Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Evaluasi Pelayanan Persalinan oleh Bidan Desa Selama Pelaksanaan Program Jaminan Persalinan di Puskesmas Salomekko Kabupaten Bone Sulawesi Selatan Tahun 2012 Zulaeha Amirudin Amdadi; Chriswardani Suryawati; Cahya Tri Purnami
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 1, No 3 (2012)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.136 KB) | DOI: 10.22146/jkki.v1i3.36015

Abstract

Background: The delivery assurance (Jampersal) issued from April 2011 aims to increase access to maternal delivery assistance by health workers in health facilities by providing financing guarantees. Delivery coverage by health workers in Bone District in 2011 was 76.67%. Delivery by health workers was only 60% done in health facilities and Salomekko Health Center had the lowest figure which was 25%. Objective: To evaluate service delivery by village midwives during the implementation of Jampersal in Salomekko Health Center of Bone District of South Sulawesi Province in 2012. Methods: This study was observational using a qualitative descriptive design that was evaluative in nature. The study subjects were 8 village midwives in the work area of Salomekko Health Center. The triangulation informants were the head and midwife coordinator of Salomekko Health Center and the head of MCH section of Bone Health office. Data was collected by in-depth interviews and analyzed by content analysis. Results: All midwives in the village did not perform service delivery well because most of them had not joined APN training. There was no Standard Operational Procedures (SOP), four village health post buildings in the four villages were not adequate (their width, no water or electricity and away from settlements), four other villages had not yet Poskesdes, and delivery equipment was also incomplete. The process of planning, implementation, monitoring and supervision of Jampersal was also not performed well. In 2011 and 2012 (January to April), all deliveries by health workers in the Salomekko Health Center were funded by Jampersal although deliveries took place in non-medical facilities. The culture of siri was expected to encourage mothers to give birth at home. The delivery rate by traditional birth attendants was still high. Although there was no necessity, the mothers should pay around 100,000 00 to midwives for consumables without the knowledge of the health office. The application procedure for Jampersal funds with certain administrative requirements was perceived to be quite complicated. Conclusion: Poskesdes needs to be built immediately in four villages and, for the other four villages that already have Poskesdes, the facilities need improving following the completeness of equipment. APN training and Jampersal SOP socialization should be improved and monitoring and supervision by the health center in the village should be increased. Levies should be removed and delivery by health workers not at the health facilities cannot claim Jampersal. Lastly, the claims of Jampersal process should be simplified. Latar belakang: Jaminan persalinan diberlakukan mulai April tahun 2011 dan bertujuan meningkatkan akses ibu bersalin terhadap pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dengan memberikan jaminan pembiaya- annya. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Bone tahun 2011 yaitu 76,67%. Persalinan oleh tenaga kese- hatan hanya 60% dilakukan oleh fasilitas kesehatan dan Puskesmas Salomekko mempunyai angka terendah yaitu 25%. Tujuan penelitian adalah melakukan evaluasi pelayanan persalinan oleh bidan di desa selama pelaksanaan Jampersal di Puskesmas Salomekko Kabupaten Bone Sulawesi Selatan tahun 2012. Metode: penelitian observasional menggunakan rancangan deskriptif kualitatif yang bersifat evaluatif, dengan subyek penelitian adalah 8 orang bidan di desa di wilayah Puskesmas Salomekko. Informan triangulasi adalah Kepala Puskesmas Salomekko dan Bidan koordinator Puskesmas Salomekko, serta Kepala seksi KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Bone. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan dianalisis dengan content analysis. Hasil: Semua informan bidan di desa belum melaksanakan pelayanan persalinan dengan baik karena sebagian besar petugas belum mengikuti pelatihan APN, belum adanya Standar Operational Prosedur (SOP), empat gedung Pos Kesehatan Desa di empat desa tidak memadai (luasnya, tidak ada air mau- pun listrik dan jauh dari pemukiman), empat desa lainnya belum memiliki Poskesdes, peralatan persalinan juga belum lengkap. Proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pengawas- an Jampersal juga belum terlaksana dengan baik. Tahun 2011 dan 2012 (Januari sampai April) semua persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Salomekko dibiayai dana Jam- persal walaupun persalinan dilakukan di non fasilitas kese- hatan. Budaya siri diperkirakan mendorong ibu bersalin di rumah. Angka persalinan oleh dukun bayi masih tinggi. Walaupun tidak ada keharusan tetapi cukup memberatkan ternyata sebagian ibu bersalin membayar sekitar Rp100.000,00 ke bidan di desa untuk bahan habis pakai, dan hal ini tidak sepengetahuan dinas kesehatan. Prosedur pengajuan dana Jampersal dengan syarat administrasi tertentu dirasakan cukup rumit. Kesimpulan: Diperlukan segera pembangunan Poskesdes di empat desa dan perbaikan fasilitas di empat desa yang telah mempunyai Poskesdes berikut kelengkapan peralatannya, pelatihan APN dan sosialisasi SOP Jampersal begitu juga peningkatan upaya monitoring dan supervisi oleh Puskesmas berdasarkan rayon wilayah desa, menghilangkan pungutan, persalinan Nakes tidak di Faskes tidak diklaimkan jampersal serta penyederhanaan proses klaim Jampersal.
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG RISIKO PERKAWINAN DINI DALAM KEHAMILAN DI SMAN 1 GOWA Zulaeha Amdadi; Nurfadila Nurdin; Eviyanti Eviyanti; Nurbaeti Nurbaeti
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 2 No 7: Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v2i7.1053

