Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : JURNAL HUTAN LESTARI

JENIS-JENIS BAMBU DI BUKIT GUNUNG ANGGAS, DESA SIDING, KECAMATAN SIDING, KABUPATEN BENGKAYANG Yuliati Indrayani; Lolyta Sisillia; mailing mailing
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 10, No 4 (2022): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v10i4.53545

Abstract

Gunung Anggas Hill, Siding Village, Siding Subdistrict, Bengkayang District has many wildly bamboo plants. Bamboo is a type of grass that belongs to the Gramineae family and is one of the non-timber forest product commodities that grows in most forests in Indonesia and other tropical countries. Bamboo is categorized as a versatile non-timber forest product. Besides being useful, several species of bamboo are ornamental plants as well as processing waste filtering and preventing erosion. This study aims to determine the bamboo species and make a map of the distribution of bamboo based on the coordinates of Gunung Anggas Hill, Siding Village, Siding Subdistrict, Bengkayang District. This study was conducted use a survey method, namely the implementation of path exploration to obtain all species of bamboo. Exploration is carried out directly, such as recording and identifying plants in each encounter on the right and left at three altitudes (100, 200, and 300 masl) with a path length of 100 meters on the hiking trail. The results found four genera of bamboo (Dendrocalamus, Schizostachyum, Bambusa, and Gigantochloa) and eight species of bamboo such as Petung Bamboo (Dendrocalamus asper), Kayan Bamboo (Schizostachyum flexuosum Widjaja), Aur Bamboo (Bambusa vulgaris var. vulgaris), Lemang Bamboo (Schizostachyum brachycladum Kurz), Tamiang bamboo (Schizostachyum latifolium), Tarenk Bamboo (Gigantochloa hasskarliana (kurz) Backer ex Heyne), Mayan bamboo (Gigantochloa robusta) kurz., Timiang pogok bamboo (Schizostachyum silicatum).Keywords: bamboo species, different altitude, Siding VillageAbstrakBukit Gunung Anggas Desa Siding, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang memiliki banyak tanaman bambu yang tumbuh secara liar. Bambu adalah salah satu jenis rumput-rumputan yang termasuk kedalam family Gramineae dan merupakan salah satu komoditas hasil hutan bukan kayu yang tumbuh disebagian besar hutan Indonesia dan negara tropika lainnya. Bambu dikategorikan sebagai hasil hutan bukan kayu yang serbaguna. Selain berguna beberapa jenis bambu merupakan tanaman hias maupun pengolah penyaringan limbah dan pencegah erosi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nama jenis bambu dan membuat peta persebaran bambu berdasarkan titik koordinat yang ada di Gunung Anggas Desa Siding, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang. Penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu pelaksanaannya secara eksplorasi jalur untuk memperoleh semua jenis bambu. Eksplorasi dilakukan secara langsung, yaitu mencatat dan mengidentifikasi tumbuhan setiap perjumpaan disebelah kanan dan kiri pada masing-masing ketinggian (100, 200, dan 300 mdpl) dengan panjang jalur penelitian 100 meter di jalur pendaki. Hasil survey menemukan empat Genus bambu (Dendrocalamus, Schizostachyum, Bambusa, dan Gigantochloa) dan delapan sepesies bambu yaitu Bambu Petung (Dendrocalamus asper), Bambu Kayan ( Schizostachyum  flexuosum Widjaja ), Bambu Aur (Bambusa vulgaris var. vulgaris), Bambu Lemang (Schizostachyum brachycladum Kurz), Bambu tamiang (Schizostachyum latifolium), Bambu Tarenk (Gigantochloa hasskarliana (kurz) Backer ex Heyne), Bambu Mayan (Gigantochloa robusta) kurz., Bambu temiang pogok (schizostachyum silicatum).Kata Kunci : Spesies bambu, ketinggian berbeda, Desa Siding
INVENTARISASI POTENSI SARANG KELULUT (Trigona spp) DAN DESKRIPSI HABITATNYA DIKAWASAN RTH KAMPUS UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK ahmad fadhilah; Dwi Astiani; Yuliati Indrayani
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 10, No 4 (2022): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v10i4.55666

