Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Penerapan Internet of Things (IoT) pada Perangkat Phototherapy royan royan; Kusnanto Mukti Wibowo; gema romadhona
CYCLOTRON Vol 3, No 2 (2020): CYCLOTRON
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.382 KB) | DOI: 10.30651/cl.v3i2.5311

Abstract

Phototherapy merupakan perangkat yang dapat menghasilkan radiasi cahaya biru untuk terapi hiperbilirubinemi. Phototherapy memiliki banyak jenis lampu yang dapat menghasilkan radiasi sinar biru,salah satunya neon tabung yang banyak kita jumpai di indonesia, jenis lampu ini harganya murah namun masa efektifnya pendek, sehingga untuk meningkatkan efektivitas terapi hiperbilirubinemia, lampu harus di ganti ketika nilai iridiasinya kurang dari 176 μW /  atau sekitar 2000 jam penggunaan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan phototherapy yang dilengkapi dengan notifikasi via smartphone, sehingga sebelum masa efektif lampu habis, phototherapy secara otomatis mengirimkan pesan singkat kepada pengguna. Berdasarkan pengujian dengan perbandingan waktu 1:100, pengguna menerima pesan singkat 3 menit sebelum masa efektif lampu habis, Notifikasi ini sangat membantu manajemen rumah sakit untuk menganggarkan pembelian suku cadang.Phototherapy merupakan perangkat yang dapat menghasilkan radiasi cahaya biru untuk terapi hiperbilirubinemi. Phototherapy memiliki banyak jenis lampu yang dapat menghasilkan radiasi sinar biru,salah satunya neon tabung yang banyak kita jumpai di indonesia, jenis lampu ini harganya murah namun masa efektifnya pendek, sehingga untuk meningkatkan efektivitas terapi hiperbilirubinemia, lampu harus di ganti ketika nilai iridiasinya kurang dari 176 μW / atau sekitar 2000 jam penggunaan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan phototherapy yang dilengkapi dengan notifikasi via smartphone, sehingga sebelum masa efektif lampu habis, phototherapy secara otomatis mengirimkan pesan singkat kepada pengguna. Berdasarkan pengujian dengan perbandingan waktu 1:100, pengguna menerima pesan singkat 3 menit sebelum masa efektif lampu habis, Notifikasi ini sangat membantu manajemen rumah sakit untuk menganggarkan pembelian suku cadang.
Strategi Penghematan Biaya Pembuatan Peralatan Nanoelektronik yang Difabrikasi dengan Profil Data Evaporasi Alumunium Kusnanto Mukti Wibowo; Gema Romadhona; Royan Royan; Anang Widiantoro; Fatiatun Fatiatun; Fatimah Nur Hidayah; Nani Sunarmi
CYCLOTRON Vol 3, No 2 (2020): CYCLOTRON
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.051 KB) | DOI: 10.30651/cl.v3i2.5310

Abstract

Nanoteknologi adalah teknologi terbaru yang sangat menjanjikan untuk masa depan yang memiliki banyak aplikasi potensial dan aktual pada perangkat nanoelektronik. Namun, untuk mendapatkan manfaat pada nanoteknologi diperlukan teknologi canggih itu sendiri. Masalah utama fabrikasi perangkat nanoelectronic adalah skalanya yang kecil, area yang kecil, volume yang kecil dan konsentrasi yang rendah. Pembuatan dalam skala nano memunculkan masalah tidak hanya pada kinerja, tetapi juga biaya untuk industri elektronik. Untuk mengatasi masalah ini, kami mempelajari profil kontak logam. Kami menyajikan profil aluminium (Al) untuk mendapatkan sifat-sifat yang diharapkan dan juga efektif dalam hal biaya, karena aluminium banyak digunakan dalam banyak aplikasi elektronik seperti spintronics, sel surya, transistor film tipis, dan bahkan untuk fotokatalis. Dalam penelitian ini, Al dievaporasikan oleh termal evaporator. Sifat struktural film Al dikarakterisasi menggunakan XRD, AFM, dan FESEM. Sifat kelistrikan dikarakterisasi menggunakan Four-point probe. Hasilnya menunjukkan peningkatan ketebalan menyebabkan penurunan resistivitas dan ukuran strain film Al serta meningkatkan biaya.
Influence of Reaction Time and Hydrochloric Acid Volume on Rutile Titanum Dioxide Nanorods Thin Film Ahmad Norazlina; Talib Azman; Mohamad Fariza; Ahmad Mohd Khairul; Kusnanto Mukti Wibowo
Proceedings Series on Health & Medical Sciences Vol. 2 (2021): Proceedings of the 2nd International Nursing and Health Sciences Universitas Muhammad
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (900.631 KB) | DOI: 10.30595/pshms.v2i.216

