga penderita yang baru bisa mempertahankan kualitas hidupnya. Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Kualitas Hidup ABSTRACT Background: Diabetes mellitus type 2 is a chronic disease that cannot be completely cured which results in Health Related Quality of Life (HRQOL). Patients with type 2 diabetes mellitus have a risk of decreasing quality of life as much as 6.75 times which can be influenced by various factors. Objective: To determine the factors that affect the quality of life of patients with type 2 diabetes mellitus. Method: This type of research uses quantitative methods, correlation research design with cross sectional approach. The data were processed using SPSS with univariate analysis with percentages, bivariate analysis, and multivariate analysis, using the Spearman Rank Test and Logistic Regression. Results: This study found that there was a relationship between gender (0.032 <0.05), duration of suffering (0.000 <0.05), knowledge (0.000 <0.05), anxiety (0.000 <0.05), stress (0.000 <0.05), family support (0.000 <0.05), and self-care (0.000 <0.05) with the quality of life for patients with diabetes mellitus, while for the variable age (0.376> 0.05), education (0.558> 0.05), complications (0.925> 0.05), and depression (0.392> 0.05) were not significantly associated with the quality of life of patients with type II diabetes mellitus. Conclusion: There is a relationship between gender, length of suffering, knowledge, anxiety, stress, family support, and self-care (0.000 <0.05) with the quality of life of patients with diabetes mellitus and there is no relationship between age, education, complications, and depression. with the quality of life of patients with type II diabetes mellitus. And the factor that most influences the quality of life of type II diabetes mellitus patients is the long suffering factor Suggestion: It is hoped that health education should be carried out regarding diabetes mellitus, the importance of family support, management of anxiety and stress, and maintaining the importance of a healthy lifestyle so that new sufferers can maintain their quality of life. Keywords: Diabetes Mellitus, Quality of Life
GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA HIPERTENSI DI PANTI WERDHA DI KABUPATEN BANDUNG Asma Damayanti; Tita Puspita Ningrum; Erna Irawan; Yusiarta
Jurnal Keperawatan BSI Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.449 KB)

Abstract

Gangguan fungsi kognitif salah satu masalah yang terjadi pada lansia penderita hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran fungsi kognitif pada lansia penderita hipertensi. Jenis penelitian ini adalah deskripsi. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik Non Probability sampling dengan pendekatan Purposive Sampling berjumlah 70 lansia. Teknik Pengumpulan data menggunakan spigmanometer manual untuk mengukur tekanan darah dan kuesioner MMSE untuk menganalisis fungsi kognitif. Analisa data univariat menggunakan persentase untuk menentukan tekanan darah dan fungsi kognitif 0. Hasil pemeriksaan MMSE didapatkan 20 responden memiliki gangguan fungsi kognitif berat, 44 responden memiliki gangguan fungsi kognitif sedang dan 6 responden memiliki fungsi kognitif normal. Bagi perawat gerontik untuk lebih mengatasi dan menatalaksana hipertensi dengan baik sehingga dapat mencegah terjadinya penurunan fungsi kognitif pada usia lanjut.
GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA KLIEN STROKE DI UPT PUSKESMAS SUKAJADI KOTA BANDUNG Dhestirati Endang Anggraeni; Erna Irawan; Mery Tania; Ari Tetra
Jurnal Keperawatan BSI Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.497 KB)

