Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Insidensi dan Intensitas Serangan Virus dan Kaitannya dengan Produksi Cabai Merah Keriting yang Diaplikasi Berbagai Warna Mulsa Titi Tricahyati; Suparman Suparman; Chandra Irsan
Agrikultura Vol 32, No 3 (2021): Desember, 2021
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v32i3.33768

Abstract

Cabai merupakan komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomis tinggi, namun dalam budidayanya terdapat beberapa kendala dari hama dan penyakit. Penyakit yang sering ditemui yaitu penyakit kuning dan penyakit keriting daun yang disebabkan virus. Virus yang menyerang cabai biasanya ditularkan serangga vektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon serangga vektor yang tertarik pada masing-masing perlakuan warna mulsa yang akan berdampak pada insidensi dan intensitas penyakit. Percobaan dilakukan menggunakan tujuh warna mulsa plastik dan diulang sebanyak tiga kali, dan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Variabel yang diamati meliputi insidensi dan intensitas penyakit kuning dan penyakit keriting daun, serta bobot dan jumlah buah cabai. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penggunaan mulsa warna tidak berpengaruh pada insidensi penyakit virus kuning maupun insidensi penyakit virus keriting serta pada bobot buah dan jumlah buah cabai. Namun warna mulsa biru, kuning, merah, dan putih menghasilkan intensitas penyakit virus kuning maupun virus keriting yang lebih tinggi dibandingkan dengan mulsa warna hitam, coklat, dan hijau.
Pengaruh Kultur Teknis Terhadap Serangan Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kacang Panjang Di Kecamatan Lempuing Kabupaten Ogan Komering Ilir: Effect of Technical Culture on Pest and Disease Attacks on Long Bean Plants Sub-District in Lempuing, Ogan Komering Ilir Arsi Arsi; Riska Resita; Suparman SHK; Bambang Gunawan; Siti Herlinda; Yulia Pujiastuti; Suwandi Suwandi; Chandra Irsan; Harman Hamidson; Riski Anwar Efendi; Lina Budiarti
J-Plantasimbiosa Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v2i2.1740

Abstract

Kacang panjang termasuk dalam Famili Fabaceae dan merupakan salah satu komoditi sayuran yang banyak diusahakan di daerah dataran rendah pada ketinggian 0-200 m dpl. Permintaan kacang panjang dipasaram terus meningkat, namun pasokan kacang panjang terbatas. Peningkatan produksi kacang panjang dapat dilakukan dengan cara perbaikan tingkat kerapatan tanam. Untuk meningkatkan hasil polong kacang panjang, bisa dilakukan beberapa upaya seperti dengan pengendalian kultur teknis. Bertujuan untuk mengetahui intensitas serangan hama dan penyakit dan perbedaan pengaruh pengendalian kultur teknis terhadap dua lahan tanaman kacang panjang. Penelitian dilaksanakan di lahan kacang panjang milik petani di Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan Penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung (Scan sampling) persentase serangan hama dan penyakit pada pertanaman kacang panjang.  Pengambilan sampel pada praktek lapangan ini diawali dengan menentukan jumlah guludan yang akan diamati. Penentuan skor gejala serangan hama maupun intensitas penyakit di lapangan ditentukan dengan mengamati gejala masing masing serangan hama dan juga penyakit pada tanaman kacang panjang.  Secara keseluruhan intensitas serangan hama dan penyakit pada lahan kacang panjang 1 milik Bapak Johari lebih banyak dibandingkan dengan lahan 2 milik Bapak Sutekno. Ada beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi hal tersebut diantaranya tanaman rotasi yang digunakan, umur tanaman, penggunaan fungisida karena lahan 1 tidak menggunakan fungisida sama sekali sedangkan lahan 2 milik Bapak Sutekno mengaplikasikan fungisida pada tanaman kacang panjang miliknya. Kata kunci : tanaman kacang panjang, hama dan penyakit.
Pengaruh Teknik Budidaya terhadap Serangan Penyakit pada Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) di Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir: Effect of Cultural Technique on Disease of Cayenne Pepper (Capsicum frutescens L.) in Sub District Lempuing, Distict Ogan Komering Ilir Arsi Arsi; Noni Octariati; Suparman SHK; Bambang Gunawan; Siti Herlinda; Yulia Pujiastuti; Suwandi Suwandi; Chandra Irsan; Harman Hamidson; Riski Anwar Efendi; Lina Budiarti
J-Plantasimbiosa Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v2i2.1741

