Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Menelaah Persoalan Kemiskinan Melalui Narasi Persembahan Janda Miskin (Markus 12:41-44) Yane Octavia Rismawati Wainarisi
JURNAL LUXNOS Vol. 5 No. 1 (2019): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI JUNI 2019
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v5i1.71

Abstract

Abstract: This article discusses the study of the problem of poverty based on the narrative of the offering of the poor widow in Mark 12: 41-44. By using qualitative methods or more precisely literature review, the authors conclude that there needs to be an encounter with them beforehand so that through encounters with poor people, both writers and we can also gain a deeper understanding of God's heart, not only for ourselves, for the poor and the weak, but also for everyone around the world. However, because poor people are the most vulnerable people to be treated unfairly, it is necessary to formulate solidarity with the poor in order to realize the Kingdom of God in the world. Abstrak: Artikel ini membahas tentang telaah persoalan kemiskinan yang didasarkan pada narasi persembahan janda miskin dalam Markus 12: 41-44. Dengan menggunakan metode kualitatif atau lebih tepatnya kajian pustaka, maka penulis menyimpulkan bahwa perlu ada perjumpaan terlebih dahulu dengan mereka agar melalui perjumpaan dengan orang-orang miskin, baik penulis dan kita juga dapat memperoleh pemahaman yang lebih tentang hati Allah, tidak hanya bagi kita sendiri, bagi orang-orang miskin dan lemah, namun juga bagi setiap orang diseluruh dunia. Namun karena orang-orang miskin merupakan orang-orang yang paling rentan untuk mendapat perlakukan tidak adil, maka perlu suatu formulasi solidaritas terhadap kaum miskin demi mewujudkan Kerajaan Allah di dunia.
Pedagogi Pohon (Jarak): Metode Pedagogi dalam Peristiwa Pohon Jarak Yunus 4 Yane Octavia Rismawati Wainarisi
JURNAL LUXNOS Vol. 7 No. 2 (2021): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI DESEMBER 2021
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v7i2.154

Abstract

Abstract There are some method of study. One of those method is Pedagogy. Pedagogy is used as a unique method in learning not only as a cognitive aspect but psychomotoric and affective especially in spiritual aspect. This approach is a very important method in Educational Proccess so do Indonesian Government insert it in the one kind of educational meaning. from the Theological insight, Pedagogical model being an important criteria for a Christian lecturer to transform student target characteristic. The Bible especially Old Testament give many model in Pedagogy which can observe from the first creaturing of human. Therefore, the author use the effort of God to transform Jonah Character from his experience with the castor oil plant which I call Castor-Oil Plant Pedagogy. This research made to observe God Pedagogical model to Jonah so do Jonah could have a better knowledge about God’s love for the world which unlimited for one nation only. Castor-oil Plant Pedagogy fill with God’s unique method to transform Jonah’s Character by his experience meeting with the plant. This research made by explorative cualitative method dan narrative critique to various library related to Pedagogy and the Book of Jonah. Abstrak: Ada berbagai macam metode dalam pembelajaran, salah satunya adalah pedagogi. Pedagogi digunakan sebagai metode khusus dalam pembelajaran bukan hanya dalam aspek kognitif dan pikomotorik namun juga afektif terutama dalam hal spiritual. Pentingnya pendekatan ini dilakukan dalam Pendidikan sehingga pemerintah Indonesia secara resmi memberikan pengertian khusus terhadap istilah pedagogi ini. Dari sisi Teologis, model pengajaran Pegagogis ini menjadi kriteria penting seorang pendidik Kristen dalam mentransformasi karakter siswa target. Alkitab terutama Perjanjian Lama memberi berbagai model Pedagogi dan bila diselidiki model ini sudah ada sejak manusia diciptakan. Dari sekian banyak model tersebut, penulis mengangkat upaya Allah dalam mentransformasi karakter Yunus melalui pengalamannya dengan Pohon Jarak yang penulis sebut dengan Pedagogi Pohon Jarak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji model pedagogi Allah terhadap Yunus agar Yunus mengenal tentang Allah dan tujuan kasih Allah bagi seluruh dunia yang tidak terbatas pada satu umat saja. Pedagogi Pohon Jarak berisi metode unik yang Allah gunakan untuk mentransformasi karakter Yunus melalui pengalaman pertemuannya dengan pohon jarak. Penelitian ini dibuat dengan metode kualitatif eksploratif dan kritis narasi melalui penelitian terhadap berbagai Pustaka yang berkaitan dengan pedagogi dan kitab Yunus.  
Pelatihan Multimedia Bagi Jemaat Gereja Kristen Evangelikal (GKE) Resort Bukit Bamba Kecamatan Kahayan Tengah Yane Octavia Rismawati Wainarisi; Wilson Wilson; Deni Susanto
KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 5, No 2 (2022): Juli
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/kacanegara.v5i2.1188