Abstract

Pasien stroke mengalami gangguan fisik seperti gangguan persepsi dengan ketidakmampuan menginterpretasikan baik berupa visual maupun sensori. Sehingga dampak lain dari stroke adalah depresi. Depresi adalah keadaan emosional yang ditandai kesedihan, menarik diri kehilangan minat juga hal-hal yang menyenangkan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran tingkat depresi pada klien stroke di UPT Puskesmas Sukajadi Kota Bandung. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah klien yang menderita stroke di UPT Puskesmas Sukajadi Kota Bandung. Teknik Sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dengan jumlah sampel 43 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner BDI (Beck Depression Inventory). Analisa data dilakukan dengan distribusi frekuensi. Hasil menunjukkan sebagian besar tingkat depresi termasuk sedang yaitu 26 responden dengan presentase 60,5%, Sebagian kecil termasuk ringan yaitu 16 orang (37,2%), dan hamper tidak ada yang termasuk berat yaitu 1 orang (2,3%) di UPT Puskesmas Sukajadi Kota Bandung Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas termasuk kriteria depresi sedang sehingga disarankan kepeda petugas kesehatan di UPT Puskesmas Sukajadi Kota Bandung agar dapat memberikan Pendidikan Kesehatan untuk mengurangi depresi.
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL DI PSRLU CIPARAY KABUPATEN BANDUNG Panji Agung Nugraha; Erna Irawan; Mery Tania
Jurnal Keperawatan BSI Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.158 KB)

Abstract

Lansia atau lanjut usia merupakan tahap terakhir dalam tahap pertumbuhan. Menjadi tua merupakan suatu proses menghilangnya secara bertahap kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diterima. Tujuan penelitian ini Mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada lansia menjelang ajal di PSRLU Ciparay. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif . Populasi pada penelitian ini berjumlah 147 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive sampling dengan kriteria inklusi eksklusi, sehingga diperoleh 70 orang. Data diambil dengan menggunakan intrumen Death Anxiety Scale (DAS) kemudian dianalisa menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar lansia berusia 60-74 tahun sebanyak 42 (60%) mengalami kecemasan menjelang ajal yang berat dan sebagian kecil memiliki kecemasan sedang sebanyak 5 (7,1%). Penting bagi perawat sebagai konselor dalam mengatasi kecemasan akan kematian lansia dengan memberikan dukungan untuk membantu meningkatkan mekanisme koping lansia menjadi lebih adaptif.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS BABAKAN SARI KOTA BANDUNG Dina Nursamsiah; Hudzaifah Al Fatih; Erna Irawan
Jurnal Keperawatan BSI Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.434 KB)

Abstract

Latar Belakang : Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Diabetes merupakan salah satu penyakit degeneratif yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikendalikan. Penatalaksanaan DM seperti edukasi, diet, aktivitas fisik bersamaan dengan intervensi farmakologis dengan obat anti hiperglikemia secara oral dan atau suntikan dapat mengendalikan glukosa darah, Terapi gizi merupakan komponen utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes karena salah satu faktor risiko utama yang mempengaruhi terjadinya DM adalah pola makan yang tidak sehat. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet DM pada penderita Diabetes Mellitus di wilayah UPT puskesmas Babakan Sari. Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 133 pasien, sampling menggunakan teknik accidental sampling didapatkan sample berjumlah 60 responden Sedangkan istrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner, teknik Analisa data; analisa univariat, analisa bivariat, dan uji statistic yang digunakan Spearmen. Hasil : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus dengan nilai p-value 0,76 (p>0,05). Kesimpulan : tidak terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus di wilayah puskesmas babakan sari kota bandung
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN PENDERITA SKIZOFRENIA DI UPT PUSKESMAS BABAKAN SARI KOTA BANDUNG Erna Irawan; Mery Tania; Anggi Agustini
Jurnal Keperawatan BSI Vol 9 No 2 (2021): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.416 KB)

