Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Share : Journal of Service Learning

PENDAMPINGAN UMKM UNIT PRODUKSI MAKANAN OLAHAN RINGAN EMPING JAGUNG DI DESA CURAH COTTOK, KEC. KAPONGAN, KAB. SITUBONDO, JAWA TIMUR Andrew Joewono; Rasional Sitepu; Lanny Agustine; Tarsisius Dwi Wibawa B; Indah Kuswardani; N. Agus Sunarjanto; L Suratno
Share : Journal of Service Learning Vol. 8 No. 2 (2022): AUGUST 2022
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.624 KB) | DOI: 10.9744/share.8.2.127-136

Abstract

Industri makanan ringan olahan belum pernah mengalami penurunan minat konsumen, terutama pada hari libur dan hari raya, di Desa Curah Cottok, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, sehingga bisnis produksi ini memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Disamping itu des aini mempunyai visi dan misi “Menjadi Desa yang Mandiri”, sebagai landasan kegiatan yang akan dilakukan dan sudah terbentuk Badan Usaha Milik Desan (BUMDes). Untuk mengintensifkan upaya BUMDes, kegiatan unit usaha dilakukan untuk memperluas unit usaha dengan membuat unit produksi emping jagung. Bahan baku makanan olahan tersebut dapat ditanam di lahan pertanian yang dimiliki desa sehingga sangat memungkinkan untuk melakukan proses produksi pangan olahan ringan berbahan baku jagung. Dalam menjalankan proses yang produktif dilakukan pelatihan kewirausahaann untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan pada kelompok mitra BUMDes, pendampingan dalam pengolahan emping jagung dengan menggunakan mesin produksi teknologi tepat guna pemipih jagung, pembentukan UMKM emping jagung dan pelatihan sistem manajemen bisnis dalam pengelolaan unit produksi dan pengelolaan BUMDes. Hasil pelaksanaan kegiatan, terbentuknya UMKM emping jagung dengan profil usaha dan karateristik UMKM, Bisnis Mode Canvas sebagai dokumen pendampingan UMKM, serta sistem manajemen bisnis mesin produksi emping jagung dengan kapasitas produksi 50 kg/jam. Oleh karena itu kegiatan ini sangat bermanfaat untuk dilakukan dalam usaha-usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Upaya Peningkatan Pengetahuan Terhadap Penanggulangaan Kegawatdaruratan Bagi Masyarakat Melalui Pelatihan di Desa Curah Cottok, Kapongan, Situbondo, Jawa Timur Kristina Pae; Andrew Joewono
Share: Journal of Service Learning Vol. 10 No. 1 (2024): FEBRUARY 2024
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/share.10.1.44-50

Abstract

Kondisi kegawatdaruratan yang terjadi dimana pun dan kapan pun harus segera diatasi untuk mencegah berbagai komplikasi baik itu kecacatan hingga kematian. Keadaan kegawatdaruratan dapat terjadi akibat faktor alam seperti tejadinya bencana dan ada akibat faktor lainnya seperti penyakit dan kecelakaan. Angka kejadian kegawatdaruratan di Indonesia semakin tinggi setiap tahunnya, oleh sebab itu maka diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga medis yang membantu penanggulangan kegawatdaruratan dengan masyarakat sebagai pemberi respon awal terhadap keadaan kegawatdaruratan. Masyarakat diharapkan lebih mengenal tentang tanda-tanda kegawat­daruratan dan penanganan awal ketika terjadi kegawatdaruratan agar tidak terjadi keterlambatan dalam pemberian pertolongan. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang penanganan kegawat­dauratan dapat dilakukan dengan memperbanyak sosialisasi, pendidikan kesehatan, dan pelatihan bagi masyarakat. Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat saat ini dilakukan di Desa Curah Cottok, Situbondo. Hal ini dikarenakan di desa ini fasilitas kesehatannya tidak memadai dan jaraknya cukup jauh sehingga jika terjadi keadaan kegawatdaruratan diharapkan masyarakat dapat menjadi penolong petama sebelum tenaga medis datang. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa Curah Cottok sehingga dapat berperan aktif dalam penanganan kegawatdaruratan. Sebanyak 30 orang kader dan perangkat desa mengikuti kegiatan ini dengan aktif. Pelatihan dilakukan dengan membagi dua sesi pertemuan. Sesi pertama ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penanggulangan kegawatdaruratan sehingga menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam penyampaian materi oleh fasilitator. Sesi pertama dinilai dengan melakukan pre-test dan post-test untuk meng­evaluasi pengetahuan peseta. Sesi kedua dilakukan untuk meningkatkan keterampilan peserta dalam membantu mengatasi keadaan kegawatdaruratan, disampaikan dengan metode demostrasi oleh fasilitator dan dievaluasi dengan redemonstrasi oleh peserta sesuai dengan SOP yang telah dibuat. Berdasarkan kegiatan di dua sesi tersebut didapatkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam melakukan penanggulangan kegawat­daruratan.