Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

INVENTARISASI HAMA DAN PENYAKIT PADA PERTANAMAN KOPI ORGANIK Sri Muliani; Nildayanti Nildayanti
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 7 No 2 (2018): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.066 KB) | DOI: 10.51978/agro.v7i2.63

Abstract

Percobaan bertujuan untuk mengetahui jenis hama dan penyakit, gejala serangan serta tingkat serangan hama dan penyakit yang menyerang pada tanaman kopi organik di desa Bolokan, Lembang Tiroan, Kecamatan Bittuang, Kabupaten Tana Toraja. Wilayah yang menjadi sampel pengamatan adalah Wilayah Asri, Barakai dan Citra. Pengamatan dilakukan pada 150 pohon sampel yang ditetapkan secara diagonal. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jenis hama yang ditemukan adalah PBKo penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei) dengan kategori serangan berat dan kutu hijau (Coccus viridis) dengan kategori serangan ringan. Jenis penyakit yang ditemukan adalah karat daun (Hemileia vastatrix) dengan kategori serangan berat dan jamur upas (Upasia salmonicolor) dengan kategori berat
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA VARIETAS JAGUNG PULUT LOKAL (waxy corn) SULAWESI SELATAN PADA PEMBERIAN TRICHOKOMPOS junyah leli isnaini; Sri Muliani; Nildayanti Nildayanti
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 8 No 2 (2019): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.468 KB) | DOI: 10.51978/agro.v8i2.68

Abstract

Lima varietas jagung pulut lokal Sulawesi Selatan ini adalah varietas (famili) terpilih dari pembentukan populasi dasar jagung pulut local. Penelitian bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi lima varietas jagung pulut lokal Sulawesi Selatan terhadap pemberian berbagai dosis Trichokompos. Bahan yang akan digunakan pada penelitian ini; benih jagung pulut 5 varietas lokal (Bulukumba, Bone, Gowa, Takalar, Barru), dan trichokompos. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan percobaan yang didesain dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dalam faktorial 2 faktor yaitu; faktor pertama adalah varietas terdiri atas 5 taraf ( v1, v2, v3, v4, v5) dan faktor ke dua adalah dosis trichokompos terdiri atas 3 taraf (t1, t2, t3,). Setiap perlakuan diulang 2 kali sehingga terdapat 30 plot pengamatan. Hasil penelitian diperoleh Jagung pulut varietas lokal Barru, Bulukumba, dan Gowa menunjukkan pertumbuhan terbaik pada pemberian dosis trichokompos 3,60 kg/plot (25 ton.ha-1) pada parameter tinggi tanaman dan tinggi letak tongkol. Jagung Pulut varietas lokal Bulukumba pada pemberian dosis trichokompos 3,60 kg/plot (25 ton.ha-1) menunjukkan produksi tertinggi (4,70 ton/ha) namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYANGRAIAN (Roasting) TERHADAP TOTAL ASAM KOPI ARABIKA Henny Poerwanty; Andi Nur Fadliah; Alfian Alfian; Nildayanti Nildayanti; Syahruni Thamrin
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 9 No 2 (2020): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/agro.v9i2.221

