Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PERAN ASOSIASI Synechococcus sp. TERHADAP PROTEIN DAN PRODUKSI BIJI TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI DOSIS BOKASHI Setia, Abadi Darma; Soedradjad, Raden; Syamsunihar, Anang
Berkala Ilmiah Pertanian Vol 1, No 1: AGUSTUS 2013
Publisher : Berkala Ilmiah Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.529 KB)

Abstract

[ENGLSIH]Seed of soybean is known contained proteins that are good to consume. Soybean is able to live in mutualistic symbiosis with Rhizobium bacteria and non-symbiotic association with photosynthetic bacteria of Synechococcus sp. This bacteria can be a biofertilizer for plants even in unfavorable environmental conditions these bacteria can still contribute nutrients N from N2 fixation in the air. The conducted research aims to study substance of seed protein, and also the plant productions (Glycine max. L. Merill) which is associated with Synechococcus sp. strain Situbondo in various dosages of bokashi. To address this aim, a research was conducted at the Agrotechnopark field Jember University. The research was based on Split-split plot design with two factors, those are bacterium innoculation, and Bokashi rates. The Standard Error of Mean (SEM) was used as different mean test among treatments. The results of this research show that: (1) association of Synechococcus sp. in soybean plant tend to increase seed weight per plant by 34,61% and seed protein by 1,9% only in 0 kg/ha dosages of bokashi, however the effect of Synechococcus sp. was linier with the increasing dosages of bokashi. (2) Dosages of bokashi tend to increase seed protein content and seed weight per plant. Keywords: Glycine; Synechococcus sp.; Bokashi [INDONESIAN] Biji kedelai diketahui memiliki kandungan protein yang baik untuk dikonsumsi. Tanaman kedelai dapat bersimbiosis mutualisme dengan bakteri Rhizobium dan non simbiotik dengan bakteri fotosintetik Synechococcus sp. Bakteri ini dapat menjadi biofertilizer bagi tanaman bahkan dalam kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan bakteri ini masih dapat menyumbang unsur hara N dari hasil fiksasi N2 di udara. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kandungan protein biji serta produksi tanaman kedelai yang berasosiasi dengan bakteri fotosintetik Synechococcus sp. Strain situbondo pada berbagai dosis bokasi. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Agrotechnopark Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan Split Plot dengan dua faktor yaitu faktor bakteri dan faktor bokashi. Nilai rerata masing-masing perlakuan setiap parameter dibandingkan dengan nilai SEM (Standard error of the mean). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Asosiasi Synechococcus sp. pada tanaman kedelai (Glicine max L. Merrill) cenderung meningkatkan berat biji per-tanaman sebesar 34,61% dan protein biji sebesar 1,9% hanya pada dosis 0 kg/ha bokashi, namun pengaruh Synechococcus sp. tidak nyata seiring dengan meningkatnya dosis bokashi. (2) Dosis bokashi cenderung meningkatkan kandungan protein biji serta berat biji per-tanaman. Kata Kunci: Kedelai; Synechococcus sp.; Bokashi   How to citate: Setia AD, R Soedradjad, A Syamsunihar. 2013. Peran asosiasi Synechococcus sp. terhadap protein dan produksi biji tanaman kedelai pada berbagai dosis bokashi . Berkala Ilmiah Pertanian 1(1): 4-6.
PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN TEKNIK BUDIDAYA TERHADAP PRODUKSI PADI DAN IKAN PADA SISTEM MINA PADI Mahmudiyah, Elmy; Soedradjad, Raden
AGRITROP Vol 16, No 1 (2018): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.108 KB) | DOI: 10.32528/agr.v16i1.1552