Abstract

Demi mengurangi angka persebaran Covid-19 di berbagai negara di dunia, masing-masing negara mengeluarkan berbagai pembatasan Gerakan. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengeluarkan peraturan tersebut berupa PSPB dan PPKM. Hampir semua kegiatan dibatasi termasuk kegiatan keagamaan. Kegiatan keagamaan masih dapat dilakukan untuk mendukung perkembangan spiritualitas manusia namun dibatasi dengan peribadatan secara online. Untuk kota-kota besar atau daerah-daerah yang memiliki tenaga ahli dan fasilitas yang memadai, kegiatan keagamaan dapat terus dilakukan. Namun di desa-desa yang memiliki jaringan tidak memadai, kurang fasilitas dan tenaga ahli, kegiatan ibadah sempat tidak dilakukan selama berbulan-bulan. Untuk itu, tim bersama dengan ketua Resort sepakat untuk membuka pelatihan multimedia dengan target utama adalah para anak muda GKE Resort Bukit Bamba. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah metode PAR (Participatory Action Research)  dengan terlebih dahulu melakukan survey, partisipasi, aksi dan evaluasi.
Pemberdayaan Jemaat Gereja Kristen Evangelikal Resort Bukit Bamba Kabupaten Pulang Pisau Masa Pandemi Covid-19 Yane Octavia Rismawati Wainarisi; Wilson Wilson; Deny Susanto
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2022): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v6i2.9238

Abstract

Pandemi Covid-19 terjadi hampir di seluruh bagian di belahan dunia termasuk Indonesia dan Pulau Kalimantan di dalamnya. Untuk membatasi persebaran virus tersebut, pemerintah Indonesia mengambil kebijakan untuk melakukan pembatasan gerak baik PSPB maupun PPKM. Kegiatan-kegiatan keagamaan dianggap sebagai salah satu biang terbesar penyebaran virus ini. Untuk itu, berbagai kegiatan keagamaan dibatasi dengan munculnya berbagai kegiatan agama secara virtual seperti yang terjadi di GKE Resort Bukit Bamba. Namun tidak semua gereja di Kalimantan memiliki fasilitas, sarana dan SDM memadai untuk mengadakan pelayanan jemaat secara virtual. Untuk itu, Pascasarjana IAKN Palangka Raya dan GKE Bukit Bamba melakukan kegiatan pengabdian berupa rangkaian kegiatan antara lain partisipasi dalam pelayanan, aksi pelatihan dan simulasi, lalu diikuti oleh survey, dan evaluasi. Kegiatan-kegiatan ini disambut baik oleh jemaat dan cukup dapat membekali mereka untuk melakukan pelayanan mandiri di tengah pembatasan gerak kegiatan pelayanan pada masa Pandemi Covid-19 meski belum dapat dikatakan maksimal. Beberapa peserta dapat mempraktikkan bahan pelatihan dalam simulasi dan ada janji Kerjasama di masa depan antara IAKN Palangka Raya dan GKE Resort Bukit Bamba.
Menafsir Ulang Makna בּ֣וֹרְאֶ֔יךָ dalam Pengkotbah 12:1: Sebuah Upaya Menangkap Pesan Qohelet terhadap Milieu-nya Yane Octavia Rismawati Wainarisi
Danum Pambelum: Jurnal Teologi dan Musik Gereja Vol 1 No 1 (2021): DPJTMG: Mei
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.338 KB) | DOI: 10.54170/dp.v1i1.32

