Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Keragaan Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Lokal Srowot Banyumas Karena Pengaruh Selfing Pada Generasi F2 Selfing Nugroho, Bambang; Budi, Gayuh Prasetyo
Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014 2014: Proceeding Seminar Hasil Penelitian LPPM 2014, 6 September 2014
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dengan judul: “Keragaan Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Lokal Srowot Banyumas Karena Pengaruh Selfing Pada Generasi F2” bertujuan melihat penampilan progeni F2 selfing varietas jagung lokal Srowot Banyumas. Penelitian dilaksanakan di Lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto.  Tempat penelitian terletak pada ketinggian kurang lebih 146 m dpl.  berlangsung selama 8 bulan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yang terdiri atas 9 genotip dengan empat ulangan. Hasil penelitian diuji dengan uji t (uji progenitas). Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Terjadi depresi tangkar pada generasi F2 varietas lokal Srowot terhadap komponen pertumbuhan vegetatif tanaman, berupa penurunan tinggi tanaman sebesar 25,47 cm (10,47 %). (2) Depresi tangkar terhadap komponen hasil terjadi pada semua komponen hasil yaitu pada jumlah biji per tongkol sebesar 81,45 biji (27,17 %), pada bobot biji per tongkol sebesar 35,99 g  (32,17 %), dan produksi biji kering per tanaman 31, 63 g  (36,86 %) Kata kunci:       keragaan progeni kedua (F2), selfing, varietas jagung lokal srowot banyumas
Uji Aplikasi Pupuk Lengkap Bioorganik Cair untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Jagung Manis Budi, Gayuh Prasetyo; Hajoeningtijas, Oetami Dwi
Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014 2014: Proceeding Seminar Hasil Penelitian LPPM 2014, 6 September 2014
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas pupuk bioorganik cair terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis. Penelitian dilaksanakan mulai bulan April 2014 sampai dengan Juli 2014.  Penelitian dilaksanakan di Desa Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas menggunakan Rancangan Acak Lengkap 2 faktor dengan ulangan 3 kali.  Faktor 1. konsentrasi pupuk bioorganik cair, terdiri atas : 0, 2, 4, 6 ml/l. Faktor 2. frekuensi pemberian pupuk bioorganik cair, terdiri atas : 1, 2, dan 3 kali.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi dan frekuensi aplikasi pupuk bioorganik cair berpengaruh nyata terhadap hasil jagung manis, namun di antara kedua faktor perlakuan tidak terjadi interaksi nyata.  Pemberian pupuk bioorganik cair konsentrasi 4 ml/l meningkatkan secara nyata berat tongkol tanpa kelobot/tanaman 230.28 g dan frekuensi aplikasi pupuk bioorganik cair 3 kali meningkatkan secara nyata berat tongkol tanpa kelobot/tanaman 237.03 g. Kata kunci : Konsentrasi, Frekuensi, Pupuk Bioorganik, Jagung Manis.
Efektifitas Solarisasi Tanah Terhadap Penekanan Perkembangan Jamur Fusarium Pada Lahan Tanaman Pisang Yang Terinfeksi Shofiyani, Anis; Budi, Gayuh Prasetyo
Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014 2014: Proceeding Seminar Nasional LPPM 2014, 20 Desember 2014
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas perlakuan solarisasi terhadap penekanan perkembangan jamur Fusarium pada  lahan tanaman pisang mas yang terinfeksi di Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas.  Penelitian dilaksanakan dilahan endemi penyakit layu Fussarium yang berlokasi di Desa Pamijen, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. Dengan  ketinggian tempat 175-200 m diatas permukaan laut. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Terbagi dengan faktor perlakuan tunggal yaitu  perlakuan solarisasi yang terdiri dari perlakuan solarisasi dengan plastik transparn dan tanpa solarisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan solarisasi tanah yang diberikan dimungkinkan berpengaruh dalam penghambatan perkembangan penyakit layu Fussarium pada bibit tanaman pisang mas selama penelitian, terbukti belum munculnya gejala serangan penyakit layu Fusarium pada tanaman pisang  hingga akhir pengamatan.   Perlakuan solarisasi menyebabkan terjadinya peningkatan suhu tanah hingga 45,8 oC dengan kisaran  suhu permukan tanah pada waktu pengamatan pukul 12.00 yaitu berkisar antara  39,5 oC – 45,8 oC dengan lama perlakuan selama 8 minggu. Sedangkan rerata suhu harian tertinggi mencapai 35,45 oC dengan kisaran rerata suhu harian pada permukaan tanah antara 32,13 oC – 35,45 oC, terbukti mampu meningkatkan suhu permukan tanah hingga 8,8 oC dibandingkan tanpa perlakun solarisasi dan berdampak pada penurunan jumlah populasi Fussarium di permukaan tanah hingga mencapai 53,61 %, sedangkan tanpa solarisasi penuruan populasi Fussarium sebesar 22,33 %. Key word : Solarisasi, tanaman pisang mas , lahan terinfeksi Fusarium
KETAHANAN VARIETAS KEDELAI TERHADAP HAMA BELALANG PADA PERLAKUAN INSEKTISIDA HAYATI BEAUVERIA BASSIANA Budi, Gayuh Prasetyo; Pribadi, Teguh; Nururrahmah, Dyatri
AGRITROP Vol 17, No 2 (2019): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.717 KB) | DOI: 10.32528/agritrop.v17i2.2333

