p-Index From 2019 - 2024
0.817
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Abdi Masya Teknika
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pelatihan Pengendalian, Proteksi dan Pemeliharaan Motor Listrik bagi Guru, Toolman serta Siswa SMK Jurusan Teknik Pemesinan Petrus Heru Sudargo; Kaleb Priyanto; Bambang Margono
Abdi Masya Vol 1 No 1 (2020)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52561/abma.v1i1.16

Abstract

Pelatihan ketrampilan mengenai pengendalian, proteksi dan pemeliharaan motor listrik dimaksudkan untuk memberi ketrampilan bagi siswa SMK, guru, dan toolman (tenaga kependidikan bagian bengkel) dalam melakukan pemasangan maupun perbaikan instalasi listrik secara mandiri selain itu juga memiliki pengetahuan dan ketrampilan mengenai pengendalian, proteksi dan pemeliharaan motor listrik. Dengan demikian siswa SMK, guru, dan toolman mempunyai pengetahuan untuk instalasi listrik yang aman sehingga peluang terjadi kesalahan bisa dihindarkan. Pelatihan ini diberikan dalam dua tahap, yaitu tahap pembekalan materi dan tahap pengujian materi, baik secara teori maupun praktek. Dengan pelatihan ini diharapkan peserta memahami dengan baik tentang bahaya listrik dan cara mengamankannya, membaca gambar instalasi, mengukur tegangan, mendeteksi sambungan yang putus, dan dapat membuat instalasi memiliki pengetahuan dan ketrampilan mengenai pengendalian, proteksi dan pemeliharaan motor listrik. Tingkat keberhasilan peserta diukur dari nilai ujian secara teori maupun praktek, dengan standar nilai minimum 70. Pelatihan ini diikuti oleh 20 siswa SMK, guru, dan toolman yang sebagian besar tidak memiliki pengalaman tentang instalasi listrik. Secara umum pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan siswa SMK, guru, dan toolman. Selain bermanfaat bagi peserta, peralatan pasca pelatihan yang diserahkan oleh tim laboratorium instalasi listrik STT”Warga” Surakarta dapat digunakan untuk membekali dan memberikan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat di wilayahnya dan tim laboratorium instalasi listrik STT ”Warga” Surakarta dapat mengelola pelatihan instalasi listrik tegangan rendah secara mandiri dan berkelanjutan.
PENGARUH PERBEDAAN BESAR ARUS PADA SPOT WELDING MENGGUNAKAN GTAW DENGAN MATERIAL STAINLESS STEEL 304 Moch Chamim; Petrus Heru Sudargo; Haikal
Teknika Vol 6 No 1 (2019): March 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.304 KB)

Abstract

ABSTRAK Las titik merupakan salah satu cara pengelasan resistansi listrik dimana dua logam atau lebih dijepit diantara dua elektroda logam. Arus yang kuat dialirkan melalui elektroda yang terbuat dari tembaga, karena aliran listrik yang harus melalui kedua logam yang dijepit maka pada tempat jepitan akan timbul panas karena adanya resitansi listrik yang menyebabkan logam ditempat tersebut mencair dan kemudian tersambung. Proses penjepitan membutuhkan peralatan yang komplek karena harus kuat. Sehingga peralatan las titik tidak digunakan oleh industri kecil sheet metal. Dengan latar belakang permasalahan tersebut, penelitian ini mencoba mengubah metode pengelasan titik dengan menggunakan model Tungsten Inert Gas Welding (TIG welding) yang langsung ditekankan diatas material. Variasi arus digunakan 90A, 100A, 110A digunakan untuk menyambung model single lap joint pada material stainless steel grade 304 tebal 2 mm ditahan selama 5 detik. Data yang diambil hasil kekuatan uji tarik dengan menganalisa metalografi makro untuk melihat ikatan material. Hasil pengelasan dengan 90 ampere penetrasi paling dalam dengan kekuatan tarik 408,5 N/mm2. ABSTRACT Spot welding is one way of welding electrical resistance where two or more metals are clamped between two metal electrodes. Electric current is flowed through an electrode made of copper, because the electric current must go through the two clamped metals so that the clamps will heat up due to electrical resistance that causes the metal in the place to melt and then connect. The clamping process requires complex equipment because it must be strong. So that point welding equipment is not used by home sheet metal industries. With the background of these problems, this study tries to change the method of point welding by using a TIG welding model that is directly emphasized on the material. Electric cCurrent variations used 90, 100, 110 A are used to connect the single lap joint model to stainless steel grade 304 with 2 mm thick material held for 5 seconds. The data is taken by tensile strength test results by analyzing macro metallography to see the bonding of the material. Welding results with 90 amperes of deepest penetration with a tensile strength of 408.5 N / mm2.
DESAIN BENDING DETECTOR PADA MATERIAL KOMPOSIT DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK Fatimah Nur Hidayah; Totok Wartiono; Kusnanto Mukti Wibowo; Petrus Heru Sudargo
Teknika Vol 6 No 3 (2020): March 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.13 KB)

