p-Index From 2019 - 2024
0.983
P-Index
This Author published in this journals
All Journal SELODANG MAYANG
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA DAS INDRAGIRI HILIR MENGGUNAKAN MODEL IHACRES Jusatria Jusatria; Syahnandito Syahnandito; M Gasali M; Rezky Kinanda
Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Vol 7 No 3 (2021): JURNAL SELODANG MAYANG
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47521/selodangmayang.v7i3.233

Abstract

The imbalance that occurs between the availability of water and the water needs needed in Indragiri Hilir requires a conseptual review and evaluation. The all-time distribution of water availability is greatly influenced by the distribution of rain throughout the year. Conceptual analysis of water discharge with the help of IHACRES software can help analyze DAS indragiri Hilir discharge. Rainfall-runoff modeling is used to predict the value against the runoff, using the IHACRES model. The IHACRES model produces nonlinear loss module parameters and linear unit hydrograph modules. AWLR will be used, namely Bt. Kuantan Rengat station, Rain Data which will be used from Tembilahan station and climatology used from Air Molek station. Determination of success in the model used the equations R2 and R to calculate the deviation that occurs. The calibration, verification and simulation phases begin in 2010-2015. The results of conceptual analysis of water discharge in Indragiri Hilir watershed, mainstay discharge results for irrigation purposes with a probability of 80% maximum discharge occurred in February by 4.33 m3 / s and minimum discharge occurred in April by 0.34 m3/s. Overall availability of water on site is available throughout the year. but it cannot be used for hydropower needs because the available discharge may be affected by tidal factors. Ketidakseimbangan yang terjadi antara ketersediaan air dan kebutuhan air yang diperlukan di Indragiri Hilir memerlukan peninjauan dan evaluasi yang konseptual. Distribusi ketersedian air sepanjang waktu sangat dipengaruhi oleh distribusi hujan sepanjang tahun . Analisis konseptual debit air dengan bantuan software IHACRES dapat membantu menganalisis debit DAS indragiri hilir. Pemodelan rainfall-runoff digunakan untuk memprediksi nilai terhadap runoff salah satunya yaitu menggunakan model IHACRES. Model IHACRES menghasilkan parameter nonlinier loss module dan linier unit hydrograph module. AWLR akan digunakan yaitu stasiun Bt. Kuantan Rengat, Data Hujan yang akan digunakan yaitu dari stasiun Tembilahan dan klimatologi yang digunakan dari stasiun Air Molek. Penentuan keberhasilan pada model digunakan persamaan R2 dan R untuk menghitung simpangan yang terjadi. Tahap kalibrasi, verifikasi dan simulasi dimulai tahun 2010-2015. Hasil analisis konseptual debit air pada DAS Indragiri Hilir, hasil debit andalan untuk keperluan irigasi dengan probabilitas 80% debit maksimum terjadi pada bulan Februari sebesar 4,33 m3/s dan debit minimum terjadi pada bulan April sebesar 0,34 m3/s. Secara keseluruhan ketersediaan air di lokasi tersedia sepanjang tahun. tetapi tidak bisa digunakan untuk kebutuhan PLTA karena debit yang tersedia mungkin dipengaruhi faktor pasang surut
PENGARUH SERBUK CANGKANG KERANG DARA DAN LOKAN SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN TERHADAP BERAT VOLUME, KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON Pantri Asbiartha; Akbar Alfa; M Gasali M; Endy Sudeska
Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Vol 8 No 1 (2022): JURNAL SELODANG MAYANG
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47521/selodangmayang.v8i1.246

