Siswanti Siswanti
Program Studi Teknik Kimia, FTI,UPN “Veteran” Yogyakarta Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Condongcatur, Yogyakarta 55283

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

IbM Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian Univet Bantara Sukoharjo Tari, A. Intan Niken; Hartati, Sri; Siswanti, Siswanti; Suparjono, Suparjono; Suharno, Suharno
WIDYATAMA Vol 20, No 2 (2011)
Publisher : WIDYATAMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IbM Mahasiswa Teknologi Hasil  Pertanian Univet Bantara Sukoharjo A.     Intan Niken Tari, Sri Hartati, Siswanti, Suparjono, Suharno Fak. Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara  SukoharjoJl. Letjen S. Humardani No. 1 Kampus Jombor Sukoharjo 57521Tel +62-271-593156,fax. +62-0271-591065 Abstract Soft skill  merupakan kemampuan non teknis yang intangible (tidak terlihat) namun sangat diperlukan, salah satunya jiwa kewirausahaan. Bagi mahasiswa THP angkatan baru (2011) jiwa kewirausahaan penting ditanamkan agar lebih siap dan mandiri dalam menghadapi perkuliahan. Sedangkan bagi mahasiswa THP angkatan 2008, 2009 dan 2010, penanaman jiwa kewirausahaan penting dilakukan untuk tujuan :  memperpendek masa tunggu setelah lulus , mempertinggi  daya serap dunia kerja terhadap lulusan dan meningkatkan kemampuan menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri dan orang lain. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah : menanamkan pentingnya pengembangan soft skill melalui jiwa kewirausahaan kepada mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian. Kegiatan dimulai dengan pretest, diikuti  penyampaian  materi/ teori dengan metode ceramah/diskusi tentang pengembangan soft skill dan motivasi berwirausaha di bidang bakery, dilanjutkan dengan pelatihan kewirausahaan dengan metode baking visit dan baking class ke perusahaan Roti Ganep,  praktek dan pendampingan kewirausahaan dengan memproduksi roti kering selama 1 bulan dan diakhiri dengan post test. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman peserta tentang pengembangan soft skill dan motivasi berwirausaha di bidang bakery  sebesar 62,5%. Dari praktek kewirausahaan dengan produksi roti kering selama 1 bulan, dapat disimpulkan bahwa produksi roti kering merupakan kegiatan kewirausahaan yang menjanjikan secara ekonomi, dengan modal Rp 250.000, dapat untung Rp 36.000, PPC 6,9 bulan dan B/C ratio 1,11 Kata-kata kunci :   Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian, Iptek bagi masyarakat 
KARAKTERISTIK SIFAT FISIK DAN KIMIA FORMULASI TEPUNG KECAMBAH KACANG-KACANGAN SEBAGAI BAHAN MINUMAN FUNGSIONAL Saputro, Destian Hargo; Andriani, M.A Martina; Siswanti, Siswanti
Jurnal Teknosains Pangan Vol 4, No 1: Januari 2015
Publisher : Jurnal Teknosains Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisik dan kimia, serta aktivitas antioksidan formulasi tepung kecambah kacang-kacangan sebagai bahan minuman fungsional. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu perbedaan jenis bahan baku (kacang kedelai, kacang komak, dan kacang tolo) terhadap karakterisitk fisik dan kimia tepung kecambah kacang-kacangan. Hasil penelitian menunjukkan tepung kecambah kacang kedelai memiliki rendemen sebesar 20,833%, kadar air 7,447%, kadar protein 36,050%, kelarutan 26,066%, daya serap 2,883%, dan aktivitas antioksidan 23,683%. Tepung kecambah kacang komak memiliki rendemen 31,417%, kadar air 7,263%, kadar protein 23,933%, kelarutan 25,2305, daya serap 2,983%, dan aktivitas antioksidan 22,128%. Tepung kecambah kacang tolo memiliki rendemen 27,5%, kadar air 6,774%, kadar protein 22,315%, kelarutan 30,794%, daya serap 2,967%, dan aktivitas antioksidan 13,370%. Kata Kunci : kacang kedelai, kacang komak, kacang tolo, tepung kecambah, minuman fungsional
KAJIAN KARAKTERISTIK SENSORIS DAN KIMIA BUBUR INSTAN BERBASIS TEPUNG MILLET PUTIH (Panicum miliceum L.) DAN TEPUNG KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.) Anandito, R. Baskara Katri; Siswanti, Siswanti; Kusumo, Dewi Tri
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 9, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.293 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v9i2.12848