Abstract

Biblical Hebrew actually composed with the consonant letter only. To get the original sound of Hebrew Bible, the Bible Editor use Nikud. This is cause one word with the same consonant in Hebrew can have many letters, sounds, and different meaning. This causes new problems in the translation and interpretation of the Bible, especially in finding the original meaning of the author of the Bible. Even so, the process of translating and interpreting the Bible can be approached in another way, namely by looking at the original context (sitz im leben) of the first reader or recipient of the original message (milieu). This phenomenon also occurs in Qohelet's writing which is the study of this paper. The word בּ֣וֹרְאֶ֔יךָ in the text of Ecclesiastes 12: 1 has the root בר which can have a variety of meanings when it is added to Nikud. While the time span from 3-2 BC century BC to the writing of Qohelet is quite far and errors in the gift of Nikud may lead to different interpretations. For this reason, a form criticism and cultural semiotics approach needs to be done to bridge this. This article is about Qohelet with the paradigm of human development that he aimed at young Jewish people at that time. Created with the approach of Cultural Semiotics and Form Criticism in the Old Testament with various book references as research aids. Bahasa Ibrani Alkitab umumnya terdiri dari huruf-huruf konsonan saja. Untuk memperoleh bunyi yang sesuai dengan aslinya, tulisan Bahasa Ibrani dibantu dengan Nikud. Hal ini menyebabkan satu kata dengan konsonan yang sama dalam Bahasa Ibrani dapat memiliki berbagai tulisan, bunyi dan menghasilkan berbagai arti yang berbeda. Hal ini menyebabkan persoalan baru dalam proses penterjemahan dan penafsiran Alkitab terutama untuk dapat menemukan makna asli dari si pengarang Alkitab. Pun demikian, proses penterjemahan dan penafsiran Alkitab ini dapat didekati dengan cara lain yaitu dengan melihat konteks asli (sitz im leben) dari pembaca pertama atau penerima pesan aslinya (milieu). Fenomena ini juga yang terjadi dalam tulisan Qohelet yang menjadi kajian dari tulisan ini. Kata בּ֣וֹרְאֶ֔יךָ dalam teks Pengkhotbah 12:1 memiliki kata dasar בר dapat menimbulkan beragam arti jika sudah ditambahi dengan Nikud. Sementara rentang waktu dari abad ke 3-2 SM masa penulisan Qohelet cukup jauh dan kesalahan dalam pemberian Nikud bisa saja menimbulkan penafsiran yang berbeda. Untuk itu, pendekatan Kritik Bentuk dan Semiotik budaya perlu dilakukan untuk menjembatani hal ini. Artikel ini adalah tentang Qohelet dengan paradigma pembangunan manusia yang ia tujukan kepada anak-anak muda Yahudi masa itu. Dibuat dengan pendekatan Semiotik Budaya dan Kritik Bentuk dalam Perjanjian Lama dengan berbagai referensi buku sebagai alat bantu penelitian.
Pergeseran Makna Sungai Kahayan bagi Masyarakat Dayak Ngaju di Desa Bukit Rawi Kabupaten Pulang Pisau Yane Octavia Rismawati Wainarisi; Stynie Nova Tumbol
Journal of Moral and Civic Education Vol 6 No 1 (2022)
Publisher : Jurusan Ilmu Sosial Politik Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/8851412612022627

Abstract

River has many different meaning for people. For Dayak people especially Dayak Ngaju people, river is the center of life. Dayak Ngaju People use river as a central of ritual, social and economic activity moreover they use the name of the river as their identity tribe. But now, people of Dayak Ngaju who live in the borders of rivers only use river for the economic activities and create meaning shift of the rivers itself for them. This research did in people group of Dayak Ngaju Tribe who live in the borders of Kahayan River in Bukit Rawi Village, Pulang Pisau. This people group well known as “Orang Kahayan” than Dayak Ngaju People. The research made by ethnography qualitative method which the data was obtained by literature study, observation, and interview in one month in Bukit Rawi Village. In this research, we meet that is it true if there is a meaning shift of the Kahayan River for local people group in Bukit Rawi, Center Kahayan, Pulang Pisau.
Perubahan Makna Teologis Sungai Kahayan Bagi Masyarakat Bukit Rawi Yane Octavia Rismawati Wainarisi; Stynie Nova Tumbol
Manna Rafflesia Vol. 9 No. 1 (2022): Oktober
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Arastamar Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.161 KB) | DOI: 10.38091/man_raf.v9i1.273

Abstract

Dayak Ngaju tribe is a biggest tribe in Center Borneo. This tribe community have big interest to live in along of river Borders. It’s because this community hang all side of their life to the river. Kahayan Rivers as the target of research is a one of biggest river in Center of Borneo Abstract which have significant meaning for Kahayan community in economic, social so on theological perspectives. In the past, rivers reputed as connector between human and god. Because of this, Kahayan River became a place to do all local religion ritual from the pregnant time to the dead time of this tribe community. But since the development age, the are a meaning shift of theological meaning of Kahayan River for local people of Kahayan. This research made by qualitative study case approach to find the background of Theological meaning shift of Kahayan River for the people of Kahayan in Bukit Rawi Pulang Pisau Residence.
MODERASI BERAGAMA DALAM PENDIDIKAN INKLUSIF GEREJA: PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BARITO TIMUR Yane Octavia Rismawati Wainarisi; Wilson Wilson; Telhalia Telhalia; Aloysius Aloysius; Neti Neti
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat Vol 4, No 1 (2023): Mei: Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jpkm.v4i1.17130