Abstract

Jajar legowo merupakan teknik budidaya yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam. Penggunaan teknik budidaya jajar legowo cocok dikombinasikan dengan sistem mina padi. Sistem mina padi merupakan cara pemeliharaan ikan disekeliling tanaman padi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk organik dan teknik budidaya terhadap produksi padi dan ikan pada sistem mina padi. Penelitian dilaksanakan di Desa Dahanrejo Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik pada bulan 05 Mei sampai dengan 20 September 2017. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (split plot design) dengan rancangan dasar RAK. Sebagai petak utama (main plot) adalah teknik budidaya terdiri dari 3 taraf yaitu teknik budidaya konvensional (V1), teknik budiaya jajar legowo 2:1 (V2) dan teknik budidaya jajar legowo 3:1 (V3). Sebagai anak petak (sub plot) adalah dosis pupuk organik yang terdiri dari 3 taraf yaitu dosis pupuk organik 0 ton/ha (P0), 10 ton/ha (P1), 15 ton/ha (P2), dan 20 ton/ha (P3). Data penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam dan apabila terdapat hasil yang berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan (1) Hubungan antara teknik budidaya konvensional atau jajar legowo dengan dosis pupuk organik tidak berpengaruh terhadap produksi padi dan ikan pada sistem mina padi. (2) Dosis pupuk organik 20 ton/ha berpengaruh terhadap produktivitas padi sebanyak 6,88 ton/ha. (3) Teknik budidaya tidak berpengaruh terhadap produksi padi dan ikan pada sistem mina padi.
KARAKTER FISIOLOGIS DAN PRODUKSI PADI RATUN YANG DI APLIKASI Synechococcus sp. DAN PUPUK ORGANIK Faizal, Risky; Soedradjad, Raden; Soeparjono, Sigit
AGRITROP Vol 15, No 2 (2017): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (826.868 KB) | DOI: 10.32528/agr.v15i2.1171

Abstract

Produksi beras dalam negeri dari tahun ke tahun terus meningkat, walaupun mempunyai kecenderungan laju pertumbuhan yang melandai. Namun pertumbuhan penduduk Indonesia melaju dengan cepat, yakni 1,49 % per tahun pada periode tahun 1990-2000. Konsumsi domestik beras Indonesia akan terus meningkat walaupun per kapitanya menunjukkan penurunan. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi yang dapat meningkatkan produksi padi. Teknologi yang dapat menjadi pendukung budidaya padi adalah sistem ratun dengan keunggulan menurut Purwoko dan Susilowati (2012) yaitu lebih hemat pemenuhan modal faktor produksi, lebih cepat panen dan bersifat ramah lingkungan. Penelitian ini menggunakan budidaya padi sistem ratun yang menerapkan faktor aplikasi bakteri Synechococcus sp. dan pupuk organik. Penggunaan bakteri Synechococcus sp.bertujuan untuk menekan terjadinya kelemahan budidaya padi sistem ratun yaitu produksi yang menurun. Aplikasi pupuk organik bertujuan untuk mewujudkan produk beras organik yang sehat dan menyesuaikan dengan lahan budidaya penelitian sebagai Lahan Sawah Pertanian Organik Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perlakuan bakteri Synechococcus sp dan dosis pupuk organik 8 kg/petak mampu meningkatkan variabel-variabel karakteristik fisiologis dan produksi padi ratun.
KANDUNGAN FENOLIK DAN FLAVONOID BIJI TANAMAN KEDELAI YANG BERASOSIASI DENGAN Synechococcus sp. DAN DIPUPUK ORGANIK Soedradjad, Raden; Sunihar, Anang Syam
AGRITROP Vol 12, No 1 (2014): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.938 KB) | DOI: 10.32528/agr.v12i1.695

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk organik terhadap kadungan fenolik dan flavonoid biji tanaman kedelai yang diasosiasikan dengan Synechococcus sp. Penelitian dirancang secara acak kelompok yang terdiri atas 2 faktor. Faktor pertama adalah dosis pupuk organik yang terdiri atas 0; 200; 400 dan 800 kg/ha. Faktor kedua adalah inokulasi bakteri yang terdiri atas tidak diinokulasi dan diinokulasi Synechococcu ssp. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak lima kali. Parameter utama yang diamati  adalah kadar total fenolik (mg GAE/100 mg) dengan metode Folin-Ciacalteu (Nantitanon, et.al., 2010) dan kadar flavonoid (mg/g GAE). Nilai rerata masing-masing kombinasi perlakuan dibedakan berdasarkan nilai simpangan baku rata-rata nyataatau SEM (Standard Errror Means). Hasil penelitian menunjukkan bahwain okulasi Synechococcus sp. pada tanaman kedelai dapat meningkatkan kadar total fenolik rata-rata sebesar 78% dan kadar flavonoid sebesar 75%; seiring dengan bertambahnya dosis pupuk organik yang diaplikasikan kedalam media.Kata Kunci : Fenolik, flavonoid, kedelai, pupuk organik, Synechococcus sp.
RESPONS PRODUKSI SORGUM TERHADAP PUPUK NITROGEN PADA POLA TANAM TUMPANGSARI DENGAN KEDELAI [RESPONS OF FERTILIZER NITROGEN ON PRODUCTION OF IN SORGHUM-SOYBEAN INTERCROPPING] Soedradjad, Raden; Zulkifli, Ahmad; Kurniawan, Rahmat
AGRITROP Vol 12, No 2 (2014): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.493 KB) | DOI: 10.32528/agr.v12i2.714