Abstract

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang cukup serius dimana penderita skizofrenia mengalami penurunan kemampuan kognitif, berpikir abstrak dan penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sehingga pasien skizofrenia mengalami menurunan kemandirian, dimana pasien skizofrenia membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Dukungan keluarga merupakan salah satu penunjang pengobatan bagi pasien skizofrenia. Dukungan keluarga yang diberikan meliputi dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan informasional, dan dukungan emosional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga dengan kemandirian pasien skizofrenia. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif korelasional dengan rancangan cross-sectional dengan jumlah populasi 69 keluarga dan pasien skizofrenia di UPT Puskesmas Babakan Sari kota Bandung. teknik sampel yang digunakan Simple Random Sampling didapatkan 37 responden. teknik analisis univariat yang digunakan yaitu distribusi frekuensi sedangankan teknik analisis bivariat menggunakan uji korelasi spearmen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa p-value (0,000) <0,05, dimana terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kemandirian pasien skizofrenia di wilayah kerja UPT Puskesmas Babakan Sari Bandung. Nilai Correlation Coefficient didapatkan +0,72 termasuk nilai Correlation Coefficient (0,51-0,75) maka korelasi antara dukungan keluarga dengan kemandirian pasien skizofrenia termasuk tingkat hubungan kuat. Simpulan dari penelitian ini Sebagian besar responden (67,6%) 25 responden memberikan dukungan keluarga dengan baik dan Sebagian besar (59,5%) pasien skizofrenia memiliki kemandirian yang baik. Adapun saran bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambahkan kekurangan pada penelitian ini, serta dapat meneliti faktor-faktor kemandirian pasien skizofrenia.
GAMBARAN SELF EFFICACY PENDERITA HIPERTENSI DISALAH SATU PUSKESMAS DIKOTA BANDUNG Hilman Mulyana; Erna Irawan
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol 15, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.171 KB) | DOI: 10.37058/jkki.v15i1.988

Abstract

Prevalensi dan Insidensi penyakit hipertensi semakin meningkat. Prevalensi hipertensi di Jawa Barat sebesar 13 juta jiwa (29,4%) dan Penyakit hipertensi di Kota Bandung sebesar 1,2 juta jiwa (26%). Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik diatas 140 mmhg dan diastolic diatas 90 mmhg yang dikenal dengan silent killer yaitu dapat menyebabkan kematian akibat ancaman komplikasinya. Keyakinan akan perawatan dan perubahan gaya hidup yang disebut sel efficacy sangat diperlukan oleh pasien hipertensi.  Setiap pasien yang memiliki penyakit akan mempunyai fungsi fisik yang lebih baik apabila dalam dirinya memiliki keyakinan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran self efficacy pada penderita hipertensi disalah satu puskesmas Dikota Bandung. Desain penelitian ini adalah deskriptif yaitu hanya menggambarkan satu variabel. Sampel penelitian berjumlah 50 orang yang diambil berdaasarkan assidental sampling yaitu selama 2 minggu. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan, sebagian besar responden memiliki self efficacy yang tinggi (60%). Saran bagi pihak puskesmas adalah intervensi peningkatan self efficacy karena masih ada sekitas 40% yang memiliki self efficacy rendah.
Pengaruh Positive Self Talk Therapy Terhadap Kecemasan Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung Erna Irawan
Jurnal Keperawatan BSI Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi adalah suatu kondisi ketika tekanan darah pada dinding arteri terlalu tinggi (WHO, 2021). Kecemasan adalah gangguan kesehatan jiwa yang paling banyak didapat di masyarakat yang berkaitan dengan hipertensi. Penanganan hipertensi bukan hanya terapi pengobatan atau terapi farmakologi namun juga dapat menggunakan terapi non-farmakologi (Nisa & Pranungsari, 2021). Positive self talk therapy dapat menjadi intervensi dalam penanganan kecemasan pada penderita hipertensi karena dengan berkomunikasi positif dengan diri sendiri dapat meningkatkan rasa percaya diri, membuat diri menjadi lebih positif dan mampu mengatasi situasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh positive self talk therapy terhadap kecemasan pada penderita hipertensi di Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif dengan desain penelitian one group pretest posttest. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling dan jumlah sampel 25 responden. Analisis data menggunakan uji statistic non parametric Wilcoxon untuk melihat perbedaan pretest dan posttest dalam menentukan hasil intervensi. Hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat perbedaan nilai sebelum dan setelah dilakukan intervensi dengan nilai p value = 0,001 (<0,05) yang artinya terdapat pengaruh positive self talk therapy terhadap kecemasan pada penderita hipertensi di Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pemberian intervensi pada penderita hipertensi yang mengalami kecemasan dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau dapat dikembangkan lebih lanjut untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan positive self talk theray.