Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Participatory Rurral Appraisal Based Restoration in Support of Restoration of Degraded Peat Ecosystems in Tanjung Leban Village Bengkalis Resdati; Yusmar Yusuf; Rd. Siti Sofro Sidiq
International Journal of Educational Research & Social Sciences Vol. 2 No. 6 (2021): December 2021
Publisher : CV. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51601/ijersc.v2i6.239

Abstract

Restoration based on Participatory rural appraisal is applied as the main carrying capacity for the successful restoration of peat ecosystems. This program is implemented through the approach of Rewetting, Revegeation and Revitalization. The research objective analyzes PRA-based restoration efforts and how the move will proceed. The data is obtained through interviews and analyzed qualitatively descriptively. The study found that peat wetting activities were carried out through the construction of canal barriers and supporting infrastructure, while replanting was implemented in line with economic revitalization programs. Not only forest timbers, food crops including pineapples are cultivated as an alternative source of livelihood. Women's groups are encouraged to actively process economic products, namely pineapple dodol and pineapple juice. The program is successful but marketing has not been maximal. The study found that peat wetting activities were carried out through the construction of canal barriers and supporting infrastructure, while replanting was implemented in line with economic revitalization programs. Not only forest timbers, food crops including pineapples are cultivated as an alternative source of livelihood. Women's groups are encouraged to actively process economic products, namely pineapple dodol and pineapple juice. The program is successful but marketing has not been maximal.
Kapabilitas Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Rd. Siti Sofro Sidiq; Resdati Resdati; Mashur Fadli; Teguh Widodo; Seger Sugiyanto
ijd-demos Volume 4 Issue 2 (2022)
Publisher : HK-Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37950/ijd.v4i2.265

Abstract

Badan Usaha Milik Desa (BumDes) menjadi penggerak ekonomi pedesaan yang berbasis pada potensi lokal. Namun, tidak semua BUMDes memiliki kemampuan dan bekerja secara optimal melaksanakan fungsinya. Penelitian ini dilakukan di Koto Tibun Kampar Riau, melihat dan menganalisis sejauh apa kapabilitas BUMDes dalam mengembangkan potensi ekonomi lokal di wilayah tersebut. Kami menggunakan pendekatan kualitatif, melakukan observasi dan wawancara, serta analisis temuan secara deskriptif. Temuan penelitian ini bahwa secara khusus BUMDes Koto Tibun telah bekerja dengan baik, mengembangkan potensi ekonomi lokal khususnya sektor perikanan. BUMDes berperan melalui unit usaha simpan pinjam yang memberi peluang modal bagi masyarakat. Komponen modal sosial yang paling menonjol dan menjadi pengikat antara BUMDes dan masyarakat adalah kepercayaan, jaringan dan kepedulian, sementara unsur yang lemah terletak pada norma. Ada beberapa masyarakat yang meminjam modal tidak membayar tepat waktu bahkan selain tidak menepati kesepakatan tertulis, terkadang mereka melanggar kesepakatan negosiasi atau yang sifatnya dibentuk atas azas musyawarah kekeluargaan. Untuk menjaga kinerja BUMDes komponen tersebut memerlukan perhatian khusus dan perlu dilakukan upaya penyadaran maupun pemahaman mengenai hak serta kewajiban masing-masing pihak.
Banyumasan Ebeg Tradition in Cilacap District Resdati Resdati; Annas Pattaray; Sardjana Orba Manullang
ijd-demos Volume 4 Issue 1 (2022)
Publisher : HK-Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37950/ijd.v4i1.218

