Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

HUBUNGAN FAKTOR PENGETAHUAN DAN PERILAKU TERHADAP LINGKUNGAN DALAM RANGKA PENCEGAHAN DBD PADA KELUARGA SISWA DI SMA NEGERI 1 BERASTAGI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO TAHUN 2017 Perangin-Angin, Susanti br
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol 12 No 3 (2018): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Januari-April 2018
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemetrian Kesehatan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.378 KB)

Abstract

Infectious diseases caused by viruses from the group of Arbovirosis group A and B problematic in Indonesia are Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). The disease is transmitted by mosquito vector bites. This disease not only often cause outbreaks but also cause adverse social and economic impact. Social losses that occur, among others, caused panic in the family, the death of family members, and diminished life expectancy of the population. In 2015, there were recorded 126,675 DHF patients in 34 provinces in Indonesia, and 1,229 of them died. The number is higher than the previous year of 100,347 people with DHF and as many as 907 patients died in 2014. This can be caused by climate change and low awareness to maintain environmental cleanliness. This research is analytic observational with cross sectional approach that aims to know the Factor of Knowledge and Environment to the action of Dengue Prevention on Family Students in SMA Negeri 1 Berastagi Sub District Berastagi Regency of Karo Year 2017, with method used in sampling is non prababiliy sampling that is sampling quota (Quota sampling) is a sampling technique based on the fulfillment of the specified samples. To determine the representativeness of the sample to the population determined sample of 300 students taken in class 11 as many as 130 students, grade 12 as many as 170 students. The results of this study indicate that the level of knowledge of respondents is generally good that is equal to 72%, while the actions of respondents in the category of less that is equal to 64.3% and the environment included in the category of less that is equal to 51,7%. Result of analysis of knowledge and environment relationship with student action about DHF in order to prevent DBD in family of student in SMA Negeri 1 Berastagi Sub District Berastagi Regency of Karo. Based on hypothesis test using chi square test known that knowledge variable do not have significant relation to environment at p.value 0,992. And analysis result of relation between student action variable about DHF has no significant relation to student environment at p.value 0,046. This research can be concluded that knowledge about DHF is good but action and environment in order to prevent DHF less. In this research, it is advisable to keep the environment cleaner in order not to become Aedes aegypti mosquito breeding media that is in the form of mosquito nest eradication (PSN), fogging, abatization, 3M implementation (drain, cover and bury). In every health problem including in effort of DHF, Behavioral factors always play an important role. Attention to behavioral factors is just as important as attention to environmental factors, especially in terms of disease prevention efforts.
PENGETAHUAN SISWA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI 1 BERASTAGI TAHUN 2017 Susanti br Perangin-angin
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 12 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Mei - Agustus 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.568 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v12i1.51

Abstract

Sexuality issues until recently an interesting topic that is always discussed. One of the sexual problems that are often discussed premarital sex. Negative impact of premarital sex is very disturbing society. Dai recent survey in 33 provinces in 2008 by the National Family Planning Coordinating Board (BKKBN) reported 63% of adolescents in Indonesia between the ages of SMP and high school already having sexual relations outside marriage. The percentage of teens who had sexual intercourse before marriage has increased compared to previous years. This study aims to determine the level of knowledge of students of SMA Negeri 1 Berastagi Karo District Berastagi about premarital sex. Research is descriptive research, sample number as many as 50 people. Sampling technique using total sampling technique that is all the population sampled data was collected using questionnaires and interviews. Data analysis using desscriptive statistics. Test results of students' level of knowledge of SMA Negeri 1 Berastagi Karo District Berastagi regarding premarital sex by 58% were categorized with poor knowledge. From the results of these studies are expected to the school and parents can play an active role in providing information on reproductive health and sex education to the students.
Penyuluhan dan Pembuatan Pupuk Kompos Rumah Tangga di Desa Ajinembah Kecamatan Merek Kabupaten Karo Erba Kalto Manik; Susanti BR Perangin-Angin; Helfi Nolia
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 19, No 1 (2022): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/br.v19i1.4106

