Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Studi Kelimpahan Jenis Burung Air Di Perairan Danau Ayamaru Kabupaten Maybrat Asis Maruapey; Fajrianto Saeni; Lona H Nanlohy
Jurnal Riset Perikanan dan Kelautan ##issue.vol## 4 ##issue.no## 2 (2022): JRPK
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/jrpk.v4i2.1993

Abstract

Danau Ayamaru merupakan danau air tawar yang kaya akan keanekaragaman hayati akuatik sekaligus menjadi habitat berbagai jenis burung air. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai jenis dan kelimpahan burung air. Penelitian dilakukan pertengahan bulan Februari s/d Maret 2022, dengan menggunakan metode dalam penelitian ini adalah survey, dengan cara menentukan titik atau stasiun pengamatan (Consentration count). Adapun burung air ditemukan di perairan Danau Ayamaru Kabupaten Maybrat sebanyak 7 jenis yang terdiri dari 3 famili, dimana jenis burung air di perairan danau Ayamaru terbagai atas dua jenis, yakni jenis lokal dan jenis migran. Jenis lokal diantaranya Kuntul besar (Egretta alba), Kuntul kecil (Egretta garzetta), dan Kuntul kerbau (Bulbulus ibis), sedangkan jenis migran yakni Gagang bayam belang (Himantopus leucocephalus), Ibis senduk raja (Platela regia), Ibis australia (Threskiornis aethiopicus), dan Ibis rokoroko (Ephippiorhynchus asiaticus). Rata-rata nilai kelimpahan relative jenis burung air di perairan Danau Ayamaru menunjukkan nilai kelimpaham dominan (dominant) yakni > 8 dan melimpah (Abundant) yakni 2,1 - 8. Nilai kelimpahan relative jenis burung air di perairan Danau Ayamaru tertinggi yakni jenis Kuntul kecil (Kr = 28,87) dan Kuntul kerbau (Kr = 16,49), sedangkan kelimpahan relative terkecil adalah Kuntuk besar yakni (Kr = 7,22). Secara ekologi jenis burung yang memiliki kelimpahan relatif > 5 % merupakan jenis burung yang memiliki peran dominan (penting) dalam ekosistem yang ditempatinya. Kata kunci : Kelimpahan, Burung Air, Perairan, Danau Ayamaru
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sosialisasi Pemanfaatan Lahan dengan Sistem Agroforestry di Kampung Della Kabupaten Tambrauw Ihsan Febriadi; Syarif Ohorella; Fajrianto Saeni; Muharuddin
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol. 5 No. 1 (2023): Januari
Publisher : LP3M Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v5i1.2167