Abstract

Concrete is defined as a mixture of Portland cement or other hydraulic cement, fine aggregate, coarse aggregate, and water, with or without additives that form a solid mass (SNI 03-2847-2002). This study aims to determine how much influence the shellfish shell powder has on the heavy volume, compressive strength, and split tensile strength of concrete. This research was conducted by making cylindrical concrete specimens with a size of 150 mm x 300 mm, the percentage of shell powder mixture 0%, 5%, 10%, and 15%, the compressive strength test time was 7 and 28 days, the split tensile strength test time was 14 and 28 days. The results of the weight-volume test showed that the greater the mixture of powdered shells of dara and lokan, the lower the volume weight, for the results of the compressive strength, a change in compressive strength was obtained, for the test age of 7 days with a mixture of 0% of 18.57 Mpa, 5% of 13, 60 Mpa, 10% of 13.84 Mpa and 15% of 7.78 Mpa, for concrete with a test age of 28 days with a mixture of 0% of 23.28 Mpa, 5% of 18.60 Mpa, 10% of 17.29 Mpa and 15% of 14.47 Mpa. Meanwhile, for the split tensile strength, the value for the test age of 14 days with a mixture of 0% is 1.88 Mpa, 5% is 1.62 Mpa, 10% is 1.75 Mpa, and 15% is 1.62 Mpa, for the test age. 28 days with a mixture of 0% of 2.26 Mpa, 5% of 1.62 Mpa, 10% of 1.89, and 15% of 1.63. In conclusion, the compressive strength and splitting strength experienced a decrease in strength in every large percent of the mixture of clamshell powder. Beton didefinisikan sebagai campuran antara semen Portland atau semen hidrolik yang lain agregat halus, agregat kasar dan air, dengan ataupun tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat (SNI 03- 2847- 2002). Penelitian ini bertujuan utuk mengetahui seberapa besar pengaruh serbuk cangkan kerang terhadap berat volume, kuat tekan dan kuat tarik belah beton. Penelitian ini dilakukan dengan membuat benda uji beton silinder ukuran 150 mm x 300 mm, persentase campuran serbuk cangkang kerang 0%, 5%, 10%, dan 15%, waktu pengujian kuat tekan 7 dan 28 hari, waktu pengujian kuat tarik belah 14 dan 28 hari. Hasil pengujian berat volume didapat bahwa semakin besar campuran serbuk cangkang kerang dara dan lokan maka semakin menurun berat volumenya, untuk hasil kuat tekan didapatkan perubahan kuat tekan, untuk umur pengujian 7 hari dengan campuran 0% sebesar 18,57 Mpa, 5% sebesar 13,60 Mpa, 10% sebesar 13,84 Mpa dan 15% sebesar 7,78 Mpa, untuk beton umur pengujian 28 hari dengan campuran 0% sebesar 23,28 Mpa, 5% sebesar 18,60 Mpa, 10% sebesar 17,29 Mpa dan 15% sebesar 14,47 Mpa. Sementara untuk kuat tarik belahnya didapat nilai untuk umur pengujian 14 hari dengan campuran 0% sebesar 1,88 Mpa, 5% sebesar 1,62 Mpa, 10% sebesar 1,75 Mpa, dan 15% sebesar 1,62 Mpa, untuk umur pengujian 28 hari dengan campuran 0% sebesar 2,26 Mpa, 5% sebesar 1,62 Mpa, 10% sebesar 1,89 dan 15% sebesar 1,63. Kesimpulannya kuat tekan dan kuat terik belah mengalami penurunak kekuatan disetiap besar persen campuran serbuk cangkang kerang.
MODEL PENGENDALIAN KUALITAS GULA KELAPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS (STUDI KASUS: IKM GULA KELAPA DESA BAGAN JAYA KECAMATAN ENOK) siti wardah; Muhammad Amin; Amelina Safitri; M Gasali M; Endy Sudeska
Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Vol 8 No 3 (2022): JURNAL SELODANG MAYANG
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47521/selodangmayang.v8i3.264

