Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Menjaga Kualitas Jamu Kunyit Asam Segar Industri Rumah Tangga X Yogyakarta dengan Penyimpanan Suhu yang Tepat Berdasarkan Kadar Kurkuminoid Dian Eka Ermawati; Villian Septiana; Wisnu Kundarto; Anif Nur Artanti; Sholichah Rohmani; Heru Sasongko
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 6 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/002.202162.617

Abstract

IMPROVING THE QUALITY OF FRESH ACID TURMERIC JAMU OF HOME INDUSTRY X AT THE RIGHT TEMPERATURE STORAGE BASED ON CURCUMINOID CONCENTRATION. Tamarind turmeric herbal medicine contains about 10% curcuminoids, consisting of: 1-5% curcumin, demectosicurcumin and bisdemethoxy-curcumin. Curcuminoids are a group of phenolic compounds as antibacterial, anticholesterol and antioxidants. Home Industry (IRT) X in Yogyakarta produces fresh turmeric and sour herbal medicine and is sold via delivery via an online application. Handling and storage at inappropriate temperatures can affect curcuminoid levels in herbal medicine, so it is necessary to do research on curcuminoid levels at various temperatures to provide information on IRT X in particular and herbal medicine manufacturers in general. Samples of herbal turmeric acid IRT X Yogyakarta stored at room temperature (25±2°C), refrigerator temperature (4±2°C), and freezer temperature (-10±2°C), analyzed the levels of curcuminoids on variations in storage temperature manually. quantitative method with UV-Vis Spectrophotometry. The analysis begins with the manufacture of standard curves and assays which are replicated three times. The results showed that curcuminoid levels were affected by storage temperature. Samples of herbal turmeric acid IRT X Yogyakarta which were analyzed by UV-Vis spectrophotometry method obtained a standard curve of y = 0.009x + 0.025 with a value of r = 0.997. The results of curcuminoid levels at room temperature were 4.74±0.13; refrigerator temperature 4.85±0.22; and freezer temperature 5.18±0.22. The optimum temperature in the handling and storage of the tamarind turmeric herbal medicine is at low temperatures, namely the refrigerator temperature and freezer temperature to maintain the curcuminoid content in the herbal medicine.
Uji Aktivitas Antipiretik Kombinasi Ekstrak Etanol Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) dan Daun Sambung Nyawa (Gynura procumbens L.) Pada Mencit yang Diinduksi Ragi Adistyara Nur Faizah; Wisnu Kundarto; Heru Sasongko
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 6, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v6i3.49698

Abstract

Demam merupakan kondisi terjadinya kenaikan suhu tubuh di atas suhu normal. Demam terjadi sebagai bagian dari mekanisme pertahanan tubuh melawan infeksi. Penelitian terdahulu, meniran dan sambung nyawa mengandung flavonoid dan secara ilmiah ekstrak tunggal kedua tanaman tersebut memiliki aktivitas antipiretik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antipiretik kombinasi ekstrak etanol herba meniran dan daun sambung nyawa pada mencit yang diinduksi ragi dan untuk membandingkan dengan ekstrak tunggalnya. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Pengujian antipiretik pada penelitian ini mencit diinduksi ragi dengan dosis 20 mL/kgBB secara subkutan dan diukur suhu badan melalui rektal. Kelompok uji dibagi menjadi 8 kelompok yaitu kelompok kontrol positif (Parasetamol 1,3 mg/20 gram BB mencit), kontrol normal, kontrol negatif (CMC-Na), ekstrak daun sambung nyawa (EDS) mengandung 10 mg/kgBB mencit kuersetin (100%), ekstrak herba meniran (EHM) mengandung 10 mg/kgBB mencit kuersetin (100%); EDS 75% : EHM 25%; EDS 50% : EHM 50%; dan EDS 25% : EHM 75% yang diinjeksikan secara intraperitoneal pada mencit. Pengukuran suhu dilakukan dengan interval waktu 30 menit selama 5 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai AUC semua kelompok perlakuan memiliki perbedaan yang signifikan (p≤0,05) dengan kontrol negatif, yang artinya ekstrak tunggal maupun ekstrak kombinasi herba meniran dan daun sambung nyawa memiliki aktivitas antipiretik. Ekstrak kombinasi herba meniran dan daun sambung nyawa tidak lebih baik dalam menurunkan demam dibandingkan dengan ekstrak tunggalnya. Dosis tunggal ekstrak daun sambung nyawa memiliki aktivitas antipiretik yang paling baik karena memiliki nilai AUC yang paling kecil (10.549,50).
Pelatihan Pemanfaatan Minyak Atsiri sebagai Bahan Aktif Balsam Aromaterapi kepada Warga Kelurahan Mojosongo M Fiqri Zulpadly; Dian Eka Ermawati; Heru Sasongko; Anif Nur Artanti; Sholichah Rohmani; Wisnu Kundarto; Diyah Tri Utami
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v4i4.6684