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menentukan formula bubur instan berbasis tepung millet putih dan tepung kacang merah berdasarkan sifat sensoris dan menentukan sifat kimia bubur instan formula terpilih. Bubur instan dibuat dari tepung millet putih (Panicium milaceum L), tepung kacang merah (Phaseolus vulgaris L.), susu bubuk, gula, dan garam. Pemilihan formula terpilih berdasarkan sifat sensoris terhadap lima atribut mutu, yaitu warna, aroma, rasa, tekstur, dan keseluruhan. Selanjutnya, dilakukan analisa proksimat dan nilai kalori pada bubur instan formula terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula terpilih bubur instan berdasarkan sifat sensoris adalah 39.59 % tepung millet putih, 31.25 % tepung kacang merah, 17.71 % susu bubuk, 10.41 % gula halus, dan 1.04 % garam. Sedangkan komposisi kimia bubur instan formula terpilih kadar air 5.46 %, kadar abu 4,12 %, kadar lemak 5,42 %, kadar protein 10.73 % , dan kadar karbohidrat 74.27 %. Nilai kalori setiap 48 gram adalah 205.38 kkal.Kata Kunci : bubur instan, tepung millet putih, tepung kacang merah, sifat sensoris, komposisi kimia
KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN SENSORI COOKIES BERBAHAN DASAR TEPUNG KOMPOSIT UWI (Dioscorea alata), KORO GLINDING (Phaseolus lunatus) DAN TEPUNG TERIGU Kurniawan, Junjung Agung; Anandito, R. Baskara Katri; Siswanti, Siswanti
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 11, No 1 (2018): Februari
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.779 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v11i1.29090

Abstract

Functional food is processed foods containing one or more food components having certain physiological functions beyond their basic functions, proven not harmful and beneficial to health. Sources of functional food are found in local food as yam and lima beans. Yam and lima beans has a high water content that is not durable, then made a handler that is used as composite flour. Along with the development of snack products such as pastries are increasingly varied, then necessary to develop new products to improve the quality of existing products both in terms of nutritional content and appearance. This research to determine the effect of composite versus formulation on physical, chemical and sensory characteristics of cookies. This research use Completely Randomized Design (CRD) with one factor, that is variations of composite flour with wheat flour (F1= 0:100; F2= 20:80; F3= 40:60; F4= 60:40; F5= 80:20) (%b/b). The results of this research indicate that there are significantly different results on physical characteristics (texture), chemistry (moisture content, ash content, carbohydrate content, coarse fiber, calories and antioxidant activity) and sensory (color, taste and overall). The best formulation is F2 with the compositions (20% composite flour, fine granulated sugar 30 g, margarine 30 g, butter 7 g, vanilli 0,2 g, egg whites 25 g, egg yolk 7 g, cream of tar-tar 0,4 g, skim milk 14 g, salt 0,8 g, baking soda 0,2 g)Fungsional Food, Yam, Lima Beans, Composite Flour, Cookies
Faktor Risiko Lingkungan Kejadian Kusta Siswanti, Siswanti; Wijayanti, Yuni
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 2 No 3 (2018): HIGEIA
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v2i3.23619

Abstract

Abstrak Jumlah penderita kusta di kota Semarang pada tahun 2017 sebanyak 68 dan di Puskesmas Bandarharjo sebanyak 33 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko lingkungan dengan kejadian kusta di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo tahun 2018. Penelitian dilakukan pada Mei 2018. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan kasus-kontrol. Besar sampel masing-masing kelompok adalah 29 responden, diambil dengan teknik purposive sampling. Data diolah menggunakan uji chi-square dan regresi logistik. Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara ketinggian lantai (p-value= 0,008), kepadatan hunian kamar (p-value= 0,002), luas ventilasi (p-value= 0,015), kebiasaan membuka jendela (p-value= 0,032), jenis lantai (p-value= 0,007), jenis dinding (p-value= 0,004), riwayat kontak serumah (p-value= 0,002) dan status ekonomi (p-value= 0,002) dengan kejadian kusta. Ketinggian lantai, kepadatan hunian kamar kamar, luas ventilasi rumah, kebiasaan membuka jendela rumah, jenis lantai, jenis dinding, riwayat kontak serumah dan status ekonomi merupakan faktor risiko kejadian kusta di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo.  Abstract The number of leprosy patients in the city of Semarang in 2017 was 68 cases and at Bandarharjo Health Center was 33 cases. The purpose of this study was to determine the relationship between environmental risk factors with the incidence of leprosy in Bandarharjo Health Center’s work area in 2018. The study was conducted in May 2018. This research was analytic observational with case-control approach. The samples of each case and control groups were 29 taken by purposive sampling. Data were processed using chi-square test and logistic regression. The result shows that there was correlation between floor height (p-value= 0,008), occupancy density (p-value= 0,002), ventilation area (p-value= 0,015), habit of opening window (p-value= 0,032), floor type (p-value= 0,007), type of wall (p-value= 0,004), household contact history (p-value= 0,002) and economic status (p-value= 0,002) with the incidence of leprosy. Floor height, occupancy density, ventilation area, habit of opening window, floor type, type of wall, household contact history and economic status were risk factors of leprosy in Bandarharjo Health Center’s work area.  Keyword : Risk Factors, Environment, Incidence of leprosy
PENGARUH PEMANIS TERHADAP FISIKOKIMIA DAN SENSORIS ES KRIM SARI KEDELAI JERUK MANIS (Citrus sinensis) Alfadila, Rauda; Anandito, R. Baskara Katri; Siswanti, Siswanti
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 13, No 1 (2020): Februari
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.589 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v13i1.40319

