Gumanti Gumanti
Universitas Riau

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII SMP pada Materi Aritmatika Sosial Berdasarkan Teori Newman Gumanti Gumanti; Kartini Kartini
JURING (Journal for Research in Mathematics Learning) Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.231 KB) | DOI: 10.24014/juring.v5i1.16117

Abstract

Pembelajaran matematika bertujuan untuk melatih kemampuan menyelesaikan masalah. Namun seringkali siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal penyelesaian masalah. Oleh sebab itu seyogyanya seorang guru harus mengetahui di mana letak kesalahan siswa. Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki bentuk dan jenis kesalahan siswa serta penyebab terjadinya kesalahan tersebut khususnya pada soal berbasis penyelesaian masalah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan siswa dan faktor penyebabnya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes dan wawancara. Instrumen tes yang digunakan adalah soal tes berbasis kemampuan penyelesaian masalah matematis materi aritmatika sosial subbab potongan dan bunga tabungan. Instrumen wawancara yang digunakan berupa daftar pertanyaan berkaitan dengan kesalahan yang dilakukan setiap soalnya. Hasil wawancara digunakan untuk mendeskripsikan penyebab siswa melakukan kesalahan. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Analisis kesalahan dilakukan berdasarkan Teori Newman yaitu: (1) reading error, (2) comprehension error, (3) transformation error, (4) process skill error, dan (5) encoding error. Dari hasil analisis diperoleh data bahwa kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa adalah transformation error dan process skill error. Hasil analisis juga menyatakan bahwa semua soal valid dan reliabel dengan tingkat reliabilitas sebesar 0.96. Penyebab kesalahan yang terjadi diantaranya siswa tidak dapat menggunakan rumus yang tepat dalam menyelesaikan soal dan ceroboh dalam melakukan perhitungan.
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Kecamatan Bantan Gumanti Gumanti; Maimunah Maimunah; Yenita Roza
PRISMA Vol 11, No 2 (2022): PRISMA Volume 11, No 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jp.v11i2.2301

Abstract

Kemampuan pemecahan masalah merupakan kecakapan matematika yang wajib dikuasai siswa karena merupakan tujuan pembelajaran matematika. Penting bagi seorang guru untuk mengetahui sampai di mana tahap penyelesaian masalah yang dapat dilakukan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP di Kecamatan Bantan serta kesulitan siswa ketika memecahkan masalah. Tes yang diberikan adalah soal berbasis penyelesaian masalah. Hasil tes dianalisis menggunakan tahap dan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis menurut Polya. Prosedur pemecahan  masalah menurut Polya  yaitu: memahami permasalahan, membuat rencana/strategi, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan melakukan pemeriksaan kembali termasuk membuat kesimpulan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP kelas VII di Kecamatan Bantan berjumlah 300 siswa, dengan sampel sebanyak 55 siswa dari 3 sekolah. Teknik purposive sampling menjadi dasar pemilihan sampel. Data dikumpulkan menggunakan teknik tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berkemampuan tinggi adalah 74,10 dengan kategori baik, siswa berkemampuan sedang 50,63 dengan kategori cukup, dan siswa berkemampuan rendah 22,15 dengan kategori kurang. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan masalah diantaranya adalah tidak memahami konsep, sulit menentukan rencana pemecahan masalah, sulit menentukan rumus yang akan digunakan, sulit menyelesaikan proses perhitungan, dan tidak pernah mengecek kembali jawaban yang diperoleh. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis pada sebagian besar siswa masih rendah. Guru harus menggunakan strategi mengajar dan mengembangkan media pembelajaran yang mampu mengatasi kesulitan siswa dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis.
Pengembangan Modul Ajar dengan Menggunakan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Kecakapan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Gumanti Gumanti; Yenita Roza; Atma Murni
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 8 Nomor 1
Publisher : Mathematics Education Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cendekia.v8i1.3001

Abstract

Kecakapan pemecahan masalah matematis adalah salah satu kecakapan yang penting dimiliki oleh peserta didik. Namun, berdasarkan studi pendahuluan terhadap 60 siswa, 60% siswa memiliki kecakapan pemecahan masalah matematis kategori kurang. Perlu adanya upaya untuk meningkatkan kecakapan tersebut, salah satunya adalah dengan modul ajar. Rendahnya kemampuan guru dalam menyusun modul ajar yang sesuai dengan kurikulum merdeka menyebabkan modul ajar yang disusun tidak memenuhi syarat kelengkapan komponen dan kesesuaian isi. Hasil wawancara terhadap 18 guru matematika menunjukkan bahwa hanya 5% guru yang pernah menggunakan model Project Based Learning. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dilakukan penelitian pengembangan modul ajar dengan menggunakan model Project Based Learning. Penelitian ini bertujuan menghasilkan modul ajar dengan menggunakan model Project Based Learning untuk meningkatkan kecakapan pemecahan masalah matematis siswa SMP. Model pengembangan yang dilakukan adalah model 4D yang terdiri dari empat tahapan yaitu, Define, Design, Develop, dan Disseminate. Hasil penelitian ini adalah modul ajar yang sudah melewati tahap validasi dan revisi. Berdasarkan hasil validasi, modul ajar dinyatakan sangat valid dengan nilai 3,8. Modul ajar yang dikembangkan dapat berkontribusi dalam pelaksanaan pembelajaran aktif dan berpusat pada siswa dan memberikan alternatif penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum merdeka. Modul ajar yang dikembangkan memberikan inspirasi bagi guru yang akan merancang modul ajar dengan menggunakan model Project Based Learning, dan memberikan inspirasi modul ajar yang memiliki komponen yang lengkap.