Roland Martin Simatupang
Unknown Affiliation

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH CAMPURAN KADAR BOTTOM ASH DAN LAMA PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP LENDUTAN PADA BALOK Novianto, Muhadi Wiji; S, Ristinah; Simatupang, Roland Martin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561 KB)

Abstract

Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang merupakan campuran heterogen antara agregat kasar dan agregat halus dengan pengikat semen dan air yang dalam proses pencampurannya mengalami proses pengerasan atau hidrasi dalam kurun waktu tertentu. Pada umumnya elemen – elemen pokok pada konstruksi bangunan terutama kolom, balok dan plat yang dibuat dengan beton. Dari sisi ekonomis, selain mudah dibuat dan mudah dibentuk, bahan beton juga memiliki keunggulan lain yaitu agregat pengisi pasir dan kerikil atau batu pecah sangat berlimpah di alam sehingga mudah didapat. Dari segi kekuatan, bahan beton memiliki kekuatan tekan yang sangat tinggi, artinya beton sangat ideal untuk menerima beban tekan. Lendutan merupakan fungsi dari pembebanan dan kekakuannya. Perilaku hubungan beban dan defleksi pada balok beton bertulang pada dasarnya dapat diidealisasikan menjadi bentuk trilinier. Bentuk trinlinier tersebut membagi kondisi lendutan menjadi tiga bagian yaitu daerah I sebagai kondisi elastis, daerah II sebagai kondisi kemampuan layan/serviceability, dan daerah III sebagai kondisi plastis. Daerah serviceability merupakan daerah yang dibatasi dengan terjadinya retak pertama pada beton hingga pada pembebanan 70% beban maksimum yang mampu ditahan balok. Pada penelitian lendutan balok digunakan benda uji balok beton bertulangan dengan dimensi 70 mm x 100 mm x 1100 mm, dan benda uji silinder 150 mm x 300mm untuk uji kuat tekan. Benda uji balok dan silinder dibuat dengan variasi bottom ash sebagai pengganti agregat halus sebesar 0%, 10%, 20%, dan 25%. Data lendutan diperoleh dengan pembacaan dial gauge pada setiap pembebanan.. Berdasar penelitian didapatkan nilai kuat tekan beton bottom ash lebih rendah dibanding kuat tekan beton normal. Menurunnya kuat tekan beton berpengaruh pada lendutan yang terjadi. Untuk nilai beban yang sama lendutan balok beton bottom ash sedikit lebih besar dibanding balok beton normal.Kata kunci: bottom ash, agregat halus, lendutan, balok
Effectiveness Of Stone Columns As Countermeasure For Liquefiable Sandy Soil Stratum With Silt Intralayers Simatupang, Roland Martin; Chen, Huei- Tsyr; Lee, Chung- Jung
Rekayasa Sipil Vol 9, No 2 (2015)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.558 KB)

Abstract

Numerical simulation was used to investigate effectiveness of stone column as countermeasure for liquefiable sandy soil stratum with silt intralayers. One finite element model of sand and two models for silt cases were subjected to two different stone column areas. The use of stone columns can delay and reduce the accumulation of excessive pore water pressure; although in some cases liquefaction still cannot be avoided. Stone column increases the stiffness of the sand area and able to reduces the ground settlement; however this benefit decreases as the more silt intralayers exist in the stratum.
KEKUATAN LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON DAN BATA RINGAN TULANGAN BAMBU DENGAN VARIASI TINGGI BATA RINGAN Prasetyo, Ferry Singgih; Dewi, Sri Murni; Simatupang, Roland Martin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.604 KB)

Abstract

Teknologi beton ringan sangat dibutuhkan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, terutama pada gedung-gedung pencakar langit yang menghendaki berat sendiri yang kecil guna meminimalkan daya impact akibat beban gempa. Penelitian kemudian didesain dengan dua variable tinggi bata ringan yaitu 6,5 cm dan 8,5 cm, serta dengan mutu beton rencana 25 MPa. Benda uji memiliki dimensi 200 x 16 x 20 cm, sedangkan bata ringan yang digunakan memiliki dimensi 50 x 8 x 8,5 cm. Dalam proses pengujian, balok diletakkan di atas dua tumpuan sederhana dengan beban terpusat dibagi menjadi dua titik ntuk mendapatkan kapasitas lentur murni. Dialgauge diletakkan di kedua sisi untuk mengetahui lendutan yang terjadi.Berdasarkan pengujian diperoleh tinggi bata ringan 8,5 cm memiliki berat volume yang lebih kecil dibandingkan balok komposit dengan tinggi 6,5 cm. Balok komposit dengan tinggi bata ringan 6,5 cm mampu menahan beban 2476 kg, sedangkan balok komposit dengan tinggi bata ringan 8,5 cm mampu menahan beban 2537 kg. Dengan menggunakan metode conjugate beam dan mengambil beban pada saat kondisi elastis, maka didapatkan tinggi bata ringan 6,5 cm memiliki lenduta 0,858 mm dan tinggi bata ringan 8,5 cm memiliki lendutan 0,972 mm. Balok komposit dengan tinggi bata ringan 6,5 cm, memiliki kekakuan 519,23 kg/mm sedangkan balok komposit dengan tinggi bata ringan 8,5 cm memiliki kekakuan 605,23 kg/mm. Sedangkan berdasarkan pengamatan pola retak, tidak ada pengaruh yang signifikan akibat variasi tinggi bata ringan. Kata kunci: balok, komposit, bata ringan, kuat lentur.
INTERAKSI KEKUATAN LENTUR DAN BERAT VOLUME PELAT BETON RINGAN TUMPUAN TERKEKANG BERTULANGAN BAMBU Robertus, Aristo Yonghy; Dewi, Sri Murni; Simatupang, Roland Martin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1224.667 KB)

