Herry Suryadi
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT GESER BALOK TERLENTUR DENGAN TULANGAN BAMBU GOMBONG Herry Suryadi; J Adhijoso Tjondro; Jeffrey Mario
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2010)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12.455 KB)

Abstract

Beton merupakan suatu material yang memiliki kuat tekan yang cukup tinggi, namun lemah terhadap tarik. Untuk mencegah keruntuhan beton dalam hal tarik pada umumnya beton dipadukan dengan material yang memiliki kuat tarik yang tinggi sebagai tulangan. Untuk membuat beton bertulang salah satu material yang pada umumnya digunakan sebagai tulangan adalah baja yang memiliki kekuatan tarik yang tinggi, namun harga material baja tidaklah murah. Oleh karena itu untuk dapat mendapatkan beton bertulang yang relatif lebih murah, untuk bangunan rakyat di pedesaan, digunakan alternatif penggunaan tulangan bambu. Pada penelitian ini akan dimanfaatkan tulangan Bambu Gombong (Giganthocloa pseudoarundinacea) sebagai tulangan lentur maupun tulangan geser. Berdasarkan uji tarik bambu Gombong memiliki tegangan tarik ultimit sebesar 87.5 MPa. Pengujian kuat geser balok dilakukan pada balok berukuran 20 cm x 25 cm x 160 cm dengan dua buah konfigurasi pemasangan tulangan geser, yaitu pemasangan tulangan geser vertikal dengan dua buah kaki dengan jarak tumpuan sebesar 100 cm, dan tulangan geser bambu miring dan vertikal dengan dua buah kaki dengan jarak tumpuan 120 cm. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Universal Testing Machine (UTM) dengan dua pembebanan simetris (two point loading). Dari hasil pengujian, balok mengalami kegagalan pada beban simetris rata-rata P sebesar 54.5 kN pada balok dengan konfigurasi tulangan geser bambu vertikal, dan beban simertis rata-rata P sebesar 52.4 kN pada balok dengan konfigurasi tulangan geser miring dan vertikal. Dari penyebaran pola keretakan terlihat bahwa balok dengan konfigurasi tulangan geser vertikal mengalami kombinasi kegagalan lentur dan geser, dan balok dengan konfigurasi tulangan geser miring dan vertikal mengalami kegagalan lentur murni. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tulangan geser bambu vertikal dan miring memiliki kontribusi dalam meningkatkan kuat geser selain dari kuat geser dari beton sendiri. Dalam desain lentur kekuatannya harus direduksi dengan faktor reduksi lentur sebesar 0.52.Kata kunci: Kuat geser, tulangan geser, bambu Gombong.
DINDING GESER PAPAN KAYU TAHAN GEMPA Johannes Adhijoso Tjondro; Helmy Hermawan Tjahjanto; Herry Suryadi; Andreas Onky; Steven Varian Lokanatha; Nathanael Nathanael
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2011)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25343.151 KB)