Abstract

Kelulut bees is a kind of honey-producing bee that does not have a sting (stinglees bees), in the green open space area of the Tanjungpura University Campus in Pontianak, kelulut bees live naturally by nesting in tree trunks and building gaps. This study aims to obtain information about the ecological potential which includes identification of the types of kelulut bees and their habitat including micro-climate, edaphic, biological environment and tree species where kelulut bees nest conditions in the Tanjungpura University Pontianak Campus. The research method used is a survey method, while in finding the existence of kelulut nests done by cencus method. Where kelulut nests are found, plots measuring 20m x 20m and The results of observations show that found the types of bees, namely Heterotrigona itama, tetragonua fuscobalteata, tetragonula laeviceps. Beehives are in building gamps 68%, 23% dead trees, and 9% live trees. Average daily temperature, humidity, and light intensity at the location of the faculty of forestry are 29,2oC, 80,2%RH, and 3603 fc. Average daily temperature, humidity and light intensity at the jogging track location are 30,2oC, 77,3%RH, and 3073 fc, while the average edaphic in all plots obtained soil pH 6,85, soil temperature 29,1oC and soil moisture is 50,5%RH. Average daily temperature, humidity and light intensity at the arboretum location 29,2oC, 82,6%RH, and 1675 fc. While the average of all plots at the arboretum location obtained soil pH 6,6, soil temperature 28,75oC and 45,5%RH for soil moisture. Tree analysis was dominated by Accacia sp 121,71%, the pole rate of Eucalyptus deglupta 59,18%, the sapling rate of Melicope elleyarna 44,02%, and the seedling rate of Leea indica 70,64%. Keywords: Green open space, Kelulut bees, Kelulut nest, Tanjungpura University.AbstrakLebah kelulut adalah sejenis lebah penghasil madu yang tidak memiliki sengat (stingless bee), dikawasan RTH kampus Universitas Tanjungpura Pontianak lebah kelulut hidup secara alami dengan bersarang pada batang pohon maupun celah bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai potensi ekologi yang meliputi identifikasi jenis – jenis lebah kelulut dan kondisi habitatnya meliputi iklim mikro, edafis, lingkungan biologi dan jenis pohon tempat bersarang kelulut yang berada di lingkungan kampus Universitas Tanjungpura Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, sedangkan dalam mencari keberadaan sarang kelulut dilakukan dengan metode sensus. Setiap lokasi ditemukannya sarang kelulut kemudian dibuat plot berukuran 20m x 20m. Hasil pengamatan menunjukkan ditemukan jenis lebah yaitu Heterotrigona itama, Tetragonula fuscobalteata, Tetragonula laeviceps. Tempat bersarang lebah berada di celah bangunan 68%, pohon mati 23%, dan pohon hidup 9%. Rerata suhu harian, kelembaban udara dan intensitas cahaya di Fakultas Kehutanan adalah 29,2oC, 80,2%RH, dan 3603fc. Rerata suhu harian, kelembaban udara dan intensitas cahaya di jogging track adalah 30,2oC, 77,3%RH, dan 3073 fc, sedangkan edafis rerata pada semua plot di jogging track didapat pH tanah 6,85, suhu tanah 29,1oC, dan kelembaban tanah adalah 50,5% RH. Rerata suhu harian, kelembaban udara dan intensitas cahaya di Arboretum 29,2oC, 82,6%RH, dan 1675 fc, sedangkan rerata semua plot pada lokasi Arboretum didapat pH tanah 6,6, suhu tanah 28,75oC dan untuk kelembaban tanah 45,5% RH. Analisis pohon didominasi oleh Accacia sp 121,71%, tingkat tiang Eucalyptus deglupta 59,18%, tingkat pancang Melicope elleyarna 44,02%, dan tingkat semai Leea indica 70,64%. Kata kunci: Ruang Terbuka Hijau, Kelulut, Sarang Kelulut, Universitas Tanjungpura
KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU DI KAWASAN TAMAN KEHATI KABUPATEN SEKADAU Yuliati Indrayani; hari Prayogo; julius adi pajar
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 10, No 4 (2022): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v10i4.53987

