Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

TEKNOLOGI INOVATIF PENGOLAHAN MAKANAN UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI UMKM DI KABUPATEN SIDOARJO Amallia Puspitasari; Desi Erlita; Ucik Ika Fenti Styana
KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 4, No 1 (2021): Januari
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/kacanegara.v4i1.858

Abstract

Sidoarjo district is known as one of industrial center processed foods as chips cassava and shrimp crackers by UMKM Berkas Sejahtera. The high demand from the customers can not be covered because of the limitation of technology in production. Through this program is expected to partner businesses can increase the company production capacity, income and job opportunities for the community. Method used in this program is developing of efficient processed food production technology. Activities stages in this program were to identify real needs related production partner operational, designed and manufactured the production of processed foods effective, operational testing machine, evaluation machine, and intitutional strengthening and human resources. The output of this program are the package processing technology chips cassava and prawn crackers consist of cassava chopper, spinner, meat grinder, the hexagonal stirer seasoning, mixer the batter, press crackers,drying machine crackers and packaging machine. The results of the program is improving partner production capacity such that the program can be increasing from 1tons per day into 3 tons per day. So can increase income and  job opportunities for the people in surrounding region.
Identifikasi Penggunaan Formalin pada Bakso di Kawasan Wisata Yogyakarta Desi Erlita; Ernastin Maria
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 19 No. 2 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37412/jrl.v2i2.5

Abstract

Formalin merupakan bahan pengawet makanan yang tidak diijinkan pemerintah sebagai bahan tambahan pangan. Namun bahan pengawet tersebut masih digunakan pada berbagai produk makanan sehingga dapat mengancam kesehatan. Salah satu makanan yang sering menggunakan formalin adalah bakso.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan formalin pada makanan bakso di beberapa kios bakso pada salah satu kawasan pariwisata di Yogyakarta.. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random) dipilih beberapa kios bakso. Sampel diambil satu kali pada setiap kios bakso yang terpilih. Variabel yang digunakan untuk identifikasi adalah umur responden, pendidikan terakhir, dan pendapatan per hari. Metode penelitian yang digunakan adalah Survey Deskriptif  berbasis laboratorium pengujian kandungan formalin.Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang menggambarkan adanya kandungan formalin makanan bakso pada salah satu kawasan pariwisata di Kota Yogyakarta. Data yang telah diperoleh, kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi disertai dengan narasi.Dari penelitian yang sudah dilakukan didapatkan hasil terdapat 25% kios bakso positif menggunakan formalin dan 75% kios bakso tidak menggunakan formalin. Pengguna formalin sebanyak 43% adalah responden yang berumur 49–54 tahun dan tingkat pendidikan paling banyak adalah SMP (43%) dengan pendapatan per hari Rp.300.000 sampai Rp.500.000 sebanyak 57%. Dari hasil penelitian tersebut diharapkan pemerintah daerah setempat meningkatkan perhatian dan pengawasan terhadap pedagang bakso terutama di kawasan wisata serta melakukan pembinaan/pelatihan.
Reduksi Kandungan COD dan BOD pada Limbah Cair Batik menggunakan Metode Fitoremidiasi Desi Erlita; MRS Darmanijati; Siam Munandar
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer Vol. 2 No. 01 (2022): Artikel Riset Periode Februari 2022
Publisher : Information Technology and Science (ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.763 KB) | DOI: 10.47709/jpsk.v2i01.1340

Abstract

Limbah cair banyak dihasilkan pada industri batik pada proses pewarnaan. Penggunaan bahan pewarna sintetis pada proses pewarnaan menyebabkan limbah cair memiliki kandungan Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kinerja dari tanaman enceng gondok dalam mereduksi atau menurunkan kandungan COD dan BOD dalam limbah cair industri batik dengan metode fitoremidiasi. sehingga aman dibuang ke lingkungan. Fitoremidiasi menggunakan constructed wetland merupakan metode yang murah dibandingkan dengan metode yang lain. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan constructed wetland dibantu tanaman enceng gondok dengan variable variasi jumlah limbah cair dan variasi waktu fitoremidiasi. Tahapan penelitian diawali dengan proses pembuatan wetland dengan tipe aliran atas permukaan dan pengukuran kadar COD dan BOD awal pada limbah cair batik. Setelah itu dilakukan proses aklimatisasi tanaman enceng gondok dan kemudian proses fitoremidiasi pada hari ke 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Pengukuran kandungan COD dan BOD limbah cair batik dilakukan setiap hari. Dari hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa proses fitoremidiasi dengan tanaman enceng gondok bekerja efektif. Kandungan COD dan BOD awal pada limbah cair batik berturut-turut adalah 2.000mg/L dan 1.020mg/L. Kadar yang sangat tinggi dan berbahaya untuk dibuang ke lingkungan. Setelah mendapatkan perlakuan terjadi penurunan kandungan COD dan BOD pada limbah cair batik. Efisiensi penurunan kandungan COD sebesar 62% dan BOD 69%, sehingga metode ini diharapkan dapat diterapkan pada pengrajin atau industri batik.
Inovasi Penjernihan Minyak Goreng Bekas dengan Alat Purification Oil Desi Erlita; Amallia Puspitasari; Aditya Rizki Pratama
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 22, No 2 (2022): Juli
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v22i2.2033

