p-Index From 2019 - 2024
7.219
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal KALAM Jurnal Theologia Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam Potensia Jurnal Ushuluddin Jurnal Studi Islam Musawa : Jurnal Studi Gender dan Islam Jurnal Dakwah: Media Komunikasi dan Dakwah Diya Al-Afkar MAHKAMAH: Jurnal Kajian Hukum Islam Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur´an dan Tafsir Diroyah : Jurnal Studi Ilmu Hadis AL QUDS : Jurnal Studi Alquran dan Hadis Raheema Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu al-Quran dan al-Hadits Islamika Inside: Jurnal Keislaman dan Humaniora Jurnal Studi Al-Qur'an MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur´an dan Tafsir Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alqur’an dan Tafsir Jurnal Ibn Abbas Tribakti: jurnal pemikiran keIslaman Jurnal Studi Ilmu-ilmu Al-Qur'an dan Hadis Khatulistiwa HUMANISMA : Journal of Gender Studies Dialogia: Jurnal Studi Islam dan Sosial EL-AFKAR : Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Jurnal Ulunnuha Al-Fath Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah Indonesian Journal of Humanities and Social Sciences Jurnal Studi Hadis Nusantara Hermeneutik : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Jurnal Perspektif SINDA: Comprehensive Journal of Islamic Social Studies Ta’wiluna: Jurnal Ilmu Al-Qur’an,Tafsirdan Pemikiran Islam Maghza: Jurnal Ilmu al-Qur'an and Tafsir QOF: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir HUMANISMA : Journal of Gender Studies Jurnal Tafsere Jurnal Semiotika-Q: Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir Jurnal SMART (Studi Masyarakat, Religi, dan Tradisi) Al-Misykah: Jurnal Studi Al-qur'an dan Tafsir Aqwal: Journal of Quran and Hadies Studies Spiritualita : Journal of Ethics and Spirituality Islamika Inside: Jurnal Keislaman dan Humaniora
Claim Missing Document
Check
Articles

Epistemologi Tafsir al-Jami li Ahkam al-Quran Karya al-Qurtubi abidin, ahmad zainal; Zulfikar, Eko
KALAM Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2877.22 KB) | DOI: 10.24042/klm.v11i2.1326

Abstract

A review of epistemology of al-Qurtubi tafsir is very important. This is to determine how the origins, sources, methods, and steps are taken by the author. As comprehensive tafsir with fiqh pattern, this work contributes information and relatively different approach in which the author is far from fanaticism sect. He uses various arguments of the scholars then he chooses a strong one according to the mufassir. With descriptive-analytic study, this paper finds that al-Qurtubi epistemology base is a combination of bil masur and bil maqul, a combination of textual and contextual which expresses many perspectives before it has been chosen as the truth by al-Qurtubi without fanaticism impression against embraced sect. Based on the review of his resume, this paper proves that the interpretation of al-Qurtubi is a representation in which the author associates and responds to the problems that happened at that era and answers based on the era.
MAKNA ŪLŪ AL-ALBĀB DALAM AL-QUR’AN: Analisis Semantik Toshihiko Izutsu Zulfikar, Eko
Jurnal THEOLOGIA Vol 29, No 1 (2018)
Publisher : Fakulta Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/teo.2018.29.1.2273

Abstract

Abstract: One of the words of the Qur’an which shows the meaning of the one who possesses knowledge is ūlū al-albāb. Ūlū al-albāb is the 16 terms mentioned in 10 letters in the Qur’an. Every verse contained in various letters certainly has a different meaning, so it requires a deep understanding. Disclosure of the meaning ūlū al-albāb will be analyzed by the author by using semantic al-Qur'an developed by Toshihiko Izutsu. The semantic of the Qur’an according to Izutsu is an attempt to expose the worldview of the Qur’an (weltanschauung) through semantic analysis of the vocabulary or key terms of the Qur’an. The process undertaken in this study is to examine the basic meaning and relational meaning of ūlū al-albāb by using syntagmatic and paradigmatic analysis, then to examine the use of vocabulary ūlū al-albāb in pre-Qur’anic, Qur’anic and post-Qur’anic.Abstrak: Salah satu kata al-Qur’an yang menunjukkan makna orang yang memiliki akal pengetahuan adalah ūlū al-albāb. Ūlū al-albāb merupakan istilah yang disebutkan sebanyak 16 kali yang terliput dalam 10 surah di dalam al-Qur’an. Di setiap ayat yang terdapat di berbagai surah tentunya memiliki makna yang berbeda, sehingga membutuhkan pemahaman yang mendalam. Peng­ungkapan makna ūlū al-albāb tersebut akan penulis analisa dengan meng­gunakan semantik al-Qur’an yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu. Semantik al-Qur’an menurut Izutsu merupakan sebuah usaha menyingkap pandangan dunia al-Qur’an (weltanschauung) melalui analisis semantik terhadap kosakata atau istilah-istilah kunci al-Qur’an. Proses yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meneliti makna dasar dan makna relasional kata ūlū al-albāb dengan menggunakan analisis sintagmatik dan paradigmatik, kemudian meneliti penggunaan kosakata ūlū al-albāb pada masa pra-Qur’anik, Qur’anik dan pasca-Qur’anik.
HARTA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN Kajian Tafsir Ayat-ayat tentang Harta Batil Zulfikar, Eko
Dialogia: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 16, No 1 (2018): DIALOGIA JURNAL STUDI ISLAM DAN SOSIAL
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.601 KB) | DOI: 10.21154/dialogia.v16i1.1163