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui intensitas serangan belalang, pertumbuhan dan hasil beberapa varietas kedelai pada perlakuan agens hayati Beauveria bassiana.  Penelitian dilakukan pada media tanah dalam polybag bertempat di Green House FP UMP di Desa Karangsari, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas dengan ketinggian tempat 90 m dpl.  Menggunakan Rancangan Acak Lengkap 2 faktor dengan 4 ulangan.  Faktor 1. Varietas kedelai terdiri atas : V1 :Argomulyo, V2 : Baluran, V3 :Ijen, V4 : Kaba. Faktor 2. Agens Hayati B. bassiana terdiri atas : K0 : tanpa diberi B. bassiana, K1 : diberi B. bassiana 6g/l aquades. Hasil penelitian menunjukkan Perlakuan B. bassiana berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan belalang. Tanaman kedelai yang diaplikasi B. bassiana (K1) menunjukkan intensitas serangan belalang : 8,66% sedangkan yang tidak diaplikasikan B. bassiana (K0) menunjukkan intensitas serangan belalang : 17,53%.  Perlakuan varietas kedelai berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 70 hst, jumlah polong total/tanaman, jumlah polong isi/tanaman, jumlah biji/tanaman dan berat biji/tanaman. Varietas Kaba (V2) menunjukkan berat biji/tanaman yang paling berat : 5,89 g/tanaman. Interaksi antara perlakuan varietas kedelai dan B. bassiana tidak berpangaruh nyata terhadap semua variabel yang diamati.
PERIODE KRITIS TANAMAN BAWANG MERAH VARIETAS BIMA (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PERSAINGAN GULMA Muhammad Ghufron Abdillah; Agus Mulyadi Purnawanto; Gayuh Prasetyo Budi
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 18, No 1 (2016): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v18i1.1735

Abstract

The weed throughout the life cycle of crops doesn’t give negative impact as always. The survival period of crops which is very sensitive toward weeds is called by critical period. This study aims to determine the critical period of Bima onion (Allium ascalonicum L.) towardweeds. The research was conducted in Dukuhwaluh, Kembaran, Banyumas regency, from February to June 2016.Research compiled in a randomized completely block design. Factors studied were eight treatment levels namely G0 : clean weeding on 0–60 dap, G1 : clean weeding on 0–20 dap, G2 : clean weeding on 20–40 dap, G3 : clean weeding on 40–60 dap, G4 : clean weedingon 0–20 dap and 40–60 dap, G5 : clean weeding on 0–40 dap, G6 : clean weeding on 20–60 dap, dan G7 : clean weeding on 0–60 dap was repeated 4 times. The variables measured were leaf length, leaf number, the number of bulbs, tubers fresh weight per hill, tuber dry weightper hill, tuber diameter, and the total dominance of weeds.The results showed the competition period of weeds affect the growth and yield of Bima Onion (Allium ascalonicum L.), a critical period of this onion occurred on 20-40 dap. The dominant weeds grew in onion during this study was Cyperus imbricatus, Cyperus kyllingia,and Cyperus rotundus. Weeding session of this Bima onion will be efficiently implemented at age 20-40 dap to prevent yield loss.
PENGUJIAN BEBERAPA METODE PEMBUATAN BIOAKTIVATOR GUNA PENINGKATAN KUALITAS PUPUK ORGANIK CAIR Aminah Sarwa Endah; Aman Suyadi; Gayuh Prasetyo Budi
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 17, No 2 (2015): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v17i2.1727

