Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

DUKUNGAN KELUARGA PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) : A LITERATURE REVIEW Ady Irawan AM; Titih Huriah
Avicenna : Journal of Health Research Vol 1, No 2 (2018): OKTOBER 2018
Publisher : STIKES Mamba'ul 'Ulum Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.445 KB) | DOI: 10.36419/avicenna.v1i2.232

Abstract

Latar Belakang: HIV/AIDS menjadi salah salah satu tantangan sosial karena dampak penyakit ini yang begitu luas di masyarakat. Ketika seseorang terinfeksi virus HIV, sebagian besar dari mereka lebih banyak mengasingkan diri dari lingkungan sosial mereka serta mengalami gejala psikososial. Dukungan dari keluarga tentunya akan sangat membantu untuk mengurangi gangguan psikologis yang berkaitan dengan HIV/AIDS Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana dukungan keluarga pada penderita HIV/AIDS. Metode: Penelitian ini merupakan litetature review. Sumber penelitian diambil dari beberapa database, dengan kata kunci “family support on HIV/AIDS”. Dari database Google Scholar ditemukan jurnal sejumlah 23,400, EBSCO ditemukan 323, NCBI ditemukan 16, dan ProQuest 693. Dari keseluruhan database hanya 11 yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Dukungan keluarga yang dipakai cukup luas dalam 11 artikel yang di review: dukungan penghargaan, dukungan informasi, dukungan emosi, dukungan pelayanan. Kata kunci: mekanisme koping, hambatan keluarga, HIV/AIDS.
PENEGAKKAN ETIKA DAN DISIPLIN TENAGA KESEHATAN SEBAGAI APARATUR SIPIL NEGARA Saiful Anwar; Aris Prio Agus Santoso; Gerardus Gegen; Ady Irawan AM
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 6, No 3 (2022): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jisip.v6i3.3469

Abstract

Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan tidak jarang ditemukan perilaku tenaga kesehatan sebagai Aparatur Sipil Negara yang menyimpang dari aturan. Untuk menangani pelanggaran yang dilakukan oleh haruslah dilakukan penegakkan etik dan disiplin namun sering terjadi kesimpangsiuran dalam proses penegakkanya, apakah ditegakkan melalui jalur organisasi profesi ataukah melalui jalur pemerintahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara menegakkan etika dan disiplin tenaga kesehatan sebagai aparatur sipil negara. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan library research dengan pengumpulan data sekunder. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kulitatif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebenarnya etika dan disiplin adalah sikap yang tidak dapat dipisahkan, dan bukanlah sikap yang berdiri sendiri karena keduanya saling berkaitan dan berhubungan. Di UU No. 36/2014 tidak menjelaskan secara tegas mengenai penegakkan etika dan disiplin bagi tenaga kesehatan, namun jika meninjau pada Pasal 82 ayat (4) yang menyebutkan bahwa setiap tenaga kesehatan yang tidak menjalankan tugas dan tanggungjawabnya maka akan dikenai sanksi. Artinya di peraturan tersebut tertuang penegakkan hukum bagi tenaga kesehatan. Begitu juga pada PP No. 94/2021 menyebutkan bahwa PNS yang tidak melakukan melaksanakan kewajiban akan dijatuhi hukuman disiplin meliputi; hukuman disiplin ringan, hukuman disiplin sedang, atau hukuman disiplin berat. Dari sini bisa diketahui bahwa sebenarnya UU No. 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan juga memiliki benang merah dengan jenis hukuman disiplin ringan pada PP No. 94/2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Hal ini membuktikan bahwa dalam hal melakukan penegakkan disiplin bagi tenaga kesehatan sebagai Aparatur Sipil Negara adalah merujuk pada PP No. 94/2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri, sebab tenaga kesehatan tersebut merupakan pegawai negara dan dimiliki oleh negara sedangkan kedudukan negara lebih tinggi dibandingkan dengan organisasi profesi. Penegakkan etika dan disiplin bagi tenaga kesehatan tersebut meliputi; pemberian sanksi hukuman disiplin ringan, pemberian sanksi hukuman disiplin sedang, atau bahkan juga pemberian sanksi hukuman disiplin berat.
PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM PERAWAT DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN DITINJAU DARI KONSEP SOSIOLOGICAL YURISPRUDENCE Aris Prio Agus Santoso; Ady Irawan AM; Aknes Galih Sumirat; Adinda Laras Sri Karno Putri
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 6, No 4 (2022): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jisip.v6i4.3870