Abstract

Aktivitas perladangan berpindah merupakan bagian dari kearifan local masyarakat Della, namun juga memberikan dampak pada lingkungan. Permasalahan ini terjadi karena: sikap apatis masyarakat kampung Della yang tidak mau memanfaatkan lahan-lahan bekas perladangan, karena dianggap mengurangi kualitas produksinya, Minimnya informasi yang diterima masyarakat terkait pemanfaatan lahanlahan bekas perladangan berpindah, kurangnya pemahaman masyarakat dalam pengelolaan lahan dengan menggunakan model agroforestry serta penerapannya di lahan, dan Pengetahuan masyarakat dalam menanam komoditi yang diusahakan masih sangat terbatas sehingga menyebabkan pendapatan yang diterima masyarakat Kampung Della masih tergolong rendah. Sosialisasi dilakukan dengan tahapan survey kondisi lahan untuk mengetahui kondisi tanah, jenis tanah dan PH tanah yang akan digunakan sebagai referensi pada tahap sosialisasi. Dari hasil evaluasi yang dilakukan  terdapat peningkatan antara (5-60 %). Dengan diterapkannya sistem Agroforestri di Kampung Della Distrik Selemkai Kabupaten Tambrauw, diharapkan bermanfaat selain untuk mencegah perluasan tanah terdegradasi, melestarikan sumberdaya hutan dalam melakukan fungsinya secara optimal dan berkesinambungan terhadap pola budidaya lahan, mampu memberdayakan masyarakat Kampung Della dalam peningkatan pola pikir dalam memanfaatkan potensi daerahnya serta meningkatkan mutu pertanian dengan aplikasi system agroforestri secara berkelanjutan.  
PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA JAMAAH MASJID DALAM MANAJEMEN ADMINISTRASI DAN TATA KELOLA PELAPORAN KEUANGAN Muhammad Arifin Abd Kadir; Ummu Salmah; Ana Lestari; Rusdi Rusdi; Fajrianto Saeni
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 2 No. 3: Maret 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Organisasi masjid yang melakukan aktifitas keagamaan kenyataannya mampu menggalang dana ummat untuk kegiatan operasionalnya. Pertanggungjawaban dana ummat ini sering menjadi sorotan masyarakat dalam hal akuntabilitas dan transparansi. Untuk itu perlu tatakelola adminsistrasi dan tata kelola keuangan masjid yang baik dalam hal ini untuk pelaporan keuangan mengacu pada Akuntansi untuk organisasi non-profit telah diatur oleh Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) no 45 menghendaki penerapan akuntansi actual bagi organisasi non-profit. kami berusaha untuk mengatasi permasalahan dengan menawarkan beberapa solusi yakni memberikan pelatihan, pendampingan dan pembinaan kepada pengurus masjid khususnya bagian keuangan dalam memproses transaksi dan pelaporan keuangan. Target luaran PKM. Pemberdayaan manajemen masjid melalui pemodelan sistem informasi administrasi dan pelaporan keuangan adalah sebagai berikut: (1) Terciptaya pelaporan keuangan dalam bentuk manual book. (2) SOP. Manajemen Kas. Dalam merelaisasi program ini kami telah berhasil melakukan kegiatan yang menghasilkan luaran sebagai berikut: Melakukan pendampingan serta pembinaan dilapangan sampai mitra bener-bener mampu melaksanakan kegiatan administrasi dan pelaporan keuangan yang dihadiri oleh ketua takmir dan bendahara masjid.
Sosialisasi dan Pelatihan Optimalisasi Lahan dengan Metode Agroforestri di Desa Sausapor, Kabupaten Tambrauw Ihsan Febriadi; Syarif Ohorella; Fajrianto Saeni
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol. 5 No. 2 (2023): Juli
Publisher : LP3M Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Praktek perladangan berpindah menjadi bagian dari tradisi lokal masyarakat Sausapor, tetapi juga membawa dampak buruk pada lingkungan sekitar. Ada beberapa kendala yang menjadi dasar masalah ini, seperti kurangnya informasi yang diterima masyarakat tentang pemanfaatan lahan bekas perladangan berpindah, pemahaman masyarakat yang terbatas dalam pengelolaan lahan dengan metode agroforestri dan implementasinya, serta pengetahuan terbatas dalam menanam berbagai komoditas, yang berakibat pada pendapatan masyarakat yang masih rendah. Sosialisasi dilaksanakan melalui proses survei kondisi lahan untuk mendapatkan data mengenai kondisi tanah, jenis tanah, dan pH tanah yang akan digunakan sebagai acuan dalam tahap sosialisasi. Evaluasi hasil melalui pre-tes dan post-tes dari 32 orang masyarakat, menunjukkan bahwa pengetahuan peserta bisa dibagi menjadi tiga kriteria berdasarkan rata-rata rentang skor. Di kategori baik, ada peningkatan dari 16% menjadi 81%, di kategori cukup ada penurunan dari 25% menjadi 16% dan di kategori kurang, terjadi penurunan yang cukup besar dari 59% menjadi 3%. Berdasarkan data yang didapatkan setelah kegiatan, terdapat peningkatan pengetahuan peserta selama proses sosialisasi berlangsung.
Kearifan Lokal dan Sosial Budaya Suku Maybrat dalam Membuat Koba-Koba (Am) Sebagai Produk Benda Budaya Azis Maruapey; Fajrianto Saeni; Rajab Lestaluhu; Agil Saeni; Muhammad Ridha Suaib
Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 9 No. 1 (2023): Desember in Process
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/jn.v9i1.2978

Abstract

Koba-koba is a unique product of cultural objects (Artifacts) and local wisdom of the Maybrat tribe and has many functions. This research was conducted on the Maybrat tribe community in utilizing forest Pandan as a cultural product in the form of koba-koba (Am). The aim of this research is to find out local wisdom in making koba-koba and the socio-cultural perspective of the Maybrat tribe in interpreting koba-koba. The method in this research is a descriptive method using a Focus Group Discussion (FGD) approach. The results of the research show that the local wisdom of the Maybrat tribe in making and knitting cultural objects in the form of koba-koba is all made from natural materials, starting with the preparation of sheets of Pandan leaves, needles made from bat bones (siwafu) and threads made from gnemon skin fiber (harerem/arus) and stitched by the people. women (mama-mama) form the folds of a coat or umbrella. The socio-cultural perspective of the Maybrat tribe community in making and interpreting koba-koba is a symbol and traditional symbolism that is born from the community and becomes a manifestation of the social and cultural life activities of the Maybrat tribe community in their interaction with their natural environment.