Abstract

Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) sangat digemari di Indonesia karena rasanya yang pedas dan mengandung banyak vitamin. Namun, produksi tanaman cabai rawit dapat menurun disebabkan oleh teknik budidaya yang kurang maksimal sehingga tanaman rentan terhadap serangan hama maupun penyakit tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan tingkat serangan penyakit pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) berdasarkan perbedaan cara budidayanya pada dua lahan petani yang berbeda sehingga didapatkan cara budidaya terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di lahan cabai rawit milik petani di Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Metode pengamatan yang digunakana dalam penelitian ini yakni metode survei yang dilakukan secara purporsive sampling. Hasil pengamatan di lahan cabai rawit ditemukan tiga penyakit tanaman yaitu penyakit virus kuning, virus keriting, dan bercak daun. Perbandinagn penyakit virus kuning di lahan milik bapak firman dan bapak narno tidak berbeda nyata. Sedangkan, perbandingan penyakit virus keriting dan bercak daun di lahan milik bapak firman dan bapak narno berbeda nyata. Kata Kunci : Cabai Rawit, Teknik Budidaya, Penyakit Tanaman.
Pengaruh Teknik Budidaya Terhadap Serangan Penyakit Pada Tanaman Terung Ronggo (Solanum melongena) di Desa Gunung Cahya Kecamatan Buay Rawan, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Arsi Arsi; Gustisyal Gifhari Abdindra; Suparman Surya Hadi Kusuma; Bambang Gunawan
J-Plantasimbiosa Vol 3 No 2 (2021)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v3i2.2263

Abstract

Terong (Solanum melongena L) merupakan salah satu komoditas hortikultura di Indonesia yang diyakini sebagai sumber beberapa zat gizi esensial yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Produktivitas terong di Indonesia cenderung meningkat setiap tahun. Namun, produksi terong masih belum mampu memenuhi permintaan pasar yang tinggi. Hambatan terpenting dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman terong adalah terganggunya Organisme Pengganggu. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas penyakit yang menjangkiti dua lahan budidaya terong yang memiliki teknik budidaya berbeda. Penelitian ini dilakukan di lahan terong milik petani di Desa Gunung Cahya, Kecamatan Buay Rawan, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan. Metode observasi yang diterapkan dalam praktek lapangan ini adalah metode observasi langsung di lapangan yang dilakukan secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan 2 penyakit yang menyerang 2 lahan terong yang diamati, yaitu penyakit bercak daun (Cercospora sp), dan penyakit virus kuning. Berdasarkan hasil penelitian terhadap kedua lahan milik petani berbeda secara signifikan penyakit yang menyerang tanaman terung, Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dalam teknik budidaya tanaman tersebut.
Preferensi dan Kecocokan Inang Pentalonia nigronervosa Coquerel (Hemiptera: Aphididae) terhadap Berbagai Varietas Pisang Suparman Suparman; Nurhayati Nurhayati; Anita Setyawaty
Jurnal Entomologi Indonesia Vol 8 No 2 (2011): September
Publisher : Perhimpunan Entomologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.317 KB) | DOI: 10.5994/jei.8.2.73-84

Abstract

Pentalonia nigronervosa Coquerel (Hemiptera: Aphididae) is the only known vector of  banana bunchy top virus (BBTV). The objective of this research was to study the preference and suitability  of  banana aphid P. nigronervosa to various banana genotypes.  Survey conducted at Talang Betutu, South Sumatra indicates the existence of different preferences of the P. nigronervosa toward different varieties in the field. Host suitability test was conducted using 13 banana varieties that were invested with P. nigronervosa from taro plants.  Preference test was conducted using a 200 cm x 200 cm x 150 cm  mesh cage that were used to house 13 banana genotypes that were invested with P. nigronerosa. The numbers of aphids on different banana genotypes were observed. Result of the study showed that “kepok” genotype was more suitable for the growth of P. nigronervosa compared to other genotypes. The suitability was shown by higher population, faster population growth, lower mortality and the higher proportion of alate adults. Banana kepok infested with 20 aphids at the beginning of the test reached 324 individuals within 24 days with population growth rate of 8.27% per day, and produced 1.9% of alate imagoes appeared 6 days after infestation. Host preference test using the same genotypes suggested that the aphid prefer banana kepok more than to any other genotypes.
Eksplorasi, isolasi dan identifikasi Jamur entomopatogen yang menginfeksi serangga hama Arsi Arsi; Yulia Pujiastuti; Suparman Surya Hadi Kusuma; Bambang Gunawan
Jurnal Proteksi Tanaman Tropis Vol 1 No 2 (2020): July
Publisher : Department of Plant Protection, Faculty of Agriculture, Universitas Jember - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jptt.v1i2.18554