Abstract

Tujuan percobaan adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk nitrogen terhadap produksi tanaman sorgum pada pola tanam tumpangsari dengan tanaman kedelai.Percobaan dirancang dengan pola petak terbagi (split plot design). Petak utama adalah pola tanam yang terdiri dari monokultur sorgum dan tumpangsari sorgum-kedelai.Anak petak adalah dosis pupuk urea yang terdiri atas0; 62,5; 125 dan 187,7 kg urea/ha (atau 0, 25%, 50% dan 75% dari250  urea  kg/ha)  yang  diaplikasikan  pada  umur  sorgum  8  HST.  Parameter  utama  yang  diamati  adalah  laju pertumbuhan tanaman sorgum (g/hari), bintil akar aktif (%) tanaman kedelai yang diamati saat kedelai berumur 40HST, nisbah kesetaraan lahan, dan prakiraan produksi sorgum (t/ha). Nilai rerata perlakuan dibedakan berdasarkan nilai simpangan baku rata-rata nyata atau SEM (Standard Errror Means). Hasil percobaan menunjukkan bahwa pola tanam tumpangsari sorgum-kedelai mampu meningkatkan produksi tanaman sorgum sampai 60% seiring dengan meningkatnya dosis pupuk urea dengan dosis maksimum 75% dari dosis rekomendasi. Kata Kunci : kedelai, sorgum, tumpangsari, urea.
PERANAN Synechococcus sp. SEBAGAI BIOFERTILIZER UNTUK MENINGKATKAN KADAR PROTEIN BIJI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merill) Soedradjad, R
AGRITROP Vol 11, No 1 (2013): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.163 KB) | DOI: 10.32528/agr.v11i1.639

Abstract

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan protein biji kedelai melalui foliar biofertilizer yang aman terhadap lingkungan dan murah harganya, sehingga dapat digunakan untuk usaha pemenuhan protein masyarakat, terutama masyarakat miskin yang masih berjumlah 30.018.930 jiwa. Biji kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati bagi masyarakat Indonesia karena kandungan proteinnya tinggi (sekitar 30,90 g protein per 100 g biji kedelai) dan tidak mengandung kolesterol. Berbeda dengan sumber protein hewani, misalnya daging ayam yang mengandung protein (26%) sekaligus kolesterol sebesar 12,8% (Johnson, et.al., 2008); selain itu harga protein nabati relatif lebih murah daripada protein hewani. Sumber protein nabati masih perlu disosialisasikan secara terus menerus, karena masyarakat Indonesia telah terpola untuk mengkonsumsi karbohidrat lebih banyak daripada konsumsi protein. Hal ini dikarenakan sumber karbohidrat, seperti beras dan umbi, harganya lebih terjangkau dan lebih mengenyangkan lambung manusia daripada sumber protein nabati, seperti kedelai. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Synechococcus sp sebagai foliar biofertilizer dapat meningkatkan kandungan protein biji kedelai sebesar 6,35 persen dan dapat digunakan sebagai sumber protein masyarakat.Kata Kunci : Pupuk hayati, protein, kedelai, dan Synechococcus.
Efek Aplikasi Synechococcus sp. pada Daun dan Pupuk NPK terhadap Parameter Agronomis Kedelai R. Soedradjad; Sholeh Avivi
Indonesian Journal of Agronomy Vol. 33 No. 3 (2005): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.324 KB) | DOI: 10.24831/jai.v33i3.1260