Abstract

Butterflies are one type of insect found in the Biodiversity Park (kehati) of Sekadau Regency. Kehati Park is a park managed by the local government, in this area there are also plants that can produce a source of food for butterflies. This insect has an important role in ecology, including as a good indicator of the environment due to the nature of butterflies which are very susceptible to degradation and climate change, as well as plant pollinators and can maintain the balance of the ecosystem. This study aims to record diversity, inventory and analyze butterfly species in the Kehati Park, Sekadau Regency. This study used the transect method, direct sampling with insect nets was carried out on the transect line. Butterflies were found as many as 32 types of butterflies with a total of 159 individuals from 6 families, namely Papilionidae (3 species), Nymphalidae (19 species), Pieridae (3 species), Lycaenidae (4 species), Riodinidae (2 species), and Uraniidae (1 species). The diversity index value is 3.42, the abundance index value is 0.99, the species richness index value is 6.11, the dominance index value is 0.04.Keywords: butterfly, diversity, Kehati ParkAbstrakKupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga yang terdapat di taman keanekaragaman hayati (kehati) Kabupaten Sekadau. Taman Kehati merupakan taman yang dikelola oleh pihak pemerintah daerah, di dalam kawasan ini juga terdapat tumbuh tumbuhan yang dapat menghasilkan sumber pakan bagi kupu-kupu. Serangga ini memiliki peranan penting dalam ekologis diantaranya sebagai indikator yang baik pada lingkungan hidup karena sifat kupu-kupu yang sangat rentan terhadap degradasi dan perubahan iklim, juga sebagai penyerbuk tanaman serta dapat menjaga keseimbangan ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk mendata keanekaragaman, menginventarisasi serta menganalisis jenis kupu-kupu di Taman kehati Kabupaten Sekadau. Penelitian ini menggunakan metode transek, pengambilan sampel langsung dengan jaring serangga dilakukan pada jalur transek. Kupu-kupu yang ditemukan sebanyak 32 jenis kupu-kupu dengan total 159 individu dari 6 famili, yaitu Papilionidae (3 jenis), Nymphalidae (19 jenis), Pieridae (3 jenis), Lycaenidae (4 jenis), Riodinidae (2 jenis), dan Uraniidae (1 jenis). Nilai indeks keragaman 3,42, nilai indeks kelimpahan 0.99, nilai indeks kekayaan jenis 6.11, nilai indeks dominansi 0.04.Kata kunci : Keanekaragaman, Kupu-kupu, Taman Kehati
KUALITAS ORIENTED STRAND BOARD (OSB) DARI LIMBAH FINIR KAYU LAPIS BERDASARKAN PANJANG STRAND DAN KADAR PEREKAT Yuliati Indrayani; Habibi Habibi; Nurhaida Nurhaida
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 3 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i3.68338

Abstract

The plywood industry in PT. Sambas Alam Lestari produces waste that has been left to rot and pile up. One of the efforts that can be made to overcome the waste problem is to process the waste into an Oriented Strand Board which will provide added value and economic value to be a quality product. The purpose of this study was to determine the effect of strand length, adhesive content, and their interaction on the physical and mechanical properties of OSB boards from plywood finir waste and to determine the optimal strand length and adhesive content that produce OSB boards with the best physical and mechanical properties that meet JIS A 5908 (2003). The research was conducted at the Wood Processing Laboratory and Wood Workshop of the Faculty of Forestry and the Laboratory of PT Duta Pertiwi Nusantara for 3 months. The factorial experiment method used a completely randomized design with treatment factors consisting of strand length and adhesive content with six treatment combinations: a1b1 (10 cm strand length and 7% adhesive content), a1b2 (10 cm strand length and 9% adhesive content), a1b3 (10 cm strand length and 11% adhesive content), a2b1 (15 cm strand length and 7% adhesive content), a2b2 (15 cm strand length and 9% adhesive content), and a2b3 (15 cm strand length and 11% adhesive content), each with three replications. The results showed that OSB with a strand length of 15 cm and an adhesive content of 11% was the best quality OSB with the most parameters complying with JIS A 5908 (2003).Keywords: adhesive content, mechanical properties, oriented strand board, physical properties, strand lengthAbstrakIndustri kayu lapis di PT. Sambas Alam Lestari menghasilkan limbah yang selama ini hanya dibiarkan membusuk dan ditumpuk. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah limbah tersebut yaitu dengan mengolah limbah menjadi Oriented Strand Board yang akan memberikan nilai tambah dan bernilai ekonomis untuk dijadikan sebuah produk bermutu. Tujuan penelitian ini yaitu menentukan pengaruh panjang strand, kadar perekat serta interaksi keduanya terhadap sifat fisis dan mekanis papan OSB dari limbah finir kayu lapis dan menentukan panjang strand dan kadar perekat optimal yang menghasilkan papan OSB dengan sifat fisis dan mekanis terbaik yang memenuhi JIS A 5908 (2003). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Kayu dan Wood Workshop Fakultas Kehutanan serta Laboratorium PT. Duta Pertiwi Nusantara selama 3 bulan. Metode percobaan faktorial menggunakan rancangan acak lengkap dengan faktor perlakuan terdiri dari panjang strand dan kadar perekat dengan enam kombinasi perlakuan yaitu a1b1 (panjang strand 10 cm dan kadar perekat 7%), a1b2 (panjang strand 10 cm dan kadar perekat 9%), a1b3 (panjang strand 10 cm dan kadar perekat 11%), a2b1 (panjang strand 15 cm dan kadar perekat 7%), a2b2 (panjang strand 15 cm dan kadar perekat 9%), dan a2b3 (panjang strand 15 cm dan kadar perekat 11%), masing-masing tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa OSB dengan panjang strand 15 cm dan kadar perekat 11% sebagai OSB dengan kualitas terbaik dan parameternya paling banyak memenuhi JIS A 5908 (2003). Kata kunci: kadar perekat, panjang strand, kualitas OSB