Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Lumbung Inovasi: Journal of Community Service

Pengolahan Ikan Patin Sebagai Makanan Tambahan Dalam Pencegahan Stunting Rd. Siti Sofro Sidiq; Dewi Nur Aini Zulfa; Elvira Elvira; Muhammad Raihan Alhazra; Muhammad Reski; Dimas Wahyu Pratama; Rika Rahmasari; Nurmia Alfianti; Ike Ajeng Rufini; Indriani Indriani; Nurmalasari Nurmalasari; Seger Sugiyanto
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 4 (2022): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v7i4.952

Abstract

Stunting merupakan isu kesehatan prioritas nasional. Diberbagai daerah pencegahan stunting telah melibatkan peran aktif masyarakat, peran aktif rumah tangga, orang tua yang memiliki anak. Rokan Hulu merupakan kabupaten dengan daftar 100 kabupaten/kota prioritas untuk intervensi anak kerdil (stunting) dengan prevalensi jumlah balita stunting sebesar 59,01% pada tahun 2013. Sedangkan Kecamatan Rambah samo termasuk 7 kecamatan yang memiliki desa dengan lokus stunting pada tahun 2022 dan 2023. Salah satunya desa Karya Mulya yang menjadi desa lokus Stunting. Persoalan ini perlu penangganan serius tidak hanya menghandalkan program dari pemerintah tetapi juga melibatkan perguruan tinggi dan peran aktif ibu rumah tangga. Dalam rangka mencegah atau meminimalisir stunting Tim Kuliah kerja nyata Universitas Riau Desa karya Mulya melaksanakan program kerja Pemberian Makanan Tambahan yaitu Bubur Ikan patin yang bekerja sama dengan Kader Posyandu Desa Karya Mulya dan melibatkan 4 anak sebagai percobaan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode observasi, sosialisasi dan pemberian PMT. Inovasi yang dilakukan adalah mengolah ikan patin menjadi bubur yang sebelumnya bahkan belum pernah dibuat di desa Karya Mulya. Bubur diberikan kepada empat balita selama 9 hari. Hasilnya pada balita satu mengalami kenaikan berat badan 0,8 g, balita dua mengalami kenaikan berat badan 0,2 g, balita tiga mengalami penurunan berat badan 0,1 g, dan balita empat juga mengalami penurunan berat badan 0,1 g. Mengingat bahwa stunting merupakan permasalahan kesehatan yang sangat serius maka program ini hendaknya dilanjutkan dalam bentuk dukungan dari Pemerintah Desa Karya Mulya mengenalkan budidaya ikan patin ke masyarakat serta berbagai olahan berbahan dasar ikan patin. Catfish Processing As Additional Food In Stunting Prevention Stunting is a national priority health issue. In various areas stunting prevention has involved the active role of the community, the active role of households, parents with children. Rokan Hulu is a district with a list of 100 priority districts/cities for stunting interventions with a prevalence while the number of stunting under-fives was 59.01% in 2013. Rambah samo sub-district includes 7 sub-districts that have villages with stunting loci in 2022 and 2023. One of them is the village of Karya Mulya which is the village of the Stunting locus. This problem needs serious handling, not only relying on programs from the government but also involving universities and the active role of housewives. In order to prevent or minimize stunting, the University of Riau Desa Karya Mulya Real Work Lecture Team carried out a Supplementary Food Provision program, namely Catfish Porridge in collaboration with Posyandu Cadres in Karya Mulya Village and involved 4 children as an experiment. This activity was carried out using the method of observation, socialization and giving PMT. The innovation made is to process catfish into porridge which has never been made in Karya Mulya village before. Porridge was given to four toddlers for 9 days. As a result, toddlers one experienced a weight gain of 0.8 grams, toddler two experienced a weight loss of 0.2 grams, toddler three experienced a weight loss of 0.1 grams, and toddler four also experienced a weight loss of 0.1 grams. that stunting is a very serious health problem, this program is considered in the form of support from the Karya Mulya Village Government in introducing catfish cultivation to the community and various preparations made from catfish.
Pemberdayaan Berbasis Kolaborasi dalam Penataan Fisik dan Sumber Daya Manusia di Bendungan Sungai Paku Rd. Siti Sofro Sidiq; Seger Sugiyanto; Yayat Firmansyah
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 3 (2023): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v8i3.1430