Abstract

Sebuah realita memberi indikasi bahwa harta merupakan salah satu sendi kehidupan manusia di dunia sekaligus penegak keutuhan rumah tangga. Tak ayal jika manusia menjadikan harta sebagai dasar asasi bagi segala bentuk pekerjaan untuk mendapatkannya. Arus mengalirnya al-amwa>l, yakni harta yang berupa uang dan barang bisa di dapat dari hasil kerja yang sesuai dengan aturan agama, seperti hasil berdagang, bertani dan berbagai bentuk kerja yang menghasilkan upah dan jasa. Namun ada juga yang tidak sesuai dengan aturan agama, seperti hasil mencuri, menipu, merampok, suap menyuap dan sistem ekonomi riba. Pada intinya, hasil pendapatan manusia dalam memperoleh harta, baik uang maupun barang ada dua macam; yakni halal dan haram (ba>t}il). Dengan demikian, tulisan ini bermaksud menjelaskan harta ba>t}il dalam al-Qur’an, kemudian ditafsirkan dengan berbagai pendapat para mufassir klasik maupun kontemporer guna menghasilkan pemahaman yang signifikan. 
MEMPERJELAS EPISTEMOLOGI TAFSIR BI AL-MA’TSUR (Aplikasi Contoh Penafsiran dalam Jami’ al-Bayan Karya al-Tabari) Zulfikar, Eko
At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alqur'an dan Tafsir Vol 4 No 1 (2019): Volume 4 No. 1, Juni 2019
Publisher : Department of Alquran Science and Interpretation of the Faculty of Ushuluddin, Adab, and Da'wah of IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/tibyan.v4i1.835

Abstract

This paper discusses the epistemology of the bi al-ma?tsur interpretation from the book of Jami? al-Bayan ?An Ta?wil Ay al-Qur?an author by al-Tabari. The description covers how the author takes sources, methods, styles, and steps. As an interpretation of bi al-ma?tsur, this interpretation book contributes to a relative different approach from the previous mufassir. Al-Tabari in the interpretation is very dominant in using some histories such as the hadith of the Prophet, companions, and tabi?in, then he select strong opinions in accordance with what he wants. Based on the epistemology basis of bayani in terms of al-Jabiri, this paper will be supplemented with the evidences of the tafsir al-Tabari, how it really is. With descriptive-analytic study, it was found that the epistemology base is a combination of bi al-ma?tsur and bi al-ra?yi which expresses many perspectives before it has been chosen as the truth by al-Tabari. Other than that, the step of interpreting the Qur?an from the beginning to the end in the order of the manuscripts, and its discussion reviewed in detail and length, the book of tafsir al-Tabari is classified that it uses method tahlili.
LIVING QUR’AN: KONSTRUKSI METODE TAHFIDZ AL-QUR’AN DI MAJELIS QIRA’AH WAT TAHFIDZ PONDOK PESANTREN MURATTIL AL-QUR’AN LIRBOYO KOTA KEDIRI Zulfikar, Eko
MAGHZA Vol 4 No 1 (2019): Januari - Juni 2019
Publisher : Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora (FUAH), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.311 KB) | DOI: 10.24090/maghza.v4i1.2383

Abstract

The maintenance of the Qur?an from the past until now gives an indication that Muslims are obliged to always maintain and keep it, by reading, writing or memorizing. It aims to keep the Qur?an on its authenticity throughout the lifetime of change and replacement. This paper will discuss the method of tahfidz al-Qur?an in the Majelis Qira?ah wat Tahfidz (MQT) pondok pesantren Murattil al-Qur?an (PPMQ) in Lirboyo, Kediri. This research was conducted with a qualitative approach. The data collection was through interviews, observation and documentation techniques. The results concluded that the MQT Assembly used various methods in the activities of tahfidz al-Qur?an, which was to read and memorize verses of the Qur?an collectively (jama?), read carefully one by one the verses of the Qur?an that would be memorized by looking at the Qur?an repeatedly (wah}dah and bi al-nadzar), depositing a new memorization to ustadz or kiyai (talaqqi), memorizing back verses of the Qur?an that had been deposited to ustadz or kiyai (takrir), and playing rote to the other santri (tasmi?).
Tafsir Gender Jawa: Telaah Tafsir Al-Iklil Fi Ma’ani Al-Tanzil Karya Misbah Mustafa Abidin, Ahmad Zainal; Al-Khanafi, M. Imam Sanusi; Zulfikar, Eko
Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam Vol. 18 No. 1 (2019)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & The Asia Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/musawa.2019.181.1-17