Abstract

Pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia khususnya di Indonesia membuat banyak masyarakat cemas, stres, dan frustasi akibat ketidakpastian dari berbagai aspek kehidupan. Stres pada umumnya merupakan kondisi normal dan tidak menimbulkan masalah pada kesehatan. Balsam aromaterapi dengan bahan utama dari minyak atsiri dapat digunakan sebagai alternatif untuk dapat merelaksasikan tubuh serta berperan dalam pengaturan emosional. Pengabdian kepada masyarakat ini adalah transfer pengetahuan dan pendampingan pelatihan pembuatan balsam aromaterapi. Kegiatan yang dilakukan mencakup pemberian informasi terkait pembuatan balsam yang dilanjutkan dengan demo pelatihan pembuatan balsam aromaterapi. Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2022 menghasilkan sebuah produk balsam aromaterapi hasil karya tangan para warga yang turut hadir yang didampingi oleh tim dari D3 Farmasi UNS. Kegiatan ini telah mencapai sasaran yang diinginkan yaitu kemampuan warga Kelurahan Mojosongo dalam membuat suatu produk skala kecil menengah namun memiliki nilai yang tinggi baik dari aspek guna maupun finansial. Kegiatan pendampingan ini merupakan langkah awal dalam membentuk kemandirian masyarakat setempat untuk memproduksi balsam aromaterapi secara mandiri ataupun kelompok yang berada dalam lingkup UMKM.The Covid-19 pandemic that hit almost all countries, especially in Indonesia, made many people anxious, stressed, and frustrated due to the uncertainty of various aspects of life. Stress is generally a normal condition and does not cause health problems. Aromatherapy balms with the main ingredients of essential oils can be used as an alternative to relax the body and play a role in emotional regulation. This community service is the transfer of knowledge and assistance in training on making aromatherapy balm. The activities included providing information on making balm, followed by a training demonstration on aromatherapy balm. The service activity, carried out on October 25, 2022, resulted in an aromatherapy balm product that was handmade by the present residents, accompanied by a team from UNS Pharmacy D3. This activity has achieved the desired target, namely the ability of the residents of Mojosongo Village to make a small-medium-scale product that has a high value both in terms of use and finances. This mentoring activity is the first step in establishing the independence of the local community to produce aromatherapy balm independently or in groups within the scope of Micro Small and Medium Enterprises (MSME).
Inovasi Masker Beraromaterapi sebagai Alternatif Solusi Diversifikasi Usaha Apotek di Masa Pandemi Covid-19 Heru Sasongko; Yeni Farida; Priscilla Noveri; Anang Kuncoro Rahmat S; M.Fiqri Zulpadly; Dian Eka Ermawati; Sutarno Sutarno
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v2i1.440

Abstract

Penggunaan masker merupakan salah satu upaya dalam pencegahan penyebaran Covid-19 yang direkomendasikan oleh WHO. Beberapa essential oils telah terbukti memiliki efek antivirus dan antibakteri, sehingga potensial untuk dikembangkan masker beraromaterapi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini ditujukan untuk memberikan alternatif solusi diversifikasi usaha apotek dengan pembuatan masker beraromaterapi. Mitra utama pengabdian adalah Apotek Jamsaren yang berlokasi di Laweyan Surakarta, serta melibatkan mitra UMKM Graha Karya dan Rumah Atsiri Indonesia. Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah membuat desain masker, membuat prototype masker, membuat formulasi essential oils dan melakukan uji ketahanan aroma masker diakhiri dengan transfer produk teknologi tepat guna (TTG) kepada mitra. Kegiatan dilakukan pada bulan April hingga Agustus 2021. Luaran kegiatan adalah dihasilkannya masker beraromaterapi dengan merk “Aromask” yang mengandung campuran dari essential oils lemongrass, peppermint dan citrus. Ketahanan aroma masker saat dipakai adalah 6 jam 24 detik dan masih tercium samar hingga 9 jam. Pada keadaan masker tidak digunakan dan disimpan pada suhu ruangan, aroma dapat bertahan hingga 7 hari. Produk diserahkan kepada pihak Apotek Jamsaren untuk dapat dikembangkan sebagai salah satu komoditas usaha dan didistribusikan kepada masyarakat. Kata kunci : Apotek, essential oils, masker beraromaterapi, pandemi Covid-19