Abstract

ABSTRACT Entomopathogenic fungi are classified as a fungus that infects insect pests. Hyphae color that comes out of the insect's body depends on the type of entomopathogenic fungus that attacks it. The purpose of this research is to explore, isolate and identify entomopathogenic fungi that attack insect pests. Samples of dead insects were taken from vegetable crops in the highlands of Pagaralam City and the lowlands of Ogan Komering Ilir Regency. In addition, exploration is also carried out using insect bait methods. This method is carried out on soils taken from the highlands of the fencealam area and Pekanbaru area. Based on the results of entomopathogenic expolation in vegetable plants that infect insects in the field there are 2 types of fungi that attack the insect. Two types of entomapatogenic fungi were found to have characteristics, namely the first hyphal color is rather green which covers the entire body of the insect and the second is white hyphae. The fungus that attacks the insect, then isolated to the GYA media found two entomopathogenic fungi namely, Metarhizium sp. and Beauveria bassiana. Meanwhile, through insect bait using soil T. molitor larvae, one species of entomopathogenic fungus was found, namely Metarhizium sp. The most infected T. molitor larvae in the soil of origin of Pekanbaru in the 2nd and 4th weeks, namely, 21.90 and 29.33 tails. . Keywords: Entomopathogenic Fungus, Insect Pest and Tenibrio molitor
POTENSI JAMUR ASAL UMBI TANAMAN TERNA TAHUNAN SEBAGAI PENGENDALI Ganoderma boninense PENYEBAB PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG PADA KELAPA SAWIT Muthia Amalia Cendrawati; Suwandi Suwandi; Siti Herlinda; Suparman Suparman
Jurnal Biotek Vol 8 No 2 (2020): DESEMBER
Publisher : Department of Biology Education of Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jb.v8i2.17302

Abstract

The oil palm plantation sector is one of the largest foreign exchange earners in Indonesia. The attack of red root fungus by Ganoderma boninense causes stem rot disease (BPB) in oil palms, causing potential losses. Until now, this disease has not been controlled. Therefore, research is needed for controlling BPB disease in oil palm. This study aims to determine the ability of the biological agents explored and isolated from three types of annual herbaceous tubers, namely garut (Maranta arundinacea), ganyong (Canna indica), and talas Belitung (Xanthosoma sagittifolium)  in controlling G. boninense. A total of 24 isolates, 11 isolates from garut tubers, 9 isolates from ganyong tubers, and 4 isolates from Belitung tubers were tested for the antagonism in dual culture on Malt Extract Agar (MEA) media. The results showed that the isolates from Belitung tubers had higher antagonism than garut and ganyong. Three isolates that showed the highest antagonistic activity were TLRF3, Gytf5, and TLTF8, all of which were from the genus Trichoderma. Endophytic fungi tested have the potential to be biological agents to control BPB (Rot Pangkal Batang) disease in oil palm.
Penerapan Pemakaian Pestisida yang Tepat dalam Mengendalikan Organisme Penganggu Tanaman Sayuran di Desa Tanjung Baru, Indralaya Utara Arsi Arsi; Andika Tiara Sukma; Suparman SHK; Harman Hamidson; Chandra Irsan; Suwandi Suwandi; Yulia Pujiastuti; Nurhayati Nurhayati; Abu Umayah; Bambang Gunawan
SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol 11, No 1 (2022): Mei
Publisher : LPPM UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/semar.v11i1.56894