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya sebuah pemikiran tafsir dalam tradisi Jawa yang menempatkan perempuan dalam posisi yang lebih banyak bergerak di wilayah domestik. Karena persepsi mufassir yang melihat kedudukan laki-laki lebih berpotensi daripada perempuan, maka perempuan kurang diberi ruang dalam sektor publik. Di dalam salah satu karya tafsir dari tradisi Jawa yakni al-Iklil fi Ma’ani al-Tanzil karya Misbah Mustafa, ditemukan pemahaman bahwa peran laki-laki lebih utama daripada perempuan melalui serangkaian tafsir terhadap ayat-ayat gender. Melalui analisis struktur sosial terhadap beberapa tema gender seperti asal-usul penciptaan manusia, poligami, dan kepemimpinan laki-laki ataupun perempuan, pemikiran Misbah Mustafa terpola dengan jelas. Dengan menggunakan metode deskriptif-analitis, hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikiran Misbah Mustafa dalam tafsir al-Iklil cenderung mengulang-ulang, menukil dan melegitimasi pendapat para ulama tradisional normatif yang kebanyakan mensubordinasikan kedudukan perempuan. Tulisan ini merefleksikan ke-arah bagaimana konstruksi sosial dan budaya mempengaruhi pola penafsiran Misbah Mustafa dalam karyanya tafsir al-Iklil.[This research is motivated by an interpretive thought in the Javanese tradition that places women in a position that is more engaged in domestic sphere. Because the perception of mufassir who see the position of men has more potential than women, women are less given space in the public sector. In one of the interpretations of Javanese tradition, al-Iklil fi Ma’ani al-Tanzil by Misbah Mustafa, it is found that the role of men is more important than women through a series of interpretations of gender verses. Through the analysis of social structure on several gender themes such as the origin of human creation, polygamy, and male or female leadership, Misbah Mustafa’s thoughts were clearly patterned. By using a descriptive-analytical method, the results of the study show that Misbah Mustafa’s thinking in the interpreting the Quran tends to repeat, copy and legitimize the opinions of traditional normative scholars who mostly subordinate the position of women. This paper also shows how social and cultural construction influence Misbah Mustafa’s interpretation patterns in his work, al-Iklil.]
THE CONTEMPORARY THOUGHT ON THE QUR’AN: The Discourse of Muhammad Syahrûr’s al-Kitâb wa al-Qur’ân Zulfikar, Eko
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v7i1.2542

Abstract

New methodologies and approaches in the study of the Qur’an are very much carried out by contemporary reviewers. This is actually influenced by the understanding of the Qur’an which always experiences dynamics in the times. This paper specifically addresses Muhammad Syahrûr’s contemporary thinking about the Qur’an in al-Kitâb wa al-Qur’ân. By descriptive-analytical study, the writer concludes understanding the Qur’an according to Syahrûr can be done by contextualizing the Quranic verses with a linguistic structure and scientific, philosophical, historical, psychological, and sociological approaches. He wants the content of the Qur’an to be in harmony with current social dynamics, the readers always actualize themselves extensively by not resting on the products of classical thought that have been considered established and sacred, and the Qur’an as if it had just been revealed, so that it can deconstruct and reconstruct the scientific knowledge of the Qur’an which has been considered final.[Metodologi dan pendekatan baru dalam studi Al-Qur’an marak dilakukan oleh para pengkaji kontemporer. Hal ini sejatinya dipengaruhi pemahaman tentang Al-Qur’an yang selalu mengalami dinamika dalam perkembangan zaman. Artikel ini secara spesifik mengulas pemikiran kontemporer Muhammad Syahrûr tentang Al-Qur’an dalam al-Kitâb wa al-Qur’ân. Dengan telaah deskriptif-analitis, penulis menyimpulkan bahwa pemahaman Al-Qur’an menurut Syahrûr dapat dilakukan dengan cara mengkontekstualisasikan Al-Qur’an dengan struktur linguistik serta pendekatan saintifik, filosofis, historis, psikologis, dan sosiologis. Dia menginginkan kandungan Al-Qur’an selaras dengan dinamika sosial kekinian, para pembaca senantiasa mengaktualisasikan diri secara ekstensif dengan tidak berpijak pada produk pemikiran Islam klasik yang telah dianggap mapan dan sakral, dan memosisikan Al-Qur’an seakan-akan baru saja diwahyukan, sehingga dapat mendekonstruksi sekaligus merekonstruksi tradisi keilmuan Al-Qur’an yang selama ini telah dianggap final]
Metode Menentukan Kesahihan Hadis: Teori dan Aplikasi aL-Hakim dalam Kitab aL-Mustadrak ‘Ala Shahihain Zulfikar, Eko
Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah Vol. 2 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/ishlah.v2i2.33

