Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

STATUS JANDA DAN PRODUKTIFITAS PEREMPUAN SASAK (Studi Kasus di Desa Mujur Kec. Praya Timur Lombok Tengah) Latif, Abdul; Muzakkar, Abdullah
Educatio Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/edc.v9i2.62

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Desa Mujur, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah tahun 2014. Topic yang dipilih adalah status janda dan produktifitas pada perempuan Sasak. Penelitian ini dilakukan karena melihat tingginya angka perceraian yang terjadi pada masyarakat sasak khususnya masyarakat desa Mujur. Hal ini diperkuat dengan hasil pengamatan awal yang menunjukkan bahwa janda memiliki produktivitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan saat mereka masih bersuami. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya tingkat perceraian di masyarakat desa Mujur disebabkan oleh faktor budaya patriaki yang masih dominan, faktor rendahnya tingkat pendidikan khususnya yang dialami oleh perempuan, dan faktor ekonomi. Fakta tentang tingginya produktifitas janda disebabkan karena setelah perceraian perempuan harus memenuhi kebutuhan  hidupnya dan anak-anaknya, sehingga mereka termotivasi untuk menjadi perempuan yang lebih  produktif.Kata Kunci: Perempuan Sasak, Perceraian, Status Janda, Produktifitas.
Aransemen Kroncong Lagu Sasak Gugur Mayang Yuspianal Imtihan; Hary Murcahyanto; Abdullah Muzakkar; Lalu Ahmad Alfian Bakti
Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora Vol 3 No 2 (2020): Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.268 KB) | DOI: 10.31539/kaganga.v3i2.1709

Abstract

ABSTRACT This paper is based on the results of research which aims to describe the form of the keroncong version of the keroncong version of the traditional song Gugur Mayang arrangements. Descriptive qualitative method with a phenomenological approach is used in data collection through observation, interviews and documentation with a focus on the form of keroncong arrangements in the song Gugur Mayang. The uniqueness of this paper is the scarcity of research on traditional Sasak songs arranged in the kroncong version that has been researched by other researchers. The results of this study indicate that the form of the arrangement of the keroncong version of the song Gugur Mayangis a song that begins with the AA section, with the introduction at the beginning of the song, then the bridge, followed by the AA” section on the song Gugur Mayang. In the episode or interlude, it is filled with violins and accompanied by several other instruments then it is entered in the coda section which is played by all instruments other than the flute. The scale used in this arrangement is the D minor scale which means 1 mol or F major. Keywords: Arrangement, Gugur Mayang, Keroncong, Sasak Song.
Dekultrasi Bentuk Pertunjukan Musik Hadrroh Alwan Hafiz; Hary Murcahyanto; Abdullah Muzakkar; Hulfatul Husna
Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora Vol 3 No 2 (2020): Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.367 KB) | DOI: 10.31539/kaganga.v3i2.1725

Abstract

ABSTRAK This paper is based on the results of research that aims to describe the deculturation and form of Hadrroh musik performances in Gerisak Semanggleng Sakra Barat Village, Lombok Timur. This study used a qualitative descriptive method with a phenomenological approach. Collecting data by observation, interviews and documentation. From the results of the study, it is concluded that a result of the times and often following competitions the musik group has innovated to become a modern Hadrroh Modern musik group. To meet the needs of a show so as not to be outdated, this musik group underwent a change in the form of deculturation in the form of its performance by adding a keyboard musical instrument and presentation material using modern religious songs. The form of Hadrroh's musik shows is divided into two forms of performances, namely routine performances as a means of worship and non-routine performances (rituals) as entertainment. Keyword : Deculturation, Hadrroh Music, Performance Forms.
PENERAPAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PERKULIHAN SOSIOLOGI INDUSTRI Abdullah Muzakar; Muhammad Zamroni Uska
Jurnal Education and Development Vol 9 No 3 (2021): Vol.9.No.3.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.395 KB) | DOI: 10.37081/ed.v9i3.2763

