Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Application Traceability System in Fish Processing Lemadang Frozen Portion in PT. Graha Insan Sejahtera, North Jakarta Dwi Febrianik; Niken Dharmayanti; Arpan Nasri Siregar
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 20 No 1 (2017): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.377 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v20i1.16505

Abstract

Rejection of any foreign material that should not be included in the product (filthy) occurs in fish lemadang with various forms of products. The observe done in PT. Graha Insan Sejahtera, North Jakarta from 15 February until 15 May 2016. The purpose of observe was to determine the application of traceabilitysystems in the fish processing frozen lemadang portion and determine the ability of a search on the final product based on the code traceability. Method end the practice of using direct observation by participating in the process of traceability and interviews with sources (captains, tally, Quality Assurance or QA and Quality Control or QC). Implementation of traceability systems internally applied by Fish Processing Unit (UPI) based analysis system, the type of operation and methods of data traceability. Implementation of internal code traceability system starting from raw material to the acceptance stage weighing IV use 12-digit numbers and three letters or a combination of numbers and letters. At this stage of labeling up to loading using a product lot code. The application of an external traceability system on seven ships and three suppliers no implementing traceability systems. Search capability to the code portion lemadang frozen fish products with a known product quality is not traceable to get the code of raw materials and the quality of frozen fish lemadang.
Produksi Kitosan dari Cangkang Rajungan (Portunus sp.) pada Suhu Ruang: The Production of Chitosan from Crab Shell (Portunus sp.) at Room Temperature Dessy Atika Natalia; Niken Dharmayanti; Fera Roswita Dewi
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 24 No 3 (2021): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 24(3)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v24i3.36635

Abstract

Crab shell (Portunus Sp) can be used as a raw material for chitosan which obtained by hydrolyzing chitin by using strong alkali and high temperature. The use of high temperature during the process, producing chitosan without any thermal stage can be a possible solution to reduce hazard. The study aims to produce chitosan from crab shells using non thermal method. Chitosan was made through these stages: deproteination, demineralization and deacetylation. The yielded chitosan then characterized. The results showed that the chitosan has yellowish white color, in flakes form and odorless with moisture content 11,25 – 12,93%, ash content 1,62 – 1,75%, nitrogen content 5,12 – 5,45%, lipid content 0,25 – 0,49%, viscosity 37,50 – 38,33 cPs, solubility 99,55 – 99,57% and degree of deacetylation 57,64%. In conclusion chitosan can be made with non thermal method met the commercial standards of chitosan except for the low deacetylation. Processing chitosan with non thermal methode can be applied at small crab miniplant, thus the crab shells has more economical value.
Aktivitas Antioksidan Kolagen dari Kulit Ikan Patin (Pangasius sp.) dengan Enzim Bromelin Kasar Kulit Nanas (Ananas comosus L.): Antioxidant Activity of Collagen from the Skin of Pangas Catfish (Pangasius sp) with Crude Bromelain Enzyme of Pineapple Peel Fitri Yanti; Niken Dharmayanti; Suryanti Suryanti
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 25 No 1 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(1)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v25i1.36731

Abstract

Pangas catfish skin is one of fishery by-products containing certain compounds which have the potential to be used as an alternative source of collagen having antioxidant activity. The purpose of this study is to determine the antioxidant activity in collagen, so that it can be used as an antioxidant material. Collagen was made using crude bromelain enzyme from pineapple peel with an activity of 1.0 U/g in several stages, which were pretreatment, deproteinization, degrasing, and extraction, using factorial RAL with a combination of 3 hours, 3.5 hours and 4 hours and crude enzyme concentration of 0 ; 1.5% ; 2%. The results of the observations showed that the best solubility was obtained in the T3E2 treatment which was 98.96%. The best viscosity was 22.67 cP. The best acidity (pH) at T1.E2 was 6.73. The molecular weights α1, α2, β and ƴ were : 131.51 kDa, 110.48 kDa, 202.48 kDa and 243.93 kDa. The best antioxidant activity was in T1.E3 treatment, which was 20.45 ferrous sulfate/g.
Optimasi Waktu dan Suhu Kalsinasi Tepung Cangkang Rajungan (Portunus sp.) sebagai Bahan Baku Hidroksiapatit Bagus Hadiwinata; Fera Roswita Dewi; Dina Fransiska; Niken Dharmayanti
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 16, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v16i2.731

