Bandar Bakau merupakan kawasan strategis yang berpotensi dikembangkan untuk pemberdayaan masyarakat. Tujuan penelitian untuk menganalisis program pemberdayaan yang pernah dilakukan dan merumuskan strategi pemberdayaan menggunakan konsep Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir. Pendekatan penelitian menggunakan kualitatif dengan pemilihan subjek melalui cara purposive sampling terdiri dari aparatur pemerintahan setempat, pengelola Bandar Bakau, pegiat budaya, serta masyarakat. Analisis data dilakukan dengan tahapan reduksi, kategorisasi, display, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menemukan sejumlah masalah dalam pengembangan potensi Bandar Bakau untuk pemberdayaan masyarakat diantaranya perbedaan persepsi mengenai tujuan dan desain pemberdayaan, manajemen kelembagaan yang belum optimal, serta komitmen stakeholder yang belum sejalan. Pemberdayaan yang dilakukan di kawasan Bandar Bakau belum sepenuhnya menerapkan prinsip PEMP karena lebih dominan berpola top down dari pada bottom up. Hal ini memberikan implikasi pada kurang optimalnya keberhasilan pemberdayaan masyarakat. Strategi berbasis PEMP dilakukan melalui sejumlah strategi. Pertama, memperbaiki struktur dan menata kembali kelembagaan yang ada. Kedua, penyamaan persepsi tentang PEMP diantara aktor dan stakeholder. Ketiga, menjunjung tinggi musyawarah dan nilai-nilai gotong royong serta pengembangan partisipasi masyarakat. Strategi ini dapat memberikan dampak positif jika diimbangi dengan konsistensi dukungan dari segi peningkatan kapasitas, permodalan, serta manajemen bisnis berkelanjutan.