Abstract

Moderasi beragama merupakan tema utama yang diangkat oleh Kementerian Agama sebagai upaya Kementerian Agama menetralisir berbagai geliat Gerakan ekstrimisme, intoleransi dan radikalisme. Kebaruan kegiatan pengabdian ini karena memberikan moderasi beragama dalam pendidikan inklusif gereja.  Untuk itu para praktisi di Kementerian Agama mendapat mandat untuk menggemakan Moderasi Beragama ini dalam berbagai kegiatan pelatihan, penelitian dan Pendidikan. IAKN Palangka Raya sebagai salah satu institusi dalam Kementerian Agama juga bergerak dari prinsip ini termasuk dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat. Pada tahun ini kegiatan dilakukan di Kawasan Kementerian Agama kabupaten Barito Timur. Pendekatan yang dilakukan menggunakan metode ABCD  merupakan sebuah cara dalam menetralkan pendekatan problem-based atau pendekatan penelitian yang berbasis pada masalah dalam perkembangan komunitas  dengan memaksimalkan potensi yang ada dalam masyarakat dengan anggapan bahwa pada wilayah ini telah ada potensi besar untuk dikembangkan sehingga TIM Pascasarjana IAKN selaku pemegang mandat PKM dari LP2M IAKN Palangka Raya berperan sebagai pendampingan bagi guru-guru agama Kristen, para rohaniawan Kristen, jemaat lokal dan para pelajar Kristen untuk menegakkan semangat moderasi beragama di lingkungan Kementerian Agama kabupaten Barito Timur. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan selama lima bulan dengan tiga kali kunjungan termasuk kunjungan survey, FGD dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat itu sendiri. Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 100 peserta dari kalangan guru-guru PAK, rohaniawan Kristen, para orang tua dan para remaja Kristen. Kegiatan ini menghasilkan MOU dengan GKE Resort Tamiang Layang, Sertifikat PKM, Laporan PKM dan Artikel PKM. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut dan mendapat sambutan baik dari masyarakat dan kedepannya, akan dilaksanakan berbagai program aktual pengembangan moderasi di lingkungan IAKN Palangka Raya dan Bimas Kristen Kementerian Agama kabupatn Barito Timur.Kata Kunci: Moderasi Beragama; Barito Timur; Tamiang Layang; Pendidikan Inklusif, ABCD. 
Folk Christian Community pada Jemaat Kristen di Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Resort Pendahara Katingan Stynie Nova Tumbol; Yane Octavia Rismawati Wainarisi
Indonesian Journal of Theology Vol 11 No 1 (2023): Edisi Reguler - Juli 2023
Publisher : Asosiasi Teolog Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46567/ijt.v11i1.289

Abstract

The cultural openness of Dayak society in Central Borneo has enabled the Dayak people to quickly adopt Christian traditions since Christianity came there in the late 1830s. However, not all Christian communities were able to reconcile their faith with their indigenous culture. Many Dayak continue to face the dilemma of living as “true” Christians abandoning all indigenous traditions yet burdened by the extinction of indigenous culture or, on the other hand, living as Christians continuing to observe local traditions while being absorbed in syncretist practices. Katingan Regency is distinctive for the number of Christian communities that continue in adherence to their original religion of Kaharingan. More than religious affiliation, Kaharingan is itself a cultural aspect of the Dayak people in Central Borneo. This qualitative research uses phenomenological methods to study GKE Resort Pendahara Katingan, whose congregations remains actively involved in the practice of Kaharingan ancestral rituals and traditions. Data were collected through direct observations, interviews, and document research, which were then triangulated prior to analysis and final conclusions. Findings of the study suggest that not all indigenous cultures stemming from folk religion are bad in principle, since many of these promote ethical values including ecosystem preservation within the framework of ecotheology. Such localized ethical wisdom supports and aligns with church traditions, as seen in the notion of belom bahadat—a term denoting the upright, virtuous life informed by the truth of tradition—that bespeaks hospitality towards fellow creatures as well as the earth where humanity dwells.
Renarasi Teks Alkitab bagi Anak Usia Dini dengan Teknologi Metaverse Yane Octavia Rismawati Wainarisi
TEMISIEN: Jurnal Teologi, Misi, dan Entrepreneurship Vol 3, No 2: September 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9876/temisien.v3i2.57

Abstract

Entire World had reshock with the metaverse since Mark Zuckerberg claim to rebranding Facebook to Meta  in 2021, November. This Metaverse term is not a new term in digital world because since its emergence, there are many digital manufacture effort to create innovation by meta technology. The development technology of Meta influence all human activities in all circle of life include spiritual activities in early Childhood to renarrative the Bible Text in their context. Because of this reason, the Church try to use Meta technology in ministry service so the early childhood can get full description about the World in Biblical Setting. This research made by explanative qualitative method with comparative analysis to early childhood Sunday School Student in Three different church with different social context.