Abstract

AbstractThis research is motivated by the facts in the community of Bantar Village, Wanareja District, Cilacap Regency, which has a unique tradition known as Ebeg Banyumasan. To focus this research, a problem formulation is made. The formulation of the problem is the history of the Banyumasan Ebeg Tradition, the process of performing the Banyumasan Ebeg Tradition, and how the community’s perception of the Banyumasan Ebeg Tradition in Bantar Village, Wanareja District, Cilacap Regency. This study aimed to determine the history of the Banyumasan Ebeg Tradition, select the process of performing the Banyumasan Ebeg Tradition, and determine the public perception of the Banyumasan Ebeg Tradition in Bantar Village, Wanareja District, Cilacap Regency. This study uses the Structural-Functional Theory from Talcott Parson. In theory, there are 4 schemes, namely AGIL. Researchers also use the Structural Theory of Robert K. Merton. In addition, using the Sociological Imagination Theory or Sociological Imagination. Finally, the researcher uses Karl Marx’s Critical Approach Theory. This study uses a descriptive method with a qualitative approach. A descriptive method is used to describe or describe phenomena in society. The type of data in this study is qualitative. Data collection techniques used were observation, interviews, and documentation. The research results state that the Banyumasan Ebeg Tradition is a tradition created by Sunan Kalijaga and perfected by Pangeran Diponegoro. The performance process of the Banyumasan Ebeg Tradition is gendingan, opening, calling the Banyumasan Ebeg dancer, dancing, resting dancers, dancing, janturan, and healing. The public perception of the Banyumasan Ebeg Tradition is that most Bantar Village people like the Banyumasan Ebeg Tradition. The majority of people in Bantar Village, Wanareja District, Cilacap Regency positively perceive this Ebeg Tradition. Keyword: Tradition, Ebeg Banyumasan, Bantar Village Wanareja District Cilacap  Regency AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta pada masyarakat Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap yang memiliki keunikan tradisi yang dikenal dengan Ebeg Banyumasan. Untuk memfokuskan penelitian ini, maka dibuatlah rumusan masalah. Rumusan masalah adalah sejarah Tradisi Ebeg Banyumasan, proses pelaksanaan Tradisi Ebeg Banyumasan, dan bagaimana persepsi masyarakat terhadap Tradisi Ebeg Banyumasan di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah Tradisi Ebeg Banyumasan, memilih proses pelaksanaan Tradisi Ebeg Banyumasan, dan mengetahui persepsi masyarakat terhadap Tradisi Ebeg Banyumasan di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap. Penelitian ini menggunakan Teori Struktural-Fungsional dari Talcott Parson. Secara teori ada 4 skema yaitu AGIL. Peneliti juga menggunakan Teori Struktural dari Robert K. Merton. Selain itu, menggunakan Teori Imajinasi Sosiologis atau Sociological Imagination. Terakhir, peneliti menggunakan Teori Pendekatan Kritis Karl Marx. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau menggambarkan fenomena yang ada di masyarakat. Jenis data dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menyatakan bahwa Tradisi Ebeg Banyumasan merupakan tradisi yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga dan disempurnakan oleh Pangeran Diponegoro. Proses pertunjukan Tradisi Ebeg Banyumasan adalah gendingan, pembukaan, pemanggilan penari Ebeg Banyumasan, menari, penari istirahat, menari, janturan, dan penyembuhan. Persepsi masyarakat terhadap Tradisi Ebeg Banyumasan adalah sebagian besar masyarakat Desa Bantar menyukai Tradisi Ebeg Banyumasan. Mayoritas masyarakat di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap memandang positif Tradisi Ebeg ini.Kata kunci: Adat, Ebeg Banyumasan, Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap
Penguatan Ketangguhan Modal Sosial Kelompok Nenas Berduri Akibat Pandemi Covid-19 Di Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar Resdati Resdati; Syafrizal Syafrizal; Achmad Hidir; T. Romi Marnelly
TRIDARMA: Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) Vol. 5 No. 1 (2022): TRIDARMA: Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM)
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/abdimas.v5i1.1991

