Uyek Malik Yakop
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENAMPILAN FENOTIPE DAN HERITABILITAS PADI BERAS MERAH (Oryza sativa L.) HASIL SELEKSI SILANG TUNGGAL SERTA SELEKSI SILANG BERULANG Ni Ike Oktaviani; I Gusti Putu Muliarta Aryana; Uyek Malik Yakop
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 10 No 2 (2017): Jurnal Crop Agro Juli 2017
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.331 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan fenotipe dan nilai heritabilitas karakter kuantitatif padi beras merah (Oryza sativa L.) hasil seleksi silang tunggal serta seleksi silang berulang. Percobaan ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Mataram di desa Nyur Lembang, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Percobaan dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Mei 2016, menggunakan Rancangan Acak Kelompok terdapat 11 perlakuan dengan tiga ulangan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis keragaman taraf nyata 5% dilanjutkan dengan analisis heritabititas arti luas (H2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter kuantitatif padi beras merah hasil seleksi tunggal dan seleksi silang berulang terdapat perbedaan yang nyata (signifikan) antara lain umur berbunga, jumlah anakan produktif per rumpun, panjang malai, jumlah gabah berisi per malai, jumlah gabah hampa permalai serta berat gabah per rumpun. Nilai duga heritabilitas yang tinggi ditunjukkan oleh karakter umur berbunga (97,74 %) dan panjang malai (68,77%). Nilai duga heritabilitas yang sedang ditunjukkan oleh tinggi tanaman (35,61 %), jumlah anakan produktif (42,06 %), jumlah anakan non produktif (26,35 %), jumlah gabah berisi per malai (26,10 %), jumlah gabah hampa per malai (29,45 %), berat 100 butir (44,33 %) dan jumlah gabah per rumpun (49,16 %) . ABSTRACT The aim of this reserch was to identify phenotype appearance and value of heritability of brown rice (Oryza sativa L.) derived from single cross and recurring cross selection. This research was at village of Nyurlembang, Sub District Of Narmada, District of West Lombok, West Nusa Tenggara province, from Februari to Mei 2106, using Randomized Completly Block Design (RCBD) there were 11 treatments with three replications. Data were analyzed by using analysis of variance with significant level 5% and then analysed by heritability (H2). The results showed that there was a significant effect the character of brown rice (Oryza sativa L.) derived from single cross and recurring cross selection. These include flowering date, number of productive tillers, panicle length, number of grains per panicle filled seed, the number of hollow grains per panicle, grain weight per tillers. The high value heritabiluty of the result included flowering date (97,74%) and panicle length (68,77%), while the moderate values were plant height (35,61%), number of productive tillers (42,06%), number of not productive tillers (26,35%), number of grains per panicle filled seed (26,10%), the number of hollow grains per panicle (29,45 %), 100 seed weight (44,33 %) and grain weight per tillers (49,16%) .
PERAKITAN JAGUNG VARIETAS UNGGUL UNTUK TUMPANGSARI MELALUI SELEKSI MASSA Uyek Malik Yakop; Idris Idris; Lestari Ujianto
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 10 No 2 (2017): Jurnal Crop Agro Juli 2017
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.447 KB)