Abstract

Waste cooking oil produced by households and industries. The use of waste cooking oil be fuel, soap, floor cleaner, and candles have been developed. The use of waste cooking oil must be through purification step. A method of purification oil also have been developed, but the methods already there still managed to take optimal results. This research for development of previous studies, so results of this oil can be directly used to a different product with economic value. This research condist of 2 stages, treatment process and purification process. The treatment process using bentonite and potassium hydroxide (KOH). The purification process using purification oil instrument (capacity 5 liters) fitted with zeolite, filter paper and cotton a bandage. The purification of uses adsorption method for 24 hours. Purification process happened due to differences in weights molecules or porocity causeing some molecules bound stronger on the surface  of on the molecular. The use of KOH and bentonite to treatment process is very effective. While purification oil instrument can filer waste cooking oil that q brown and smelling become clear yellow, no longer smelling and the surface smooth. This research can decrease the free fatty acid  58% and peroxide 47,6%.
INOVASI PENGOLAHAN LIMBAH DAUN TEMPUTUNG SEBAGAI BISKUIT PAKAN Desi Erlita
Jurnal Kesehatan dan Pengelolaan Lingkungan Vol. 2 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.306 KB) | DOI: 10.12928/jkpl.v2i1.4183

Abstract

Perkembangan industri yang semakin pesat menyebabkan semakin bertambahnya limbah yang dihasilkan. Limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Salah satu industri yang belum mengolah limbah dengan baik adalah industri jamu di Yogyakarta. Pada setiap produksi perusahaan ini menghasilkan limbah serbuk daun tempuyung 5 kg/hari atau 150kg bulan. Limbah ini menyebabkan pencemaran udara, emisi gas karbon, sumber penyakit dan penumpukan limbah yang mengakibatkan keterbatasan lahan. Oleh karena itu penelitian ini mengembangkan inovasi bahan pakan dari limbah daun tempuyung menjadi biskuit. Tujuannya untuk mengatasi pencemaran lingkungan dan saat ini harga pakan semakin mahal serta terbatasnya ketersediaan pakan pada saat musim kemarau sehingga biskuit pakan menjadi alternative karena lebih awet. Metode yang digunakan eksperimen skala laboratorium. Dalam pembuatan biskuit pakan ini limbah daun tempuyung dikombinasi dengan jerami dan molasses dimana ada dua perlakuan. Kombinasi limbah daun tempuyung dan jerami pada perlakuan A 1:1 dan perlakuan B 2:1. Kandungan protein pada biskuit A 7,8% dan biskuit B 9%. Biskuit pakan yang dihasilkan berwarna kecoklatan, bau wangi gula, tekstur kasar dan berat 40 gram. Dari hasil yang didapatkan maka limbah daun tempuyung ini layak dijadikan alternative sebagai bahan pakan karena ketersediaan bahan dan nilai gizi terpenuhi serta dapat mengatasi pencemaran lingkungan.
PENGEMBANGAN PRODUK BARU PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI VIRGIN COCONUT OIL DENGAN METODE FERMENTASI Ade Maulida Viantini; Desi Erlita; Amallia Puspitasari; Ika Afifah Nugraheni
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 22 No. 2 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pencemaran lingkungan salah satunya disebabkan oleh limbah cair yang dihasilkan oleh industri virgin coconut oil yang dibuang langsung ke lingkungan tanpa diolah terlebih dahulu, sehingga menyebabkan beberapa tanaman mati dan bau tak sedap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengolahan limbah cair virgin coconut oil menjadi pupuk organik cair dengan penambahan EM4 (Effective Microorganisme 4) dan kelayakan limbah cair virgin coconut oil untuk dijadikan pupuk organik cair. Penelitian ini menggunakan metode fermentasi. Limbah cair VCO yang digunakan diperoleh dari CV. Masyana Barokah, pemeriksaan yang dilakukan yaitu Nitrogen, Phosfor, Kalium dan C-organik. Hasil yang diperoleh yaitu kadar N (0,04%), Kadar P (0,03%), Kadar K (0,17%), Kadar C-organik (4,44%), namun belum memenuhi persyaratan minimal pupuk organik cair.