Kontribusi bidang konstruksi terhadap kerusakan alam diantaranya berasal dari pengambilan material, proses pengolahan material, distribusi material, proses konstruksi, pengambilan lahan untuk bangunan serta konsumsi energi pada operasional bangunan. Selain menimbulkan kerusakan alam pada saat pengambilan material, kegiatan konstruksi juga menghasilkan limbah yang cukup banyak. Salah satu agenda yang banyak diperbincangkan untuk menanggulangi masalah global warming dan limbah konstruksi adalah melakukan promosi sustainable construction atau yang sering disebut sebagai konstruksi berkelanjutan. Dalam konsep green construction salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan limbah atau waste management. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis dan kuantitas sisa material konstruksi dominan yang timbul di proyek konstruksi dan mengkaji dampak sisa material konstruksi dominan tersebut terhadap lingkungan. Sampel penelitian adalah consumable material proyek konstruksi gedung di kabupaten Badung. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pengamatan lapangan, wawancara dan penyebaran kuisioner. Analisis data menggunakan analisis kuantitatif untuk mengetahui jenis dan kuantitas sisa material konstruksi dengan menghitung waste index dan wastage level. Selanjutnya sisa material konstruksi tersebut dihitung waste cost untuk mengetahui besarnya kerugian biaya yang terjadi. Hasil penelitian terhadap variable waste dan penyebab terjadinya waste material yang terjadi pada proyek pembangunan Gedung adalah penambahan jenis pekerjaan dan pekerjaan struktur merupakan variable paling dominan terhadap terjadinya waste dan pekerjaan rework and repair, revisi dan distribusi gambar yang lambat serta perubahan desain merupakan faktor yang mempunyai dampak/pengaruh paling tinggi terhadap terjadinya waste. Sedangkan untuk jenis material proyek yang mempunyai prosentase terbesar sebagai waste adalah besi beton ulir, besi beton polos, batu bata dan keramik.