Abstract

Data WHO menunjukkan bahwa remaja adalah anak-anak yang berusia antara 10-18 tahun. Menurut pendidikan nasional dikatakan bahwa jika seorang remaja berusia 18 tahun, jika seorang gadis berusia antara 10-18 tahun dan seorang anak laki-laki berusia antara 12-20 tahun, maka anak tersebut adalah remaja (Mansur, 2009). Di perkotaan, seiring dengan tingkat pendidikan yang meningkat dan jumlah anak perempuan yang berpendidikan meningkat, jumlah orang yang menikah di usia muda juga menurun (Irianti et al., 2011). Kehamilan remaja dapat mengganggu rencana masa depan para remaja tersebut. Kehamilan di sekolah dapat mengakibatkan remaja terpaksa meninggalkan sekolah, yang mungkin terlambat atau tidak terpenuhi. Kehamilan remaja membawa risiko kesehatan yang tinggi, karena pada masa remaja, alat reproduksi belum cukup matang untuk menjalankan fungsinya. Rahim (uterus) hanya siap menjalankan fungsi hormonal bila melebihi waktu kerja maksimalnya. Rahim wanita mulai matang pada usia 14 tahun, dan ditandai dengan munculnya menstruasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 33,5% anak usia 13-18 sudah menikah, dan rata-rata usia menikah adalah 15-16 tahun (Rahma, 2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa survei terhadap 7 remaja putri dilakukan pada Mei 2012, dan ditemukan bahwa 4 remaja putri kurang memahami risiko kehamilan dan pernikahan dini. Berdasarkan pertanyaan tersebut, maka peneliti melakukan penelitian di SMAN 1 Gowa yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Risiko Perkawinan Dini dalam Kehamilan di SMAN 1 Gowa”.
PENGARUH SENAM HAMIL DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERIMEUM DI PUSKESMAS MINASAUPA MAKASSAR TAHUN 2021 Ninda Sari L; Zulaeha A. Amdadi; Hidayati Hidayati
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 2 No 11: April 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v2i11.1421

Abstract

Efforts to accelerate the reduction of the Maternal Mortality Rate (MMR) can be carried out by ensuring that every mother is able to access quality maternal health services. Through the pregnancy exercise program, which is intended for pregnant women to tighten the body system and elasticate the abdominal wall muscles, ligaments and ligaments of the pelvic floor muscles associated with the delivery process to reduce the incidence of rupture of the perineum which can cause maternal death due to bleeding. This type of research is quantitative. By using an analytical case control survey approach. The sampling technique was taken by consecutive sampling as many as 44 respondents. The statistical test used was the chi square test in both groups, it was found that the p value (Asymp. Sig 2-tailed) was 0.001 < 0.05. that there is a significant effect between pregnancy exercise and the incidence of perineal rupture.
Edukasi Tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Makassar Zulaeha A Amdadi; Fitriati Sabur; Afriani Afriani
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16, No 1 (2021): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v16i1.1835

Abstract

Pemenuhan gizi yang optimal selama masa 1000 hari pertumbuhan, diperlukan upaya perbaikan gizi sejak ibu hamil, bayi, dan balita, sehingga melahirkan anak yang sehat. Nutrisi yang tepat selama periode 1000 hari ini dapat memberi dampak besar pada kemampuan seorang anak untuk tumbuh, belajar, dan bangkit dari kemiskinan. Dalam skala besar dan jangka panjang, hal ini juga berkontribusi pada kesehatan masyarakat, stabilitas dan kemakmuran suatu Negara. Para ilmuwan, ekonom dan pakar kesehatan sepakat bahwa perbaikan gizi selama periode 1000 hari awal kehidupan adalah salah satu investasi terbaik yang dapat kita lakukan untuk mencapai kemajuan yang abadi dalam kesehatan global dan pembangunan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya 1000 hari pertama kehidupan di wilayah kerja Puskesmas Tamalate Makassar. Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui Pengaruh edukasi tentang pentingnya 1000 hari pertama kehidupan pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan quasi experimen designs dengan rancangan one group pretest-postest. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di Wilayah kerja Puskesmas Tamalate Makassar sebanyak 351 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 89 orang. Analisis data hasil penelitian dengan analisis univariat,  bivariat dengan menggunakan uji McNemar. . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan pelaksanaan edukasi pada ibu hamil terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang 1000 HPK dengan nilai p = 0,00. Disarankan kepada institusi/fasilitas kesehatan untuk lebih meningkatkan edukasi pada ibu hamil terhadap pentingnya 1000 HPK
Pengetahuan Dan Sikap Remaja Awal Puteri Dalam Menghadapi Menarche Di Sd Negeri Kaluku Bodoa Makassar Andi Syintha Ida; Rismawati Basri; Zulaeha A. Amdadi
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16, No 1 (2021): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v16i1.1381

Abstract

Abstract              Menarche is something that happens to all healthy and non-pregnant Daughters teenagers as a sign of maturity. Early adolescent approaches and counseling from families, parents and teachers and health workers are very useful and able to provide lessons and education to young women so that they are better prepared for their puberty. This study aims to determine whether there is a relationship between knowledge with early adolescent girls attitude in facing menarche in SD Negeri Kaluku Bodoa Makassar. Samples were taken from All Grade VI students, with the total sample being 36 persons. The type of research used is correlational research with cross sectional approach. Sampling using total sampling technique. So it is concluded that there is a meaningful relationship between Knowledge with the attitude of early teenagers in the face of menarche. It is therefore advisable to the relevant Institutions to teach students early on about reproduction health education or to cooperate with health workers to conduct routine counseling about reproduction organ health in schools so that students better understand and understand about the importance of maintaining their reproductive organs. Keywords                     : Attitude, Knowledge, , Menarche.
STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS MANGASA KOTA MAKASSAR Subriah Subriah; Hidayati Hidayati; Zulaeha A Amdadi
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 15, No 1 (2020): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.969 KB) | DOI: 10.32382/medkes.v15i1.697

Abstract

STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS MANGASA KOTA MAKASSARStatus of Trimester III Pregnant Women at Public Health Centre Mangasa Makassar CitySubriah 1)Hidayati 2) Zulaeha A.Amdadi3)  Prodi D IV Kebidanan Makassar, Poltekkes Kemenkes Makassar ABSTRAKMasalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi multifaktor. Oleh karena itu pendekatan pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan. Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR). Disamping itu akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir ,bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagainya. Jenis penelitian yang digunakan yaitu survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional yang pengukurannya atau pengamatannya dilakukan secara simultan /sekali waktu, Lokasi Penelitian di Puskesmas Mangasa Kota Makassar yang akan dilakukan pada bulan Juli s/d Nopember 2018, Populasi penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang melakukan pemeriksaan antenatal care (ANC) di Puskesmas Mangasa Kota Makassar. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa lembar kuisioner yang merupakan suatu daftar yang mengandung hubungan yang akan di teliti, mencakup pengetahuan ibu dan status gizi yang dipakai dengan menggunakan alat berupa pengukur tinggi badan, timbangan berat badan, dan pita LILA. Data diolah dan disajikan dalam bentuk table frekuensi dan narasi dan Analisis data yang akan digunakan untuk mencari hubungan antara variable independen dengan variable dependen, dengan menggunakan uji chi-Square dengan CI 95%.Hasil penelitian menunjukkan Ha diterima dimana nilai p-value (0,00)<α-value (0,05) dengan nilai phi (µ) =0,658 (66%) sehingga dapat diasumsikan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan status gizi ibu hamil trimester III di Puskesmas Mangasa Kota Makassar Kata Kunci :Ibu hamil Trimester III, Status Gizi Ibu hamil ABSTRACT Nutritional problems ae essentially a public health problem, but the response cannot be done with a medical approach and health service alone. The cause of the multifactor nutritional problem is that the approach to mitigation must involve various related sector that are related. The nutritional status of pregnant women greatly affects the growth of the fetus in the womb. Ifthe mother’s nutritional status is bad, both before pregnancy and during pregnancy will cause low birth weight (LBW). Besides that it will result in inhibition of Fetal brain growth, anemia in newborns, newborns easily infected, abortion and so on. The type of research used is an analytical survey with a Cross Sectional approach whose meansurements or observations are carried out simultaneously/once at a time. Research sites at the Mangasa Health Center in Makassar City which will be conducted from July to November 2018. The research population is trimester III pregnant women do antenatal care (ANC) at Mangasa Health Center, Makassar City. The data collection tool used in the form of a questionnaire sheet which is a list containing the relationship that will be examined, including maternal knowledge and nutritional status used by using a tool in the form of height, weight scales, and LILA tape. Data is processed and presented in the form of frequency tables and narratives and data analysis will be used to find the relationship between the independent variables and the dependent variable, using the chi-square test with 95% CI. The results showed that Ha was accepted where the p-value (0,00) < α-value (0,05) with the value of phi (µ) =0,658 (66%) so that it can be assumed that there is a relationship between knowledge with nutritional status of pregnant women at the Mangasa Health Center of Makassar City.  Keywords : Pregnant Women Trimester III, Nutritional Status Pregnant Women
MEAN ARTERIAL PRESSURE DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR Zulaeha A Amdadi; Afriani Afriani; Fitriati Sabur
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 15, No 2 (2020): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v15i2.1469

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama kematian di seluruh dunia. Indonesia merupakan Negara dengan dengan peringkat kelima dalam hal kejadian hipertensi di Kawasan Asia Tenggara yaitu sebanyak 15% dari seluruh penduduk. Hipertensi dalam kehamilan (HDK) mempengaruhi sekitar 10% dari semua perempuan hamil diseluruh dunia. Penyakit dan kondisi ini termasuk preeeklampsia dan eklampsia, hipertensi gestasional dan hipertensi kronik. Salah satu upaya deteksi dini terhadap kejadian preeklampsia pada ibu hamil adalah dengan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT), Mean Arterial Pressure (MAP). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara Mean Arterial Pressure dan indeks massa tubuh dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RS. Bhayangkara Makassar tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian hybrid yaitu menggabungkan dua metode pendekatan waktu yaitu cross sectional dan cohort prospektif. Populasi penelitian adalah semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di RS. Bhayangkara Makassar dengan usia kehamilan > 20 minggu, yang mengalami preeklampsia dan tidak preeklampsia sebanyak 2.160 orang. Metode sampling menggunakan accidental sampling. Proses pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengukuran tekanan darah, tinggi badan dan berat badan pada ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya. Analisa data hasil penelitian dengan analisis univariat,  bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan MAP dan IMT dengan kejadian preeklampsia dengan nilai p = 0,00. Disarankan kepada institusi/fasilitas kesehatan untuk untuk mencegah hal terjadinya preeklampsia dan eklampsia pencegahan dini terutama pada kelompok yang berisiko tinggi yang bertujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan terjadinya preeklampsia pada wanita hamil sejak awal kehamilan.
The Effect of Hydrotherapy and Progressive Muscle Relaxation (PMR) on Cortisol Levels in Primigravida Pregnant Women Zulaeha Amdadi; Sitti Mukarramah; Mardiana Ahmad
International Journal of Health and Pharmaceutical (IJHP) Vol. 3 No. 3 (2023): August 2023
Publisher : CV. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51601/ijhp.v3i3.174

Abstract

This study aims to measure cortisol levels in pregnant women who have intervened with Hydrotherapy and Progressive Muscle Relaxation to reduce anxiety in pregnant women in facing labor. This type of research uses quantitative with a quasi-experimental design, and a pretest-posttest approach with a control group [10]. The sampling technique used was purposive sampling so that a total sample of 30 respondents was obtained. Analysis of the data collected in the study was processed analytically with the T-Paired test and the Independent Test. The results of this study showed that the hydrotherapy and Progressive Muscle Relaxation group with Paired T test results worth P Value 0.017 = 0.05, meaning that there is no effect of hydrotherapy and Progressive Muscle Relaxation on cortisol levels. Hydrotherapy and Progressive Muscle Relaxation therapy are effective in reducing anxiety levels and cortisol levels in primigravida pregnant women in the face of childbirth.