Abstract

Kontribusi massa pelat yang cukup besar dalam suatu struktur perlu dikurangi, yaitu dengan menggunakan teknologi beton ringan dimana komposisi material baja tarik digantikan dengan tulangan bambu. Beton ringan memiliki modulus Elastisitas (E) kecil sehingga defleksinya lebih besar dari beton konvensional, maka untuk memperkaku struktur dilakukan pengekangan pada tumpuannya. Percobaan dilakukan dengan dua jenis spesimen, yaitu pelat beton ringan satu arah dengan rasio tulangan minimum (ρmin) dan 0,5 rasio tulangan maksimum (0,5 ρmaks). Ukuran benda uji 100x80x5 cm, perbandingan komposisi beton 1:3:1 dengan kuat tekan 32 MPa. Penelitian dilakukan dengan memberikan beban terpusat pada tengah bentang bertahap hingga pelat runtuh. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah berat volume pelat, beban maksimum (Pu) dan lendutan (Δ) yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benda uji pelat dengan 0,5 ρmaks mampu menahan beban lebih besar daripada ρmin. Pelat dengan 0,5 ρmaks memiliki lendutan dan berat jenis yang lebih kecil dan kekakuan yang lebih besar dibanding pelat dengan ρmin. Pelat dengan tumpuan terkekang memiliki keandalan yang lebih dalam menahan beban vertikal dibanding tanpa kekangan. Diperoleh selisih beban vertikal maksimum (Pu) lebih dari  25% dan pada kondisi elastis terdapat selisih lendutan (Δ) sebesar 25%. Kata kunci: Pelat, Tulangan Bambu, Berat Jenis, Beban Maksimum, Kekakuan.
PERILAKU LENTUR DAN POLA RETAK DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI AKIBAT BEBAN LATERAL SIKLIK Aldian, Farli; Wibowo, Ari; Simatupang, Roland Martin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada umumnya batu bata adalah material yang paling sering digunakan dalam membuat dinding pada bangunan. Namun, dengan kemajuan pada bidang teknologi infrastruktur  ztelah muncul lagi salah satu jenis dinding yang dapat dijadikan alternatif dalam pembangunan, yaitu dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi (PJKB-3D) yang terdiri dari shotcrete, wiremesh, dan expanded polystyrene (EPS). Pada aplikasinya diawalmaterial ini digunakan sebagai komponen struktural yang menahan beban lateral tetapi informasi serta literatur mengenai perilaku dari PJKB-3Dmasih sulit ditemukan. Pada penelitian terdapat 2 (dua) variasi dinding yaitu M4 dan M8. Setiap variasi terdapat 3 (tiga) benda uji dengan ukuran 900 x 600 mm, f’c ± 21 MPa dan rasio perbadinga tinggi dan lebar sebesar 1,5. Penelitian dilakukan dengan memberikan beban lateral siklik dari dua arah sampai dinding mengalami kegagalan dengan kontrol pada defleksi. Data yang dihasilkan dari eksperimen adalah beban dan perpindahan untuk setiap siklus. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa dinding dengan M4 dan M8 memiliki kapasitas rata-rata beban lateral tidak jauh berbeda tetapi mekanisme kegagalan yang terjadi pada dinding dengan RWC4 adalah lentur geser sedangkan M8 mengalami kegagalan penetrasi leleh. Kata Kunci:lentur, mekanisme keruntuhan,  dinding panel,  siklik.
ANALISIS KUAT GESER STRUKTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG HOLLOW CORE PADA TENGAH PENAMPANG BALOK Pambudi, Aji Kukuh; Dewi, Sri Murni; Simatupang, Roland Martin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (757.06 KB)