Abstract

Synechococcus sp. is a species photosynthetic bacterium that has symbiotic mutualism with plant.  Research on this field is not many. Foliar application of this bacterium may increase the growth and yield characteristics.  The aim of this research was to determine the effect of Synechococcus sp. application and NPK fertilizer on soybean growth and yield.  The research was conducted in Pusat Inkubator Agribisnis (PIA) Jember University on February until May 2004.  Split plot design was used with 2 factors, Synechococcus sp. as sub plot (B0: without bacteria and B1: with bacteria application) and NPK fertilizers as main plot (P0: 0 g/plant; P1: 0.347 g/plant; and P2: 0.875 g/plant) with three replications. The result showed that the interaction between Synechococcus sp. and NPK fertilizers treatments was not significant.  The  bacteria applications significantly increasing plants growth (42.9%), leaf area index (294.6%), number of productive stem per plant (141.3%), number of productive nodes per plant (40.3%), pods weight per plant (175.2%), number of pods per plant (152.8%), grain weight per plant (80.5%), dry weight (209.8%), and 100 grains weight per plant (3.4%).  The fertilizers significantly affected only on plants growth (44.6%) and number of pods per plant (29.4 %).    Key words:  Glycine, Synechococcus sp., NPK  
Pengaruh Penambahan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Benih Tembakau Cerutu Besuki (Nicotiana tobacum L.) Oria Alit Farisi; Raden Soedradjad
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 12, No 2 (2020): OKTOBER 2020
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/btsm.v12n2.2020.55-66

Abstract

Penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT) secara tepat dengan dosis yang sesuai maka dapat menunjang pertumbuhan tanaman tembakau sehingga memberikan hasil pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Bibit tembakau yang berkualitas baik, media pesemaian merupakan faktor yang penting. Media tanam merupakan tempat berkembangnya akar dan hampir semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman diserap melalui akar. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian ZPT dan berbagai komposisi media tanam pada benih tembakau dengan lama simpan terhadap pertumbuhan bibit tembakau cerutu besuki. Penelitian ini smenggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL) faktorial terdiri dari 3 faktor. Faktor pertama lama simpan yaitu Benih disimpan dalam 13 tahun (B1), Benih disimpan dalam 8 tahun (B2), Benih disimpan dalam 3 tahun (B3). Faktor kedua yaitu pencampuran IAA, BAP, dan GA3 dengan konsentrasi 100 ppm (N1), 200 ppm (N2), 300 ppm (N3). Faktor ketiga yaitu tiga komposisi media yaitu tanah (control), tanah + kompos kambing, tanah + kompos ayam. Terdapat interaksi kombinasi antara perlakuan lama simpan benih tembakau, yang terbaik dalam merespon perlakuan aplikasi pada penelitian yaitu pada benih simpan 8 tahun. Kombinasi perlakuan yang paling baik adalah media tanam dengan campuran tanah+kotoran ayam yaitu 6,0 cm, sedangkan pada dosis ZPT tertinggi yaitu 200 ppm. Pemberian ZPT dengan dosis yang lebih sedikit atau melebihi kebutuhan bibit maka dapat menurunkan luas daun. Aplikasi penambahan media tanam tanah+kotoran ayam pada pembibitan tembakau dengan dosis ZPT 200 ppm meningkatkan hasil rata-rata tertinggi sekitar 0,85 cm, dibanding dengaan perlakuan kontrol (tanah).Effect of Addition of Growth Regulatory Substances (ZPT) and Planting Media on Changes in Besuki Cigar Tobacco Seeds (Nicotiana tobacum L.) ABSTRACTThe addition of plant growth regulators (PGR) with appropriate dosages can support optimal growth of tobacco plants. Growing media is a place for root development and almost all nutrients needed by plants are absorbed through the roots. This study aims to evaluate the aplication of PGR and various composition of the planting medium to the growth of besuki tobacco seeds. This research was used a factorial completely randomized design (RAL) consisting of two factors. The first factor was the composite of IAA, BAP, and GA3 with concentrations of 100 ppm (Z1), 200 ppm (Z2), 300 ppm (Z3). The second factor was three media compositions, namely soil (control), soil + goat compost, soil + chicken compost. A total of 1 gram of tobacco seed was sown in a germination tank. All treatments were repeated 3 times. Observations were made once a week until the age of 45 days after planting. The parameters observed included plant height (cm), stem diameter (cm), number of leaves, root length (cm), root volume (mL), leaf area (cm2) and parameters of chemical compounds observed i.e protein content (mg / g) , chlorophyll levels (mg / L), and nicotine levels (%) in leaves. The results showed that the aplication of soil growing media with chicken compost and 200 ppm PGR was the optimal treatment to obtain good tobacco growing seeds.
PENGARUH KOMPOS DAN PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) PADA LAHAN KERING TERHADAP PRODUKSI SAWI (Brassica rapa L.) Farida Puput Kurniasih; Raden Soedradjad
Berkala Ilmiah Pertanian Vol 2 No 4 (2019): NOVEMBER
Publisher : Jember University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.139 KB) | DOI: 10.19184/bip.v2i4.16316