Abstract

Titanium dioxide (TiO2) nanostructured materials have attracted attention due to their application at various fields such as photocatalysis, solar cell and photochemical applications. Whereas TiO2 could exhibit high efficiency of solar cell and economical than traditional silicon solar cells. In this study, hydrothermal method demonstrated to synthesis TiO2 nanorods properties at different hydrothermal reaction times and various hydrochloric acid volumes. Increasing the reaction time could influence the thickness towards high crystalline rutile formation while modifying the hydrochloric (HCl) acid concentration favours a great influence on the morphologies and alignment of the nanostructure. The result is beneficial for improvements thin film power conversion efficiency.
PENGARUH VARIASI JUMLAH LILITAN TERHADAP KESENSITIFITASAN SENSOR SERAT OPTIK BERBASIS TEKANAN Fatimah Nur Hidayah; Ilham Bagas Indaryanto; Kusnanto Mukti Wibowo
Teknika Vol 6 No 1 (2019): March 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.626 KB)

Abstract

ABSTRAK Teknologi optoelektronika saat ini sangat berkembang pesat terutama dalam suatu pengukuran beban. Tujuan dari penelitian ini yaitu membangun sistem sensor serat optik. Hal ini digunakan untuk menentukan tingkat kesensitifitasan yang paling optimal berdasarkan variasi jumlah lilitan. Selain hal itu, tujuan dari penelitian untuk menentukan karakteristik dari perubahan atenuasi cahaya serat optik di dalam spesimen komposit yang diberi tekanan. Target khusus yang ingin dicapai dalam penelitian adalah penentuan tingkat sensitifitas paling optimal berdasarkan banyaknya lilitan. Metode yang digunakan ialah tekanan (pressure), perlakuan tekanan spesimen komposit yang didalamnya terdapat lilitan serat optik menggunakan Compression Testing Machine (CTM). Adanya perlakuan tekanan tersebut maka akan membuat spesimen komposit mengalami keretakan. Keretakan spesimen akan terdeteksi dengan menggunakan sensor serat optik yang telah terhubung dengan komputer. Fungsi komputer dalam penelitian ini yaitu mendeteksi adanya perubahan transmisi cahaya serat optik. Jumlah lilitan serat optik yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5, 10 dan 15 lilitan. Hasil data yang diperoleh ialah 5 lilitan dengan tekanan maksimal sebesar 4,5 x 105 N/mm2 menghasilkan atenuasi 23,01 dB;10 lilitan dengan tekanan maksimal 4,3 x 105 N/mm2 menghasilkan atenuasi sebesar 26,02 dB; serta 15 lilitan dengan tekanan maksimal sebesar 3,8 x 105 N/mm2 menghasilkan atenuasi sebesar 33,8 dB. Kesenstifitasan sensor serat optik terdapat pada variasi 5 lilitan dengan nilai tekanan 1.8 x 105 N/m2 menghasilkan nilai atenuasi 2.67 dB
PENGUJIAN RESISITIVITAS SUBSTRAT SILIKON TERHADAP BEBERAPA SAMPEL AIR UNTUK PEMANFAATAN SEBAGAI SENSING LAYER PADA SENSOR BAKTERI Kusnanto Mukti Wibowo; Fatimah Nur Hidayah
Teknika Vol 6 No 1 (2019): March 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.119 KB)

Abstract

ABSTRAK Keberadaan bakteri fekal coliform dalam lingkungan perairan menandakan bahwa sanitasi telah terkontaminasi dengan kotoran manusia atau hewan. Keberadaan faecal coliform dalam air juga merupakan indikator bahwa air itu terkontaminasi dan ada risiko kesehatan bagi manusia yang terpapar air ini. Baru-baru ini bnayak sekali dikembangkan sensor bakteria. Bagian terpenting dari sensor bakteri yaitu sesing layer itu sendiri. Hal ini karena sensing layer akan langsung berinteraksi dengan bakteri sebagai target sensor. Pengunaan material yang salah untuk sensing layer bisa mengakibatlan bakteri yang akan dideteksi justru terbunuh. Pada penelitian ini telah dilakukan pengujian resistivitas pada silikon sebagai sensing layer untuk sensor bakteri dengan menggunakan alat IV-meter. Sampel air yang digunakan berasal dari beberapa sumber air yaitu air parit/sungai, air dari pipa (PDAM) dan air terdeionisasi (DI water). Hasilnya menunjukkan sampel DI water memiliki resitivitas tertinggi sebesar 3.7 x 106 ohm, dan air sungai memiliki resistivitas paling rendah yaitu sebesar 2.1 x 104 ohm.
DESAIN BENDING DETECTOR PADA MATERIAL KOMPOSIT DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK Fatimah Nur Hidayah; Totok Wartiono; Kusnanto Mukti Wibowo; Petrus Heru Sudargo
Teknika Vol 6 No 3 (2020): March 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.13 KB)