Abstract

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dimiliki oleh setiap manusia yang bertujuan untuk menghadapi tantangan dan perubahan kedepan. Dalam pendidikan agar terlaksanakan dengan perlu adanya peroses belajar yang didampingin dengan strategi pembelajaran. Namun kurang tepatnya dalam menerapkan strategi pembelajaran dapat berdampak hasil kemampuan berpikir kristis seseorang. Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan strategi yang dapat menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa adalah group investigation (GI). Tujuan penelitian ini adalah menerapkan strategi pembelajaran GI terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada perkuliahan sosiologi industry. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan desain posttest only control group design. Jumlah subjek pada penelitian ini adalah 47 orang yang terdiri dari 23 orang sebagai kelompok eskperimen dan 24 orang sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes berbentuk essay, sementara itu teknik analisis data yang digunakan adalah statistic deskriptif dan independent sample t test dengan bantuan software SPSS. Hasil temuan kami menunjukkan bahwa strategi GI dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada perkulihan sosiologi industi dengan prolehan nilai sig.2 tailed (0.00) < 5% (0.05). dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkan strategi GI dapat membuat mahasiswa lebih berfokus pada perolehan dan pengembangan keterampilan pada tingkatan yang lebih tinggi (higher-level skills).
STATUS JANDA DAN PRODUKTIFITAS PEREMPUAN SASAK (Studi Kasus di Desa Mujur Kec. Praya Timur Lombok Tengah) Abdul Latif; Abdullah Muzakkar
Educatio Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/edc.v9i2.62

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Desa Mujur, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah tahun 2014. Topic yang dipilih adalah status janda dan produktifitas pada perempuan Sasak. Penelitian ini dilakukan karena melihat tingginya angka perceraian yang terjadi pada masyarakat sasak khususnya masyarakat desa Mujur. Hal ini diperkuat dengan hasil pengamatan awal yang menunjukkan bahwa janda memiliki produktivitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan saat mereka masih bersuami. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya tingkat perceraian di masyarakat desa Mujur disebabkan oleh faktor budaya patriaki yang masih dominan, faktor rendahnya tingkat pendidikan khususnya yang dialami oleh perempuan, dan faktor ekonomi. Fakta tentang tingginya produktifitas janda disebabkan karena setelah perceraian perempuan harus memenuhi kebutuhan  hidupnya dan anak-anaknya, sehingga mereka termotivasi untuk menjadi perempuan yang lebih  produktif.Kata Kunci: Perempuan Sasak, Perceraian, Status Janda, Produktifitas.
DAMPAK PEMBERIAN PEMAHAMAN KEAGAMAAAAN BAGI NARA PIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN Abdullah Muzakkar
SOCIETY Vol. 8 No. 2 (2017): Desember 2017
Publisher : UIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.655 KB) | DOI: 10.20414/society.v8i2.1504