Abstract

Balok yang dilubangi dan diberi styrofoam akan memiliki berat yang lebih ringan. Maka dari itu penelitian ini berfungsi untuk mendapatkan balok yang memiliki berat  yang  lebih  ringan  dari  yang  sewajarnya  yaitu  dengan  cara  memberi perlakuan  terhadap balok yang dilubangi secara horizontal pada badan  balok. Pengujian dilakukan untuk mencari beban maksimum yang dapat diterima oleh balok. Untuk mengukur berat sendiri digunakan timbangan berkapasitas maksimal 300 kg. Kemudian load shell berfungsi untuk mengetahui beban  maksimum  yang  terjadi.  Balok  beton  bertulang  normal  sebagai  balok kontrol memiliki berat volume sebesar 2038,7 kg/m3 dan mampu menahan beban maksimum   rata – rata sebesar   5725 kg. Pada balok beton bertulang dengan lubang  hollow core ukuran 5 x 10 x 60 cm memiliki berat volume sebesar 2000 kg/m3  dan mampu menahan beban   maksimum sebesar   rata – rata 5475   kg dengan persentase pengurangan pada berat volume terhadap balok kontrol sebesar 1,9 % dan persentase pengurangan kekuatan geser   sebesar 4,37 %. Pada balok beton bertulang dengan lubang hollow  core ukuran 7 x 10 x 60 cm dan 9 x 10 x 60 cm yang memiliki berat volume rata – rata masing-masing sebesar 1922,4 kg/m3  dan   1911,5 kg/m3. Balok ini mampu menahan beban maksimum   rata – rata sebesar 4800 kg untuk balok dengan lubang hollow core ukuran 7 x 10 x 60 cm dan 4850 kg untuk balok dengan  lubang hollow core ukuran 9 x 10 x 60 cm. Persentase pengurangan berat volume terhadap balok kontrol masing - masing sebesar  5,7% dan  6,2% . Untuk persentase pengurangan  kekuatan geser masing – masing sebesar 16,16% dan 15,28%. Dengan demikian dapat dilihat bahwa pengaruh pengurangan volume beton pada balok beton bertulang dengan lubang hollow core dapat mengurangi kekuatan balok untuk menahan kuat geser yang terjadi. Kata kunci : kuat geser, Lubang Hollow Core, balok
STUDI ANALISIS PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTAN Hidayatullah, Billy Wijaya; Simatupang, Roland Martin; Setyowulan, Desy
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (908.89 KB)

Abstract

Jembatan rangka baja canai dingin hanya diperuntukkan untuk pejalan kaki. Jembatan rangka merupakan sebuah jembatan yang terdiri dari batang-batang yang dihubungkan dengan sambungan sendi hingga membentuk rangka segitiga yang akan mengalami tegangan akibat gaya tarik, gaya tekan, atau kadang-kadang keduanya jika terkena beban-beban dinamis. Material baja canai dingin atau cold formed adalah suatu komponen struktur yang terbuat dari lembaran-lembaran baja yang diproses dengan bentuk-bentuk profil tertentu menggunakan proses press-braking atau roll forming. Material baja ringan yang merupakan komponen yang tipis, ringan dan mudah dalam pengerjaan bila dibandingkan dengan material baja biasa (hot rolled). Dalam studi ini akan dilakukan sebuah analisis jembatan rangka dengan material baja ringan canai dingin. Analisis yang akan dilakukan pada studi ini yaitu dengan menggunakan bantuan software SAP 2000. Dalam analisisnya terbatas pada 2 dimensi sehingga analisis yang dilakukan hanya pada struktur rangka batang tanpa ikatan angin dan struktur melintangnya. Terdapat 3 model rangka batang yang dianalisis yaitu struktur jembatan rangka tanpa perkuatan, struktur jembatan rangka dengan perkuatan 50 cm, dan struktur jembatan rangka dengan perkuatan 70 cm. Kata kunci: jembatan rangka, perkuatan sambungan, canai dingin.
ANALISIS VARIASI KONFIGURASI STRUKTUR PORTAL TIGA DIMENSI TERHADAP BEBAN GEMPA Hadinata, Ivan Agus; Nurlina, Siti; Simatupang, Roland Martin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1225.714 KB)