Abstract

Di Indonesia kebutuhan perumahan sangat besar, rumah kayu menjadi salah satu solusinya.Teknologi tepat guna dalam pembangunan perumahan khususnya rumah kayu kurangditerapkan dalam upaya pengurangan risiko bencana gempa. Dinding geser merupakanelemen struktural bagian dari komponen rumah yang sangat efektif dalam menahan bebanhorisontal gempa maupun angin. Sampai saat ini penelitian tentang dinding geser kayuumumnya dengan lapisan penutup dinding dari panel gipsum atau plywood. Berbeda denganpenelitian-penelitian yang ada, dinding geser dalam penelitian ini terbuat dari rangka balokkayu dan papan-papan pelapis dari kayu dengan alat penghubung paku yang secara teknismudah dikerjakan. Kayu yang digunakan adalah kayu lokal dan cepat tumbuh, seperti sengondan albasia.Penelitian ini meliputi uji eksperimental elemen struktural dinding geser dengan 3 variasidinding geser penuh tanpa bukaan. Tiga macam lapisan penutup digunakan dalam penelitianini yaitu dengan plywood (PBR-SW) dengan rangka berbresing tulangan baja, papan-papankayu (WP-SW) dan papan kayu laminasi-paku silang (CNLT-SW). Kurva histeresis benda ujiPBR-SW dan WP-SW cenderung cocok dengan Degrading Tri-linear Model, sedangkanpada benda uji CNLT-SW lebih menyerupai Stewart Model. Kurva histeresis berdasarkanhasil uji eksperimental elemen dinding geser yang mewakili model dinding geser dapatdigunakan dalam simulasi numerik dengan komputer.Envelope histeresis dari ke 3 macam jenis dinding geser menunjukkan kurva tri-linierterendah adalah pada dinding geser dengan penutup papan kayu, sedangkan tertinggi adalahdengan dinding geser yang menggunakan dinding penutup plywood.
PERENCANAAN STRUKTUR BAWAH (PONDASI) DAN STRUKTUR ATAS PEMBANGUNAN MENARA LONCENG DI PAROKI MARIA RATU PENCINTA DAMAI (MRPD) PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT Aswin Lim; Anastasia Sri Lestari; Felix Hidayat; Helmy Hermawan tjahjanto; Herry Suryadi
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2011)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.996 KB)

Abstract

Pada makalah ini menyajikan laporan perencanaan struktur bawah (pondasi) dan struktur atas pembangunan menara lonceng di paroki Maria Ratu Pencinta Damai (MRPD) Pontianak, Kalimantan Barat. Makalah ini dibuat untuk menindaklanjuti permohonan dari paroki MRPD Pontianak kepada Universitas Katolik Parahyangan untuk merencanakan sebuah menara lonceng yang akan menjadi monumen khas dari paroki tersebut. Dari hasil perencanaan, struktur bawah (pondasi) dari menara lonceng ini menggunakan pondasi tiang pancang ukuran 20cm x 20 cm dengan panjang bervariasi antara 12 m dan 18 m. Stabilisasi sistem tanah untuk mencegah penurunan berlebih menggunakan cerucuk kayu ukuran diameter 10 cm dengan panjang 10 sampai dengan 12 m. Struktur atas direncanakan menggunakan beton bertulang dengan penggunaan tulangan besi ulir diameter 16 dan besi polos diameter 10 sertamutu beton K-225. Aspek penting dalam perencanaan menara lonceng ini adalah beban angin dan gaya dinamik lonceng, serta karakteristik tanah lunak yang rentan terhadap penurunan. Semua aspek telah diperhitungan, sehingga konstruksi menara lonceng aman dilaksanakan.
Pengaruh Molaritas Sodium Hidroksida terhadap Kekuatan Tekan dan Tarik Belah dari Alkali-activated Mortar Berbahan Dasar Feronikel Slag Albert Kuncoro; Herry Suryadi Djayaprabha
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 27, Nomor 2, DESEMBER 2021
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.868 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v27i2.32706

Abstract

The use of cement as the main binding agent in construction contributes approximately 7-10% in total of carbon dioxide gas emissions worldwide. In this study, the replacement of Portland cement using ground granulated ferronickel slag (GFNS) activated by the combination of sodium hydroxide (NaOH) dan sodium silicate (Na2SiO3) was utilized for producing alkali-activated mortar (AAM) as construction material. Four different mortar mixtures were prepared in this experimental work. There were three mixtures of ferronickel slag-based alkali activated mortar (FAM) with the variations of NaOH molarity of 6, 8, and 10M and cement-based mortar mixture (PCM) with water-to-cement ratio (w/c) of 0.5 was used as the control specimens. Overall, the flow and workability of the FAM specimen was lower than the PCM specimen due to the presence of silicate caused a sticky characteristic on the paste. On the other hand, the unit weight of FAM mortar was higher than the PCM specimen. Among all FAM mixtures, the most effective compressive strength and splitting tensile strength results were achieved by the FAM8 mixture, with a compressive strength at 28 days of 33.72 MPa and the splitting tensile strength at 28 days of 2.65 MPa, which had both good workability and chemical reaction of the material.
Aplikasi High Performance Fiber Reinforced Concrete sebagai Material Berkelanjutan: Ikhtisar Wisena Perceka; Herry Suryadi Djayaprabha; Sisi Nova Rizkiani
Journal of Sustainable Construction Vol. 1 No. 2 (2022): Journal of Sustainable Construction
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.686 KB) | DOI: 10.26593/josc.v1i2.5275

