This research is intended to describe the forms of Sasak language speech levels, with sub-focus, the domains of the Sasak Alus language (Base Alus) use in the Rarang Tengah community, the extent of the community concern in using and maintaining Sasak Alus language (Base Alus) at the Rarang Tengah community and the factors the lack of using Sasak Alus language (Base Alus) at Rarang Tengah community and the contexts that determine the usage of each. The data sources in this research are the community of Rarang Tengah community, namely children and parents living at Rarang Tengah community, Terara sub-district, East Lombok regency, NTB. This research method is qualitative; there are three steps applied: data collecting, data analysis, and result presentation. The results of this research indicate that there are three types of Sasak speech levels, namely, Bahasa Sasak Jamaq (ordinary), Bahasa Sasak Alus Madya (medium), and Bahasa Sasak Alus Utama (high). Several factors have affected the unfavorable use of Sasak speech levels in Rarang Tengah community. First, the environmental aspect is not conducive enough for people to use, hear, and practice the honorific Sasak Alus lexicon. This is due to the assumption that Speech levels belong only to the Bangsawan aristocrat family members. Second, the number of noblemen's family members who use this variety is also decreasing. Third, the widespread use of Bahasa Indonesia in almost every domain of language use cannot be avoided to influence the young generation to communicate in it wherever possible. And fourth, the lack of will of children and lack of parents in controlling the children's communication last is the influence of electronic media and globalization Keywords: Speech Level, Sasak Language, Sasak Culture Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk tingkat tutur bahasa Sasak, dengan sub fokus, domain penggunaan bahasa Sasak Alus (Base Alus) pada masyarakat Rarang Tengah, sejauh mana kepedulian masyarakat dalam menggunakan dan memelihara bahasa Sasak Alus (Base Alus) pada masyarakat Rarang Tengah dan faktor-faktor kurangnya penggunaan bahasa Sasak Alus (Base Alus) pada masyarakat Rarang Tengah dan konteks yang menentukan penggunaan masing-masing. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Rarang Tengah yaitu anak-anak dan orang tua yang tinggal di Desa Rarang Tengah, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur, NTB. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif, ada tiga langkah yang diterapkan dalam penelitian ini; pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tiga jenis tingkat tutur Sasak, yaitu Bahasa Sasak Jamaq (biasa), Bahasa Sasak Alus Madya (sedang), dan Bahasa Sasak Alus Utama (tinggi). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan tingkat tutur bahasa Sasak yang kurang baik pada masyarakat Rarang Tengah. Pertama, faktor lingkungan yang kurang kondusif sehingga masyarakat dapat menggunakan, mendengar, dan mengamalkan leksikon kehormatan Sasak Alus. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa tingkat tutur hanya dimiliki oleh anggota keluarga bangsawan Bangsawan. Kedua, jumlah anggota keluarga bangsawan yang menggunakan varietas ini juga semakin berkurang. Ketiga, maraknya penggunaan bahasa Indonesia di hampir setiap ranah penggunaan bahasa tidak dapat dihindari untuk mempengaruhi generasi muda untuk berkomunikasi di dalamnya sedapat mungkin. Dan keempat, kurangnya kemauan anak dan kurangnya orang tua dalam mengontrol komunikasi anak, dan terakhir adalah pengaruh media elektronik dan globalisasi. Kata kunci: Level Bahasa, Bahasa Sasak, Budaya Sasak