Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Aplikasi Teori Comfort Kolcaba Dalam Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Demam Di Ruang Infeksi Anak RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Unang Wirastri; Nani Nurhaeni; Elfi Syahreni
Jurnal Kesehatan Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngesti Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.281 KB) | DOI: 10.46815/jkanwvol8.v6i1.71

Abstract

Demam merupakan gejala yang sering dialami anak dengan penyakit infeksi. Kondisi demam tinggi berdampak merugikan anak. Demam tinggi membuat anak tidak nyaman dan orang tua cemas serta meningkatkan kebutuhan kalori dan cairan. Teori Comfort dari Kolcaba memberikan arahan dalam pemenuhan rasa nyaman pada pasien. Karya ilmiah ini bertujuan memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak demam dengan mengaplikasikan teori comfort Kolcaba yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan kenyamanan. Asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan tahapan comfort yaitu pengkajian (kenyamanan fisik, psikospiritual, lingkungan, dan sosiokultural), merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan intervensi (berdasarkan standar comfort, coaching, dan comfort food for the soul), implementasi, dan evaluasi. Berdasarkan 5 kasus yang dibahas, intervensi yang diberikan untuk masalah keperawatan peningkatan suhu tubuh (demam) antara lain mengupayakan penurunan suhu tubuh, mempertahankan lingkungan sejuk dan nyaman, meningkatkan istirahat, memberikan asupan cairan dan nutrisi adekuat serta menurunkan kecemasan anak dan orang tua menggunakan konsep family centered care. Teori comfort Kolcaba dapat diterapkan dalam asuhan anak demam. Disarankan untuk lebih  meningkatkan kenyamanan fisik, psikospiritual, lingkungan, dan sosiokultural sehingga terlihat bahwa ke empat aspek kenyamanan harus saling mendukung untuk pencapaian kenyamanan secara holistik.  Kata kunci: teori comfort Kolcaba; anak demam; infeksi
Aplikasi Teori Transcultural Nursing melalui Intervensi Biological Maternal Sounds untuk Kebutuhan Perilaku Tidur-Terjaga Bayi Prematur di Ruang Perinatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta Deisy Sri Hardini; Yeni Rustina; Elfi Syahreni
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.614 KB)

Abstract

Pentingnya bayi prematur mencapai perilaku tidur tenang dan terjaga tenang agar pengeluaran resting energy expenditure (REE) dapat diminimalkan sehingga energi yang dimiliki dapat digunakan untuk proses metabolisme guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan optimal. Pendekatan Transcultural Nursing melalui intervensi keperawatan yang berbasis kultural adalah pemberian stimulasi biological maternal sounds (BMS). BMS merupakan stimulasi audiosensori dengan memperdengarkan suara rekaman dan denyut jantung ibu pada bayi prematur dengan menggunakan media audio untuk mengalihkan kebisingan yang muncul dalam lingkungan perawatan dan meminimalkan komplikasi iatrogenic. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan teori Transcultural Nursing melalui intervensi BMS dalam memenuhi kebutuhan perilaku tidur-terjaga bayi premature dimana menciptakan kondisi lingkungan bayi sama seperti bayi saat berada didalam lingkungan rahim Ibu yaitu memperdengarkan rekaman suara Ibu pada frekuensi 500-1000 Hz atau sama dengan 20-50 dB. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan mengelola lima kasus bayi premature. Hasil penelitian ini adalah lima bayi dengan rerata usia koreksi lebih dari 30 minggu berespon positif setelah diberikan BMS, dengan menunjukkan rerata pencapaian status tidur tenang selama 35 menit dalam waktu 90 menit pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa pada usia diatas 30 minggu dalam proses perkembangan sistem auditori dan sistem neurobehaviour adalah terbentuknya hubungan antara lobus temporal dengan korteks auditori sehingga dapat mendengar dan berespon terhadap suara Ibunya, mulai membeda-bedakan suara yang ada disekitarnya, serta memulai perkembangan untuk fungsi bahasa dan bicara.
INTERVENSI BIOLOGICAL MATERNAL SOUND TERHADAP FUNGSI FISIOLOGIS BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI Deisy Sri Hardini; Yeni Rustina; Elfi Syahreni
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP Vol 1 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP 2019
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (809.916 KB)