Abstract

Laju frekuensi tindak pidana menunjukan peningkatan dari tahun ketahun, baik secara kuantitats maupun kualitas, seperti maraknya perjudian, pembunuhan, penganiayaan, perampokan, penipuan, pemerasan (penggelapan), kejahatan dalam jabatan, psikotropika, kejahatan, subversi (korupsi) dan sajam(senjata tajam), serta perkosaan. Berangkat dari fakta dan fenomana tersebut para pelaku tindak kejahatan itu ditampung oleh sebuah lembaga yang dinamakan lembaga pemasyaratan sesuai dengan undang-undang dan pasal-pasal kejahatan yang telah dieksekusi oleh pihak pengadilan, sesuai dengan kasus pelanggarannya. Salah satu tujuan para pelaku di di tampung di lembaga pemasyarakatan adalah agar nara pidana tidak lagi melakukan tindakan kriminal atau dengan kata lain adanya lembaga pemasyarakatan tersebut sebagai efek jera bagi si pelaku kriminal. Namun pada kenyataannya banyak nara pidana, begitu keluar dari lembaga pemasyarakatan bukannya jera melakukan kriminal, melainkan melakukan tindakan kriminal lagi sehingga banyak nara pidana residivis. Mengapa hal ini terjadi?, ini dikarenakan pola pembinaan yang dilakukan di lembaga pemasyarakatan cenderung mengabaikan aspek sosial keagamaan, akan tetapi lebih menekankan pada aspek fisik. Maka sebagai tindak lanjut dari tujuan pokok undang-undang, perlu adanya dorongan atau motivasi dari dalam yaitu melalui pembinaan rohani, dalam hal ini pemahaman agama, untuk mengembalikan narapidana kembai ke tengah-tengah masyarakat seperti semula, dalam arti manusia yang tidak melanggar selama dia menjalani pidananya di dalam lembaga pemasyarakatan akan menerima dengan lapang dan dapat mengambil hikmahnya untuk perbaikan diri. Hal ini tidak terlepas dari peran agama yang diberikan bagi narapidana di dalam lembaga pemasyarakatan. Pemahaman agama yang diberikan bagi narapidana di dalam lembaga pemasyarakatan, banyak sekali manfaatnya bagi narapidana itu sendiri antara lain: (a) Dapat mencegah/mengurangi pengulangan kembali kejahatan, (b) Dapat menentramkan batin, (c) Dapat menjadi penolong dalam kesukaran (d) Sebagai penuntun di dalam kegelisahan dan kegelapan.
Kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Indonesia dan Relevansinya dengan Era Distrupsi Syaipul Pahru; Abdul Latif; Abdullah Muzakkar; Baiq Shofa Ilhami; Rohyana Fitriani; Muh. Taufik
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.356 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.3897

Abstract

AbstrakTujuan dalam penulisan artikel ini adalah mencoba untuk menelaah tentang Kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Indonesia, Tantangan Pendidikan Tinggi dengan Kemunculan Era Distrupsi, dan Relevansi Kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan Era Distrupsi.  Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis literature review. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kurkulum dalam pendidikan memiliki peranan yang Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan Era Distrupsi.  Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis literature review. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kurkulum dalam pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis dan kurikulum yang baik adalah kurikulum yang bersifat fleksibel sehingga mampu menjawab tantangan zaman. Negara-negara di dunia tak terkecuali Indonesia tengah menghadapi era distrupsi, dimana era ini perubhan begitu cepat terjadi ranah pendidikan merupakan salah satu sasaran empuk yang paling cepat terdistrupsi. Kurikulum MBKM merupakan salah satu solusi yang ditawarkan oleh pemerintah dalam menghadapi era distrupsi.Kata Kunci: Kurikulum, Merdeka Belajar, Kampus Merdeka Era Distrupsi AbstractThe purpose of writing this article is to try to examine the Policy for the Merdeka Belajar Curriculum for Kampus Merdeka in Indonesia, the Challenges of Higher Education with the Emergence of the Era of Disruption, and the Relevance of the Policy for the Kurikulum Merdeka for Learning in Kampus Merdeka with the Era of Disruption. The method used in this paper is a type of literature review. The results of the study indicate that the curriculum in education has a very strategic role and a good curriculum is a curriculum that is flexible so that it is able to answer the challenges of the times. Countries in the world, including Indonesia, are currently facing an era of disruption, where in this era of rapid change, the realm of education is one of the easiest targets to be disrupted. The MBKM curriculum is one of the solutions offered by the government in dealing with the era of disruption.Keywords: Curriculum, Independent Learning, Independent Campus Distrupsi Era
PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE CONCEPT MAPPING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KREATIVITAS BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 2 GELORA KECAMATAN SIKUR TAHUN PELAJARAN 2021/2022 Wiwin Gustini; Abdullah Muzakkar; Baiq Liana Widiyanti
KASTA : Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya dan Terapan Vol. 2 No. 1 (2022): APRIL
Publisher : BALE LITERASI: Lembaga Riset, Pelatihan & Edukasi, Sosial, dan Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (855.805 KB) | DOI: 10.58218/kasta.v2i1.208

