Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FERMENTASI OHMIC KOPI HS BASAH TERHADAP AROMA DENGAN PENAMBAHAN ENZIM BROMELIN Henny Poerwanty; Erna Halid
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 9 No 1 (2020): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/agro.v9i1.96

Abstract

Penelitian ini bertujuan : (1) mengetahui pengaruh suhu dan lama fermentasi (2) mengetahui pengaruh enzim bromelin terhadap aroma biji kopi. Proses fermentasi biji kopi menggunakan teknologi ohmic dengan penambahan ekstrak nanas. Perlakuan yang digunakan pada fermentasi dengan teknologi ohmic yaitu suhu ( 35°C dan 45°C) dan lama fermentasi (6, 12, dan 18 jam). Parameter pengamatan meliputi pH, kandungan kafein, dan organoleptik. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pada fermentasi biji kopi dengan teknologi ohmic pada suhu 35°C dan lama fermentasi 12 jam mendapatkan kadar kafein (1,6% ) menjadi (0.047% ) dan pada suhu 35°C dan lama fermentasi 12 jam didapatkan nilai pH (4.81). Sedangkan pada suhu 45°C dengan lama fermentasi 6 jam mendapatkan nilai kafein yang tinggi yaitu (0.147%) dan pada suhu 45°C dengan lama fermentasi 18 jam didapatkan nilai pH (5,83). Deskripsi organoleptik pada atribut aroma dengan suhu 35°C dan lama fermentasi 12 jam mendapatkan rata-rata skor pada fruity (3.96), caramel (4.52) dan chocolate (3.82) sedangkan pada suhu 45°C dan lama fermentasi 12 jam mendapatkan rata-rata skor pada fruity (3.26), caramel (4.16) dan chocolate (4.16). Deskripsi organoleptik pada atribut rasa suhu 35°C dan lama fermentasi 12 jam mendapatkan rata-rata skor body (4.94) dan bittness (3,7) dan pada suhu 45°C dan lama fermentasi 12 jam mendapatkan rata-rata skor body (3.49) dan bittness (3.49). Fermentasi biji kopi dengan teknologi ohmic sangat efektif digunakan karena dapat memberikan sistem pemanasan yang relatif seragam dan merata.
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYANGRAIAN (Roasting) TERHADAP TOTAL ASAM KOPI ARABIKA Henny Poerwanty; Andi Nur Fadliah; Alfian Alfian; Nildayanti Nildayanti; Syahruni Thamrin
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 9 No 2 (2020): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/agro.v9i2.221

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu penyangraian terhadap total asam kopi yang dihasilkan dari beberapa metode pengolahan. Pengolahan buah kopi dilakukan dengan tiga pengolahan yaitu pengolahan basah (fermentasi dalam air selama 12 jam), pengolahan kering (tanpa fermentasi) dan fermentasi menggunakan teknologi Ohmic (OHM) dan dengan penambahan ekstrak nenas. Kopi hasil fermentasi dikeringkan hingga kadar air sekitar 11% bb kemudian disangrai pada tiga tingkat penyangraian light (193oC) dengan waktu 10 menit, medium (203oC) dengan waktu 8 menit, dan dark (213oC) selama 7 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kopi yang diperoleh dari penyangraian pada tingkat medium kandungan kafein tertinggi pada pengolahan kering dengan total kafein 0,119%, kemudian diikuti pengolahan basah dengan total kafein 0,087%, dan kadar kafein terendah diperoleh dari kopi yang difermentasi menggunakan teknologi Ohmic dengan penambahan ekstrak nenas yaitu 0,047%. Kandungan total asam tertinggi diperoleh dari kopi yang di fermentasi dengan menggunakan teknologi Ohmic dengan penambahan ekstrak nenas dengan kandungan total asam 0,0034%, diikuti pada pengolahan basah 0,0033%, dan total asam terendah diperoleh dari pengolahan kering dengan total asam 0,0032%. Atribut aroma yang dihasilkan pada tingkat penyangraian medium memberikan aroma chocolate, caramel, fruity, dan earty. Sedangkan pada citarasa seduhan kopi meberikan rasa yang seimbang antara sweetness, acidity, bitteness, dan body yang tebal yang disukai oleh panelis.
Introduksi Tanaman Indigofera Pada Sistem Agroforestry Sebagai Sumber Pakan Ternak KTH di Desa Anabanua Kabupaten Barru Muhammad Kadir; Erna Halid; Andi Ayu Nurnawati; Syatrawati; Nildayanti; Henny Poerwanty
AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 6 : Juli (2023): AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : CV. Multi Kreasi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The potential of Anabanua Village as one of the villages given access to Community Forest Management (CFM) to cultivate the Agroforestry system and also Livestock Development, has a problem of providing natural food sources. The utilization of elephant grass is no longer sufficient, especially in the dry season which is prone to drought. Feed plants that are able to substitute and enrich (diversify) existing feed source plants are needed. Indigofera sp is a food crop that is rich in benefits and has the main advantage of being tolerant to drought stress, so activities are carried out to provide knowledge and skills and obtain added value by planting Indigofera plants in the community Agroforestry system. Activities are carried out to provide the ability to multiply, plant and maintain Indigofera plants as a source of food in the form of counseling and training as well as direct planting of Indigofera plants on the land of forest farmer groups (FFG).