Abstract

ABSTRAK Usaha mempertinggi produksi jagung pada system tumpangsari antara lain dengan mencari varietas yang cocok untuk tumpangsari. Usaha ini antara lain dengan program pemuliaan yaitu melakukan seleksi pada suatu populasi jagung yang cocok untuk tumpangasi. Lebih-lebih hal ini bila dihubungkan dengan kemampuan suatu varietas yang memiliki kemampuan berbeda untuk beradaptasi dengan suatu kondisi lingkungan tertentu termasuk untuk tumpangsari. Penelitian diawali dengan penanaman populasi siklus kedua (C2) sekitar 4.000 tanaman, kemudian dibuat 10 petak yang masing-masing memuat 200 tanaman. Pada tiap petak dipilih 20 tanaman yang jumlah daun terbanyak, kemudian dipilih 15 tanaman yang berbatang tinggi di antara tanaman yang berdaun banyak. Selanjutnya dipilih 10 tanaman yang memiliki tongkol terpanjang di antara 15 tanaman berbatang tinggi. Bijinya dipipil dan diambil hanya bagian tengahnya (1/3 bagian (kemudian dibulk menjadi benih hasil seleksi massa tanpa pengendalian penyerbukan siklus ketiga (C3). Akhir kegiatan dilakukan pengujian kemajuan seleksi dengan membandingk siklus ketiga (C3) dengan populasi C2, C1dan C0. Jika kemajuan seleksi menunjukkan nyata maka akan dilanjutkan seleksi siklus berikutnya. Hasil penelitian menujukkan bahwa Kemajuan seleksi dari seluruh sifat yang diamati adalah nyata dan bersifat linear kecuali sifat berat biji pipilan kering per tongkol dan jumlah baris per tongkol, sehingga jagung lokal Kebo berpeluang untuk menjadi varietas ungul dalam sistem pertanaman tumpangsari. Populasi jagung lokal Kebo siklus ketiga (C3) menunjukkan sifat yang lebih unggul dibandingkan dengan populasi C2, C1 dan C0. ABSTRACT Suitable varieties for intercropping is one of factors to increase production in intercropping system and the way to find out the varieties is by implementing breeding technique, i.e. selection method in order to develop superior varieties capable for adapting to a certain environment, including for intercropping. This study began with planting the second cycle populations (C2 ) of approximately as many as 4,000 plants, then plotted into 10 plots containing 200 plants each. In each plot, 20 plants were chosen based on the most number of leaves, then of these, 15 plants were selected on the basis of the tallest plants. Of these only 10 plants were selected based on the longest ear. Seeds were harvested and taken only the in middle of the ear (the third part of the ear), and all seeds were bulked. These seeds were called from the third cycle of population ( C3 ). The next experiment was to test all the progenies obtained, including C2, C1, and C0 . If there is no any progress of the selection, the multilocation trials will be conducted. The multilocation trials is aimed to determine the adaptability and stability of the C3 population. The multilocation trials are part of the stages in the prosess of variety release. The research results showed that the selection progress of all characters observed were significant and linear, except the weight of dry seeds per ear and and number of rows per ear, therefore, the corn local Kebo is expected to be superior varieties for seeds in intercropping systems. The characteristics of C3 population of Maize local Kebo compared to the population of the C2, C1 and C0 showed to be superior.
EVALUASI SIFAT KUANTITATIF TANAMAN F1 DAN HETEROSIS HASIL PERSILANGAN ANTAR VARIETAS GANDUM Baiq Eka Septiani; Uyek Malik Yakop; Dwi Ratna Anugrahwati
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 10 No 2 (2017): Jurnal Crop Agro Juli 2017
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.538 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sifat kuantitatif generasi F1 hasil persilangan antara varietas gandum nasional dengan gandum introduksi, dan untuk memperoleh informasi heterosis dari persilangan tiga tetua tanaman gandum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimental dengan percobaan pot di lapangan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2015. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 9 perlakuan: 3 tetua dan 6 keturunannya yaitu Estoc (P1), Dewata (P2), Gladius (P3), ED (P1♀ x P2♂), DE (P2♀ x P1♂), GD (P3♀ x P2♂), DG (P2♀ x P3♂), GE (P3♀ x P1♂) dan EG (P1♀ x P3♂). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga dalam penelitian ini terdapat 27 unit percobaan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa parameter umur berbunga pada persilangan antar varietas gandum menunjukkan nilai yang berbeda antar genotipe, F1 DG (hasil persilangan antara gandum Dewata dengan Gladius) memiliki umur berbunga tercepat. Parameter tinggi tanaman dan umur berbunga menunjukkan nilai heterosis yang negatif, baik untuk nilai heterosis Tetua Tertinggi (Hight Parent) maupun Rata-Rata Tetua (Mid Parent). ABSTRACT This study aimed to evaluate the quantitative characters of F1 generation from crosses between a national variety with introduced wheats, and to obtain information an heterosis of crosses between three parental of the wheat crop. Method used in this study was pot experiment from October to December 2015. Experimental design used was completely randomized design (CRD), which consisted of 9 treatments, 3 parents: Estoc (P1), the Dewata (P2), Gladius (P3), and 6 F1: ED (P1 ♀ x P2♂), DE (P2♀ x P1♂), GD (P3♀ x P2♂), DG (P2♀ x P3♂), GE (P3♀ x P1♂) and EG (P1♀ x P3♂). Each treatment was repeated 3 times so that there are 27 experimental units. Results showed that flowering time on cross between wheat varieties showed significantly different among genotypes, F1 DG (a cross between Dewata and Gladius) showed the earliest flowering time. The value of heterosis parameters plant height and flowering time were negative, both for Hight Parent Heterosis and Mid Parent Heterosis.
Peningkatan Kapasitas Untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Hortikultura Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara Nurrachman; Nyoman Soemenaboedhy; I Wayan Sutresna; Taufik Fauzi; Uyek Malik Yakop; Mulat Isnaini; Lukman Taufik
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsit.v3i1.68