Abstract

Coconut sugar SMEs in Bagan Jaya Village, Enok District, experienced product defects in terms of color, moisture content, and cleanliness. Based on this, this study aims to determine and analyze whether the system for implementing product quality control in the brown sugar industry is under control or not and to identify what causes defective products and proposed improvements. To achieve this goal, the Seven Tools method is used which is a method that can explain a process in supervising product standards and make measurements by taking corrective actions for a product that is currently in production. occur due to humans, methods, environment, and tools. To overcome this, it is proposed that workers focus on paying attention to the cooking time of coconut sap water and ensuring that the mold is free of dirt before use. IKM gula kelapa di Desa Bagan Jaya Kecamatan Enok mengalami cacat produk dari segi warna, kadar air dan kebersihan. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah sistem penerapan pengendalian kualitas produk pada industri gula kelapa sudah terkendali atau belum terkendali dan mengidentifikasi apa penyebab terjadinya produk cacat serta usulan perbaikan. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode Seven Tools yang merupakan metode yang dapat menjelaskan sebuah proses dalam mengawasi standar produk serta membuat pengukuran dengan mengambil tindakan perbaikan sebuah produk yang sedang di produksi.hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cacat produk masih pada kondisi batas kendali namun cacat produk yang terjadi disebabkan oleh manusia, metode, lingkungan dan alat. Untuk mengatasi hal tersebut diusulkan agar pekerja fokus memperhatikan waktu pemaskan air nira kelapa dan memastikan cetakan terbebas dari kotoran sebelum digunakan.
BUSSINES MODEL CANVAS UNTUK PROGRAM HILIRISASI INDUSTRI KELAPA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR DALAM PENINGKATAN PAD Rezky Kinanda; M Gasali M; Akbar Alfa; Endy Sudeska
Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Vol 9 No 1 (2023): JURNAL SELODANG MAYANG
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47521/selodangmayang.v9i1.295

Abstract

The economy of Inhil Regency in the coconut sector is currently facing a very critical problem. The low selling price and the low acceptability of buying coconut raw material by large companies have had a negative impact on the welfare of the farming community in Inhil Regency. Downstreaming the coconut industry is a very basic solution from an industrialization standpoint. Selling coconuts only from raw materials does not increase sales value. Encouraging various business actors to increase the value of products into finished materials will increase sales value, including facilitating the emergence of new business actors to increase product value. The role of government is very important to improve the welfare of farming communities. This coconut industry downstream program must be encouraged and escorted by the local government. Even though basically this program is aimed at improving people's welfare, the success of this program will bring about an increase in regional economic activity and an increase in regional income (PAD). This paper will describe the coconut industry downstream program to the Business Model Canvas which is a model that is widely used in the business sector. This aims to strengthen the program's orientation to local revenues and maintain the sustainability of implemented programs in the community. In the discussion section, it is described in detail, broadly, but has strong limitations on what the government must prepare and do to start a coconut industry downstream program in Inhil Regency. Starting from customer targets, partner collaboration, revenue channels, etc. which make it easier for the government to see opportunities and challenges in implementing this program. Perekonomian Kabupaten Inhil di bidang kelapa saat ini sendang menghadapi permasalahan yang sangat genting. Harga jual yang rendah serta penerimaan pembelian bahan mentah kelapa yang rendah oleh perusahaan besar memberikan dampak buruk kepada kesejahteraan masyarakat petani di Kabupaten Inhil. Hilirisasi industri kelapa merupakan solusi yang sangat mendasar dari sisi industrialisasi. Penjualan kelapa hanya dari bahan mentah tidak meningkatkan nilai jual. Mendorong berbagai pelaku usaha untuk meningkatkan nilai produk menjadi bahan jadi akan meningkatkan nilai jual termasuk diantaranya adalah memudahkan munculnya pelaku usaha baru untuk meningkatkan nilai produk. Peran pemerintah sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. Program hilirisasi industri kelapa ini harus didorong dan dikawal oleh pemerintah daerah. Walapun secara mendasar program ini adalah bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan tetapi keberhasilan program ini akan mendatangkan peningkatan aktifitas perekonomian daerah dan peningkatan pendapatan daerah (PAD). Tulisan ini akan melukiskan program hilirisasi industri kelapa kepada Bussiness Model Canvas yang merupakan model yang banyak digunakan dalam bidang bisnis. Hal ini bertujuan untuk memperkuat orientasi program kepada pendapatan daerah serta menjaga keberlangsungan program terimplementasi di masyarakat. Pada bagian pembahasan terjabarkan secara detail, luas, namun memiliki batasan yang kuat tentang apa-apa saja yang harus dipersiapkan dan dilakukan pemerintah untuk memulai program hilirisasi industri kelapa di Kabupaten Inhil. Mulai dari target costumer, kolaborasi patner, saluran pendapatan, dll yang memudahkan pemerintah dalam melihat peluang dan tantangan implementasi program ini.
ANALISA PENANAMAN VEGETASI PINANG BETARA PADA JALUR HIJAU JALAN RAYA DI KOTA TEMBILAHAN SEBAGAI PENYERAP EMISI KENDARAAN DAN SUMBER PENCAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus: Jalan Baharuddin Yusuf dan Jalan Swarna Bumi) M Gasali M; Akbar Alfa; Syafrizal Thaher DS
Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Vol 9 No 2 (2023): JURNAL SELODANG MAYANG
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47521/selodangmayang.v9i2.317