Abstract

ABSTRACT The increasing of demand for agricultural product and the narrowing of fields where fields are currently being prioritized for cultivating food crops forcing them to take and use dry land. Problem happended by conducting agricultural activities on dry land such as limited water availability, low microorganism population and low nutrient avaibility. Water avaibility on dry land can be optimized by providing compost and PGPR. The productivity of Sawi nauli varieties according to the minister of agriculture decision (2009) that 37 -39 tons/ha with a population per hectare are 93.000 plants. This purpose of this study is to determine the effect of compost and PGPR on dry land about pakchoy productivity. This study also used factorial completely randomizing design and replicated 3 times. The design of two treatments are : firsty, compost which consists of 4 levels with a dose of 5 kilograms of soil, 4900 grams of soil with 100 grams of compost, 4800 grams of soil with 200 grams of compost, 4700 grams of soil with 300 grams of compost. For the second factor is PGPR which consists of 4 levels with a dose of 0 miligrams/plant, 100 miligrams/plant, 200 miligram/plant and 300 miligram/plant. The data obtained were analyzed by using analysis of variance (ANOVA). Then, the results obtained from the ANOVA test were followed by the Standart Error Mean (SEM). Based on the results of the study it is known that there are influences from each single factor and combination of treatments. Compost treatment showed significantly different results on variable number of leaves, number of leaf chlorophyll and dry weight of plants. Whereas there is a very significant effect on plant height and plant fresh weight. On a si ngle factor PGPR showed no significant results on variable plant height, number of leaf chlorophyll, but showed a significant effect on variable number of leaves, plant fresh weight and plant dry weight. The combination of compost and PGPR treatment showed no significant results on variable plant height, number of leaves, number of leaf chlorophyll, and plant dry weight. The treatment combination treatment showed a significant effect on the fresh weight variable of the plant. Keywords: compost, dry land, PGPR, pakchoy. ABSTRAK Meningkatnya permintaan untuk produk pertanian dan penyempitan lahan di mana lahan saat ini sedang diprioritaskan untuk menanam tanaman pangan memaksa mereka untuk mengambil dan menggunakan lahan kering. Masalah terjadi dengan melakukan kegiatan pertanian di la han kering seperti ketersediaan air yang terbatas, populasi mikroorganisme yang rendah dan ketersediaan nutrisi yang rendah. Ketersediaan air di lahan kering dapat dioptimalkan dengan menyediakan kompos dan PGPR. Produktivitas varietas Sawi nauli menurut keputusan menteri pertanian (2009) bahwa 37-39 ton / ha dengan populasi per hektar adalah 93.000 tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompos dan PGPR pada lahan kering terhadap produktivitas pakchoy. Penelitian ini juga menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dan direplikasi sebanyak 3 kali. Rancangan dua perlakuan tersebut adalah: pertama, kompos yang terdiri dari 4 level dengan dosis 5 kg tanah, 4900 gram tanah dengan 100 gram kompos, 4800 gram tanah dengan 200 gram kompos, 4700 gram tanah dengan 300 gram kompos. Untuk faktor kedua adalah PGPR y ang terdiri dari 4 level dengan dosis 0 miligram / tanaman, 100 miligram / tanaman, 200 miligram / tanaman dan 300 miligram / tanaman. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis varian (ANOVA). Kemudian, hasil yang diperoleh dari uji ANOVA dianalisis menggunakan Standart Error Mean (SEM). Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari masing-masing faktor tunggal dan kombinasi perlakuan. Perlakuan kompos menunjukkan hasil yang tidak nyata pada variabel jumlah daun, jumlah klorofil daun, tinggi tanaman dan bobot kering tanaman sedangkan pada variabel bobot segar tanaman menunjukkan hasil berbeda nyata. Pada faktor tunggal PGPR me nunjukkan hasil yang tidak nyata pada variabel tinggi tanaman, jumlah klorofil daun, tetapi menunjukkan hasil berbeda nyata pada variabel jumlah daun, bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman. Pada kombinasi perlakuan kompos dan PGPR menunjukkan hasil tidak nyata pada variabel tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah klorofil daun, dan bobot kering tanaman. Perlakuan kombinasi perlakuan yang menunjukkan berbeda nyata terdapat pada variabel bobot segar tanaman Kata kunci : Kompos, lahan kering, PGPR, pakchoy.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN HORMON GIBERELIN TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS BUAH BELIMBING TASIKMADU DI KABUPATEN TUBAN Nur Wijiyanti; Raden Soedradjad
Berkala Ilmiah Pertanian Vol 2 No 4 (2019): NOVEMBER
Publisher : Jember University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.698 KB) | DOI: 10.19184/bip.v2i4.16318