Abstract

Kita harus mengetahui bahwa kesadaran masyarakat tentang hidup bersih dan teratur perlu terus ditumbuhkan, salah satunya dalam penanganan sampah dari skala rumah tangga karena sampah juga merupakan bagian dari perilaku hidup bersih dan sehat. Untuk mengubah kebiasaan membuang sampah menjadi mengelola sampah perlu upaya yang dimulai secara individual di setiap rumah (Atmojo, 2007).Agar kita bisa menjaga lingkungan bersih bebas dari sampah salah satu solusinya mengubah kebiasaan membuang sampah untuk mengolah sampah menjadi kompos dimulai dari sampah rumah tangga (Andriyeni, 2009). Kita sudah mengetahui bahwa sebagian sampah yang dihasilkan merupakan sampah organik (sampah basah), yaitu mencapai 60-70% dari total volume sampah, yang berasal dari dapur dan halaman. Sampah organik ini, jika pengelolaannya tidak secara benar maka akan memberikan bau busuk (H2S dan FeS) dan akan menjadi sumber lalat, bahkan dapat menjadi sumber lebih dari 25 jenis penyakit.Dewasa ini, banyak sekali orang-orang yang membudidaya tanaman hias. Untuk mendapatkan tanaman yang baik, kita harus memberi unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Salah satunya adalah pupuk. Pupuk dibedakan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik salah satunya adalah kompos. Kompos adalah bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme yang bekerja di dalamnya. Kompos banyak sekali macamnya. Kompos yang dilaksanakan pada kegiatan pengabdian masyarakat adalah kompos kotoran hewan yang dicampur dengan dedaunan. Kami membuat kompos ini karena bahan-bahan yang digunakan mudah didapat di lingkungan kami. Mahasiswa, alumni dan masyarakat sudah mengetahui langkah – langkah pembuatan kompos sehingga dapat mengubah kebiasaan membuang sampah menjadi mengolah sampah menjadi kompos sehingga lingkungan sehat bebas dari masalah sampah, mengetahui cara untuk mempercepat pembuatan kompos, mengetahui kondisi yang mendukung terbentuknya kompos dalam waktu singkat dimana factor yang mempengaruhi terjadinya kompos adalah bahan baku, suhu,  nitrogen dan kelembaban serta mahasiswa, alumni dan masyarakat sudah mengetahui proses terjadinya pupuk kompos dari minggu ke minggu.
Sosialisasi Pemanfaatan Botol Plastik Bekas Menjadi Kursi, Meja dan Tempat Tidur Sebagai Upaya Mengurangi Limbah Plastik dan Menciptakan Produk Lokal Berdaya Saing Global Susanti BR Perangin-Angin; Erba Kalto Manik; Helfi Nolia
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 19, No 1 (2022): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/br.v19i1.4107

Abstract

Sampah plastik merupakan salah satu sampah dengan waktu urai paling lama, dimana akan mengakibatkan pencemaran secara masif jika penggunaan dan pengelolaan limbahnya tidak diatur. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat kali ini berlandaskan kuantitas dari sampah botol plastik yang sangat tinggi sedangkan dilain sisi dapat dikembangkan dan diolah menjadi sebuah produk selayaknya kursi, meja, dan tempat tidur. Kegiatan kali ini diawali dengan metode persiapan dan pelaksanaan dimana terdapat kegiatan persiapan dan pembekalan oleh mahasiswa, alumni, dan dosen pembimbing lapangan. Persiapan dan pembekalan ini mencakup teori dan praktek desa yang akan menjadi mitra pendampingan mahasiswa dan alumni serta masyarakat peserta Pengabdian Masyarakat yakni Desa Ajinembah Kecamatan Merek Kabupaten Karo. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa sosialisasi kali ini menghasilkan kesadaran masyarakat dalam membuang sampah terkhusus sampah botol plastik dan dalam mengolah sampah tersebut, selain itu kegiatan kali ini juga meningkatan kecintaan masyarakat terhadap produk lokal dan kedepannya dapat menciptakan produk yang dapat bersaing dengan produk asing. Dan dengan semua kemajuan diharapakan juga dapat membuka peluang usaha baru dalam pembuatan kursi, meja, dan tempat tidur.
PENYULUHAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DAN PENGOLAHAN SAMPAH 3R DI SMP NEGERI 1 SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO Susanti Br. Perangin-angin; Nelson Tanjung; Erba Kalto Manik; Helfi Nolia R. Tambunan
GANESHA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2022): Juli 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/ganesha.v2i2.1973