Abstract

The population density in Indragiri Hilir has also slowly affected the reduction in the amount of green land that functions as an absorber of carbon emissions from settlements and shopping complexes. The high growth of vehicles and changing the function of green areas into settlements will certainly be a challenge in environmental management. This study discusses the optimization of the Green Road Line (JHJ). JHJ has a main role as a buffer for the environment, namely the function of reducing air pollution, the function of reducing noise, and the function of a barrier (barrier), as well as the main ecological function of being a carbon enhancer and reducing motor vehicle pollution. In general, JHJ is planted with plants that do not produce economic value, such as flowers. This research will discuss betel nut planting along JHJ so that it can generate economic and ecological benefits. Ecological benefits come in the form of an increase in environmental support systems, while the economic benefits resulting from JHJ can be a source of local revenue (PAD). The conclusions of this study are: (1) areca nut is considered to have economic potential if it is developed at JHJ; based on initial calculations, it is predicted that if JHJ along Jalan Baharuddin Yusuf and Jalan Swarna Bumi are planted with pinang, it will get a gross yield of IDR 351,000,000,-/year; and (2) ecologically, the potential value of areca catechu biomass is that it can accommodate 30.78 kg/m2 of carbon and absorb 112.94 kg/m2 of carbon. So that it can be a buffer for the environment. (3) Technically, the Areca Palm fulfills the Regulation of the Minister of Public Works No. 5 of 2008 concerning Guidelines for Provision and Utilization of Green Open Spaces in Urban Areas. The research suggests that further research and the regional government review governance, institutions, and regulations related to JHJ plantations as a source of regional original income. Kepadatan penduduk di Indragiri Hilir secara perlahan juga mempengaruhi pengurangan jumlah lahan hijau yang berfungsi sebagai penyerap emisi karbon menjadi pemukiman dan komplek pertokoan. Tingginya Pertumbuhan Kendaraan dan perubahan fungsi daerah hijau menjadi pemukiman tentu akan menjadi tantangan dalam pengelolaan lingkungan. Penelitian ini membahas optimalisasi Jalur Hijau Jalan (JHJ). JHJ memiliki peran utama sebagai penyangga lingkungan yaitu fungsi pereduksi polusi udara, fungsi peredam kebisingan, dan fungsi pembatas (barrier) serta fungsi ekologi utama sebagai penambat karbon dan mengurangi polusi kendaraan bermotor. Pada umumnya JHJ ditaman dengan tanaman seperti bunga dan tumbuhan yang tidak menghasilkan nilai ekonomis. Pada penelitian ini akan dibahas tentang Penanaman Pinang Betara di sepanjang JHJ sehingga dapat menimbulkan keuntungan ekonomi dan ekologi. Manfaat Ekologi berupa peningkatan sistem penyangga lingkungan, sedangkan manfaat ekonomi hasil dari JHJ dapat menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD). Kesimpulan Penelitian ini yaitu: (1) Pinang dinilai memiliki potensi ekonomi apabila dikembangkan di JHJ, berdasarkan perhitungan awal diprediksikan apabila JHJ sepanjang Jalan Baharuddin Yusuf dan Jalan Swarna Bumi di tanami Pinang maka akan mendapatkan hasil bruto sebesar Rp. 351.000.000,-/tahun; (2) Secara Ekologis nilai potensi biomassa Pinang (Areca catechu) yaitu dapat menampung 30,78 kg/m2 karbon dan menyerap 112,94 kg/m2 karbon. Sehingga dapat menjadi penyangga lingkungan hidup. (3) Secara Teknis Pohon Pinang memenuhi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Penelitian menyarankan Penelitan berikutnya dan Pemerintah Daerah mengkaji Tata Kelola, Kelembagaan serta Regulasi terkait Penanaman JHJ sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah.