Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Katalisator

ANALISA KUALITAS AIR LIMBAH TAHU DI KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG Ariyetti Ariyetti; Malse Anggia; Ruri Wijayanti
Jurnal Katalisator Vol 5, No 1 (2020): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jk.v5i1.4868

Abstract

Air limbah industri tahu berpotensi mencemari lingkungan, maka sebelumnya perlu dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Dimana salah satu upaya awal untuk menangani hal tersebut dengan melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi cemaran air limbah industri tahu terutama di Kecamatan Nanggalo Kota Padang. Metoda penelitian dilakukan dengan mengambil sampel air limbah industri tahu pada dua lokasi dan dua titik pengambilan sampel untuk masing-masing lokasi, yaitu didekat tempat pembuangan air limbah dan yang berdekatan dengan tempat tinggal masyarakat. Parameter pengujiannya meliputi : BOD, COD, pH, TSS, N-NH3, dan N-Total. Hasil pengujian pada lokasi pertama dan titik pertama, nilai parameter secara berurutan dari BOD, COD, pH, TSS, N-NH3 dan N-Total adalah 226 mg/L; 387 mg/L; 5,10; 156 mg/L; 2,20 mg/L dan 2,54 mg/L, sedangkan pada titik kedua nilainya 153 mg/L; 287 mg/L; 5,82; 128 mg/L; 1,17 mg/L dan 2,02 mg/L. Kemudian pada lokasi kedua dan titik pertama nilai nya secara berurutan, yaitu 154 mg/L; 282 mg/L; 4,87; 120 mg/L; 2,06 mg/L dan 2,76 mg/L, sedangkan pada titik kedua nilainya 121 mg/L; 234 mg/L; 5,11; 88 mg/L; 1,24 mg/L dan 1,67 mg/L. Hasil yang didapatkan menunjukkan kondisi air limbah tahu dengan parameter pH pada semua lokasi dan titik  melewati batas baku mutu yang diizinkan menurut Permen Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pengolahan Kedelai. Tofu industry wastewater has the potential to pollute the environment, so it needs to be trated before it is discharged into the environment. Where is one of the initial efforts to deal with this by conducting research. This study aims to identify tofu industry wastewater contamination, especially in Nanggalo District, Padang City. The research method is carried out by taking tofu industrial wastewater samples at two locations and two sampling points for each location and two sampling points for each location, which are near the waste water disposal site and which is adjacent to the community residence. The testing parameters include : BOD, COD, pH, TSS, N-NH3 and N-Total. The test results at the first location and first point, the parameter values in arrow of BOD, COD, pH, TSS, NH3 and N-Total are 226 mg/L; 387 mg/L; 5,10; 156 mg/L; 2,20 mg/L and 2,54 mg/L, while at the second point the value is 153 mg/L; 287 mg/L; 5,82; 128 mg/L; 1,17 mg/L and 2,02 mg/L. Then  at the second location and the first point the values are in sequence, which is 154 mg/L; 282 mg/L; 4,87; 120 mg/L; 2,06 mg/L and 2,76 mg/L, while at the second point the value is 121 mg/L; 234 mg/L; 5,11; 88 mg/L; 1,24 mg/L and 1,67 mg/L. The results obtained indicate the condition of tofu wastewater with pH parameters at all location and the point of exceeding the permitted quality standard according to Environmental Regulation No.5 of 2014 concerning Wastewater Quality Standars for Soybean Business and / or Processing Activities.
Penggunaan Limbah Logam Tembaga yang Didaur Ulang untuk Antibakteri dan Degradasi Metil Merah Secara Fotolisis Ariyetti Ariyetti; Muhammad Nasir; Safni Safni; Syukri Darajat
Jurnal Katalisator Vol 4, No 1 (2019): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1229.878 KB) | DOI: 10.22216/jk.v4i1.3663

Abstract

Metil merah merupakan salah satu zat warna golongan azo yang sering digunakan dalam industri dan laboratorium. Penggunaan metil merah dapat menimbulkan efek terhadap kesehatan dan lingkungan. Oleh sebab itu dilakukan metode fotodegradasi dengan menggunakan semikonduktor dan radiasi sinar tampak. Semikonduktor yang digunakan yaitu berbahan dasar tembaga sulfat hidrat dan perak nitrat. Prekusor tembaga sulfat hidrat dibuat dari pengolahan limbah logam tembaga hasil pemotongan tembaga yang ada di bengkel Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung. Bahan semikonduktor juga memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil optimum yang didapatkan dalam proses fotodegradasi dan antibakteri merupakan gabungan antara kedua prekusor tembaga sulfat hidrat dan perak nitrat dengan bantuan penyinaran. Kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri didapatkan persentase kematian 100 % untuk masing-masing bakteri, yaitu Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Aktifitas fotokatalitiknya dengan konsentrasi semikonduktor 10 ppm untuk mendegradasi zat warna metil merah 5 ppm, selama 23 jam, dimana persentase degradasi yang didapatkan dengan penyinaran lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa penyinaran. Pengaruh pH larutan terhadap degradasi metil merah yaitu optimum pada pH 12 (basa).Methyl red is one of the azo group dyes that is often used in industry and laboratories. The use of methyl red can have an effect on health and the environment. Therefore photodegradation method is done by using semiconductor and visible light radiation. The semiconductor used is based on copper sulfate hydrate and silver nitrate. The copper sulphate hydrate precursor is made from the processing of copper-cut copper metal waste in the workshop of the Indonesian Institute of Sciences (LIPI) in Bandung. Semiconductor materials also have the ability to inhibit bacterial growth. The optimum results obtained in the photodegradation and antibacterial process are a combination of both copper sulfate hydrate precursor and silver nitrate with the help of irradiation. The ability to inhibit bacterial growth obtained 100% mortality for each bacterium, namely Escherichia coli and Staphylococcus aureus. Photocatalytic activity with 10 ppm semiconductor concentration to degrade methyl red dye 5 ppm, for 23 hours, where the percentage of degradation obtained by irradiation is higher than without irradiation. The effect of pH of the solution on the degradation of methyl red is optimum at pH 12 (base).