Abstract

Es Krim merupakan salah satu jenis makanan beku sebagai hasil dari proses pengadukan dan pembekuan campuran susu dan bahan lainnya. Sari kedelai yang kaya akan protein dapat menjadi alternatif pengganti susu sapi pada es krim. Cita rasa es krim sari kedelai dapat diperbaiki dengan penambahan pemanis dan sari buah. Pemanis diketahui dapat mempengaruhi viskositas, tekstur, rasa, dan overrun es krim. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis pemanis terhadap sifat fisik, kimia, dan sensoris es krim sari kedelai jeruk manis. Rancangan percobaan dalam penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor perlakuan. Variasi pemanis yang digunakan adalah sukrosa 12,5%, kombinasi sukrosa 8,3% fruktosa 4,16%, kombinasi sukrosa 8,3% glukosa 4,16%, dan stevia 1%. Sifat fisik, kimia, dan sensoris yang dianalisis yaitu overrun, resistensi, total padatan terlarut, kadar protein, kadar lemak, total kalori, aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pemanis yang digunakan mempengaruhi sifat fisik dan kimia es krim, namun tidak berpengaruh nyata terhadap sifat sensorinya. Formulasi terbaik adalah F1 yakni es krim sari kedelai jeruk manis dengan pemanis kombinasi sukrosa 8,3% fruktosa 4,16%. Formulasi es krim F1 menghasilkan overrun 41,15%, resistensi pelelehan selama 664,33 detik, total padatan 46oBrix, kadar protein 5,21%, kadar lemak 0,034%, total kalori sebesar 1929,37 kal/g, aktivitas antioksidan 63,87%, serta kadar vitamin C 0,241%. Hasil uji organoleptik F1 secara keseluruhan memperoleh skor kesukaan tertinggi.
Faktor Risiko Lingkungan Kejadian Kusta Siswanti, Siswanti; Wijayanti, Yuni
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 2 No 3 (2018): HIGEIA
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v2i3.23619

Abstract

Abstrak Jumlah penderita kusta di kota Semarang pada tahun 2017 sebanyak 68 dan di Puskesmas Bandarharjo sebanyak 33 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko lingkungan dengan kejadian kusta di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo tahun 2018. Penelitian dilakukan pada Mei 2018. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan kasus-kontrol. Besar sampel masing-masing kelompok adalah 29 responden, diambil dengan teknik purposive sampling. Data diolah menggunakan uji chi-square dan regresi logistik. Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara ketinggian lantai (p-value= 0,008), kepadatan hunian kamar (p-value= 0,002), luas ventilasi (p-value= 0,015), kebiasaan membuka jendela (p-value= 0,032), jenis lantai (p-value= 0,007), jenis dinding (p-value= 0,004), riwayat kontak serumah (p-value= 0,002) dan status ekonomi (p-value= 0,002) dengan kejadian kusta. Ketinggian lantai, kepadatan hunian kamar kamar, luas ventilasi rumah, kebiasaan membuka jendela rumah, jenis lantai, jenis dinding, riwayat kontak serumah dan status ekonomi merupakan faktor risiko kejadian kusta di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo. Abstract The number of leprosy patients in the city of Semarang in 2017 was 68 cases and at Bandarharjo Health Center was 33 cases. The purpose of this study was to determine the relationship between environmental risk factors with the incidence of leprosy in Bandarharjo Health Center’s work area in 2018. The study was conducted in May 2018. This research was analytic observational with case-control approach. The samples of each case and control groups were 29 taken by purposive sampling. Data were processed using chi-square test and logistic regression. The result shows that there was correlation between floor height (p-value= 0,008), occupancy density (p-value= 0,002), ventilation area (p-value= 0,015), habit of opening window (p-value= 0,032), floor type (p-value= 0,007), type of wall (p-value= 0,004), household contact history (p-value= 0,002) and economic status (p-value= 0,002) with the incidence of leprosy. Floor height, occupancy density, ventilation area, habit of opening window, floor type, type of wall, household contact history and economic status were risk factors of leprosy in Bandarharjo Health Center’s work area. Keyword : Risk Factors, Environment, Incidence of leprosy