Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA

Diversifikasi Pengolahan Kacang Lokal Lombok Menjadi Pangan Fungsional Di Desa Ubung Lombok Tengah Rina Kurnianingsih; Kurniasih Sukenti; Sukiman; Nur Indah Julisaniah
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.55 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i4.1104

Abstract

hanya sebagai tanaman tumpangsari. Penanaman belum dilakukan dalam skala luas, namun untuk tumpangsari, produksi kacang komak bisa mencapai 1,5 ton per hektar. Keistimewaan dari kacang komak adalah mengandung antioksidan 10 kali lipat dari asam askorbat, bersifat hipo‐kolesterol dan hipoglikemik. Kacang komak mempunyai kadar protein cukup tinggi dan komposisi asam amino yang baik sehingga berpotensi untuk mengatasi kekurangan protein. Namun saat ini, pengolahan kacang-kacangan menjadi pangan fungsional sebagai sumber protein alternatif dan produk yang bernilai ekonomi tinggi masih sangat kurang. Permasalahan lainnya yang terjadi di masyarakat (mitra) adalah masih ditemukannya status stunting dan gizi buruk. Salah satu penyebab terjadinya stunting dan gizi buruk adalah kurangnya pengetahuan masyarakat dan sosial ekonomi masyarakat. Selain itu, meningkatnya jumlah pengangguran pada kondisi pandemi saat ini juga menjadi masalah yang terjadi pada mitra. Solusi yang ditawarkan pada program pengabdian ini adalah penyuluhan tentang kandungan nilai gizi dari kacang-kacangan, pelatihan pengolahan kacang lokal Lombok menjadi pangan fungsional sebagai sumber protein alternatif dan dapat menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, serta penyuluhan tentang pengemasan produk pangan. Tahap pelaksaaan kegiatan pengabdian dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan dan praktek pembuatan produk pangan fungsional berbasis kacang lokal. Kegiatan dilakukan di aula Kantor Desa Ubung. Sesi penyuluhan atau penyampaian materi tentang jenis kacang lokal Lombok, kandungan nutrisi, pangan fungsiona, dan pengemasan produk dan sesi praktek membuat produk pangan fungsional yaitu tempe komak, nugget tempe komak dan sari kacang merah. Antusiasme peserta pada kegiatan praktek sangat tinggi, ini dilihat dari keaktifan peserta dan pertanyaan yang diajukan kepada tim pengabdian. Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta diantaranya terkait dengan masa simpan tempe komak, kualitas tempe komak (aroma, rasa) dan peluang usaha untuk mengembangkan tempe komak. Berdasarkan hasil evaluasi, terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta tentang pengolahan kacang lokal menjadi pangan fungsional yang bernilai gizi tinggi. Kata Kunci: kacang lokal, pelatihan, pangan fungsional
Application of Science and Technology for Rice Farmers Facing Pest Golden Snails in The Village of Bunut Baok, Central Lombok Suripto; Gunawan E.R; Aryanti, E; Sukiman
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 6 No 2 (2023): April-Juni
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v6i2.4357

Abstract

The golden snail in Indonesia is a species of foreign animal, originally kept as a decorative animal in an aquarium but later turned into a pest of plants, especially rice plants. This golden snail attack can cause rice crop production to decrease by up to 30%. The use of synthetic pesticides to control golden snails is not recommended because they must use very high concentrations, which endanger the lives of non-target organisms. Synthetic chemical pesticides are generally stable and not easily degraded so that they accumulate in the food chain. A number of studies have been conducted to find the effective use of botanical pesticides to control the golden snail, a pest of rice plants. Natural pesticides from the jayanti plant (Sesbania sesban) have been laboratory-proven to be effective and selective for the control of golden snails, namely killing golden snails as pests but not killing non-target animals. The manufacture and application of molluscicides from jayanti plants can be easily carried out by farmers, because the active anti-mollusc content can be withdrawn using water as the sole solvent. Devotion activities on the application of science and technology for rice farmers who face the golden snail problem have been carried out in Bunut Baok Village, Central Lombok. This activity began with a coordination meeting of the implementation team with the village head and farmer group leaders in Bunut Baok Village to confirm the problems faced by rice farmers, determine methods and implementation schedule. This service activity aims to increase the appreciation of the farming community for the jayanti plant, increase the knowledge and skills of farmers in producing molluscicides from jayanti plants and apply them to control golden snails in rice fields. Socialization of the application of science and technology was carried out using various methods and media, including lectures, simulations, demonstrations, discussions, field practices and mentoring. The activity was attended by 12 members of Mohon Petunjuk Farmers Group in Bunut Baok Village. The results achieved from this activity are increasing farmers' appreciation for jayanti plants and increasing farmers' knowledge and skills in producing natural molluscicides from jayanti plants and applying them to control the golden snail pest of rice plants.