Abstract

Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk mendampingi kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan masyarakat dalam mengelola Bendungan Sungai Paku. Pelaksanaan pengabdian ini menggunakan pendekatan Participatory Rural Appraisal dengan mengedepankan prinsip kebersamaan dan kolaborasi, mitra dalam kegiatan ini berjumlah 20 orang yang terdiri dari unsur pokdarwis, pemuda, masyarakat dan Pemerintah Desa Sungai Paku. Tahap pelaksanaan pengabdian meliputi persiapan pembentukan tim, perumusan tujuan, identifikasi pemangku kepentingan, pengumpulan dan analisis kebutuhan, penentuan prioritas solusi masalah, persiapan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan penentuan kebutuhan lainnya. Hasil pengabdian ini dapat disimpulkan bahwa dari segi waktu kegiatan terlaksana sesuai dengan perencanaan. Partisipasi mitra sangat baik mereka terlibat aktif mulai dari proses awal hingga akhir. Bersama masyarakat tim pengabdian membangun dan memperindah objek foto sebagai daya tarik tambahan. Dari sisi kelembagaan dilaksanakan penyuluhan tentang kepariwisataan serta manajemen kelompok. Dalam penyuluhan ditekankan bahwa keberhasilan pengelolaan suatu objek wisata sangat bergantung pada kontribusi aktif masyarakat secara pentahelix. Peserta kegiatan antusias mengikuti rangkaian acara. Keikutsertaan dalam rangkaian pengabdian ini didasari oleh keinginan untuk memajukan dan membangun objek wisata Bendungan Sungai Paku. Sementara itu, respon masyarakat terhadap kegiatan pengabdian memperoleh nilai yang tinggi (baik) antara 3,7-4,5. Secara garis besar, masyarakat merasakan manfaat dari kegiatan yang dilakukan dan berharap kegiatan serupa dapat berlanjut di tahun berikutnya agar pengelolaan potensi Bendungan Sungai Paku semakin optimal sebagai sumber penghasilan masyarakat berbasis potensi alam.  Collaboration-Based Empowerment in Physical and Human Resources Management at Bendungan Sungai Paku  The purpose of this service is to assist the tourism awareness group (Pokdarwis) and the community in managing the Bendungan Sungai Paku. The implementation of this service uses the Participatory Rural Appraisal approach by prioritizing the principles of togetherness and collaboration, the partners in this activity totaled 20 people consisting of elements of Pokdarwis, youth, community and Sungai Paku Village Government. The stage of service implementation includes preparation of team formation, formulation of objectives, identification of stakeholders, collection and analysis of needs, prioritization of problem solutions, preparation, implementation, monitoring, evaluation and determination of other needs. The results of this service can be concluded that in terms of time the activities were carried out in accordance with the plan. Partner participation is very good, they are actively involved from the beginning to the end of the process. Together with the community, the service team built and beautified the photo object as an additional attraction. From the institutional side, counseling on tourism and group management was carried out. In counseling, it is emphasized that the success of managing a tourist attraction is highly dependent on the active contribution of the community in a pentahelix manner. The participants were enthusiastic in participating in the series of events. Participation in this series of services is based on the desire to advance and develop the Bendungan Sungai Paku tourist attraction. Meanwhile, the community's response to the community service activities received a high score (good) between 3.7-4.5. Broadly speaking, the community feels the benefits of the activities carried out and hopes that similar activities can continue in the following year so that the management of the potential of the Bendungan Sungai Paku is optimized as a source of income for the community based on natural potential.