Abstract

This research is aimed to find out the method of bio activator process and the best basic material used to produce a good qualified POC. This research was done in integrated laboratory of Muhammadiyah University of Purwokerto from April 2013 to August 2013.This research used A Complete Randomized Design with two factors. The first factor was the three kinds of bio activator like decayed banana leg method (A1), bio activator method of fruit and red onion (A2) and bio activator method of stratified water rice (A3). The second factor was three kids of organic waste as the basic material to make the Liquid Organic Fertilizer such as organic waste (B1) manure (B2). Every treatment was done for three times.The result of the research showed that bio activator, organic waste, and bio activator interaction as well as organic waste in fermentation process did not really affect on the weather variable and the pH of Liquid Organic Fertilizer. The result also showed that LiquidOrganic Fertilizer, based on the standard quality by the minister of agriculture regulation Number.28/Permentan/OT.140/2/2009, contained of total N, total P2O5, total K2O in every treatment, and the content of ratio C/N and organic C did not meet the standard quality by the minister of agriculture regulation Number. 28/Permentan/OT.140/2/2009.
ANALISIS VEGETASI DAN PENENTUAN DOMINANSI GULMA PADA PERTANAMAN JAGUNG DI BEBERAPA KETINGGIAN TEMPAT Gayuh Prasetyo Budi
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 20, No 1 (2018): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v20i1.3417

Abstract

This research was conducted to study weed species and weed dominance on maize crop at several altitutes in Kembaran districts (0-250 m alt) and Sumbang Districs (250-500 m alt), Banyumas regency. The research was arranged in a survey and weed vegetation analysis on maize crop at two different locations determined. There are 6 locations of maize crops every altitutes level (each 20mx20m). Every fields determined 10 samples plot (each 1mx1m). The results showed that weed dominance on maize crop (0-250 m alt) are Cynodon dactylon (SDR : 12,39), Eclipta prostrata (SDR : 11,09), Digitaria sanguinalis (SDR : 9,76), Leptochloa chinensis (SDR : 9,53) dan Cyperus rotundus (SDR : 8,82). Weed dominance on maize crop (250-500 m alt) are Eclipta prostrata (SDR : 13,78), Cynodon dactylon (SDR : 12,81), Leptochloa chinensis (SDR : 12,29), Cyperus rotundus (SDR : 11,47) dan Digitaria sanguinalis (SDR : 10,46).
KETAHANAN VARIETAS KEDELAI TERHADAP HAMA BELALANG PADA PERLAKUAN INSEKTISIDA HAYATI Beauveria bassiana Gayuh Prasetyo Budi; Teguh Pribadi; Dyatri Nururrahmah
AGRITROP Vol 17, No 2 (2019): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v17i2.2333