Abstract

Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan pengembangan material baru untuk memperkuat struktur material yang sudah rusak telah meningkat dengan cepat. Banyak negara berkembang mengajukan permintaan untuk meningkatkan struktur material komposit yang ada. Pengembangan material smart concrete dalam hal infrastruktur sangat penting agar pembangunan negara tetap berjalan. Pada penelitian ini akan digunakan material komposit sebagai spesimen uji tegangan maksimum dan minimum. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem detektor lentur pada material komposit dengan menggunakan sensor serat optik. Dalam hal ini didapatkan karakteristik cahaya serat optik pada material komposit. Material komposit terdiri dari Aluminium (Al) dan Baja Karbon - SS 400. Ukuran benda uji adalah 290 mm x 72 mm x 12 mm. Perlakuan pada penelitian ini menggunakan pembengkokan makro dan pembebanan pembengkokan maksimal 5 x 105 N. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat nilai pembebanan mencapai 40 x 105 N nilai atenuasi sensor serat optik mendekati 2,5 dB. Namun bila beban tekukan melebihi nilai tersebut maka atenuasi serat optik semakin meningkat. Dapat dirincikan bahwa beban tekuk 39,91 x 105 N dan 40,14 x 105 N dengan atenuasi 2,95 dB dan 3,08 dB merupakan nilai sensitivitas. Dari hasil perhitungan nilai sensitivitas sensor adalah 0,54 dB / N. ABSTRACT In recent years, the demand for developing new materials to reinforce the structure of damaged materials has increased rapidly. Many developing countries have made requests to improve the existing composite material structures. The development of smart concrete materials in terms of infrastructure is very important so that the country's development continues. In this study, composite materials will be used as the maximum and minimum stress test specimens. The purpose of this research is to build a flexible detector system on a composite material using a fiber optic sensor. In this case, the fiber optic light characteristics are obtained in the composite material. Composite materials consist of Aluminum (Al) and Carbon Steel - SS 400. The size of the specimen is 290 mm x 72 mm x 12 mm. The treatment in this study used macro bending and a maximum bending loading of 5 x 105 N. The results showed that when the loading value reached 40 x 105 N the attenuation value of the optical fiber sensor was close to 2.5 dB. However, if the bending load exceeds this value, the optical fiber attenuation increases. It can be specified that the bending loads of 39.91 x 105 N and 40.14 x 105 N with an attenuation of 2.95 dB and 3.08 dB are the sensitivity values. From the calculation of the sensor sensitivity value is 0.54 dB / N.
PENGARUH FEEDRATE TERHADAP PENGUJIAN UJI TARIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN SEJENIS ALUMINIUM 7075 DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING Petrus Heru Sudargo; Bambang Margono; Edy Suryono; Ivan Ardiyanto Arsita
Teknika Vol 7 No 1 (2021): April 2021
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.922 KB) | DOI: 10.52561/teknika.v7i1.115

Abstract

Pengelasan Friction stir welding adalah salah satu proses solid-state welding, dimana pada saat proses menimbulkan gaya gesek pada logam serta panas dari alat yaitu shoulder yang di letak ujungnya terdapat pin berputar bergerak di sepanjang  permukaan. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan feed rate terhadap pengujian tarik dan struktur mikro dengan metode pengelasan friction stir welding menggunakan material sejenis aluminium 7075, dan variasi feed rate yang digunakan adalah 24 mm/menit, 42 mm/menit dan 55 mm/menit. Dari data yang didapat bahwa hasil pengujian tarik pengelasan Friction Stir Welding (FSW) pada material aluminium 7075 kekuatan tarik tertinggi dihasilkan variasi feed rate 55 mm/menit yaitu sebesar 219,32 Mpa dan nilai kekuatan tarik terendah dihasilkan feed rate 24 mm/menit yaitu sebesar 113,67 Mpa. Sedangkan pada uji struktur mikro semakin kecil feed rate yang digunakan maka struktur pada sambungannya semakin kecil dan rapat dan semakin besar feed rate yang digunakan maka struktur pada sambungannya akan membesar.