Abstract

ABSTRACT Tuban Regency is an Agropolitan area that develops Tasikmadu starfruit plants. The demand form Tasikmadu starfruit has increased every year but it cannot be fullfilled because of the low production in terms of quantity and quality. The problem is the fruit size is small and the productivity is low. These problems can be overcome by the use of potassium fertilizer and gibbereline hormone. Giving potassium fertilizer and gibereline hormone is expected to increase the production of Tasikmadu starfruit plants in Tuban Regency. The results of this study can be used as a reference in the administration of potassium fertilizer and gibbereline hormone in the cultivation of Tasikmadu starfruit plants in Tuban Regency. This study uses factorial Randomized Block Design (RBD). The first factor is the dose of potassium fertilizer with 4 levels of KCl fertilizer dose which is 0 g/plant, 150 g/plant, 300 g/plant and 450 g/plant. The second factor is the concentration of gibberelin hormone which consists of 4 levels, which is 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm and 150 ppm. The data obtained were analyzed by using standart error minimum. Key words: Tasikmadu Starfruit, Potassium Fertilizer, Gibbereline Hormone. ABSTRAK Kabupaten Tuban merupakan daerah Agropolitan yang mengembangkan tanaman Belimbing Tasikmadu. Permintaan belimbing tasikmadu mengalami peningkatan setiap tahunnya namun belum dapat dipenuhi karena rendahnya produksi belimbing tasikmadu dari segi kuantitas dan kualitas. Masalahnya adalah ukuran buah yang kecil dan rendahnya produksi.. Masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan penggunaan pupuk kalium dan hormon giberelin. Pemberian pupuk kalium dan hormon giberelin diharapkan mampu meningkatkan produksi tanaman belimbing tasikmadu di Kabupaten Tuban. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi perlakuan pupuk kalium dan hormon giberelin terhadap produksi tanaman belimbing tasikmadu di Kabupaten Tuban. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam pemberian pupuk kalium dan hormon giberelin pada budidaya tanaman belimbing tasikmadu di Kabupaten Tuban. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama adalah dosis pupuk kalium berupa KCl dengan 4 taraf yaitu 0 gram/tanaman, 150 gram/tanaman, 300 gram/tanaman dan 450 gram/tanaman. Faktor kedua adalah konsentrasi hormon giberelin yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm dan 150 ppm. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis simpangan baku terkecil. Kata kunci : Belimbing Tasikmadu, Pupuk Kalium, Hormon Giberelin