Abstract

Keterbatasan lahan menyebabkan beberapa gedung bertingkat tinggi dibangun dengan bentuk yang tidak sederhana atau ireguler. Bangunan ireguler akan menghasilkan perilaku atau karakteristik yang berbeda ketika mengalami gempa dibandingkan dengan bangunan yang reguler. Pada penelitian ini dilakukan proses analisis dengan metode time history terhadap 3 model bentuk konfigurasi bangunan, yaitu bentuk persegi, persegi panjang, dan segi delapan dengan menggunakan material MDF (Medium Density Fiberboard). Analisis dilakukan menggunakan bantuan software SAP2000 dengan membandingkan beberapa parameter output yang ditinjau dalam 2 arah gempa yaitu arah X dan arah Y. Berdasarkan hasil analisis, bentuk segi delapan menghasilkan perpindahan terbesar daripada bentuk persegi dan persegi panjang. Namun bentuk segi delapan menghasilkan gaya dalam struktur yang lebih kecil daripada 2 model lainnya. Kata kunci: konfigurasi, gempa, time history, MDF, SAP2000
STUDI ANALISIS SAMBUNGAN BALOK-KOLOM DENGAN SISTEM PRACETAK PADA MASJID RAYA AN-NUR POLITEKNIK NEGERI MALANG Arista Putra, Bilayat Bagas; Hidayat, M. Taufik; Simatupang, Roland Martin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (768.121 KB)

Abstract

Pembangunan tiada henti-hentinya untuk terus dikembangkan. Akan tetapi dengan Banyaknya gedung – gedung yang dibangun membuat lahan yang tersedia semakin lama semakin sempit. Oleh karena itu, banyak daerah yang mulai membangun gedung–gedung bertingkat untuk mengatasi kekurangan lahan yang semakin sempit. Pembangunan gedung bertingkat saat ini  sebagian besar masih tetap menggunakan metode beton bertulang konvensional dengan menggunakan bekisting yang dicor di tempat yang akan menelan biaya lebih mahal karena membutuhkan banyak sekali bekisting serta akan memakan waktu yang lebih lama. Akan tetapi sekarang ada trobosan baru untuk mengurangi penggunaan bekisting yang banyak dan mengurasi lamanya durasi pengerjaan, yaitu dengan menggunakan metode pracetak yang dibuat di pabrik atau di lokasi proyek kemudian dirakit. Konsep pembangunan mengacu ke dalam SNI 03-2847-2002 dan SNI 03-1726-2002 sehingga acuan kedua peraturan tersebut akan didapatkan struktur yang tahan gempa, efektif, dan efisien. Dalam studi ini merupakan analisis Masjid Raya An Nur Politeknik Negeri Malang dengan zona gempa 4 yang di rencanakan kembali dengan menggunakan metode pracetak. Dari hasil studi didapatkan bahwa dimensi balok induk berukuran 30 cm x 60 cm dengan tulangan lentur digunakan D25 dan tulangan geser ∅ 10 harus memenuhi syarat aman terhadap kapasitas momen yang ada. Untuk struktur kolom lantai 1 hingga lantai 4 berukuran 80cm x 80 cm dengan menggunakan tulangan lentur D19 dan tulangan geser ∅ 10 harus bisa menahan berat beban yang ada diatasnya. kata kunci : Pracetak, sambungan, balok-kolom
PENGARUH POLA TULANGAN GESER BAMBU PADA PENGUJIAN GESER-LENTUR BALOK Amelia, Renny; Simatupang, Roland Martin; Nuralinah, Devi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (942.847 KB)

Abstract

Penelitian penggunaan tulangan bambu sebagai pengganti tulangan baja pada beton sudah banyak dilakukan.Morisco (1999) merupakan salah satu peneliti yang menyelidiki bahwa bambu dapat digunakan sebagai pengganti tulangan baja karena mempunyai kekuatan tarik yang tinggi mendekati baja struktur. Pada penelitian ini akan dianalisis pengaruh tulangan geser bambu pilin dan tidak dipilin terhadap nilai kuat geser, beban maksimum balok dan lendutan. Untuk tulangan bambu pilin digunakan dimensi 0,4 cm x 0,4 cm yang dibentuk berdasarkan pola pilinan terbaik dari hasil uji pull out. Untuk tulangan geser bambu tidak dipilin menggunakan dimensi 0,5 cm x 1 cm. Tulangan utama balok menggunakan tulangan baja dengan diameter 8 mm. Balok yang akan diuji berdimensi 18 cm x 20 cm x 100 cm dengan jenis pembebanan Two Point Loading, jarak antar tumpuan 80 cm, dan rasio a/d yaitu 1 < a/d < 2,5. pengujian balok dilakukan setelah usia balok 10 hari. Hasil pengujian kuat geser yang dihasilkan oleh benda uji balok dengan menggunakan tulangan geser bambu tidak dipilin sebesar 13800 kg dan 14500 kg , dan benda uji balok dengan menggunakan tulangan geser bambu pilin sebesar 5400 kg dan 9400 kg. Dapat disimpulkan bahwa tulangan geser bambu memiliki peran dalam meningkatkan nilai kuat geser selain dari kuat geser dari beton sendiri.Pola retak akibat pembebanan yang dialami keseluruhan balok adalah retak geser-lentur. Kata kunci: Tulangan Geser Bambu, Bambu Pilin, Kuat Geser, Pola Retak