Abstract

Kalsinasi merupakan salah satu tahapan penting dalam sintesis hidroksiapatit, karena kemurnian tepung CaO sangat tergantung pada suhu dan waktu kalsinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan waktu dan suhu optimum pada kalsinasi tepung cangkang rajungan (Portunus sp.) pada pembuatan tepung kalsium oksida (CaO). Pada penelitian ini, cangkang rajungan dikalsinasi pada suhu 700 dan 800°C selama 4 dan 5 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan suhu dan waktu kalsinasi berpengaruh terhadap rendemen, jumlah massa kalsium, dan karbon dari tepung CaO (p<0,05). Sedangkan jumlah massa fosfor dan oksida tidak dipengaruhi oleh perlakuan kalsinasi (p>0,05). Tepung CaO kemudian diidentifikasi gugus fungsi, morfologi, komposisi, dan kristalinitasnya menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Scanning Electron Microscope (SEM) dengan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), dan X-Ray Diffraction (XRD). Hasil pengamatan menunjukan tepung CaO terbaik diperoleh dari perlakuan kalsinasi pada suhu 800°C selama 5 jam, menghasilkan morfologi tepung dengan ukuran yang lebih seragam serta pori-pori yang lebih halus dan lebih kecil dibandingkan perlakuan lainnya. Selain itu, kadar kalsium dan derajat kristalinitas yang dihasilkan pada perlakuan tersebut lebih besar dibandingkan dengan perlakukan lainnya, yaitu berturut-turut 91,96±5,07% dan 75%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses kalsinasi pada suhu 800°C selama 5 jam menghasilkan tepung CaO yang paling optimum dan dapat dijadikan bahan baku sintesis hidroksiapatit. Title: The Optimization of Time and Temperature to Calcine The Crab Shell (Portunus sp.) Powder as Raw Material of HydroxyapatiteCalcination is one of the important steps in the synthesis of hydroxyapatite because the purity of CaO powder is highly dependent on the temperature and time of calcination. This study aimed to optimize the time and temperature of calcination on the production of Portunus sp. calcium oxide (CaO) powder. In this study, crab shells were calcined at 700 and 800°C for 4 and 5 hours. The results showed that the temperature and time of calcination affected the yield, total mass of calcium, and carbon of CaO powder (p<0.05). Meanwhile, the mass amount of phosphor and oxide was not affected by the calcination treatment (p>0.05). The CaO powder was identified its functional groups, morphology, composition, and crystallinity using Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Scanning Electron Microscope (SEM) with Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), and X-Ray Diffraction (XRD), respectively. The results showed the best CaO powder was obtained from the calcination treatment at a temperature of 800°C for 5 hours. The CaO morphology was uniform in size, finer, and smaller pores than that of other treatments. In addition, the calcium content and degree of crystallinity produced by this treatment were greater than other treatments, i.e. 91.96±5.07% and 75%, respectively. It can be concluded that the calcination process at 800°C for 5 hours produces the best CaO powder and can be used as raw material for the synthesis of hydroxyapatite.
Indentifikasi Produktivitas Pengolahan Tuna Beku Pada PT. Maluku Prima Makmur di Kota Ambon Alfred Freddy Palyama; Niken Dharmayanti
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 15, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v15i1.233