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Concept Mapping terhadap pemahaman konsep dan kreativitas belajar IPS Siswa Kelas V SDN 2 Gelora Kecamatan Sikur Tahun Pelajaran 2021/2022. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 2 Gelora tahun ajaran 2021/ 2022. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik sampling jenuh. Kelas V A sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas V B sebagai kelas kontrol. Rancangan penelitian yang digunakan adalah posttest only control design. Teknik pengumpulan data menggunakan non tes dan tes. Instrument yang digunakan adalah lembar aktivitas siswa dan lembar observasi kreativitas untuk non tes dan soal uraian untuk tes. Teknik analisis data menggunakan uji t.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe concept mapping dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kreaivitas belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata lembar observasi kreativitas yang dicapai siswa yaitu untuk kelas eksperimen 33,9 dan kelaskontrol 31,75 dan untuk posttestnilairata-rata kelaseksperimen 66,75 dankelaskontrol 55,75. Untuk uji prasyarat data dilakukan dengan uji normalitas data dengan kolmogorov-simirnov, uji homogenitas data dengan uji F, sedangkan untuk teknik uji hipotesis menggunakan analisis uji t-test. Untuk hasil uji hipotesis untuk angket diperoleh Sig. (2-tailed) 0,666danSig. (2-tailed) 0,212untukposttest. Hal ini berarti bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada penerapan model pembelajaran koopertaiftipe concept mapping terhadap pemahaman konsep dan kreativitas Belajar IPS Siswa Kelas V SDN 2 Gelora Kecamatan Sikur Tahun Pelajaran 2021/2022.
MOTIVASI DAN IMPLIKASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DI KALANGAN PEMUDA DI DESA NYIUR TEBEL LOMBOK TIMUR Baiq Miftahul Jannah; Abdullah Muzakar; M. Zainul Asror
SOSIO EDUKASI Jurnal Studi Masyarakat dan Pendidikan Vol 4, No 1 (2020): SOSIO EDUKASI Jurnal Studi Masyarakat dan Pendidikan
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/sosedu.v4i1.3528

Abstract

This study aims to determine the motivation and implications of using Facebook social media among young people in Nyiur Tebel Village. This study uses a qualitative approach with a descriptive type of research. Data collection techniques used are interviews and documentation. While the data analysis technique used is an interactive model of qualitative data analysis through the stages of data reduction, data presentation, and data verification. Based on the study results, it can be reported that the motivation of young people in Nyiur Tebel Village to use both Facebook and other social media has many benefits and negative implications. If not used wisely or handled properly, social media, especially Facebook social media, can make it difficult for young people to socialize with people around them, as happens among young people who prefer to socialize using social media compared to those around them.
APERSEPSI MAHASISWA TERHADAP VISI BERBUDAYA SANTRI DI UNIVERSITAS HAMZANWADI Zainul Fikri; Abdullah Muzakar; Robyan Endru Bafadal
SOSIO EDUKASI Jurnal Studi Masyarakat dan Pendidikan Vol 4, No 1 (2020): SOSIO EDUKASI Jurnal Studi Masyarakat dan Pendidikan
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/sosedu.v4i1.3529

Abstract

This study aims to determine students' perceptions of the cultured vision of students at Hamzanwadi Selong University. The approach used by researchers in this study is a qualitative descriptive approach, in this case, the researcher will describe the problems that occur to students regarding student perceptions of the cultured vision of students at Hamzanwadi University. Data collection techniques used are the method of observation (observation), interviews, and documentation. Then the data from the data collection results were analyzed descriptively and interpreted against the data. Students' perceptions of the cultured vision of students at Hamzanwadi University were that the character of students was still not formed due to a lack of knowing what the santri culture was like. The differences that occur in students have not been seen from the first time they enter, student responses related to the cultured vision of students are still seen as a slogan and view it as a psychic. The impact of the vision of the santri culture on students can be divided into two, namely constructive and destructive. And the constructive point is to make students religious and gain insight into the culture of the students. And the destructive aspect is that students only speak, not apply it, and the cultural vision of the santri is only regarded as a formality.