Abstract

Biological Maternal Sounds (BMS) merupakan pemberian stimulus audiosensori pada bayi prematur sehingga dengan mendengarkan rekaman suara dan detak jantung ibu, bayi prematur memperoleh kembali lingkungan selayaknya saat masih berada dalam rahim ibu. Intervensi BMS bermanfaat secara biologis memberikan stimulasi auditori melalui stimulus akustik yang berasal dari ibunya sendiri. BMS diberikan dengan memperdengarkan suara rekaman dan denyut jantung ibu pada bayi prematur dengan menggunakan media audioportable box. Rekaman suara diambil saat ibu berbicara, membaca Alqur’an, dan bernyanyi pada bayinya, dengan volumen suara hasil rekaman tidak lebih dari 500-1000 Hz atau sama dengan 20-50 dB diukur dengan sound level metre. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus (case report) dengan mengelola lima kasus bayi prematur. Hasil penelitian ini adalah lima bayi dengan rerata usia koreksi lebih dari 30 minggu berespon positif terhadap suara Ibunya dengan menunjukkan nilai saturasi oksigen, frekuensi nadi, dan frekuensi pernafasan yang stabil selama 90 menit pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa pada usia diatas 30 minggu dalam proses perkembangan sistem auditori dan sistem neurobehaviour adalah sudah terbentuknya hubungan antara lobus temporal dengan korteks auditori sehingga bayi prematur dapat mendengar dan berespon terhadap suara Ibunya, mulai membeda-bedakan suara yang ada disekitarnya, serta memulai perkembangan untuk fungsi bahasa dan bicara.
Aplikasi Teori Transcultural Nursing melalui Intervensi Biological Maternal Sounds untuk Kebutuhan Perilaku Tidur-Terjaga Bayi Prematur di Ruang Perinatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta Deisy Sri Hardini; Yeni Rustina; Elfi Syahreni
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pentingnya bayi prematur mencapai perilaku tidur tenang dan terjaga tenang agar pengeluaran resting energy expenditure (REE) dapat diminimalkan sehingga energi yang dimiliki dapat digunakan untuk proses metabolisme guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan optimal. Pendekatan Transcultural Nursing melalui intervensi keperawatan yang berbasis kultural adalah pemberian stimulasi biological maternal sounds (BMS). BMS merupakan stimulasi audiosensori dengan memperdengarkan suara rekaman dan denyut jantung ibu pada bayi prematur dengan menggunakan media audio untuk mengalihkan kebisingan yang muncul dalam lingkungan perawatan dan meminimalkan komplikasi iatrogenic. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan teori Transcultural Nursing melalui intervensi BMS dalam memenuhi kebutuhan perilaku tidur-terjaga bayi premature dimana menciptakan kondisi lingkungan bayi sama seperti bayi saat berada didalam lingkungan rahim Ibu yaitu memperdengarkan rekaman suara Ibu pada frekuensi 500-1000 Hz atau sama dengan 20-50 dB. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan mengelola lima kasus bayi premature. Hasil penelitian ini adalah lima bayi dengan rerata usia koreksi lebih dari 30 minggu berespon positif setelah diberikan BMS, dengan menunjukkan rerata pencapaian status tidur tenang selama 35 menit dalam waktu 90 menit pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa pada usia diatas 30 minggu dalam proses perkembangan sistem auditori dan sistem neurobehaviour adalah terbentuknya hubungan antara lobus temporal dengan korteks auditori sehingga dapat mendengar dan berespon terhadap suara Ibunya, mulai membeda-bedakan suara yang ada disekitarnya, serta memulai perkembangan untuk fungsi bahasa dan bicara.