Abstract

Ikan Tuna (Thunnus sp) merupakan salah satu hasil tangkapan yang potensial di perairan Maluku. Hasil tangkapan Tuna di Maluku pada Tahun 2019 adalah sebesar 49.401,00 Ton. Bahan baku ikan tuna di kota Ambon dijual secara lokal dalam bentuk segar dan bentuk olahan beku. Ikan Tuna yang diolah dalam bentuk beku telah dipasarkan di dalam negeri maupun sampai ke luar negeri atau pasaran internasional. Salah satu perusahan Tuna beku di kota Ambon yang telah mengolah ikan tuna dalam bentuk produk tuna beku adalah PT. Maluku Prima Makmur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi produktivitas pengolahan tuna beku pada PT. Maluku Prima Makmur. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode survey dan pengamatan langsung dilapangan, Analisis data berupa data kuantitatif yang disajikan dalam bentuk tabulasi (diagram dan tabel). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode kaizen yang dilanjutkan dengan uraian secara deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah Proses pengolahan Tuna Beku di PT. Maluku Prima Makmur adalah sebagai berikut :Penerimaan bahan baku ikan Tuna tanpa Insang dan isi perut, Penimbangan 1, Pencucian 1, Penyimpanan Sementara, Pencucian 2, Pemotongan Kepala, Pencucian 3, Pemotongan  Loin, Pembuangan kulit dan Perapihan, Potong (Saku Cut, Cube Cut), Pengemasan 1, Penyemprotan Gas CO, Pendinginan, Penyedotan Gas CO, Sortasi dan sizeing, Pengemasan plastic vacuum, Penimbangan 2, Pemvaccuman, Pembekuan, Pendeteksian Logam (Metal Detection), Penimbangan Pengepakan & Pelabelan, Penyimpanan Beku, Pemuatan. Dan Produktivitas kinerja bagian prosesing tuna beku pada PT. Maluku Prima Makmur masih memenuhi standar produktivitas.
IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA PRODUK IKAN TERI NASI ASIN (Stolephorus sp) DAN KARAKTERISTIK PEDAGANG DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN Aef Permadi; Nur Hidayah; Nur Afifah; Heny Budi Purnamasari; Niken Dharmayanti; Resmi R Siregar; Yuliati H Sipahutar
Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam Vol 4, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bjsj.v4i1.11067

Abstract

Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Provinsi Sumatera Utara, dimana Kota Medan merupakan kota yang memproduksi ikan teri nasi (Stolephorus sp) yang tinggi.  Ikan teri nasi (Stolephorus sp) kering mudah didapatkan di seluruh Kota Medan, oleh karena itu menjadi salah satu ikan yang cukup banyak dikomsumsi sebagai lauk-pauk. Tujuan penelitian ini adalah mengamati proses pengolahan ikan teri nasi asin dari penerimaan bahan baku hingga pemasaran, melakukan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif pada produk ikan teri nasi asin yang dijual di pasar tradisional Kota Medan khususnya di daerah Belawan, Marelan, Martubung, Brayan, Helvetia, Kurnia, Gabion. Dan mengetahui karakteristik serta pengetahuan tentang formalin dipasar tradisional Kota Medan dan nelayan. Metode penelitian dengan melakukan pengamatan langsung dan pengujian formalin di Laboratorium dan metode survey. Pengujian formalin dari 32 sampel terdapat 19 sampel positif (59%) dan 13 sampel negative (41%) dan kadar formalin tertinggi terdapat di pasar Marelan Sore yaitu 1,6 mg/kg.. Karakteristik pedagang pada pasar tradisional Kota Medan meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan dan lama berjualan. Umur pedagang berkisar 15-45 tahun dan pedagang yang paling banyak yaitu pada umur 31-35 tahun sebanyak (31%). Pendidikan pedagang dipasar tradisional kota Medan dimulai dari tidak bersekolah hingga tamatan SMA dan pedagang yang paling banyak adalah SD dan SMP (31%). Karakteristik pedagang berdasarkan jenis kelamin di pasar tradisional Kota Medan lebih banyak pedagang perempuan (63%) dibanding dengan pedagang laki-laki (37%). Dan pengetahuan dari responden mengenai formalin adalah 60% menjawab tidak tahu dan 40% menjawab tahu. Kata Kunci : ikan teri nasi asin, formalin, pedagang, pasar tradisional medan
Optimalisasi Rendemen Ikan Tuna (Thunnus Sp.) Loin Beku Dengan Metode Kaizen di PT. X-Jakarta Utara Waluyo Waluyo; Aef Permadi; Randi B.S. Salampessy; Andi Perdana Gumilang; Diah Ayu Sri Utami; Niken Dharmayanti
Barakuda'45 Vol 4 No 1 (2022): Edisi April
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (939.539 KB) | DOI: 10.47685/barakuda45.v4i1.222

