Yeremia Hia
Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

MAKNA UNGKAPAN EGO EMI DALAM YOHANES 11:25 DAN 14:6 Yeremia Hia; Turutiamin Sarumaha
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 3 No. 1 (2020): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (874.407 KB) | DOI: 10.47457/phr.v3i1.51

Abstract

Injil Yohanes menuliskan secara lengkap tentang ungkapan Yesus dan mujizat yang dilakukan Yesus selama berada dalam dunia. Ungkapan ini menunjukkan akan kemahakuasaan Yesus dari sisi keilahian-Nya yang diawali dengan pernyataan Ego Emi. Hal ini menjadi jaminan kepastian keselamatan orang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat. Itulah sebabnya melalui tulisan ini akan membahas tentang makna ungkapan Yesus yakni Ego Emi (Akulah) dalam Yohanes 11:25 dan 14:6. Untuk sampai pada makna ungkapan Ego Emi tersebut, maka peneliti menggunakan metode penafsiran induktif dengan pendekatan eksposisi teks Yohanes 11:25 dan 14:6. Sebagai hasil dalam penelitian ini bahwa makna ungkapan ego emi dalam Yohanes 11:25 adalah suatu ungkapan akan jaminan kekekalan hidup bagi orang yang percaya kepada Yesus dan dalam Yohanes 14:6 adalah suatu jaminan keselamatan yang diberikan kepada orang yang percaya kepada Yesus. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa hanya Yesus yang dapat memberikan jaminan hidup kekal serta damai sejahtera yang abadi.
Makna Isteri Lot Menoleh Ke belakang Berdasarkan Kejadian 19:26 Dan Implikasinya Bagi Isteri Orang Kristen Yeremia Hia; Sandi Yanti Ziliwu
Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 1 No. 1: Mei 2022
Publisher : PT. Bangun Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.773 KB) | DOI: 10.56854/pak.v1i1.25

Abstract

Setiap orang yang tidak taat kepada firman Allah dan hal itu menunjukkan bahwa seseorang itu egois dan mementingkan dirinya sendiri. Demikianlah yang terjadi dalam diri isteri Lot. Dia memandang rendah perintah Tuhan dan mendahulukan keinginan dagingnya. Akibatnya, isteri Lot berubah menjadi tiang garam (Kejadian 19:26). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kisah tentang penghukuman Sodom dan Gomora, mengetahui kisah isteri Lot yang menjadi tiang garam serta untuk mengetahui bagaimana implikasinya bagi kehidupan isteri orang kristen masa kini. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksegesis, menggali, dan menjelaskan maksud para penulis kitab suci dalam konteks aslinya sebagaimana yang dimaksudkan pada masanya. Hasil dari penelitian ini memberi peringatan dari ketidaktaatan pada perintah Tuhan adalah penghukuman. Penghukuman atas dosa ketidaktaatan pada Firman Tuhan, merupakan sebuah peringatan bahwa Allah tidak kompromi terhadap dosa. Sehingga dalam menghadapi hal ini, isteri orang kristen masa kini diharapkan untuk taat pada Firman Tuhan.
MEMPERSIAPKAN PENATUA SEBAGAI PENDUKUNG PELAYANAN DI GEREJA KRISTEN SETIA INDONESIA JEMAAT ISA ALMASIH TAMAN MINI Jonidius Illu; Mozes Lawalata; Yeremia Hia; Sandra Rosiana Tapilaha
Jurnal PKM Setiadharma Vol. 3 No. 3 (2022): Jurnal PkM Setiadharma
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47457/jps.v3i3.292

Abstract

Some of the main issues that will be discussed in this paper include: 1) there is an assumption from the congregation that the ministry is only the pastor's job because he has attended special lessons in theological colleges; 2) the role of elders is not optimal because the pastor of the church does not prepare them through coaching; 3) elders do not carry out their duties to the fullest because they do not understand. The purpose of the research is to provide an understanding that the ministry's task is not only carried out by the pastor of the church, that's why it is necessary to prepare coaching for prospective elders to provide support for the ministry. Involving elders needs to start with coaching to understand God's Word and their ministry role. The method used is lectures and training with the hope that it can provide an understanding to the prospective assemblies that service is also their responsibility.
Analisis Teologis Tentang Pola Pengajaran Yesus Berdasarkan Matius 18:1-11 dan Aplikasinya Bagi Guru Sekolah Minggu Endirman Tafonao; Yeremia Hia
Jurnal Teologi Cultivation Vol 6, No 2 (2022): DESEMBER
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jtc.v6i2.2251

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan riset pustaka. Research ini bertujuan untuk memberikan sumbangsih pemikiran atas sikap dan karakter anak-anak sekolah Minggu terkhususnya di BNKP Orahuan Umbu yang sudah mulai kurang terkontrol akibat  melemahnya pola dan kecakapan guru sekolah Minggu dalam mengajar. Alternatif penyelesaian masalah yang ditawarkan dalam artikel ini berbasis pada pola pengajaran dan pendekatan Yesus kepada anak-anak yang terkandung pada Injil Matius 18:1-11. Pola pengajaran Yesus yang terdapat pada narasi tersebut memberikan rujukan kepada guru sekolah Minggu di BNKP Orahua Umbu bahwa mendidik anak-anak mesti didasarkan pada kasih. Anak-anak adalah milik kepunyaan Allah dan generasi yang akan meneruskan iman Kristen. Untuk itu guru sekolah Minggu mesti berupaya dengan kreatif untuk membentuk karakter, kepribadian, dan kerohanian peserta didiknya (anak-anak sekolah Minggu), agar dapat menjadi anak yang berakhlak mulia dan takut kepada Tuhan.
Dampak Media Gambar dan Media Serbaneka terhadap Minat Anak Mendengarkan Cerita Alkitab Yeremia Hia; Juni Yarti Zega
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Vol 6, No 1: Juli 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47167/kharis.v6i1.220

Abstract

Children's interest in listening to Bible stories can be stimulated by the selection of media used. Some of them are: image media and miscellaneous media. Both of these media are very relevant if they are used and designed effectively. However, the selection of inappropriate learning media can result in students or children experiencing a dislike of the learning given to them. For this reason, in order to stimulate and encourage children to feel at home and comfortable listening to Bible stories, at least two media are needed, namely: various media and pictures. This study used a qualitative method with a literature research approach. This study aims to provide an offer of thought on the existence of some children who experience decadence in their interest in listening to Bible stories due to improper media selection. The final conclusion of this study is that using pictures and various media can increase the interest of children aged 5-12 years in listening to Bible stories.Minat anak mendengarkan cerita Alkitab dapat dipacu dengan pemilihan media yang digunakan. beberapa di antaranya yakni: media gambar dan media serbaneka. Kedua media tersebut sangat relevan apabila digunakan dan didesain dengan efektif. Namun, pemilihan media pembelajaran yang kurang tepat dapat mengakibatkan peserta didik atau anak mengalami rasa kurang suka terhadap pembelajaran yang diberikan kepadanya. Untuk itu, guna memacu dan memberikan dorongan kepada anak supaya betah dan nyaman mendengarkan cerita-cerita Alkitab dibutuhkan setidak-tidaknya dua media, yakni: media serbaneka dan gambar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan riset pustaka. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan tawaran pemikiran atas adanya sebagian anak yang mengalami dekadensi minat mendengarkan cerita Alkitab karena pemilihan media yang tidak tepat. Kesimpulan akhir penelitian ini adalah menggunakan media gambar dan serbaneka dapat meningkatkan minat anak usia 5-12 tahun mendengarkan cerita Alkitab.
SIGNIFIKANSI METODE MENGAJAR GURU PAK DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK DAN IMLIKASINYA BAGI PAUD SETIA BANEARA SUMATRA UTARA Serliana Sasmita; Yeremia Hia
Jurnal Teologi Injili dan Pendidikan Agama Vol. 1 No. 1 (2023): Januari: Jurnal Teologi Injili dan Pendidikan Agama
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Kateketik Santo Fransiskus Assisi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jutipa.v1i1.82

Abstract

Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pembelajaran formal, non formal dan/atau informal. Pendidikan anak usia dini melalui pendidikan formal berlangsung di TK (Taman Kanak-kanak), rauadutul atfali dan bentuk lain yang sejenis. Sementara itu, Paud berlangsung melalui bentuk pendidikan informal yang disebut KB (kelompok bermain), (TPA) (Taman kanak-kanak dan bentuk lain yang serupa.[1] Dan PAUD Setia Baneara mencoba melakukannya melalui kedua jalur, yaitu formal dan informal, dalam arti tidak hanya menitikberatkan pada pendidikan tetapi juga mencakup permainan agar anak tidak bosan. Disini dibutuhkan peran seorang guru yang tidak hanya fokus pada dunia pendidikan anak, tetapi juga fokus pada karakteristik anak, seperti anak tidak hanya memiliki kepandaian yang besar, namun juga memiliki akhlak baik. [1] Pengalaman Penulis,Masa Pelayanan Satu Tahun,(2022-2023).
Mengembalikan Citra Pendidikan Dalam Bingkai Moderasi Beragama Ditinjau Dari Perspektif Pendidikan Agama Kristen Putra Wijalin Halwa; Emanuel Kristinus Ndruru; Yeremia Hia
Coram Mundo: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 5 No. 1 (2023): April : Coram Mundo : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Ngabang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/corammundo.v1i1.168

Abstract

Religious moderation education is often used in both formal and informal educational institutions. In fact, religious moderation has developed significantly in learning practices. Several studies on the implementation and growth of religious moderation education in educational institutions found that the concept of religious moderation can awaken students' understanding of how to behave and how to behave in moderation. The author uses a qualitative research method with a descriptive approach, where this method looks at the data collected as the key to research. Religious moderation education is often used in both formal and informal educational institutions. In fact, religious moderation has developed significantly in learning practices. Several studies on the implementation and growth of religious moderation education in educational institutions found that the concept of religious moderation can awaken students' understanding of how to behave and how to behave in moderation. The purpose of writing an article on Educational Restoration in the Frame of Religious Moderation from the perspective of Christian religious education is to discuss the importance of educational restoration using a religious moderation approach in the context of Christian religious education