Abstract

Masyarakat di Desa Tanjung Baru merupakan masyarakat yang mayoritas pekerjaan adalah petani. Tanaman yang banyak di tanam oleh masyarakat tersebut yaitu, tanaman sayuran. Dalam budidaya tanaman sayuran ini banyak sekali permasalahan yang dihadapi. Dalam melakukan pengendaliannya menggunakan pestisida sintetik untuk menekan pertumbuhan dan perkembangan organisme tersebut. Akan tetapi, masyarakat menggunakankan pestisida sintetik sering tidak sesuai ajuran yang ada pada label kemasan pestisida sintetik tersebut. Permasalahan-permasalahan ini terjadi pada pada masyarakat di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. kegiatan pengabdian ini diharapkan petani desa Tanjung Baru dapat mengaplikasikan pestisida sintetik dengan baik dan benar. Masyarakat dapat menggunakan pestisida sintetik tepat sasaran terhadap organisme yang dikendalikan di lapangan. Masyarakat dapat menggunakan dosis yang diajurkan dalam label kemasan dan tidak melakukan pemborosan dalam penggunaan pestisida sintetik. Sehingga masyarakat dapat meningkatkan pendapatan dalam budidaya tanaman sayuran. Metode dalam pengabdian ini dengan melakukan kegiatan yaitu, memberikan penyuluhan tentang pemakaian pestisida yang sesuai dosis pada pertanaman sayuran, aplikasi pestisida sintetik yang tepat sasaran terhadap organisme pengganggu di lapangan dan penyuluhan bagaimana cara pengaplikasikan pestisida sintetik dengan baik dan benar. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan petani sudah melakukan pengendalian sesuai dosis yang diajurkan. Hal ini setelah dilakukan penyuluhan, banyak petani melakukan penyemprotan pestisida yang tidak sesuai dengan dosis atau takaran. Setiap petani tidak lepas dengan penggunaan pestisida. Pemakaian alat pelindung masih sangat kurang sekali, petani rata-rata memakai masker sebagai alat pelindung
Keanekaragaman Serangga di Tanaman Gambas (Luffa acutangula L.) pada Lahan Monokultur dan Tumpang Sari di Desa Tanjung Pering Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir Arsi Arsi; Septian Iman Nugraha; Suparman SHK; Bambang Gunawan; Yulia Pujiastuti; Harman Hamidson; Chandra Irsan; Suwandi Suwandi
Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol. 19 No. 1 (2022): Sainmatika : Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sainmatika.v19i1.8129

Abstract

Gambas (Luffa acutangula L.) atau oyong merupakan famili dari Cucurbitae, yang berasal dari India dan telah beradaptasi di Asia Tenggara salah satunya Indonesia. Gambas sangat digemari oleh masyarakat, sehingga kebutuhan gambas meningkat. Akan tetapi, di dalam budidaya gambas sering sekali mengalami gangguan oleh hama dan penyakit. Sehingga produksi gambas menurun akibat serangan tersebut. Serangga yang terdapat pada gambas memiliki beragam dan memiliki peranan masing-masing. Keberadaan serangga pada lahan pertanian dapat dipengaruhi oleh faktor biotik dan faktor abiotik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman serangga pada tanaman gambas (Luffa acutangula  L.) dilahan dengan pola tanam monokultur dan dilahan tumpang sari. Metode pengamatan serangga ini dengan menggunakan metode Scan sampling dan Pantrap. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 5 ordo serangga yang terdiri dari ordo Diptera, Hymenoptera, Lepidoptera, Orthoptera dan Hemiptera. Keanekaragaman serangga pada lahan monokultur dan polikultur tidak berbeda pada pengamatan langsung tergolong rendah, sedangkan menggunakan perangkap pada masing-masing lahan tergolong sedang.
Laying Eggs of Pomacea canaliculata L. on Oryza sativa L. in Various Ways of Plant Cultivation in Village Tulus Ayu, Sub District Belitang Arsi Arsi; Eka Putri Jarda; Suparman SHK; Harman Hamidson; Khodijah Khodijah; Yulia Pujiastuti; Bambang Gunawan; Rahmat Pratama; Abu Umayah
Jurnal Lahan Suboptimal : Journal of Suboptimal Lands Vol. 11 No. 2 (2022): JLSO
Publisher : Research Center for Suboptimal Lands (PUR-PLSO), Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jlso.11.2.2022.572

Abstract

Rice is a widely cultivated crop in Indonesia that the crop becomes a food crop with many pests and diseases. As happen in Belitang, the area many rice cultivation infested by golden snails because Belitang is a center of rice production with the biggest irrigation structure in the region. The golden snails prefer to live in submerged areas. Furthermore, the snail produces a high number of eggs in one ovulation which may produce a high number of golden snails and cause serious damage on rice to mage harvest failure. The  research of this know the number of eggs packets of golden snails laid in two rice cultivations with different ages and varieties. The method applied in the study was a survey method for which samples were taken purposively, by following certain intervals in every row of rice plants.  The observation was made to calculate the number of snail egg packets. The result showed that in the two different rice cultivation there were different numbers of snail egg packets. The difference might be caused by different environmental factors between both locations where a lower water surface caused a higher number of snail eggs.