Abstract

PT. X-North Jakarta produces Frozen Loin Tuna. The problem faced is the low value of yields that do not meet the company's standards. The purpose of the study is to (i) know the flow of the process of processing frozen loin tuna. (ii) understanding the quality of frozen loin tuna (iii) implementing kaizen using the fishbone method or a fish bone diagram (iv) understanding corrective actions for increasing yield and productivity (v) intervening in increasing yield and productivity (vi) calculating the estimated profit after interventionThe research was conducted from March to June 2021 at PT. X-North Jakarta. The method used is observation, with the type of data taken being primary and secondary data. Analysis of the Kaizen method obtained results showing that low yields were caused by several factors ranging from humans, methods, raw materials, and machines. After conducting an observation analysis of the yield value, it was found that the standard yield can be increased by 3% in tuna at a size of 20–50 kg, namely from the yield value of 49% can be increased to 52% and the size of 10–20 kg, the yield value of 48% can be increased to 51%. Profits can increase by Rp. 96,000/40 kg of raw materials with a 3% increase in size from 20 kg to 40 kg, and profits can increase by as much as Rp. 2,790,000,000/620,000 kg of raw materials if calculated over a time cycle (years). Improvements will occur if there is supervision and discipline of employees, equipment maintenance, and a need to carefully choose raw material.
KARAKTERISTIK MUTU MINYAK IKAN BANDENG DENGAN PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN BHT DAN ASAM ASKORBAT DALAM MAKRO KAPSUL Aef Permadi; Resmi R Siregar; Widi Astuti; Niken Dharmayanti; I Ketut Sumandiarsa; Mohammad Sayuti; Siti Zachro Nurbani; Nofi Sulistyo Rini; Yudi Prasetyo Handoko
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 5, No 1 (2022): JKPT Juni 2022
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v5i1.11173

Abstract

Ikan Bandeng merupakan ikan yang populer dikalangan masyarakat karena memiliki citarasa yang gurih dan enak. Ikan Bandeng mengandung 20,53% protein dan 6,73% lemak, sehingga digolongkan sebagai ikan berprotein tinggi dan berlemak sedang . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan antioksidan BHT 0,02% dan BHT + Asam askorbat (3:1) dengan konsentrasi 0,02% terhadap mutu minyak ikan bandeng. Minyak Ikan bandeng yang telah dikapsul, disimpan pada suhu ruang dan dilakukan pengujian mutu yang meliputi pengujian Asam Lemak Bebas, Bilangan Peroksida, Bilangan Iod. Pengujian Asam Lemak Bebas (ω-3,6 dan 9), Bilangan Peroksida, dan Bilangan Iod dilakukan setiap 4 hari sekali. Hasil pengamatan mutu minyak ikan selama 56 hari yang meliputi pengujian Kandungan Asam Lemak Bebas di peroleh data bahwa kenaikan yang sama terjadi pada tiga perlakuan hingga hari ke-24, sedangkan minyak ikan dengan penambahan BHT 0,02% mengalami laju kenaikan yang lebih lambat daripada minyak ikan dengan penambahan antioksidan BHT + Asam askorbat. Bilangan peroksida pada ketiga perlakuan mengalami trend kenaikan yang berbeda pada minyak ikan penambahan BHT 0,02% masih memenuhi standar hingga hari ke-24 sedangkan pada minyak ikan dengan penambahan antioksidan BHT + Asam askorbat hanya memenuhi standar hingga hari ke-12, sedangkan pada minyak ikan tanpa penambahan antioksidan 0% (kontrol) sudah mengalami kenaikan sejak penyimpanan pada hari ke-4. Bilangan Iod pada ketiga perlakuan tidak menunjukan perbedaan baik pada minyak ikan BHT 0,02%, BHT + Asam askorbat maupun minyak ikan 0% (kontrol).