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui intensitas serangan belalang, pertumbuhan dan hasil beberapa varietas kedelai pada perlakuan agens hayati Beauveria bassiana.  Penelitian dilakukan pada media tanah dalam polybag bertempat di Green House FP UMP di Desa Karangsari, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas dengan ketinggian tempat 90 m dpl.  Menggunakan Rancangan Acak Lengkap 2 faktor dengan 4 ulangan.  Faktor 1. Varietas kedelai terdiri atas : V1 :Argomulyo, V2 : Baluran, V3 :Ijen, V4 : Kaba. Faktor 2. Agens Hayati B. bassiana terdiri atas : K0 : tanpa diberi B. bassiana, K1 : diberi B. bassiana 6g/l aquades. Hasil penelitian menunjukkan Perlakuan B. bassiana berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan belalang. Tanaman kedelai yang diaplikasi B. bassiana (K1) menunjukkan intensitas serangan belalang : 8,66% sedangkan yang tidak diaplikasikan B. bassiana (K0) menunjukkan intensitas serangan belalang : 17,53%.  Perlakuan varietas kedelai berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 70 hst, jumlah polong total/tanaman, jumlah polong isi/tanaman, jumlah biji/tanaman dan berat biji/tanaman. Varietas Kaba (V2) menunjukkan berat biji/tanaman yang paling berat : 5,89 g/tanaman. Interaksi antara perlakuan varietas kedelai dan B. bassiana tidak berpangaruh nyata terhadap semua variabel yang diamati.
Pengaruh Pemberian Agens Hayati Terhadap Intensitas Penyakit Karat Beberapa Varietas Kedelai Hitam Gayuh Prasetyo Budi; Teguh Pribadi
Daun: Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan Vol 7 No 2 (2020): Daun: Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/daun.v7i2.2011

Abstract

Black soybean (G. max (L.) Merr.) is an important food crop and has a high nutritional content. Demand for this commodity is increasing. National soybean demand in 2015 about 2.6 million tons but domestic production only 982,967 tons. One of the obstacles to increasing black soybean production is Asian soybean rust disease caused by P. pachyrhizi. The susceptibility of black soybean to rust makes the farmers often use chemical fungicides to control it. Alternative control of rust leaves that suitable for the environment is through the selection of more resistant varieties of rust and the application of biological agents of Corynebacterium sp. and Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). The research was conducted in endemic area of ​​ Asian soybean rust disease, using Complete Randomized Design 2 factors. Factor 1 varieties of black soybeans consists of V1: Detam 1, V2: Detam 3, V3: Detam 4 and Factor 2 biological agents consist of: control, Corynebacterium sp. and PGPR with 3 replications. The results showed that Detam 1 varieties produced the most massive seeds: 6.86 g plant-1. Corynebacterium sp. and PGPR treatment can significantly reduce the intensity of Asian soybean rust disease compared to controls. The intensity of rust disease in Corynebacterium sp. (11.7%), PGPR (8.9%), control (33.9%). Both soybean varieties and biological agents showed no interaction in all observed variables.
Beberapa Aspek Pengelolaan OPT Ramah Lingkungan, Suatu Upaya Mendukung Pertanian Berkelanjutan Gayuh Prasetyo Budi
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 2 (2021): Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian dan Perikanan
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.906 KB) | DOI: 10.30595/pspfs.v2i.163

Abstract

Di dalam UU RI No.22 Th. 2019 telah diputuskan bahwa yang dimaksud Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya alam hayati dalam memproduksi komoditas pertanian guna memenuhi kebutuhan manusia secara lebih baik dan berkesinambungan dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup. Tujuan Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan adalah untuk: a. Meningkatkan dan memperluas penganekaragaman hasil pertanian, guna memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, industri dalam negeri, dan memperbesar ekspor; b. Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup Petani; dan c. Mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Dapat diartikan pertanian berkelanjutan merupakan gerakan pertanian berprinsip ekologi yang mempunyai fungsi secara jangka panjang dan berkesinambungan: memenuhi kebutuhan pangan dan serat manusia, meningkatkan kualitas lingkungan dan sumber daya alam, menggunakan sumber daya alam tidak terbarukan secara sangat efisien, menggunakan sumber daya yang tersedia di lahan pertanian secara terintegrasi dan memanfaatkan pengendalian dan siklus biologis jika memungkinkan, meningkatkan kualitas hidup petani dan masyarakat secara keseluruhan. Pertanian berkelanjutan sebagai suatu usaha budidaya tanaman yang secara berkesinambungan bisa memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, kesehatan serta kesejahteraan manusia dengan menghindari semaksimal mungkin efek negatif pada lingkungan yang mungkin timbul.