Abstract

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab perawat perlu memperhatikan keselamatan pasien. Tanggung jawab hukum perawat dalam melaksanakan praktik mandiri perawat harus sesuai dengan standar pelayanan keperawatan, standar profesi, standar operasional dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, sebab pelayanan perawatan yang tidak sesuai dengan prosedur, dapat menimbulkan risiko bagi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja tindakan keperawatan yang dapat dilakukan dan dipertanggungjawabkan pada praktik keperawatan mandiri, pertanggungjawaban hukum perawat dalam tindakan keperawatan pada praktik keperawatan mandiri khususnya yang tidak memiliki rekam medis dan standar prosedur operasional, dan konsep sosiological yurisprudence dalam pelayanan kesehatan secara homevisite pada praktik keperawatan mandiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan yuridis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengumpulan data dari data primer dan sekunder. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa tindakan keperawatan yang dapat dilakukan dan dipertanggungjawabkan pada praktik keperawatan mandiri meliputi tindakan berupa observasi, edukasi, terapeutik dan kolaborasi. Bentuk pertanggungjawaban hukum perawat yang tidak memiliki rekam medis dan prosedur operasional merupakan merupakan bentuk tanggung jawab mutlak (strict liability), di mana sanksi terberatnya adalah pencabutan izin praktik jika tidak segera dilaksanakan. Berdasarkan konsep sosiological yurisprudence praktik pelayanan kesehatan secara homevisite, sangatlah dianjurkan karena seseorang telah membutuhkan pertolongan, dan atas dasar pentingnya Living Law yang hidup dalam masyarakat, maka tindakan keperawatan haruslah dilakukan. Keadaanya yang demikian merupakan bentuk tradisi yang turun temurun, di mana masyarakat masih percaya bahwa mantri dapat mengobati penyakitnya, sehingga demi terwujudnya hukum positif yang efektif maka suatu pemberian pertolongan yang menjadi kewajiban setiap masyarakat haruslah dilaksanakan.
Application of Wet Cupping Therapy in Reducing Blood Pressure among Patients with Hypertension Ady Irawan AM; Aureo Frutalegio da Costa Frutalegio da Costa; Anggie Pradana Putri
Proceedings of the International Conference on Nursing and Health Sciences Vol 3 No 1 (2022): January-June 2022
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/picnhs.v3i1.1155

Abstract

Cardiovascular disease includes hypertension as a risk factor. Cupping therapy is one of the complementary therapies that can be used to treat hypertension. In hypertensive patients, cupping therapy (Bekam) is a simple and cost-effective technique for lowering blood pressure.This study aims to identify the effectiveness of wet cupping for reducing blood pressure among patients with hypertension. This study employs a pre- and post-test design for a clinical observation. The participants in this study were all hypertensive patients from the Sukoharjo district in the province of Central Java, Indonesia. The study sample consisted of 27 intervention group participants and 29 control group participants. The bivariate statistics in this study were analyzed with Wilcoxon. The participants received wet cupping therapy at locations of the heart, namely points 4, 5, 6, 7, 8, for two weeks with a three-day interval between interventions, each lasting 30 minutes. There is a significant difference between pre- and post-test systolic and diastolic mean arterial pressure (MAP). In the first intervention, the mean systolic blood pressure was 18.3 mmHg (p = 0.000), and the mean diastolic blood pressure was 6.11 mmHg (p value of 0.003). After treatment, the mean diastolic pressure was 16.11 mmHg (p = 0.000) and the diastolic mean was 6.3 mmHg (p value of 0.000). Before intervention, the mean arterial pressure was 10.23 mmHg (p value = 0.000) and after intervention, it was 9.56 (p value of 0.000). This studies revealed that wet cupping therapy (Bekam Basah) is beneficial in lowering blood pressure in hypertensive patients.
Penerapan Terapi Akupresur untuk Mencegah Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif pada Penderita Hipertensi Ady Irawan AM; Nadi Aprilyadi; Intan Kumalasari; Tiara Oktalia
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 3 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Supp Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.606 KB)

Abstract

Hipertensi adalah silent killer yang mengganggu sistem pembuluh darah dengan ditunjukkan adanya kenaikan tekanan darah dalam arteri di atas normal. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menimbulkan risiko penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang menggganggu metabolisme tubuh. Terapi akupresur merupakan salah satu terapi yang dapat dimanfaatkan untuk melancarkan sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit dan menurunkan tekanan darah. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh penerapan terapi akupresur untuk mencegah risiko perfusi perifer tidak efektif pada penderita hipertensi di Rumah Sakit Siti Aisyah Kota Lubuklinggau. Metode penelitian menggunkan metode studi kasus dengan memberikan penerapan secara langsung terapi akupresur kepada responden. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret 2021, pada 2 responden penderita hipertensi. Hasil penelitian diketahui bahwa setelah dilakukan intervensi keperawatan penerapan terapi akupresur selama 3 hari berturut turut terjadi penurunan tekanan darah rata-rata 10 mmHg. Kesimpulan ada pengaruh dalam penerapan terapi akupresur untuk mencegah risiko perfusi perifer tidak efektif pada penderita hipertensi.