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat melalui pendapingan kelompok tani hortikultura bertujuan agar kelompok tani hortikultura dapat melakukan kegiatan budidaya secara berkesinambungan. Kegiatan pendampingan atau pemberdayaan kelompok tani merupakan serangkaian upaya yang sistematis, konsisten dan berkelanjutan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing petani. Permasalahan kelompok tani hortikultura adalah: (1) posisi tawar petani umumnya lemah oleh karena petani kurang mendapatkan akses dan informasi pasar (2) kegiatan produksi masih konvensional tidak melihat peluang pasar atau belum melakukan agribisnis, (3) fungsi kelembagaan kelompok tani belum berjalan secara optimal. Peningkatan Kapasitas icipatory Action Research, Focus Group Discussion, sehingga kelompok tani lebih aktif dalam merumuskan permasalahan. Kegiatan pendampingan mengubah pola pikir sebagian besar anggota kelompok tani, peningkatan keterampilan dan pendapatan. hortikultura memberikan dampak terhadap peningkatan pendapatan petani dibandingkan dengan hasil pertanian lain , yaitu sebesar 40%.
Uji Efektivitas Beberapa Jenis Tanaman Penutup Tanah (Ground Cover) Terhadap Gulma Jagung (Zea mays L.) Husain; I Ketut Ngawit; Uyek Malik Yakop
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 1 No. 3 (2022): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jima.v1i3.1456

Abstract

Belum ditemukan informasi dan data yang akurat jenis tanaman penutup tanah yang sesuai dan efektif menekan pertumbuhan gulma, namun tidak menimbulkan saingan terhadap tanaman jagung. Oleh karena itu telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan jenis tanaman legum yang sesuai untuk ground cover dan ditumpangsarikan dengan jagung. Percobaan dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 8 perlakua yaitu, tanaman jagung bebas gulma selama tumbuhnya,tanaman jagung dibiarkan bergulma selama tumbuhnya, tanaman jagung dengan tanaman penutup tanah dari kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, kacang ucu dan kacang tunggak. Masing-masing perlakuan ditempatkan secara acak dalam tiga blok. Parameter yang diamati, populasi gulma, bobot biomas kering gulma, populasi tanaman jagung, bobot biomas kering tanaman jagung, indeks luas daun jagung, panjang tongkol, diameter tongkol dan bobot pipilan kering jagung. Data dianalisis dengan Anova (Analysis of Variance) pada taraf nyata 5%. Uji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kacang tunggak dan kacang tanah sangat baik untuk tanaman penutup tanah pada tanaman jagung, karena sangat efektif menekan populasi dan pertumbuhan gulma serta tidak menimbulkan kompetisi dengan tanaman jagung. Alikasinya menggunakan sistem tanam ganda dengan menanam 2 lajur tanaman penutup tanah tersebut pada lorong diantara barisan tanaman jagung yang jarak tanamnya 25 cm x 40 cm. Jarak barisan tanaman penutup tanah dari tanaman jagung 10 cm, dan jarak tanam tanaman penutup tanah 20 cm x 25 cm.