Abstract

Perkembangan jaman telah menuntut kelompok masyarakat nenas berduri ( POKMAS) di desa Rimbo Panjang untuk terus dapat mengembangkan dan mengoptimalkan berbagai upayanya dalam mempertahankan usaha produksinya agar tetap produktif di masa pandemi Covid-19. Sasaran kegiatan pengabdian ini di lakukan kepada masyarakat di Desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar khususnya anggota kelompok masyarakat nenas berduri (POKMAS), data yang di peroleh di lapangan di hasilkan melalui wawancara dan observasi terhadap sebuah kelompok masyarakat nenas berduri (POKMAS) yang memproduksi olahan nenas berduri, adapun pendekatan yang di gunakan dalam pengabdian ini adalah sosialisasi, dan setelah melalui beberapa pengamatan yang telah di lakukan maka team pengabadian dapat menarik beberapa kesimpulan di antaranya adalah, pertemuan dengan kelompok pelaku usaha nenas berduri dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan. Kegiatan awal yang dilakukan berupa diskusi dan sosialisasi terkait permasalahan dalam kelompok pelaku usaha nenas berduri terkait kendala kegiatan usaha serta dalam pengembangan modal sosial untuk usaha nenas. Setelah itu dilakukan pelatihan pemberdayaan masayrakat nenas berduri berupa penguatan modal sosial yang terdiri dari norma, jaringan dan kepercayaan (trust) dalam pengembangan usaha, di sisi lain kelompok pelaku usaha nenas berduri mengalami kendala yakni adanya wabah pandemic Covid-19 sehingga menyebabkan kerugian pada kelompok usaha nenas berduri, Pelaku usaha nenas berduri mengalami kerugian karena hasil olahan buah nanas pedagang yang tidak laris terjual sehingga menyebabkan membusuk. Modal yang dikeluarkan untuk membeli nenas tidak sebanding dengan jumlah keuntungan yang diperoleh dalam pembelian nanas pada petani nenas.
Eksistensi Nilai Dalihan Na Tolu Pada Generasi Muda Batak Toba di Perantauan Resdati Resdati
Sosial Budaya Vol 19, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/sb.v19i1.16624

Abstract

Dalihan Na Tolu menjadi falsafah penting dalam sistem kebudayaan masyarakat Batak khususnya Batak Toba. Tujuan tulisan ini yaitu mengungkap nilai sosial budaya, degradasi moral serta bagaimana upaya dalam upaya mempertahankan falsafah tersebut. Penelitian ini menggunakan kualitatif dengan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Temuan dalam penelitian ini pada prinsipnya Dalihan Na Tolu memiliki nilai positif mempertahankan solidaritas serta pengajaran saling menghargai sesama dalam struktur kekerabatan Batak Toba. Namun, pemahaman nilai ini masih kurang khususnya pada kalangan generasi muda yang diakibatkan oleh terpaan teknolodi dan media sosial. Kondisi demikian menyebabkan terdapat kecenderungan kurang aktif dalam pelaksanaan upacara kesukuan maupun kegiatan adat. Perilaku lainnya yaitu melawan orang tua dan berkata kasar dalam pergaulan. Masalah degradasi moral disikapi dengan kemunculan Perkumpulan Batak Bersatu yang menganggap perlu upaya mengatasi degradasi moral. Mereka mengenalkan budaya batak melalui berbagai cara termasuk media sosial. Meskipun belum menunjukkan peran signifikan dalam membumikan nilai budaya Batak, keberadaan PBB sangat penting terutama mengembalikan eksistensi nilai budaya batak pada generasi muda.
The Role of the Family Hope Program (PKH) Facilitator in Increasing Family Development Session in Sipungguk Village Resdati
Enrichment : Journal of Management Vol. 11 No. 2 (2021): May: Management Science
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.508 KB)