Abstract

Pentingnya mencuci tangan untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari penyakit. Sebaiknya mengajarkan kebiasaan baik mencuci tangan kepada anak yang masih kecil, karena salah satu penyakit pembunuh anak nomor 1 di Indonesia adalah diare, yang dapat dicegah dengan mengajarkan anak untuk mencuci tangan. Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui tekhnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Penyuluhan tentang sampah di institute pendidikan merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah yang ternyata umumnya berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Pengabdian masyarakat ini bertujuan memberikan pelatihan kepada siswa SMP tentang perilaku hidup bersih dan sehat dan mengolah sampah secara 3 R (Reuse, Reduce dan Recycling). Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu dengan memberikan penyuluhan Periaku hidup bersih dan sehat dan praktek cuci tangan pakai sabun, membuang sampah pada tempatnya serta mengolah sampah dengan 3 R (Reduce, Reuse dan Recylce) Sebaiknya masyarakat merawat alat yang telah disediakan dan dipakai sesuai kebutuhan dan masyarakat lebih dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penyakit. Disarankan kepada siswa agar lebih menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan ilmu pengetahuan tentang sampah dan tentunya sangat perlu di terapkan di sekolah agar kualitas siswa dapat meningkat dan perlu adanya pengawasan oleh guru yang lebih ketat lagi.
Peluang Usaha Kreatif Dari Sampah di Kota Kabanjahe Kabupaten Karo Restu Auliani; Jernita Sinaga; Erba Kalto Manik; Haesti Sembiring; Desy Ari Apsari; Susanti Br Perangin-angin; Risnawati Tanjung; Deli Syaputri; Kristina Br Tarigan; Julietta Br Girsang; Novarah Rilestety
TRIDARMA: Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) Vol. 5 No. 2 (2022): Nopember: Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM)
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/abdimas.v5i2.3110

Abstract

Peningkatan jumlah sampah menimbulkan permasalahan dimasyarakat yang tidak kunjung terselesaikan. Berbagai upaya terus dikembangkan pemerintah dalam pengelolaan sampah. Salah satu upaya pengelolaan sampah agar tidak sampai ke TPA adalah dengan mengubah sampah menjadi benda bermanfaat. Pelatihan ini ditujukan kepada mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan dengan harapan mahasiswa mampu mengambangkan kegiatan pemanfaatan sampah menjadi usaha kreatif yang bisa dijadikan sumber ekonomi. Sampah plastik minuman kemasan seperti kemasan nutrisari dapat diubah menjadi tempat tissu atau dompet dengan cara dianyam. Tempat tisu tersebut bisa dijual dan dipasarkan ke masyarakat. Selain itu pelatihan ini juga mengajarkan mahasiswa untuk membuat potbunga dari sampah kardus. Ditambah sentuhan seni dan kratifitas yang tak terbatas oleh mahasiswa peserta pelatihan dapat menghasilkan benda yang bernilai guna dan memiliki nilai jual dipasar. Melalui kegiatan pelatihan ini, pengetahuan mahasiswa mengenai pemanfaatan sampah pelatihan meningkat menjadi 92%. Selain itu keterampilan mahasiswa dalam membuat tempat tisu dan kardus juga mengalami peningkatan menjadi 77%. Kegiatan pelatihan serupa dapat dikembangkan pada masyarakat, agar tercipta peluang usaha ditengan masyarakat dengan memanfaatkan sampah agar menjadi benda yang bernilai jual.
Penyuluhan dan Intervensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Masyarakat Desa Cinta Rakyat Dusun 4 Kecamatan Percut Sei Tuan Susanti Br Perangin-angin; Helfi Nolia; Julietta Br Girsang
Jurnal Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat) Vol 2 No 4 (2022): Jurnal Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat)
Publisher : Pustaka Galeri Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55382/jurnalpustakamitra.v2i4.308

Abstract

Jika kita bisa menciptakan pola hidup bersih dan sehat maka biaya akan lebih murah dan mudah mengingat biaya yang dikeluarkan cukup mahal jika mengalami gangguan kesehatan. Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan dambaan setiap manusia karena dapat memberikan kenyamanan dalam hidup. Peran masyarakat untuk berkomitmen hidup sehat melalui perilaku hidup bersih dan sehat sangat diperlukan sehingga tercipta bangsa yang lebih sehat. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan kepemimpinan, pembangunan suasana dan pemberdayaan masyarakat.Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi permasalahannya sendiri terutama di lingkungannya masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Karena jika keluarga sehat tentunya akan membentuk masyarakat yang sehat pula. Jadi, sehat harus dimulai dari rumah sendiri. Kondisi sehat tentunya dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari tidak sehat menjadi perilaku sehat dengan menciptakan lingkungan yang sehat dalam rumah tangga.
PERBEDAAN KEPADATAN LALAT YANG HINGGAP PADA FLY GRILL YANG BERBEDA WARNA DI PAJAK SINGA KOTA KABANJAHE KABUPATEN KARO TAHUN 2018 Erba Kalto Manik; Susanti br Perangin-Angin
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 14 No. 1 (2019): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Mei-Agustus 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.874 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v14i1.565