Abstract

Al-Hakim adalah tokoh ahli hadis yang berpengaruh dalam dunia Islam. Salah satu karyanya yang familiar adalah al-Mustadrak ‘ala al-Shahihain, yang merupakan bentuk manifestasi aplikasi metode al-Hakim dalam menentukan kesahihan hadis. Tulisan ini bermaksud melakukan eksplorasi lebih jauh metode al-Hakim dalam menentukan kesahihan hadis yang dia manifestasikan dalam karyanya tersebut. Dengan metode deskriptif-analitis, didapati kesimpulan bahwa al-Hakim menggunakan prinsip ijtihad dalam menentukan metode kesahihan hadis, dan ia membaginya menjadi empat paradigma sudut pandang; (1) dilihat dari kriteria kesahihan hadis, (2) dilihat dari klasifikasi hadis, (3) dilihat dari pendekatan status sanad dan matan, dan (4) dilihat dari standar penentuan kesahihan hadis. Adapun langkah yang dilakukan dalam menentukan kesahihan hadis berdasarkan syarat perawi, al-Hakim membagi menjadi lima kategori, yakni; (1) hadis yang sesuai dengan syarat Shahihain, (2) hadis yang sesuai dengan syarat al-Bukhari, (3) hadis yang sesuai dengan syarat Muslim, (4) hadis yang sesuai dengan syarat al-Hakim, dan (5) hadis yang tidak dinilai al-Hakim.
Takut Kepada Allah Dalam Al-Qur’an: Analisis Tafsir Sufistik Ayat-Ayat Khasyyatulla>H fikar, zul
HERMENEUTIK Vol 13, No 1 (2019): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/hermeneutik.v13i1.5561

Abstract

Agama Islam telah memberikan tuntunan kepada pemeluknya agar selalu takut kepada Allah dalam sendi kehidupannya. Namun demikian, tidak sedikit umat Islam yang memiliki sikap ini, selain karena alasan hati mereka tidak yakin dan berpaling dari Allah, juga karena mereka memang tidak mengenal Allah. Tulisan ini mengkaji ayat-ayat yang berkaitan dengan khasyyatulla>h dalam al-Qur’an. Analisis dilakukan menggunakan pendekatan sufistik berdasarkan pada kitab tafsir karya Ibn ‘Arabi>, al-Qusyairi>, al-Alu>si, al-Tustari>, Sa’i>d H}awwa> dan Hamka. Dalam perspektif sufistik, makna khasyyatulla>h adalah rasa takut kepada Allah yang dimiliki oleh orang yang mempunyai keimanan tinggi yang akan menuntutnya untuk selalu takut kepada Allah. Al-Qur’an mengkhususkan pemilik khasyyatulla>h ini kepada ulama’, yaitu orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah. Dengan adanya khasyyatulla>h, seseorang akan senantiasa memperbaharui taubat, menahan hawa nafsu, beramal saleh, menjalin ikatan sosial, dan menghidupkan masjid semakin makmur. Oleh karena itu, upaya menciptakan masyarakat yang harmonis untuk selalu dekat dan takut kepada Allah hanya dapat dicapai melalui tasawuf kolektif.
Pemahaman Hadis Yusuf al-Qardhāwy: Telaah atas Kaidah al-Tamyīz Bayna al-Wasīlah al-Mutaghayyirah wa al-Hadhf al-Thābit Zulfikar, Eko
Islamika Inside: Jurnal Keislaman dan Humaniora Vol 5 No 2 (2019): DESEMBER
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/islamikainside.v5i2.65

Abstract

Abstract: As the second legacy of Islamic teachings after the al-Qur’an, hadith is a set of teachings that provide various guiding solutions to navigate the dynamics of life. It is very reasonable if comprehending the hadith comprehensively is very necessary to find the meaning of a hadith based on the development and demands of the times. This paper discusses the construction of the understanding hadith offered by Yusuf al-Qardhawy in the book Kayfa Nata’amal ma’a al-Sunnah al-Nabawiyyah. From several methods offered by al-Qardawy in the book, the author specifies on one of his rules, namely al-Tamyiz Bayna al-Wasilah al-Mutaghayyirah wa al-Hadhf al-Thabit. By reading it from the perspective of constructivism, purely library research and analysis of intercontextual data, it is found that understanding in addition to al-Qardhawy in using this rule always relates hadith with something current and always up to date, he also tries to apply it to elastic traditions of regional conditions and open to the times.