Abstract

This study aims to describe the role of companions, inhibiting and supporting factors in the assistance of the Family Hope Program in Sipungguk Village, Kampar Regency. This research uses a qualitative approach, companion as the subject of the research. Interview, observation and documentation as data collection techniques. The validity of the data used triangulation of sources, methods and theories. The data analysis used an interactive cycle. The results showed that the assistant has four skill roles, namely the role of facilitative, educator, community representative and technical. Internal factors that become obstacles are the difficulty of participants to collect data files, and adapting to the new environment of the companion takes a long time. constraints, namely the distance traveled by the mentor to the mentoring place is quite far and the location of the mentor is in a narrow alley. The supporting factor is the enthusiasm of the beneficiaries and adequate facilities.
PERAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN BUDIDAYA SAYURAN DI LAHAN GAMBUT Resdati; Achmad Hidir; Syafrizal
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 1 No. 2: Oktober 2021
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.842 KB) | DOI: 10.53625/jcijurnalcakrawalaindonesia.v1i2.494

Abstract

Lahan gambut merupakan lahan yang berasal dari bentukan gambut beserta vegetasi yang terdapat diatasnya pada daerah yang bertopografi rendah dan bercurah hujan tinggi, gambut merupakan sumberdaya alam yang banyak memiliki kegunaan antara lain untuk budidaya tanaman pertanian maupun kehutanan, dan akuakultur, selain juga dapat digunakan untuk bahan bakar, media pembibitan, ameliorasi tanah dan untuk menyerap zat pencemar lingkungan. Pengelolaan lahan gambut yang berwawasan lingkungan sangat perlu dipraktekan mengingat lahan gambut merupakan salah satu lahan untuk masa depan. Beberapa kunci pokok penggunaan gambut berkelanjutan diantaranya adalah Legal aspek yang mendukung pengelolaan lahan gambut, penataan ruang berdasarkan satuan sistem hidrologi, pengelolaan air yang memadai sesuai tipe luapan dan hidro topografi,pendekatan pengembangan berdasarkan karakteristik tanah mineral di bawah lapisan gambut, serta peningkatan stabilitas dan penurunan sifat toksik bahan gambut, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif serta analisis triangulasi data, hasil penelitian menjelaskan bahwa, Sistem usahatani berbasis sayuran di lahan gambut menunjukkan bahwa pengelolaan lahan gambut dapat dilakukan dengan melaksanakan sistem usaha tani berbasis padi dan sistem usaha tani berbasis hortikultura, teknologi budidaya, pengelolaan air dan hasilnya cukup berkontribusi terhadap pengelolaan sayuran bagi kehidupan petani. Pengembangan lahan gambut untuk tanaman pangan dan sayuran harus memperhatikan komoditas tanaman yang akan dibudidayakan. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan produktivitas tanaman yang tinggi. Pemilihan komoditas disesuaikan dengan daya adaptasi tanaman terhadap karakteristik lahan gambut yang akan digunakan sebagai media tanam, nilai ekonomi, kemampuan modal sosial, keterampilan, dan skala usaha.
KENAKALAN REMAJA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PATOLOGI SOSIAL (PENYAKIT MASYARAKAT) Resdati; Rizka Hasanah
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 1 No. 3: Nopember 2021
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.868 KB) | DOI: 10.53625/jcijurnalcakrawalaindonesia.v1i3.614

Abstract

Patologi sosial merupakan ilmu yang membahas tentang penyakit sosial masyarakat yang tentunya membawa dampak negatif bagi masyarakat. Penyebab munculnya penyakit masyarakat ini juga banyak dipelopori oleh kalangan remaja. Metode dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data informasi dari berbagai sumber bacaan yang berasal dari buku dan jurnal penelitian sebelumnya. Ada banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kenakalan pada diri remaja. Mulai dari faktor lingkungan keluarga, pergaulan hingga pengaruh teknologi. Kenakalan remaja pastinya dapat merugikan bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar baik keluarga maupun masyarakat. Oleh karena itu sangat diperlukan upaya untuk mencegah kenakalan remaja, sebab kenakalan remaja merupakan penyakit sosial bagi masyarakat. Pencegahannya bisa melalui pembinaan moral, agama maupun hukum supaya remaja bisa menjauhkan diri dari perbuatan negatif tersebut. Selain itu pemerintah juga bisa turut andil memfasilitasi remaja dengan dibuatnya tempat sanggar seni ataupun gedung olahraga agar remaja dapat memanfaatkan waktunya untuk kegiatan yang lebih bermanfaat guna menyalurkan minat dan bakatnya. Dengan adanya kegiatan yang positif, produktif serta kreatif remaja pasti akan terhindar dari yang namanya kenakalan remaja.
PERAN F0RUM ANAK ROKAN HILIR (FAN KARIR) DALAM MENGATASI KEKERASAN PADA ANAK Resdati; Tedi Ramadani; Anisa Trisari; Alika Nurmala Siregar
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 1 No. 6: Februari 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.451 KB) | DOI: 10.53625/jcijurnalcakrawalailmiah.v1i6.1488