Abstract

Flies are Arthropoda insects that belong to the order of Diptera. Flies can transmit the disease through allthe limbs such as feces, vomit, body hair, limb hair and especially on the legs that have fine hairs so that theseeds of the disease can stick. Flies have a life activity interacting with a place that is a habitat for diseasessuch as trash, feces and carcasses. Plus its ability to fly 1-2 miles of several species of flies can spreadseveral diseases such as Thgypoid Fever, Parathypoid, bacillary dysentery, amoebic dysentery, and severaleye diseases from various places that have been visited. Flies are insects in general having sensitivity todifferent light wavelengths (colors). This research is a field experiment and includes a Pre Experiment that isPostest Only Design which aims to analyze differences in the density of flies that land on Fly Grill which aredifferent colors in Singa Kabanjahe Tax to plan control efforts which are about when, where and howcontrol will be carried out. in the Singa Kabanjahe Tax TPS for 10 days and the number of flies perched withdifferent fly grill colors (orange, pink, light blue, light green and yellow) for 30 seconds, calculating 10 timesthe calculation with the highest average. The data obtained were analyzed by ANOVA test with an error rateof 0.05. From the ANOVA test data with = 0.05 shows p = 0.221, which means that there is no difference indensity of flies perched on a different color fly grill. The average density of flies, from the lowest to thehighest is as follows: fly grill in orange, light green, light blue, pink and yellow ... The conclusion that can bedrawn is that flies do not like orange, light green and light blue. Meanwhile, the color favored by flies isyellow
Determinants of Risk Factors on the Event of Lung Tb Susanti br Perangin-Angin; Nurmala Hayati Sihombing
Eduvest - Journal of Universal Studies Vol. 2 No. 5 (2022): Journal Eduvest - Journal of Universal Studies
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2814.814 KB) | DOI: 10.59188/eduvest.v2i5.441

Abstract

Pulmonary tuberculosis (TB) is one of the most prevalent infectious diseases in the world. Based on a report by the World Health Organization (WHO, 2012) one third of the world's population, which is around two billion people infected with Mycobacterium Tuberculosis. More than 8 million populations get active TB every year and around 2 million die. More than 90% of TB cases and deaths come from developing countries, one of which is in Indonesia. This research is an observational analytic study with a case control study design that aims to determine the effect of risk factors for pulmonary TB events using a retrospective approach. The results of this study indicate that the most dominant variable TB incidence in high school education cases is down to 45 people (97.8%) and the smallest House Density is 25 people (54.3%) and the most dominant control variable is no comorbidities namely as many as 47 people (97.9%) and the smallest Respondents' House Density fulfilled the requirements of 26 people (56.5%). Factors that significantly influence the incidence of pulmonary tuberculosis are nutritional status (p = 0,000, OR = 31,263), respondent employment (p = 0,000, OR = 21.77), comorbidities (p = 0,000, OR = 0.022), Ventilation (p = 0.001, OR = 4,680) and House Humidity (p = 0,000, OR = 9,625). The results of the study concluded that the variable that most influenced the incidence of pulmonary TB was Nutrition Status (p = 0.002, Exp (B) = 2.334).
The Effect of Risk Factors on Stunting Events the Titi Papan Puskesmas, Mabar Hilir Kelurahan, Medan Deli District Medan City, 2021 Susanti br Perangin-Angin
Eduvest - Journal of Universal Studies Vol. 2 No. 9 (2022): Journal Eduvest - Journal of Universal Studies
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2854.021 KB) | DOI: 10.59188/eduvest.v2i9.577

Abstract

The World Health Organization (WHO) collected stunting data showing that Indonesia is one of the three countries with the highest prevalence in the South-East Asia Region (SEAR). Health problems that affect infants are stunting or short stature due to chronic malnutrition where malnutrition is a global problem, including in Indonesia. This research is an analytic observational study with a case control study. The design was carried out at the Titi Papan Health Center, Mabar Hilir District, Medan Deli Regency in 2021 to analyze the influence of risk factors on stunting events with a sample of 88 children under five, 44 cases and 44 controls, sampling was carried out purposively where cases and controls were taken in one population. Data were obtained from Puskesmas, Medan City Health Office, observations, direct interviews with respondents using questionnaires. The results of the study concluded that the most influential variable on the incidence of stunting was family income (p = 0.000, Exp(B) = 9.208). Factors that significantly influence the incidence of stunting are birth weight (p = 0.001, OR = 2.375), education (p = 0.001, OR = 6.923), family income (p = 0.000, OR = 15.857), availability of clean water facilities . (p = 0.000, OR = 9.643), family latrine facilities (p = 0.001, OR = 2.333), sewerage ownership (p = 0.000), OR = 0.405. The need for intensive counseling by health workers regarding factors related to stunting, to increase public awareness to change bad habits that are contrary to health and can cause stunting in toddlers.