Abstract

Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan pengembangan material baru untuk memperkuat struktur material yang sudah rusak telah meningkat dengan cepat. Banyak negara berkembang mengajukan permintaan untuk meningkatkan struktur material komposit yang ada. Pengembangan material smart concrete dalam hal infrastruktur sangat penting agar pembangunan negara tetap berjalan. Pada penelitian ini akan digunakan material komposit sebagai spesimen uji tegangan maksimum dan minimum. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem detektor lentur pada material komposit dengan menggunakan sensor serat optik. Dalam hal ini didapatkan karakteristik cahaya serat optik pada material komposit. Material komposit terdiri dari Aluminium (Al) dan Baja Karbon - SS 400. Ukuran benda uji adalah 290 mm x 72 mm x 12 mm. Perlakuan pada penelitian ini menggunakan pembengkokan makro dan pembebanan pembengkokan maksimal 5 x 105 N. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat nilai pembebanan mencapai 40 x 105 N nilai atenuasi sensor serat optik mendekati 2,5 dB. Namun bila beban tekukan melebihi nilai tersebut maka atenuasi serat optik semakin meningkat. Dapat dirincikan bahwa beban tekuk 39,91 x 105 N dan 40,14 x 105 N dengan atenuasi 2,95 dB dan 3,08 dB merupakan nilai sensitivitas. Dari hasil perhitungan nilai sensitivitas sensor adalah 0,54 dB / N. ABSTRACT In recent years, the demand for developing new materials to reinforce the structure of damaged materials has increased rapidly. Many developing countries have made requests to improve the existing composite material structures. The development of smart concrete materials in terms of infrastructure is very important so that the country's development continues. In this study, composite materials will be used as the maximum and minimum stress test specimens. The purpose of this research is to build a flexible detector system on a composite material using a fiber optic sensor. In this case, the fiber optic light characteristics are obtained in the composite material. Composite materials consist of Aluminum (Al) and Carbon Steel - SS 400. The size of the specimen is 290 mm x 72 mm x 12 mm. The treatment in this study used macro bending and a maximum bending loading of 5 x 105 N. The results showed that when the loading value reached 40 x 105 N the attenuation value of the optical fiber sensor was close to 2.5 dB. However, if the bending load exceeds this value, the optical fiber attenuation increases. It can be specified that the bending loads of 39.91 x 105 N and 40.14 x 105 N with an attenuation of 2.95 dB and 3.08 dB are the sensitivity values. From the calculation of the sensor sensitivity value is 0.54 dB / N.
RANCANG BANGUN KURSI PHLEBOTOMY BERBASIS IOT Nur An-Nuha Muniroh; Arif Mulyanto; Kusnanto Mukti Wibowo; Royan Royan
Teknika Vol 7 No 3 (2022): April 2022
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.869 KB) | DOI: 10.52561/teknika.v7i3.190

Abstract

Dewasa ini telah ditetapkan standar operasional prosedur untuk praktik venipuncture. Phlebotomyst yang melakukan tindakan tersebut harus memberi suatu alat pada area bawah siku pasien sebelum melakukan tindakan venipuncture. Fungsi alat ini salah satunya untuk memberikan kenyamanan pada pasien serta memudahkan akses flebotomis mencari pembuluh darah vena. Fakta di lapangan menunjukkan belum ada suatu alat fungsional yang khusus digunakan untuk phlebotomyst melakukan pengambilan darah vena secara efektif dan efisien. Alat yang biasa digunakan oleh phlebotomyst dapat berupa benda-benda apa saja yang difungsikan untuk meluruskan tangan pasien dan terkadang menggunakan benda-benda seadanya yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan, kecemasan, menyebabkan terjadinya hematom dan media untuk menularkan penyakit serta kualitas dari sampel yang kurang baik. Tujuan dari penlitian ini adalah untuk membuat suatu alat yang dapat digunakan untuk memberikan kenyamanan pada pasien, serta mengurangi risiko terjadinya hematom (pecahnya pembuluh darah) saat dilakukan tindakan venepuncture. Pada penelitian ini, kursi phlebotomy berbasis IoT telah berhasil dibuat menggunakan Node MCU tsp 8266 serta linier actuator hidrolik. Bagian lengan pada kursi tersebut diberikan bantalan yang lembut serta dapat diatur ketingggiannya sesuai dengan kenyamanan tangan pasien. Pengaturan ketinggian dapat dilakukan secara otomatis menggunakan smartphone. Dengan adanya alat ini diharapkan pengambilan sampel darah pasien lebih efisen, efektif, serta memenuhi syarat dan standar, sehingga pasien merasa puas terhadap pelayanan laboratorium yang diberikan.