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu penyangraian terhadap total asam kopi yang dihasilkan dari beberapa metode pengolahan. Pengolahan buah kopi dilakukan dengan tiga pengolahan yaitu pengolahan basah (fermentasi dalam air selama 12 jam), pengolahan kering (tanpa fermentasi) dan fermentasi menggunakan teknologi Ohmic (OHM) dan dengan penambahan ekstrak nenas. Kopi hasil fermentasi dikeringkan hingga kadar air sekitar 11% bb kemudian disangrai pada tiga tingkat penyangraian light (193oC) dengan waktu 10 menit, medium (203oC) dengan waktu 8 menit, dan dark (213oC) selama 7 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kopi yang diperoleh dari penyangraian pada tingkat medium kandungan kafein tertinggi pada pengolahan kering dengan total kafein 0,119%, kemudian diikuti pengolahan basah dengan total kafein 0,087%, dan kadar kafein terendah diperoleh dari kopi yang difermentasi menggunakan teknologi Ohmic dengan penambahan ekstrak nenas yaitu 0,047%. Kandungan total asam tertinggi diperoleh dari kopi yang di fermentasi dengan menggunakan teknologi Ohmic dengan penambahan ekstrak nenas dengan kandungan total asam 0,0034%, diikuti pada pengolahan basah 0,0033%, dan total asam terendah diperoleh dari pengolahan kering dengan total asam 0,0032%. Atribut aroma yang dihasilkan pada tingkat penyangraian medium memberikan aroma chocolate, caramel, fruity, dan earty. Sedangkan pada citarasa seduhan kopi meberikan rasa yang seimbang antara sweetness, acidity, bitteness, dan body yang tebal yang disukai oleh panelis.
PENYIRAMAN MEDIA TANAM SAMBUNG PUCUK KOPI (Coffea sp) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PGPR Kafrawi kafrawi; Raihan Arif; Andi Muh Siddiq A Kahrir; Nildayanti Nildayanti; Zahraeni Kumalawati; Suriansyah Suriansyah
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 9 No 2 (2020): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/agro.v9i2.227

Abstract

The aim of this experiment was to determine the best PGPR concentration to support coffee shoot grafting. The experiment was carried out in the form of a completely randomized design (CRD) consisting of 4 treatments, namely without PGPR or control K0 (concentration 0 ml L-1 water), K1: 10 ml, L-1 water, K2: 20 ml L-1 water, and K3: 30 ml. L-1 water is given to each polybag. Each treatment had 4 replications so that there were 16 experimental units. The results showed that giving PGPR with a concentration of 30 ml L-1 of water to shoot grafts gave the best results on shoot height and shoot diameter growth. Whereas at a concentration of 10 ml.L-1 water gave the best effect on the increase in the number of leaves of coffee shoot grafting seeds.
Pengenalan teknik refugia untuk mengendalikan hama tanaman pada kelompok tani di Desa Pitusunggu, Kabupaten Pangkep Sri Muliani; Zahraeni Kumalawati; Nildayanti Nildayanti; Raihan Arif
JatiRenov: Jurnal Aplikasi Teknologi Rekayasa dan Inovasi Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/jatirenov.v1i1.384

Abstract

Teknik refugia merupakan salah satu teknik pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dengan memanfaatkan tanaman hias yang ditanam di pinggiran sawah atau pertanaman untuk menarik serangga predator dan parasitoid. Manfaat refugia sebagai area konservasi musuh alami di sawah yaitu sebagai tanaman perangkap hama, tanaman penolak hama, tempat berlindung, menarik musuh alami untuk hidup dan berkembangbiak di area tersebut karena menyediakan sumber nutrisi dan energi seperti nektar, serbuk madu dan embun madu yang dibutuhkan oleh musuh alami sehingga kehadiran musuh alami dapat menyeimbangkan populasi hama pada batas yang tidak merugikan. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan pada bulan April-November 2021 di Desa Pitusunggu, Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkep. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan teknik refugia kepada kelompok tani Pita Aksi yang mengusahakan pertanian secara organik, sebagai salah satu teknik pengendalian hama tanaman yang ramah lingkungan. Pelaksanaan kegiatan ini terdiri atas sosialisasi dan penyuluhan tentang teknik refugia serta demonstrasi plot penanaman tanaman refugia di lahan pertanaman. Setelah mengikuti kegiatan sosialisasi, penyuluhan dan demonstrasi plot masyarakat tani jadi paham bahwa tanaman yang bunganya cerah dapat berfungsi sebagai refugia dan penanaman tanaman refugia sebaiknya ditanam sebelum tanaman utama agar dapat dimanfaatkan sebagai tempat berlindung dan berkembangnya musuh alami dan serangga penyerbuk.