Abstract

Salah satu keuntungan dari penggunaan beton dan baja tulangan mutu tinggi pada bangunan gedung bertingkat adalah dapat mereduksi ukuran komponen struktur seperti balok, kolom, dan dinding geser. Akan tetapi, semakin tinggi kekuatan tekan beton, maka semakin getas beton tersebut. Untuk mereduksi sifat getas beton mutu tinggi, material fiber (serat) dapat ditambahkan kedalam beton mutu tinggi. Salah satu jenis serat yang dapat ditambahkan kedalam beton adalah steel fiber (serat baja). Beton dengan serat dapat disebut Fiber Reinforced Concrete (FRC) atau Fiber Reinforced Cementitious Composite (FRCC). Highly-Flowable Strain Hardening Fiber Reinforced Concrete (HF-SHFRC) adalah salah satu perkembangan teknologi beton dengan serat. HF-SHFRC memiliki sifat Self-Compacting Concrete (SCC) sebelum mengeras, dan memiliki kemampuan tensile strain-hardening ketika sudah mengeras. Paper ini mempresentasikan hasil peneitlian mengenai perilaku tarik material HF-SHFRC, dan aplikasi material HF-SHFRC pada kolom beton bertulang mutu tinggi dan hubungan balok-kolom eksterior yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Dengan menggunakan material HF-SHFRC pada elemen struktur beton bertulang, elemen struktur dapat meningkatkan kekuatan geser, daktilitas, disipasi energi, dan toleransi kerusakan. Selain itu, di dalam HF-SHFRC, material sementisius pengganti semen digunakan dalam jumlah besar, yaitu 50%. Penggunaan material sementisius pengganti semen dalam jumlah besar menunjukkan bahwa HF-SHFRC ramah lingkungan dan memenuhi kriteria sebagai material berkelanjutan.
PENGARUH KADAR CALCIUM SULFOALUMINATE SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN TERHADAP PROPERTI SEGAR, MENGERAS, DAN DURABILITAS MORTAR Yudhi Noer Cahya Wijayadi; Herry Suryadi Djayaprabha
Jurnal Teknik Sipil Vol. 17 No. 2 (2023)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jts.v17i2.6370

Abstract

Due to the apprehension about global warming caused by extensive carbon dioxide (CO2) emissions, the construction industry is striving to develop alternate composite cement. Calcium sulfoaluminate (CSA) cement has been utilized since it consumes less energy and discharges less CO2 during production in comparison to Ordinary Portland Cement (OPC). CSA cement has gained popularity due to its exceptional abilities like rapid setting, high strength, and durability. In construction materials, CSA has been extensively used as a substitute binder, either partially or entirely replacing OPC. This research involved the partial substitute of OPC with CSA in varying amounts of 0%, 12.5%, 25%, 37.5%, and 50% while maintaining a fixed water-to-binder ratio of 0.4 for mortar production. The study aimed to explore the fresh properties, hardened properties, and durability of mortar. The results indicated that the optimal CSA proportion of 12.5% exhibited in compressive strength of 36.70 MPa and flexural strength of 7.36 MPa at 28 days. Furthermore, the results revealed that the CSA proportion of 12.5% displayed satisfactory durability-related properties at 28 days with a drying shrinkage value of 640 mm/m, ultrasonic pulse velocity of 4274 m/s, and a sorptivity coefficient of 5.46×10-4 mm/s1/2.