Abstract

Kekerasan pada anak adalah bentuk perlakuan dan tindakan salah terhadap anak. Semua tindak kekerasan pada anak akan direkam dalam ingatan mereka dan akan terus dibawa oleh mereka sepanjang hidupnya. Dalam mencegah terjadinya tindak kekerasan pada anak, maka negara membentuk suatu organisasi yang dinamai Forum Anak. Forum Anak dikelola dan dibina langsung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak dalam upaya pencegahan, perlindungan dan penyampaian aspirasi anak di seluruh Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk kekerasan, faktor penyebab terjadinya kekerasan, dampak fisik maupun psikologi serta upaya dalam meminimalisir terjadinya kekerasan pada anak terutama di lingkungan keluarga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan sesuatu objek, fenomena dan setting sosial mengenai kekerasan yang terjadi pada anak yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Setelah itu, hasil penelitian dapat berkembang secara ilmiah sebagaimana ditunjukkan oleh situasi dan kondisi di lapangan sehingga peneliti dapat memahami secara mendalam terkait dengan kasus-kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di daerah tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara terarah, diskusi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bentuk kekerasan yang paling sering dilakukan orangtua kepada anak adalah mencubit dan membentak dengan alasan terbesar mereka adalah untuk mendisiplinkan anak.
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN JARAK JAUH ANAK SEKOLAH DI KELURAHAN SIALANG MUNGGU KECAMATAN TUAH MADANI KOTA PEKANBARU Via Novitasari; Ashaluddin Jalil; Resdati
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 1 No. 6: Februari 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.084 KB) | DOI: 10.53625/jcijurnalcakrawalailmiah.v1i6.1494

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi dengan pendapat orang tua tentang kegiatan belajar anaknya dirumah yang berusia Sekolah Dasar (SD) semasa covid-19. Sehingga ada 3 tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran kegiatan belajar anak dirumah, peran orang tua selama anak belajar dirumah dan hambatan ketika anak belajar dirumah selama pembelajaran jarak jauh. Metode yang digunakan bersifat kualitatif dengan pendekatan etnometodologi. Sumber penelitian adalah keluarga sebagai subjek penelitian dan ketua RW 27 Kelurahan Sialang Munggu sebagai orang yang berwenang atas wilayah dimana penelitian dilakukan. Teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian, yaitu 1) Anak belajar dirumah dengan pendekatan luar jaringan dan dalam jaringan, namun interaksi degan guru sekolah cenderung dalam jaringan. Anak mendapat pendampingan belajar dari orang rumah bahkan tetangga sekitar rumah 2) Peran orang tua selama anak belajar dirumah adalah fasilator dimana orang tua menyediakan diri mereka sebagai sumber daya bagi segala pemenuhan kebutuhan anak untuk melaksanakan kegiatan belajar dari rumah atau jarak jauh, 3) Hambatan ketika anak belajar dirumah yaitu sumber daya keluarga yang kurang mendukung untuk belajar dirumah secara penuh, kurang tepatnya pola asuh yang diterapkan orang tua pada anak, kurangnya sumber belajar yang diarahkan guru sekolah serta perubahan suasana hati anak selama anak belajar dirumah saja.