Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS SEMIOTIK MEME ANIES BASWEDAN BANJIR JAKARTA Ali Imron Hamid
DIALEKTIKA KOMUNIKA: Jurnal Kajian Komunikasi dan Pembangunan Daerah Vol 8 No 1 (2020): DIALEKTIKA KOMUNIKA: Jurnal Kajian Komunikasi dan Pembangunan Daerah
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (906.339 KB) | DOI: 10.33592/dk.v8i1.554

Abstract

Maraknya penggunaan media sosial di Indonesia, membuat para penggunanya bebas memproduksi berbagai pesan komunikasi berdasarkan fenomena yang ada. Konsekuensi ini lantas menghadirkan kreativitas warganet dalam memproduksi meme berupa  gambar atau video yang berisi gagasan,  ide, yang lucu sebagai sarana hiburan. Namun belakangan meme yang tadinya hanya dimaksudkan untuk bahan candaan memiliki tujuan lain yaitu satire untuk menyudutkan pihak-pihak tertentu seperti pada peristiwa banjir Jakarta yang melahirkan meme-meme yang beragam untuk mengkritik Gubernur Jakarta Anies  Bawesdan. Penelitian bertujuan untuk mengungkap makna semiotika di balik meme Anies Bawesdan tentang banjir Jakarta di twitter. Metode penelitian ini menggunakan pisau analisis semiotika Charles Pierce berupa tanda, obyek dan penafsir. Hasil penelitian mengungkap ada hubungan dan kesesuaian antara  tanda dengan makna semotika. Warganet ramai-ramai menggunakan gambar sebagai tanda untuk mengungkap ekspresi ketidaksukaan terhadap respon Anies Bawesdan dalam menuntaskan banjir Jakarta. Sedangkan makna obyek dalam meme terebut merupakan sindiran atau nyinyiran atas kelambanan Anies dalam menyelesaikan masalah banjir.Sedangkan daari sisi penafsir ada kesesuaian pemikiran dari warganet dengan meme hasil buatannya yang menyimpulkann bahwa Anies tidak becus menuntaskan masalah banjir Jakarta. Kata Kunci: meme, media sosial, semiotik, Anies Bawesdan.
RELASI ELITE POLITIK DENGAN MEDIA (STUDI REPRESENTASI PROSES PENCALONAN AHOK SEBAGAI CALON GUBERNUR DI PILKADA DKI JAKARTA 2017 DI TEMPO.CO) Ali Imron Hamid; Udi Rusadi
Akrab Juara : Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Vol 5 No 2 (2020): Mei
Publisher : Yayasan Azam Kemajuan Rantau Anak Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Objective : (1) to find the relation between Ahok with the media and how far Ahok use the media in getting public support to advance further in the nomination of the governor in the 2017 elections; (2) to explore how media Ahok utilize in order to get the number of readers or visitors is high and thus can get revenue from advertising (3) to analyze how the strategy of media in producing news, especially about Ahok so they can get revenue(4) to uncover what interests were behind the relationship between the media Ahok. Method : critical discourse analysis. Results: based on the results of the study found a relation between Ahok with the media in order to support the nomination process as Governor of Jakarta at the local elections in 2017. Media utilizes Ahok to get high visitor from some news about Ahok.The strategy that media do is make controversy news of Ahok and some news about his leadership in managing Jakarta. Both relations between Ahok and media are economicinterest and political image. Conclusion: News about Ahok in the media is to increase his political image in public. And media using Ahok for economic purposes.
FRAMING MEDIA ONLINE PADA KONTESTASI ”ALL THE PRESIDENT’S MEN” DAN KOALISI BESAR JELANG PILPRES 2024 Tuty Mutiah; A. Yuda Triantanto; Adhi Dharma Suriyanto; Arvin Hardian; Fajar Kurniawan; Ilham Albar Pane; Syarif Fitri; Ali Imron Hamid
NIVEDANA : Jurnal Komunikasi dan Bahasa Vol. 4 No. 1 (2023): NIVEDANA: Jurnal Komunikasi & Bahasa
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/nivedana.v4i1.816

Abstract

Kontestasi “All the President’s Men” atau” All Jokowi’s Men” jelang pemilihan presiden tahun 2024 semakin nyata. Beberapa partai (Golkar, PPP, PAN) yang semula berseberangan berkoalisi dengan PDIP, termasuk partai Gerindra. Konsekuensinya, beberapa kader partai koalisi menduduki berbagai jabatan menteri di Kabinet Indonesia Maju. Jelang pilpres 2024, beberapa menterinya bersiap ikut andil di kontestasi capres dan cawapres 2024. Tingkat elektabilitas yang fluktuatif memunculkan tiga nama calon presiden 2024; Prabowo Subianto (Gerindra), Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah/PDIP), dan Anies Baswedan (non partai). Namun, Anies didukung partai Nasdem pun partai Demokrat dan PKS. Dalam konteks ini, sebelum dan sesudahnya, tentu akan muncul manuver ”Bandar Politik” sebagai modal (kapital) demi meraih kuota kursi di parlemen (legislatif). Terkait dengan fenomena “All the President’s Men” dan Koalisi Besar, beberapa media online pun memberitakan. Pemberitaan tentang fenomena tersebut dibingkai (framing) dan dikonstruksi oleh media online (web portal berita). Menggunakan teori Framing Entman untuk memahami konstruksi yang disajikan media online dalam pembingkaian berita. Hasilnya, pembingkaian sengaja dilakukan oleh media pada jelang pilpres 2024 dengan mengubah judul berita menjadi ”All Jokowi’s Men” serta akan terbentuknya koalisi besar sebagai bandarmologi politik